"Kau tidak pulang ? nanti mereka mencarimu ? kuantar kau kembali ke apartemenmu " Xiao ming mengulurkan tangannya namun Xixi menariknya kembali agar duduk kembali.

"Kau ingin mengusirku ?", Xixi cemberut.

Xiao ming tergelak atas tingkah menggemaskan malaikat cantiknya ini.

"Dasar bodoh, aku sangat merindukanmu, cantik.. Mana mungkin aku bisa mengusirmu ?"

"Kenapa kau tak pindah saja ke korea agar kita bisa bersama setiap hari ?"

"Xixi-ah, kau kan mengerti pekerjaanku di  china, aku tak bisa meninggalkannya. Kau bersabarlah, kalau sudah cukup umur, aku akan melamarmu "

"Jadi kau bilang aku ini belum cukup umur, begitu ?"

Xixi mlirik kekasihnya namun Xiao ming malah mencuri kecupan cepat dari pipinya, "Kau bahkan belum dua puluh tahun 

(Xixi POV)

     Aku sangat ingin agar Xiao ming disini, di korea saja, karena rasa kangenku padanya belum hilang.. Bagaimana tidak, hubungan jarak jauh ini benar-benar menyiksa kami berdua, tapi aku tak boleh egois, bagaimanapun, dia punya jabatan dan pekerjaan penting di perusahaannya di China.

Aku bertemu dengannya tiga tahun lalu, dia adalah kakak dari teman baikku, Xiao Hua.

Usianya terpaut sebelas tahun dariku dan dia sosok dewasa dan penyayang.

Mungkin yang menyebabkan aku menyukainya pada awalnya adalah wajah tampannya, aku tidak mau munafik tapi jujur saja, dia terlihat sempurna sekali di mataku .

Pada awalnya dia hanya menganggapku sebagai adik kecilnya saja, yang merupakan sahabat baik adik perempuannya.

Aku menerima hal itu meski aku berharap dia bisa menganggapku lebih.

Setengah bulan kemudian, kami menjadi semakin dekat.

Xiao ming adalah cinta pertamaku dan aku sangat bahagia saat ia memintaku menjadi kekasihnya. Aku berharap dia adalah cinta terakhirku dan kami bisa berakhir bahagia.

Aku tak peduli saat orang mulai membicarakan perbedaan usia kami yang cukup jauh, usia hanyalah angka. Aku bahagia bersamanya, dia bisa belaku sebagai kakak, kekasih sekaligus sahabat.

Dia cemburu p