12 [part B] Love and Learn
Teenage DreamCHAPTER 12
PART B
Changmin akhirnya mendapatkan pencerahan setelah menelepon adiknya itu. Kini ia baru menyadari titik permasalahannya.
Aku.
Bukan Yunho.
Terima kasih untuk kejeniusannya yang tumpul untuk hal-hal seperti ini.
Jadi saat ini yang dilakukan Changmin adalah pulang secepatnya setelah selesai latihan, bahkan ia mendahului Yunho yang masih sibuk bersama dancer lainnya. Dalam perjalanan pulang dia membelikan makanan kesukaan Yunho dan menyiapkannya sehingga membuat pria itu cukup kaget setelah masuk rumah. Wajahnya yang tegang sejak pulang dari rumah keluarga Shim kemarin mulai mengendur meski tidak tersenyum.
"Ayo kita makan. Aku kelaparan."
"Kenapa tadi tidak makan dulu?"
"Kan lebih enak makan berdua."
Changmin bersandar di pintu kamar memperhatikan Yunho ganti baju. Dia mengenakan celana panjang longgar dan kaos lengan pendek tipis hingga memperlihatkan lekuk tubuhnya samar-samar. Gara-gara itu tanpa sadar Changmin sudah berdiri di belakang Yunho dan memeluknya dari belakang. Tidak bicara apa-apa, hanya meletakkan dagunya di bahu Yunho dan memperhatikan ekspresinya dari dekat.
Memang keren sekali dia.
"Apa?" tanya Yunho canggung dan dijawab gelengan kepala Changmin. "Katanya lapar, ayo makan."
Yunho melepaskan diri dan terus dipandangi lekat-lekat oleh Changmin yang mengekor pelan menuju meja makan. Sekarang dia yakin tubuh Yunho tegang saat dipeluknya, merasa tak nyaman karena disentuh olehnya. Pasti gara-gara itu.
Changmin tidak berkomentar apa-apa, atau mengungkit cerita kemarin, dan hanya bicara sedikit soal beli korden baru saat makan. Ketika Changmin mencuci peralatan bekas makan mereka, Yunho menyalakan TV untuk melihat berita malam. Itu sudah jadi kebiasaan Yunho yang dihapal Changmin juga. Sebenarnya inilah momen paling ditunggu Changmin.
"Ada yang menarik?" tanya Changmin sesantai mungkin saat duduk di sebelah Yunho yang duduk tegak.
"Nggak ada. Biasa saja."
Changmin melirik pria di sebelahnya itu sebelum akhirnya menarik lengannya untuk merapatkan diri dengannya. Yunho hanya memberikan tatapan bertanya meski mendekat hingga akhirnya Changmin mengecup ringan pelipisnya.
"Yunho…"
"Hmm?"
"Aku minta maaf soal di rumahku kemarin," Changmin menatap lekat-lekat mata Yunho.
Lama tak ada jawaban maupun ekspresi yang jelas.
"It's okay."
"Pertama, aku akan selalu meminta maaf sudah memperlakukanmu dengan kasar dan aku bersumpah tak akan mengulanginya lagi."
"Tapi kali ini bukan tentang yang itu. Aku minta maaf untuk apapun yang membuatmu begitu marah padaku sejak pulang kemarin. Aku yakin bukan faktor yang pertama itu tadi."
Changmin yakin seketika itu seluruh badan Yunho mengendur dan dia mendesah panjang tapi tetap diam setelahnya, entah berapa lama.
"Yunho, aku tahu tidak ada yang baik-baik saja. Bicaralah padaku. Apa yang terjadi?"
Yunho masih tak menjawab dan hanya memberikan tatapan penuh arti. Memandangi jemari Changmin yang meremas miliknya, seolah-olah itu benda yang seharusnya tidak ada di sana.
"Aku ini partnermu dan kita tinggal bersama jadi kita harus saling terbuka, oke? Aku tidak suka melihatmu gloomy terus-terusan...walaupun itu memang salahku."
"Maaf aku…"
"Just tell me. Apa yang terjadi saat kalian
Comments