04. The Kiss

Teenage Dream
Please Subscribe to read the full chapter

Hari tamasya itu akhirnya tiba dan diikuti oleh 6 peserta, termasuk Changmin dan Yunho. Tentu saja manajer dan coordi tidak ikut serta karena tidak akan menyia-nyiakan kesempatan libur yang langka seperti ini. Karena keterbatasan ukuran mobil pribadi akhirnya 6 orang ini dipisah jadi 2 kendaraan dan kali ini Changmin tidak merelakan mobilnya. Dia hanya bawa badan, makanan, dompet dan baju ganti serta berperan jadi penumpang yang rusuh.

Yunho tidak tahu kalau Changmin bisa bersikap berantakan di saat santai.

Sepanjang perjalanan memang tidak banyak bicara tapi setiap kalimat yang dilontarkan Changmin selalu berbuntut panjang dan membuat mereka tertawa. Dia yang biasanya maha cerewet dengan kebersihan kali ini diam saja melihat snack berserakan bercampur dengan barang bawaan lainnya. Tapi Yunho berusaha tak menunjukkan ketertarikannya dan pura-pura acuh pada Changmin sepanjang perjalanan menuju Joellado.

Ya, akhirnya rombongan kecil tapi super berisik itu menuju ke Jeolla. Rencananya sih ingin ke kebun teh Boseong dan hutan bambu Juknokwon di Damyang. Sebenarnya peserta lain menyebut pilihan Changmin itu konyol karena dua tempat itu sering dijadikan lokasi syuting drama dan sejenisnya. Terlalu mainstream lah untuk seorang Shim Changmin.

Tapi Changmin berdalih sengaja ingin merasakan jalan-jalan ke tempat itu sebagai orang biasa dan untungnya semua percaya. Alasan sebenarnya sih lebih konyol lagi, karena Changmin ingin punya kenangan jalan bersama orang yang disukainya di tempat indah yang sering dikunjunginya untuk bekerja. Cinta memang berhasil membuatnya bodoh (bahkan dia tidak memikirkan opsi patah hati dan berakhir trauma ke tempat itu).

Karena itulah rombongan hore -Changmin menyebutnya begitu- pergi di hari lokasi wisata paling sepi alias pertengahan weekdays. Benar saja, dengan begitu Changmin bisa berkeliaran tanpa memakai topi ataupun hoodie jaket tanpa dikenali. Selain tempatnya sepi juga karena Changmin tersamarkan oleh pengikutnya yang semuanya orang biasa.

Hari pertama itu dihabiskan di jalan dengan santai oleh rombongan hore menuju kebun teh Boseong. Akhirnya rombongan yang dari tadi riuh itu mendadak hening karena ikut meresapi kedamaian suasana serba hijau perkebunan teh. Semua berpencar dengan kegiatan kesukaannya sendiri-sendiri. Hamparan hijau bak karpet terbentang di depan mata membuat Changmin lega bukan main. Inilah yang ia cari selama ini di tengah kesibukannya menjalani kehidupan artis. Hijau dan hijau. Changmin menghirup udara Boseon sekuat tenaga seolah akan habis dalam sekali tarik nafas.

Yunho hanya memperhatikan dari jauh bagaimana wajah Changmin yang terlihat begitu teduh dan seluruh tubuhnya rileks saat berjalan-jalan di sepanjang jalur teh. Dia senang melihat Changmin bahagia begini. Ya, dia memang semakin peduli.

Changmin sendiri berusaha menempel pada Yunho, mumpung Jang Woo Hyuk tak ada. Tapi sejak datang Yunho tidak mau jauh-jauh dari Ahn Soo. Changmin yakin Yunho masih menjauhinya karena leader-nya itu. Changmin pun kehilangan jejak karena Yunho berhasil menyelinap dengan cepat sehingga yang dilakukannya gentayangan sendirian.

Ya sudahlah, toh memang tujuannya semula ingin menyepi.

