(15) Future Husband

Teenage Dream
Please Subscribe to read the full chapter

CHAPTER 15

 

 

Yunho menatap tubuhnya yang dipantulkan cermin di dalam kamar mandi. Mulutnya refleks melontarkan gerutuan saat matanya menemukan tiga memar kebiruan di punggung dan tulang rusuk. Oleh-oleh pulang dari rumah. So ugly.

"Haish….kenapa ayah memukulku keras sekali," gumam Yunho sambil mengecek sejauh apa memar itu dengan jarinya dan akhirnya mengaduh sendiri. Ditahannya sepelan mungkin agar tak terdengar Changmin yang berada di luar.

Semalam Yunho harus susah payah mengalihkan perhatian Changmin agar tidak bercinta dengannya. Ciuman di balkon itu sebenarnya berpotensi berlanjut ke kasur tapi berhasil ia gagalkan. Sebenarnya dipeluk kemarin pun sudah lumayan terasa sakitnya, tapi karena terlalu sedih jadi agak tidak terasa.

Yunho mendesis menyentuh memar di parah dari dugaannya. Antara sakit dan pusing memikirkan bagaimana menjelaskannya pada Changmin. Cepat lambat toh akan ketahuan dan mengingat itu Changmin lebih baik sesegera mungkin mengaku.

"Yunho, ayo segera makan!" Changmin berteriak dari luar dengan mengetuk pintu kamar mandi sambil lalu.

Yunho tergagap dan langsung memakai lagi bajunya. Untung tidak ada memar di lengan jadi tak perlu pakai baju panjang yang mencurigakan. Setelah mengatur ekspresi wajah, Yunho keluar kamar mandi dan dia cukup terkejut.

Sarapan yang serius dan itu baru saja matang.

"Kamu yang masak sendiri?"

Changmin mengangguk sambil tersipu. "Selama kamu pergi aku iseng belajar memasak. Dan sekarang aku tidak akan cerewet padamu jika dapur berantakan banget saat memasak."

Yunho tertawa pelan mendengarnya. Changmin memang selalu mengomel melihat peralatan masak yang tersebar di seluruh dapur saat masak memasak.

"Hmm…aku tidak tahu apa cocok dengan seleramu." Changmin menyodorkan satu sendok gundukan scrambled egg yang entah apa isi di dalamnya. Yunho meraupnya dan mengunyahnya pelan. "Bagaimana?"

"Enak," jawab Yunho cerah sambil mengacungkan ibu jarinya. "Jauh lebih enak dari punyaku."

Changmin mengernyit. "Kamu bilang begitu bukan karena ingin ganti aku yang masak terus kan?"

Yunho tergelak dan menyendok telur itu untuk Changmin dengan sendok yang sama. "Ini jauh lebih baik dari masa percobaan...dan semoga tidak membuat perut kita sakit."

Changmin teringat masa-masa awal masak-masakan yang sering berujung membuat perut sakit atau ingin muntah. Entah kenapa ia termangu saat melihat Yunho yang senyam-senyum menyendok masakannya.

Mereka pun melanjutkan makan dalam diam. Changmin gatal ingin menanyakan soal hasil pulang ke Gwangju tapi Yunho terkesan tak ingin membahasnya. Akhirnya Changmin memilih diam hingga selesai makan dan menyerahkan sebuah kotak pada Yunho ketika pamit pergi.

"Apa ini?" tanya Yunho bingung sambil membuka kotak makan itu. "Bekal untukku? Kamu yang buat?"

Changmin hanya menjawab dengan senyuman dan Yunho meleleh di tempat.

"Auw..that's so cute. Aku malah tak pernah membuatkanmu bekal."

"Tak apa. Aku sedang iseng saja."

"Kamu benar-benar calon suami teladan ya."

Changmin agak terkesiap oleh kalimat itu yang beberapa detik kemudian baru disadari oleh Yunho sendiri. Mereka memang tak pernah menyenggol masalah pernikahan, anak dan tentu saja menyebut istilah "suami".

Lalu kini jadi agak canggung kan.

Yunho pun menyibukkan diri memasukkan bekal itu ke ranselnya. "Baiklah…aku…"

Kalimat Yunho itu terpotong karena kecupan singkat Changmin di bibirnya. "Calon suamimu."

