03. Stepping up the Line

Teenage Dream
Please Subscribe to read the full chapter

Akhirnya tiba juga hari besar Changmin untuk comeback sebagai penyanyi solo, bukan lagi sebagai maknae grup idola. Kerja kerasnya nyaris pingsan di studio latihan berhasil membuat semua orang terpukau dengan kemampuan dance-nya yang meroket. Changmin memang menghabisi imejnya sebagai maknae imut yang pemalu dan untungnya sambutannya bagus. Albumnya, yang meski berupa mini album, laris dibeli dan tentu saja tiba-tiba jadwal Changmin padat berderet-deret.

Changmin sudah terbiasa melakukan promosi album dengan jadwal segila apapun, bahkan ia pernah dalam 24 jam tampil di Jepang-Korea dan HK. Namun ini adalah hal baru. Ia sendirian.

Dulu saat menjadi grup ada yang Changmin andalkan untuk menjadi tempat berkeluh kesah. Memang sekarang masih ada manajer tapi paling nyaman kan bercerita pada teman grup. Kini dia harus menghadapi semuanya sendirian, jika ada masalah maka harus cepat tanggap mengatasinya, tidak ada yang mengingatkan maupun membantu apalagi saat on air. Itu memberikan tekanan sangat besar pada Changmin.

Tentu saja ini membuatnya lebih capek namun lucunya ia tidak sempat mengeluh karena tak ada celah untuk melakukannya. Kesibukannya ini benar-benar serius.

“Kamu baik-baik saja Changmin-shii?”

Changmin sedang berusaha tidur sebentar dalam keadaan duduk, karena sudah selesai di-makeup, namun selalu gagal. Saat ini ia menunggu giliran untuk tampil di panggung. Yunho merasa trenyuh melihat artisnya itu kelihatan sekali kelelahan tapi tidak mungkin istirahat dengan nyaman.

“Jangan khawatir, aku baik-baik saja,” ucap Changmin sambil tersenyum namun wajah pucatnya tetap terlihat meski sudah memakai makeup tebal.

“Jika kamu tidak keberatan aku bisa membuatmu lebih nyaman,” tawar Yunho yang direspon kernyitan dahi Changmin. “Aku bisa memijatmu sebentar.”

Senyum Changmin terkembang, tentu saja dia tak akan menolak di saat badannya remuk redam hasil kebanyakan menari di saat jam tidurnya hanya 3 jam sehari. “Aku sangat berterimakasih kalau kamu mau memijatku hyung.”

Yunho kemudian duduk di sisi Changmin dan mulai memijat pelan punggung serta bahu itu. Refleks Changmin mengeluarkan suara-suara desahan lega. “Nggak jelek juga kemampuanmu hyung.”

“Aku kan sering mengurusi cedera otot karena ngedance,” cerocos Yunho masih memijat Changmin. Baru ini ia benar-benar merasakan bentuk tubuh Changmin yang ternyata sangat keras, tubuhnya seperti hanya punya otot tanpa lemak meski porsi makannya gila-gilaan. Tiba-tiba Yunho melirik pantulan dirinya di cermin dan merasa iri.

Tak berapa lama kemudian pintu fitting room diketuk dan muncullah PD-nim membawa gulungan kertas. “Changmin-shii giliran anda sekarang. Siap di sebelah panggung dalam 5 menit.”

Perintah PD-nim itu langsung membubarkan acara pijat dadakan, namun Changmin tidak lupa berterimakasih sebelum beranjak pergi. Yunho mengekor di belakang tanpa menyadari sedari tadi ditatap oleh team leader-nya, Jang Woo Hyuk.

 

*********************

 

“Yunho-shii bisa kemari sebentar?” pinta Woo Hyuk ketika mereka semua baru saja selesai tampil.

 Changmin sendiri sudah ganti baju tapi masih sibuk berdiskusi dengan manajer dan seorang kru TV. Sepertinya membahas jadwal untuk jadi bintang tamu variety show di sana. Yunho langsung mengikuti langkah tim leader-nya itu keluar ruangan dan memilih spot cukup jauh yang tidak menarik perhatian kru yang hilir mudik.

“Ada apa hyung? Apa tadi aku melakukan kesalahan saat tampil?”