Memandangi hamparan hijau sendirian membuat Changmin merasa sedikit melankonlis tapi menikmatinya. Kadang kenangan masa kecilnya terlintas, bergantian dengan masa-masa yang dilaluinya sebagai artis, teman-teman yang baik maupun yang menusuknya dan wajah keluarganya. Lalu wajah Yunho juga melintas tanpa diminta, membuat Changmin terkesiap.

Jengkel.

Gara-gara itu akhirnya Changmin baru sadar ternyata sudah berjalan terlalu jauh dari rombongan. Perkebunan ini memang luas karena berbukit-bukit. Tepat saat itu dia juga ditelepon diberitahu bahwa semua orang mencarinya, tapi Yunho yang paling panik. Changmin senyum-senyum saja mendengar temannya itu merutuki Yunho yang begitu panik seolah-olah Changmin hilang di tengah laut. Rupanya Yunho langsung melesat menjemput Changmin meski sebenarnya sudah diberitahu tinggal menunggu saja.

Changmin susah payah menyembunyikan seringai bodohnya melihat Yunho tiba di hadapannya dengan nafas satu-dua karena berlari. Wajahnya terlihat agak nge-blank karena panik tapi kemudian berusaha disembunyikannya. "Nggak nyasar kan hyung?"

"Sempat nyasar tadi," jawab Yunho yang nafasnya mulai stabil. Changmin yang bermaksud bercanda jadi khawatir sungguhan. "Serius?"

"Kwenchana."

"…"

"Kamu jatuh hyung?" Changmin melihat lutut Yunho yang terluka terpapar jelas karena dia memakai celana pendek pas lutut. Sepertinya kulitnya tergores batu karena bengkak merahnya mulai berdarah.

"Tadi aku tersandung. Tapi tidak apa-apa kok. Lebih baik kita cepat balik saja."

Yunho langsung main balik badan begitu saja dan Changmin tidak punya pilihan lain selain mengikutinya berjalan pelan. Luka itu memang terlihat sepele namun Changmin yakin pasti lama-lama terasa nyeri jika kulit digerakkan untuk jalan karena lukanya masih baru. Meski di tanah landai baik-baik saja tapi begitu menanjak tampak Yunho berjalan terpincang. Changmin tak tahan lagi dan menyambar tangan Yunho, menghentikan langkahnya.

"Berhenti dulu hyung," Changmin menarik paksa Yunho hingga duduk di tanah bersamanya. Semula Yunho ingin protes tapi tidak jadi karena tahu itu percuma. Changmin lalu mengeluarkan sapu tangannya dan mengikat luka itu cukup kencang hingga Yunho meringis. Namun beberapa detik kemudian ia merasa lukanya tak terlalu menyiksa lagi.

Lalu mendadak hening dalam posisi mereka masih duduk berhadapan dengan canggung.

Yunho berusaha tidak memandang Changmin dan mulai beranjak tapi ditahan.

"Yunho-ya…." Changmin tahu-tahu menggenggam tangan Yunho erat. Panggilan hanya nama itu membuat hati Yunho mencelos. "Aku sudah tidak punya cara lagi untuk meyakinkanmu. Aku hanya bisa bilang, aku tidak akan menyakitimu. Aku akan melindungimu, apapun yang terjadi nanti. Aku belum akan menyerah."

Yunho yang tanpa ekspresi ditatap oleh Changmin. Tajam dan penuh keyakinan.

"Percayalah… kamu pantas mendapatkanku."

Yunho mulai menunjukkan emosinua, menatap penuh keraguan, tapi mata Changmin malah tersenyum membentuk bulan sabit yang tidak sinkron. Mata itu tersenyum hanya untuknya, di sana hanya ada sosoknya dan semakin mendekat padanya hingga tak berjarak. Changmin sama sekali tak peduli mereka di tempat terbuka.

Permukaan bibir Changmin menyentuh milik Yunho dan membuat mereka berdiri kaku. Lembut dan tenang. Bukannya menjadi romantis, tindakan Changmin itu malah membuat situasi mereka jadi tegang apalagi Yunho tak merespon.

