a/n : short chapter..sorry..

    Kesedihan kembali menyergap Xixi saat bertemu ayah dan ibu Xiao ming di pemakaman. Dua orang yang hampir menjadi mertuanya tersebut terlihat masih sulit menerima kepergian sang putra tersayang yang begitu mendadak.

Ibu Xiao ming langsung memeluk Xixi saat menyadari gadis itu tiba.

Setelah berusaha membendung air mata, akhirnya pertahanannya runtuh juga, air mata kembali mengucur dari mata indahnya.

Ketika pemakaman, Xixi berusaha tegar, ia tak mau terlihat lemah di depan orang-orang.

Dia menyadari satu hal, di kehidupan ini mungkin saja ia tidak berjodoh dengan Xiao ming, dan takdir tak bisa dipaksakan, maka iapun memilih menerimanya secara ikhlas.

Ketika ia diminta memberikan kesan-kesannya tentang Xiao ming. Xixi dengan pelan mulai berujar, "Huang Xiao Ming, dia adalaah sosok pria terbaik yang pernah saya kenal. Tidak hanya tampan, namun ia juga memiliki kepribadian yang luar biasa. Saya pernah bertemu dan

mencintainya, adalah takdir terindah dalam hidup saya, sekarangpun, saya hanya bisa mengikhlaskannya, karena keikhlasan kitalah yang akan membuatnya tenang disana. Ayah, ibu, mungkin saya gagal  menjadi menantu kalian, namun saya tetap akan menganggap kalian sebagai orangtua saya "

Ia menghentikan ucapannya sejenak, menghela nafasnya.

"Xiao ming, semoga kau tenang disana, aku akan melanjutkan hidupku dengan baik, jadi kau bisa tenang. Kau tahu aku selalu mencintaimu "

Kali ini, Xixi tak sa