“Anniyo,” jawab Woo Hyuk santai tapi berubah tegas saat meneruskan kalimatnya. “Ini soal Changmin-shii. Kurasa lebih baik mulai sekarang kamu menjaga jarak dengan Changmin.”

Yunho mendengarkan tanpa berekspresi.

“Aku tidak bermaksud melarangmu berteman dengan Changmin, tapi kurasa lebih baik tetap ada batasan jelas. Kita ini dancer dan dia selebriti. Keep it professional. ”

Yunho berusaha mengartikan kata “jarak” tersebut. “Kenapa hyung? Bukannya lebih bagus jika sebuah tim dekat satu sama lain?”

 “Iya itu memang benar, tapi maksutku jangan terlalu terikat secara emosional dengan artis, kalau sesama dancer itu malah bagus. Kita ini orang belakang layar, back dancer, yang seharusnya tidak dapat sorotan.  Kamu tahu sendiri kan konsekuensinya jadi selebriti? Kita tidak untuk itu.”

Yunho sudah mulai memahami makna dan arah pembicaraan Woo Hyuk itu. Seniornya itu memang benar, bagaimanapun dancer dan artis adalah dua kutub berbeda.

“Sebenarnya aku merasa nyaman berteman dengan Changmin,” entah kenapa Yunho merasa ingin menyuarakan perasaannya, mengamankan statusnya sebagai “teman Changmin”. Sayang saja kalau harus berpisah.

Woo Hyuk tampak menghela nafas panjang dan mulai gelisah. Ia memilih kata-katanya senetral mungkin. “Aku hanya berjaga-jaga.”

 “Aku sebenarnya tak ingin mengatakan ini tapi kurasa lebih baik diperjelas saja. Kalau ingin berteman dan memang bisa beradaptasi ya tidak masalah,” Woo Hyuk berhenti sebentar sebelum meneruskannya dengan ragu. “Tapi tolong jangan sampai ada hubungan romantis.”

Yunho merasa seperti kejatuhan lampu panggung ketika mendengar itu. “Maksutnya? Memangnya Changmin suka laki-laki?”

Duh, kenapa pakai istilah ini? Tapi sudah terlanjur…

“Aku tidak tahu dan memang itu tidak perlu kita tahu,” Woo Hyun kali ini memandang serius ke arah dongsaeng-nya yang paling rajin itu. “Aku hanya berjaga-jaga. Aku tidak ingin memberku terluka dengan alasan apapun.”

“….”

“Ingat Yunho….tujuan utama kita hanya menari.”

Yunho menahan nafasnya saat mengangguk pelan dan berat.

Dia memang benar.

…dan entah kenapa itu membuat Yunho merasa agak sedih.

Untunglah acara di studio televisi itu adalah jadwalnya yang terakhir hari ini. Ia merasa lega bisa melanjutkan perasaan tak nyaman yang bercokol dalam hatinya dengan menyendiri.  Changmin yang tidak memperhatikan perubahan mood Yunho setelah dipanggil tim leader-nya itu karena masih sibuk mengurusi jadwal selanjutnya untuk siaran radio.

“Yunho-ya…kamu mau pulang bareng dengan mobilku?” Woo Hyuk menepikan mobilnya ketika melihat Yunho jalan kaki keluar dari gedung.  Dia memang sering memberikan tumpangan pada anak buahnya jika searah. Yunho tidak searah sih tapi melihat muka memelasnya membuat Woo Hyuk trenyuh. Rasa bersalah atas pembicaraan tadi juga membuatnya merasa tak nyaman.

“Tidak usah hyung. Aku sedang ingin naik bus.”

“Yakin?”

“Humm…tidak usah khawatir hyung.”

“Oke. Hati-hati ya.”

Yunho mengangguk sambil tersenyum sesantai mungkin dan membungkukkan badan.  Ia sudah memutuskan untuk membeli bir dingin dalam perjalanan pulang dan meminumnya di taman. Itulah yang dia lakukan sambil melamunkan kata-kata Jang Woo Hyuk tadi.