Hening.

Changmin menarik tubuhnya takut-takut, merasa gamang namun memberanikan diri menatap Yunho. Sedangkan pria itu diam tanpa ekspresi, tanpa mau menatap balik. Tiba-tiba udara segar perkebunan teh terasa begitu menyesakkan bagi Changmin dan kini dia mati kutu tidak tahu harus bersikap bagaimana.

Untunglah pengganggu paling klasik sedunia datang, ponsel Changmin berdering.

"Ya hyung?...oh aku tadi ingin jalan-jalan saja tapi tidak tahu kalau jalan sejauh ini. Iya Yunho-hyung bersamaku. Iya, iya kami sedang jalan buat balik," jawab Changmin sekenanya tanpa selera. "Lututnya luka jadi kami tidak bisa jalan cepat."

"Ayo kita balik," ajak Changmin canggung yang dijawab tanpa kata oleh Yunho yang berjalan di belakangnya, karena memang jalannya setapak hanya untuk satu orang. Diam-diam dia memperhatikan punggung Changmin. Yunho merasa punggung itu terlihat lelah meski tampak tegap oleh kemudaannya menantang dunia hiburan yang penuh kepalsuan. Changmin kini sudah berani menaklukkan kepalsuan itu terhadapnya. Menyeberangi zona aman dan nyaman demi dirinya.

Yunho ingin memanggil Changmin namun diurungkannya.

Mereka akhirnya berjalan dalam diam sampai di mobil yang sudah siap berangkat ke penginapan. Sepanjang perjalanan suasana diam tak nyaman memenuhi seluruh mobil dan membuat lainnya saling melirik penasaran. Yunho pura-pura tak tahu tatapan penuh tanya teman-temannya.

Setelah perjalanan satu jam yang terasa satu tahun itu akhirnya mereka semua tiba di penginapan di wilayah pedesaan. Mereka menyewa satu cottage yang berisi dua kamar dan satu ruang tamu dengan kamar mandi dan dapur kecil. Awalnya Changmin berencana mengincar sekamar dengan Yunho dan Ahn Soo tapi sekarang berubah pikiran. Changmin tak tahu Yunho merasa sedikit kecewa ketika menjawab nama Dong Jik ketika ditanyai ingin tidur di kamar siapa.

Sesuai rencana, malamnya mereka menikmati makan bersama dengan bahan yang dibeli di perjalanan. Changmin mentraktir membelikan daging iga sapi yang kini dijadikan rebutan di meja makan. Suasana benar-benar santai sekarang berkat makanan, juga karena Changmin dan Yunho memisahkan diri.

Changmin ingin kesal tapi berusaha dilupakannya dengan bercanda. Ini lebih sulit dari yang dibayangkannya, tapi dia sudah berjanji sebelumnya untuk tidak mengeluh. Kekecewaannya sedikit terobati mendengar gelak tawa Yunho saat bercanda dengan lainnya.

Sayang, tawa itu bukan karena dia.

 

******************

 

Hari kedua dan kini rombongan hore berhasil tetap menuruti rute semula yaitu ke hutan bambu.

Kali ini suasana sudah kembali ceria, kalaupun di dalam mobil hening bukan karena diam yang canggung. Tapi Changmin dan Yunho tetap duduk dipisahkan Ahn Soo di tengah. Untunglah jaraknya tak sejauh ke kebun teh sehingga mereka cepat sampai.

Meski kejadian kemarin masih meninggalkan rasa tak nyaman diantara mereka namun Changmin tak menyerah. Setidaknya dia tidak ingin merusak suasana liburan ini demi tim dance-nya. Changmin berusaha kembali bersikap ceria dan untungnya Yunho juga mulai bisa bercanda.