 

***************

 

Calon suami.

Kalimat singkat itu tadi membuat Yunho cengar-cengir selama latihan di studio. Tanpa sadar melirik jari manisnya sendiri saat break. Tidak pernah pakai aksesoris kalau bukan kepentingan pekerjaan.

Apakah nanti akan memiliki cincin yang sama dengan Changmin? Cincin yang memastikannya selalu bersama Changmin seumur hidup.

Rasanya masih aneh memikirkan itu tapi lumayan lah mengobati rasa sakit di tubuhnya.

Yunho memandangi pantulan wajahnya di cermin studio dan berusaha tersenyum. Mencoba seperti biasanya.

Untunglah hari ini jadwalnya bukan latihan untuk timnya Changmin. Sekarang dia mengurusi project untuk kompetisi bersama Jang Woo Hyuk. Syutingnya masih dimulai minggu depan dan sekarang mematangkan konsep.

Yunho berhasil melupakan memar di badannya yang mulai terasa nyeri saat digerakkan, apalagi koreografi kali ini lebih rumit. Biasanya terpeleset atau jatuh sudah jadi hal biasa bagi Yunho tapi hari ini tidak. Dia meraung saat bahunya menyentuh lantai lebih dulu. Refleksnya menjadi ikut jelek saat badan terasa sakit semua begini.

Yunho mengatakan tak apa-apa namun Jang Woo Hyuk curiga dan memaksa memeriksa.

Lebam itu sudah menghitam dan melebar. Suara mengaduhnya pun serius.

"Yunho…bagaimana ini bisa terjadi? Minggu depan sudah mulai syuting!"

"Minggu depan pasti sudah sembuh hyung. Jangan khawatir. Aku masih bisa tetap ngedance."

"Ini kenapa? Kamu berkelahi? Atau dipukul orang?"

Yunho tahu jika menjawab karena jatuh pasti tidak akan dipercaya karena posisi lebamnya acak. "Kecelakaan waktu naik motor. Aku juga tidak tahu kenapa jadi separah ini."

"Lalu kamu sudah ke dokter?"

Yunho menggeleng takut-takut dan membuat Woo Hyuk menjitak kepalanya. "Kamu itu sudah jadi koreografer! Bertanggungjawablah pada tubuhmu! Pulang dari sini aku akan mengantarmu ke rumah sakit untuk periksa dan jangan membantah."

Yunho mengatupkan mulutnya dan malah memikirkan Changmin. Bagaimana mengatakan ini kepadanya?

Mengalahkan rasa takut dicurigai, Yunho lebih memikirkan Changmin untuk hal ini. "Kamu tidak akan memberitahukan hal ini pada Changmin kan hyung?"

"Kenapa memangnya? Aku akan mengatakannya kalau memang diperlukan."

"Tidak apa-apa sih. Hanya tanya."

"Yunho… pikirkanlah dirimu sendiri dulu."

Aku memikirkan diriku sendiri hyung, dan inilah yang kudapat.

Jadilah Yunho diam saja diantar ke rumah sakit dengan mobil Jang Woo Hyuk dan menjalani pemeriksaan di sana. Yunho memutuskan untuk tidak memberitahu Changmin daripada nanti dia panik sendiri. Sesuai dugaan Yunho, tidak ada tulangnya yang bermasalah meski malah menemukan ada beberapa cedera otot di masa lalu. Walau hanya lebam namun itu cukup parah dan akan semakin sakit jika digerakkan dengan paksa. Intinya Yunho disuruh diam beberapa hari hingga kembali normal. Tentu saja dia menolak sehingga dokter memberinya obat dan berpesan jangan sampai terkilir atau jatuh lagi.

Oh iya, harus pakai terapi dengan disetrum dan Yunho langsung pucat pasi membayangkan respon Changmin jika mendengarnya. Itu lebih mengerikan daripada membayangkan bakal ditusuk jarum yang dialiri listrik.