Dibandingkan merasa tersinggung oleh “tuduhan” Woo Hyuk, Yunho malah lebih merasa heran pada dirinya sendiri. Heran kenapa harus merasa sesedih ini. Ia memang sering terlalu emosional jika menyangkut tentang teman dekatnya. Sekarang Yunho jadi heran sendiri tidak menyangka Changmin begitu berarti baginya seperti ini.  Padahal selama ini dia tak pernah dekat dengan Changmin, malah dibayangi masa lalu yang buruk. Tapi Yunho merasa sedihnya kali ini beda.

Entah apa dan kenapa.

Mengganggu sekali.

 

**********************

 

“Hyung…kamu baik-baik saja?”

“Eh? Aku baik-baik saja. Waeyo?”

“Beberapa hari ini hyung kelihatan tidak bersemangat. Kupikir kamu sakit.”

Yunho ingin sekali menjawab “hanya sedang agak kepikiran” tapi akhirnya memutuskan mengulang jawaban tadi. Bagaimanapun ia sudah berjanji untuk  menjaga jarak dengan Changmin. Hindari sesuatu yang personal.

Mendapat jawaban diplomatis dengan gesture yang sebaliknya tentu saja membuat Changmin curiga tapi dia memilih tidak menekan lebih jauh. Ia yakin ada sesuatu dan mencurigai Jang Woo Hyuk. Changmin merasa sejak seminggu lalu orang itu terkesan menjauhkan Yunho darinya. Ada saja hal yang harus dilakukan Yunho sehingga membuatnya tidak bisa kumpul lama-lama dengan dia dan seluruh tim.

Changmin merasa semakin tertantang mencari tahu skema busuk apa yang ada di belakangnya.

“Kita masih berteman kan?”

Yunho agak kaget dengan pertanyaan itu tapi yakin Changmin jujur. Ia tahu artisnya itu sering merasa insecure dengan loyalitas akibat tragedi perpecahan grup, terlalu banyak orang yang menusuknya dari belakang. Apakah ia juga akan jadi salah satunya?

“Tentu saja.”

Changmin tersenyum lega namun semakin memandang tajam ke mata Yunho. “Hyung…aku percaya padamu.”

Yunho tahu makna dibalik kalimat itu dan semakin membuatnya ditelan rasa tak nyaman.  Ia berusaha tersenyum senatural mungkin.

“Aku tahu, aku sibuk banget dan mungkin kamu merasa akan mengangguku jika menceritakan masalahmu, tapi beneran tidak apa-apa kok. Ceritakan saja. Aku akan membantumu atau setidaknya membuatmu merasa sedikit lebih baik.”

“Baiklah. Tapi sekarang memang tidak ada apa-apa. Santai saja.”

Changmin mendengus kesal. Akhirnya dia capek bermain tarik ulur dengan Yunho dan memutuskan langsung menyerang tepat sasaran. “Haish…hyung! Apa karena Woo Hyuk-shii?”

“Apa maksutmu?”

“Pasti dia mengatakan sesuatu padamu kan? Sepertinya kamu agak berubah sejak bicara dengannya.”

Yunho ingin mengutuk kemampuan Changmin memecah konsentrasi. Ia tahu betapa fokusnya Changmin mengurus jadwalnya hingga terkesan cuek dengan staffnya, tapi ternyata dia cukup menyadari perubahan kecil.

“Anniyo. Mungkin kamu terlalu capek ja…”

“Aku lama bekerjasama dengan Woo Hyuk-shii. Aku tahu dia. Aku tahu apa yang akan dia lakukan,” tiba-tiba Changmin memegang bahu Yunho dan mensejajarkan mata mereka, memberikan tatapan setajam laser. “Wajar kalau kamu mendengar omongannya, karena dia tim leader-mu, tapi kurasa itu tidak akan mengubah apapun diantara kita. Sikapku tidak akan berubah.”

Yunho yakin ekspresinya sekarang sudah tidak karuan meski berusaha keras tetap cool.

“Okay?”

“….”

“Okay hyung?”

“…o-k-e.”

“Good! Let’s back to the work,” Changmin memberikan tepukan terakhir sebelum beranjak pergi dengan senyum tersungging di wajah.

Kita lihat saja siapa yang akan menang Jang Woo Hyuk-shii.

…..yang pasti aku tidak akan menyerah semudah itu.

Yunho menghela nafasnya panjang. Sepertinya aku benar-benar butuh minum obat sakit kepala.

 

*************************

 

“Another so-so scandal. Having affair with dancer. Younger dancer lebih tepatnya.”

