CHAPTER 18 [Part B]

Teenage Dream
Please Subscribe to read the full chapter

PART B

 

 

 

 “Maaf, aku melamarmu tanpa cincin…”

“…di tepi jalan depan gerbang sekolah.”

“Iya. Lebih tepatnya begitu. Oke, aku paham kalau itu jauh dari seleramu atau impianmu.”

“Impianku adalah saling melamar. Saat kamu mengatakannya bertepatan dengan aku ingin mengucapkannya juga.”

“Maaf, itu terjadi begitu saja.”

“Kenapa dari tadi kamu minta maaf?”

“Karena….mengecewakanmu?”

“Melamar itu bukan kriminal.”

“Kupikir tindakanku itu salah.”

“Kenapa berpikir begitu?”

“Kenapa? Karena kamu belum menjawabnya!”

“Perlu dijawab?”

“Haish!”

“Aku ingin ‘saling’, jadi tunggu sampai aku melamarmu juga.”

“Oh god….Just say ‘yes’ now mochi-kun~”

“Anniyo.”

“It’s just one word~”

“….”

“Okay….then propose me now.”

“I want to be perfect when propose you.”

“Aku tidak masalah dengan spontanitas. Bilang saja sekarang. I’m waiting.”

“So keep waiting, okay?”

Yunho menjulurkan lidahnya usil sebelum menutup pintu kamar meninggalkan Changmin yang frustasi. Changmin pun berusaha tidur memeluk guling dengan aroma cologne Yunho sambil menggerutu.

Padahal aku sudah bilang “let’s”, bukan “marry me”atau “let me marry you”.

 

 

 

*****************

 

 

 

Changmin tidak berhasil tidur karena rentetan kejadian di luar dugaannya itu. Rasa-rasanya terlalu banyak yang terjadi dalam satu hari. Bangun pagi di Seoul, pemotretan dan syuting lalu menyetir mobil ke Gwangju, berbelanja dengan Yunho dan makan bersama keluarga Jung kemudian melamar anak laki-lakinya dan digantung.

Digantung itu sungguh-sungguh teramat tak enak.

Changmin mengedipkan matanya beberapa kali setelah gagal tidur usai berguling ke sana kemari. Sempast sih berpikir untuk menyelinap ke kamar Yunho tidur, tapi otak warasnya di dini hari melarangnya melakukan demikian. Jadilah Changmin memilih ke luar kamar dan berpikir untuk jalan-jalan di luar rumah saja karena toh sudah menjelang fajar.

Tapi Changmin nyaris terlonjak kaget melihat sosok ayah Yunho sudah berpakaian terhitung rapi berdiri di ruang makan yang tepat di depan kamar. Oke, tidak seharusnya dia  kaget karena tamunya adalah dirinya. “Abbonim?”

Changmin merasa seperti anak kucing yang ketauan menyenggol vas bunga dari meja saat mata ayah Yunho memperhatikan siapa yang memanggilnya. “Aboji sudah bangun sepagi ini?”

“Kamu juga sudah bangun sepagi ini?" tanya ayah Yunho balik yang menurut Changmin nadanya murni bertanya. "Yunho saja masih tidur.”

Entah apa maksudnya tapi Changmin merasa sedikit lebih rileks dibanding saat makan malam semalam. Seingatnya ini kalimat terpanjang yang terlontar dari mulut ayah Yunho dan ekspresinya lebih santai.

“Saya biasa tidak tidur 24 jam dan bangun pagi buta untuk bekerja,” jawab Changmin menyembunyikan fokus sebenarnya dan  tanpa sadar sudah berdiri bersebelahan dengan ayah Yunho. “Aboji mau pergi?”

“Kamu mau ikut nak? Ke perkebunan, tidak jauh dari sini.”

Changmin berkedip-kedip lagi, lagi-lagi sesuatu di luar dugaannya terjadi. Tapi kali ini langsung disanggupinya dengan penuh semangat. Setelah ijin sebentar mengambil ponsel dan dompet yang dikantonginya di jaket, Changmin langsung bergabung ayah Yunho yang menunggu di dalam mobil. Semula dia menawarkan menyetir namun ditolak dengan alasan jalannya rumit karena juga masih menjemput temannya.

Lalu pada akhirnya ayah Yunho memang menjemput dua orang temannya di perjalanan. Mereka tampak excited melihat Changmin, dan membuatnya gugup khawatir dikenali, sehingga jadi bertanya ini itu. Ayah Yunho hanya memperkenalkannya singkat sebagai “teman anakku laki-laki dari Seoul” dan mereka sudah cukup puas dengan jawaban itu.

Perjalanan 30 menit itu cukup menarik bagi Changmin karena ini hal baru baginya. Sudah lama sekali ia tidak "terjebak" dalam suasana seperti ini karena pekerjaannya sebagai artis membuatnya jarang bersama ayahnya. Ketiga ahjussi itu membicarakan seputar panen dan harga pasar. Changmin diam mendengarkan dengan antusias tapi akhirnya penasaran juga bertanya. Keadaan semakin menarik ketika mobil sampai di perkebunan yang ternyata kebun tomat.