Changmin pun terus-terusan mencuri pandang ke arah Yunho saat menginjakkan kaki di hutan bambu karena orang itu cenderung menghindarinya sedari berangkat tadi. Changmin berusaha mendekati Yunho yang terus menempel dengan lainnya. Changmin sudah sengaja tidak mengajak Woo Hyuk namun manajernya malah menawarkan, untunglah dia ada pekerjaan sehingga tidak bisa ikut meski sempat memandangnya curiga.

"Aku sudah tidak ingat kapan terakhir kali ke sini, saat masih sekolah sepertinya, bersama adikku," Yunho bicara pada Ahn Soo namun Changmin langsung ikut berjalan di sebelahnya. Yunho hanya melihat sekilas dan kembali acuh.

"Aku malah tidak pernah, ternyata cakep begini ya tempatnya," Ahn Soo benar-benar menikmati pemandangan yang terkurung bambu nan hijau. "Kalau Changmin-shii pasti sering ke sini ya?"

Changmin ingin bersorak karena akhirnya diikutkan dalam pembicaraan, tapi dia tetap berusaha menjawab tak berlebihan. "Aku juga sudah tidak ingat kapan, yang pasti ke sini untuk syuting iklan."

Taman bambu ini sebenarnya dulu adalah sekolah confusius yang ditata ulang ag

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
KathYunChang #1
Chapter 20: Beautiful ♥♥
Bigeast88 #2
Chapter 2: Aku suka gaya bahasanya.. n alurnya menarik, jd pgn lanjut baca terus. *lanjut baca xixixixi
bambimax
#3
Chapter 4: Aduh.. Ini hot bgt!! Ini baru yg namanya :) lebih suka ff mereka yg kayak gini ketimbang yg uke nya agak kecewek"an hehehehe, lebih terasa nya :))) Ini yunho yg jd ukenya ya? Wkwkwkwkwk, gapapa yunho aja uke nya (?) suka bgt sama ceritanyaa, makin lama makin bikin penasaran
only_u #4
Halo aku reader baru...woah..suka bgt sama ceritanya-so gay bgt..bener-bener kaya menggambrkan kisah pasangan sejenis ..cowo yg simpel tapi dalem dan serius...serius suka bgt..
Ini ada di ffn juga yah..kok ini bru sampe 19, tapi di ffn udah 22...ceritanya sih sama.....hehe...garnet-san semangat yah..ditunggu <3
dongbangified #5
Chapter 16: Nagih! xD
Alurnya bikin penasaran sampe gabisa berenti baca di pertengahan chapter. Ceritanya gabertele-tele, tapi juga ga maksa. Simpel tapi ngena.
Suka sama penggambaran Yunho-nya disini. Jujur aja aku gabiasa baca Uke!Ho tapi gara-gara fanfic ini jadi berubah pikiran :")
Keren deh pokoknya! One of the best MinHo's bahasa ffs I've ever read! xD Looking forward for the next chapter!
dongbangified #6
Chapter 16: Nagih! xD
Alurnya bikin penasaran sampe gabisa berenti baca di pertengahan chapter. Ceritanya gabertele-tele, tapi juga ga maksa.
Suka sama penggambaran Yunho-nya disini. Adorbs banget huhu ;; (Jujur aja aku gabiasa baca Uke!Ho tapi gara-gara fanfic ini jadi berubah pikiran :")
Keren deh pokoknya! One of the best MinHo's bahasa ffs I've ever read! xD Looking forward for the next chapter!
LovelySpringBreeze #7
Chapter 16: Omonaaaa.. so sweet yet so sad.. bnr2 berharap hepi ending.. and couple ring!! yaaaay!!!!
LovelySpringBreeze #8
Chapter 13: Baguuus banget.. br aja selesai baca... makin lama makin ga bisa berhenti keinginan buat nerusin bacanya.. konflik dan penyelesaianny bnr2 kerasa real, deep dan ga berbelit2.. suka bangeet.. bisa ikud ngerasain proses hub.an mereka.. berharap bakal diterusin cerita ini...
UknowMi
#9
hwaaaa i want to read this, can u make an english version of this? TT^TT