Changmin hampir menyemburkan birnya ketika mendengar ucapan Cha Eun itu. Perempuan muda yang bekerja sebagai penulis naskah itu melempar tabloid yang dibacanya ke meja. Di depan terpampang tulisan besar-besar nama seorang penyanyi wanita cukup senior yang mengumumkan bertunangan dengan dancernya yang lebih muda 10 tahun.

Saat ini Changmin sedang santai di restoran bersama teman dekatnya sejak debut jadi artis. Ada teman non artis yang seorang scriptwriter dan pegawai bank tapi ada juga Jang Woo Hyuk dan Kyuhyun. Diawali pembicaraan isu nasional tiba-tiba saja berbelok ke wacana ini.

“Oh c’mon….that’s horrible. Lebih baik punya affair dengan pengusaha tua kaya raya saja deh.”

“Seburuk itu ya?” tanya Kyuhyun biasa saja padahal Changmin sudah meliriknya galak.  Cha Eun sendiri memberikan tatapan malas sambil meminum esnya.

“Sebagai artis sih itu hal wajar. Artis itu setiap hari bergaulnya terbatas, paling dengan staff termasuk dancer. Setiap hari yang dilihat itu-itu saja jadi ya nggak heran kalau berakhir dengan salah satu dari mereka,” Kyuhyun tak peduli  terdengar mencari pembenaran.

“But that’s makes you looks like a . Sorry to say tapi ini dari sudut p

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
KathYunChang #1
Chapter 20: Beautiful ♥♥
Bigeast88 #2
Chapter 2: Aku suka gaya bahasanya.. n alurnya menarik, jd pgn lanjut baca terus. *lanjut baca xixixixi
bambimax
#3
Chapter 4: Aduh.. Ini hot bgt!! Ini baru yg namanya :) lebih suka ff mereka yg kayak gini ketimbang yg uke nya agak kecewek"an hehehehe, lebih terasa nya :))) Ini yunho yg jd ukenya ya? Wkwkwkwkwk, gapapa yunho aja uke nya (?) suka bgt sama ceritanyaa, makin lama makin bikin penasaran
only_u #4
Halo aku reader baru...woah..suka bgt sama ceritanya-so gay bgt..bener-bener kaya menggambrkan kisah pasangan sejenis ..cowo yg simpel tapi dalem dan serius...serius suka bgt..
Ini ada di ffn juga yah..kok ini bru sampe 19, tapi di ffn udah 22...ceritanya sih sama.....hehe...garnet-san semangat yah..ditunggu <3
dongbangified #5
Chapter 16: Nagih! xD
Alurnya bikin penasaran sampe gabisa berenti baca di pertengahan chapter. Ceritanya gabertele-tele, tapi juga ga maksa. Simpel tapi ngena.
Suka sama penggambaran Yunho-nya disini. Jujur aja aku gabiasa baca Uke!Ho tapi gara-gara fanfic ini jadi berubah pikiran :")
Keren deh pokoknya! One of the best MinHo's bahasa ffs I've ever read! xD Looking forward for the next chapter!
dongbangified #6
Chapter 16: Nagih! xD
Alurnya bikin penasaran sampe gabisa berenti baca di pertengahan chapter. Ceritanya gabertele-tele, tapi juga ga maksa.
Suka sama penggambaran Yunho-nya disini. Adorbs banget huhu ;; (Jujur aja aku gabiasa baca Uke!Ho tapi gara-gara fanfic ini jadi berubah pikiran :")
Keren deh pokoknya! One of the best MinHo's bahasa ffs I've ever read! xD Looking forward for the next chapter!
LovelySpringBreeze #7
Chapter 16: Omonaaaa.. so sweet yet so sad.. bnr2 berharap hepi ending.. and couple ring!! yaaaay!!!!
LovelySpringBreeze #8
Chapter 13: Baguuus banget.. br aja selesai baca... makin lama makin ga bisa berhenti keinginan buat nerusin bacanya.. konflik dan penyelesaianny bnr2 kerasa real, deep dan ga berbelit2.. suka bangeet.. bisa ikud ngerasain proses hub.an mereka.. berharap bakal diterusin cerita ini...
UknowMi
#9
hwaaaa i want to read this, can u make an english version of this? TT^TT