Mata Changmin makin berbinar antusias, “Waaah….”

“Baru kali ini ke perkebunan?” tanya ayah Yunho sambil menyiapkan peralatan mereka nanti di dalam semacam kantor yang sudah ada beberapa orang hilir mudik. Changmin dengan cekatan membantunya menurunkan beberapa kotak dan memakai sarung tangan serta boots yang diberikan.

“Beberapa kali ke perkebunan tapi kalau tomat baru kali ini.”

Changmin teringat perkebunan teh, tempatnya jadian dengan Yunho.

“Kalau Yunho pulang dia juga membantuku di sini tapi sudah jarang sekali sejak dia pergi ke Seoul. Waktu masih kecil dia malah sering memakan tomatnya langsung di sini.”

Mungkin karena itu mata Yunho begitu bagus.

Changmin pun berpikir memang benar kata Yunho bahwa ayahnya sebenarnya orang yang ramah dan banyak bicara meski penampilan luarnya terkesan kaku. Jika Yunho tidak akur dengan ayahnya bukan berarti karena sikapnya buruk tapi memang ada jurang besar dalam hal prinsip dan pemikiran. Jadi Changmin tak merasa aneh ketika menemukan dirinya  tak kesulitan berkomunikasi selama membantu ayah Yunho di perkebunan. Yang membuatnya semakin senang adalah ayah Yunho tak menganggapnya selebriti dan tak satupun orang di sana mengenalinya. Lama sekali tidak merasakan perasaan seperti itu.

Bahkan dia melupakan ponselnya selama membantu memetik tomat. Changmin tersenyum geli melihat 10 kali missed call dan rentetan pesan chat dari Yunho yang panik menanyakannya.

“Aku akan membawakanmu tomat saat pulang nanti”

Singkat saja tapi Yunho tahu jelas maksud pesan itu. Changmin bersama ayahnya di perkebunan and all is well. Seperti dugaannya, yang entah kenapa menduga de

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
KathYunChang #1
Chapter 20: Beautiful ♥♥
Bigeast88 #2
Chapter 2: Aku suka gaya bahasanya.. n alurnya menarik, jd pgn lanjut baca terus. *lanjut baca xixixixi
bambimax
#3
Chapter 4: Aduh.. Ini hot bgt!! Ini baru yg namanya :) lebih suka ff mereka yg kayak gini ketimbang yg uke nya agak kecewek"an hehehehe, lebih terasa nya :))) Ini yunho yg jd ukenya ya? Wkwkwkwkwk, gapapa yunho aja uke nya (?) suka bgt sama ceritanyaa, makin lama makin bikin penasaran
only_u #4
Halo aku reader baru...woah..suka bgt sama ceritanya-so gay bgt..bener-bener kaya menggambrkan kisah pasangan sejenis ..cowo yg simpel tapi dalem dan serius...serius suka bgt..
Ini ada di ffn juga yah..kok ini bru sampe 19, tapi di ffn udah 22...ceritanya sih sama.....hehe...garnet-san semangat yah..ditunggu <3
dongbangified #5
Chapter 16: Nagih! xD
Alurnya bikin penasaran sampe gabisa berenti baca di pertengahan chapter. Ceritanya gabertele-tele, tapi juga ga maksa. Simpel tapi ngena.
Suka sama penggambaran Yunho-nya disini. Jujur aja aku gabiasa baca Uke!Ho tapi gara-gara fanfic ini jadi berubah pikiran :")
Keren deh pokoknya! One of the best MinHo's bahasa ffs I've ever read! xD Looking forward for the next chapter!
dongbangified #6
Chapter 16: Nagih! xD
Alurnya bikin penasaran sampe gabisa berenti baca di pertengahan chapter. Ceritanya gabertele-tele, tapi juga ga maksa.
Suka sama penggambaran Yunho-nya disini. Adorbs banget huhu ;; (Jujur aja aku gabiasa baca Uke!Ho tapi gara-gara fanfic ini jadi berubah pikiran :")
Keren deh pokoknya! One of the best MinHo's bahasa ffs I've ever read! xD Looking forward for the next chapter!
LovelySpringBreeze #7
Chapter 16: Omonaaaa.. so sweet yet so sad.. bnr2 berharap hepi ending.. and couple ring!! yaaaay!!!!
LovelySpringBreeze #8
Chapter 13: Baguuus banget.. br aja selesai baca... makin lama makin ga bisa berhenti keinginan buat nerusin bacanya.. konflik dan penyelesaianny bnr2 kerasa real, deep dan ga berbelit2.. suka bangeet.. bisa ikud ngerasain proses hub.an mereka.. berharap bakal diterusin cerita ini...
UknowMi
#9
hwaaaa i want to read this, can u make an english version of this? TT^TT