Setelah selesai diperiksa Jang Woo Hyuk menawarkan mengantar pulang namun ditolak Yunho. Akhirnya Jang Woo Hyuk sepakat menurunkan Yunho di halte. Namun saat berjalan menuju mobil di parkiran rumah sakit Yunho merasa gelisah, ponselnya terus berbunyi dan dia tahu itu dari Changmin. Dari bunyinya pertanda harus diangkat.

"Yoboseyo."

"Kamu dimana?"

"Lagi jalan mau pulang."

"Pulang sekarang juga."

Hanya itu dan jelas pertanda buruk. Nada suaranya menandakan Changmin benar-benar marah.

"Baiklah," jawab Yunho sangat lirih sebelum terdengar bunyi klik telepon diputus.

Jang Woo Hyuk meliriknya curiga. "Siapa? Pacarmu marah-marah karena cederamu ini?"

Yunho sedikit terhenyak dan menatapnya dengan tatapan 'darimana kamu tahu hyung?' yang ditanggapi dengan tawa ringan. "Pasti kamu belum mengabarkan ini padanya kan? Dan dia tahu dari seseorang dan saat ini menunggumu memberikan penjelasan. Kurasa kamu harus berhati-hati."

Kalimat terakhir itu bermakna godaan namun Yunho tahu itu sebuah kebenaran. Jadi dia hanya mengangguk pelan.

"Aku harus hidup sampai minggu depan kan?"

Jang Woo Hyuk tergelak mendengarnya. "Pokoknya dengarkan saja, jangan melawan, semua akan beres."

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
KathYunChang #1
Chapter 20: Beautiful ♥♥
Bigeast88 #2
Chapter 2: Aku suka gaya bahasanya.. n alurnya menarik, jd pgn lanjut baca terus. *lanjut baca xixixixi
bambimax
#3
Chapter 4: Aduh.. Ini hot bgt!! Ini baru yg namanya :) lebih suka ff mereka yg kayak gini ketimbang yg uke nya agak kecewek"an hehehehe, lebih terasa nya :))) Ini yunho yg jd ukenya ya? Wkwkwkwkwk, gapapa yunho aja uke nya (?) suka bgt sama ceritanyaa, makin lama makin bikin penasaran
only_u #4
Halo aku reader baru...woah..suka bgt sama ceritanya-so gay bgt..bener-bener kaya menggambrkan kisah pasangan sejenis ..cowo yg simpel tapi dalem dan serius...serius suka bgt..
Ini ada di ffn juga yah..kok ini bru sampe 19, tapi di ffn udah 22...ceritanya sih sama.....hehe...garnet-san semangat yah..ditunggu <3
dongbangified #5
Chapter 16: Nagih! xD
Alurnya bikin penasaran sampe gabisa berenti baca di pertengahan chapter. Ceritanya gabertele-tele, tapi juga ga maksa. Simpel tapi ngena.
Suka sama penggambaran Yunho-nya disini. Jujur aja aku gabiasa baca Uke!Ho tapi gara-gara fanfic ini jadi berubah pikiran :")
Keren deh pokoknya! One of the best MinHo's bahasa ffs I've ever read! xD Looking forward for the next chapter!
dongbangified #6
Chapter 16: Nagih! xD
Alurnya bikin penasaran sampe gabisa berenti baca di pertengahan chapter. Ceritanya gabertele-tele, tapi juga ga maksa.
Suka sama penggambaran Yunho-nya disini. Adorbs banget huhu ;; (Jujur aja aku gabiasa baca Uke!Ho tapi gara-gara fanfic ini jadi berubah pikiran :")
Keren deh pokoknya! One of the best MinHo's bahasa ffs I've ever read! xD Looking forward for the next chapter!
LovelySpringBreeze #7
Chapter 16: Omonaaaa.. so sweet yet so sad.. bnr2 berharap hepi ending.. and couple ring!! yaaaay!!!!
LovelySpringBreeze #8
Chapter 13: Baguuus banget.. br aja selesai baca... makin lama makin ga bisa berhenti keinginan buat nerusin bacanya.. konflik dan penyelesaianny bnr2 kerasa real, deep dan ga berbelit2.. suka bangeet.. bisa ikud ngerasain proses hub.an mereka.. berharap bakal diterusin cerita ini...
UknowMi
#9
hwaaaa i want to read this, can u make an english version of this? TT^TT