Keesokan harinya, kris kembali ke rumah Luhan, karena bagaimanapun ia tidak ingin membuat ibunya cemas.

Tanpa Luhan pastinya, untuk sementara Luhan tinggal di hotel untuk menghindari konflik lebih lanjut dengan sang ibu.

Tetapi ketika tiba dirumah, ia terkejut melihat ibunya mengobrol dengan begitu akrab dengan seorang gadis, Kris tak bisa melihat wajahnya karena gadis itu membelakangi dirinya.

"Siapa dia ? ah sudahlah, aku kan harus mencari Xixi sekarang, dia pasti ada dikamarnya "

Kris bergegas menuju lantai dua, kamar Xixi tapi ibunya lebih dulu memanggilnya.

"Yi fan-ah, kau sudah kembali " seru ibunya yang menyusulnya ke lantai dua.

"Iya bu, sebentar aku mau mencari Xixi "

"Xixi sudah tidak tinggal disini lagi "

"A-apa bu ?" Kris memalingkan wajahnya ke arah ibunya yang masih memasang wajah tenangnya.

"Ibu mengusirnya ?"

Kris sama sekali tak bisa mempercayai ini, semua orang-orang tersayangnya dibuat ibunya meninggalkan rumah ini.

Ibunya menggeleng, menyunggingkan senyum.

"Ibu tidak pernah mengusirnya, sayang, hanya mungkin ia tidak betah secara ia kini hanya sendirian dan tak ada lagi yang ada dipihaknya, anak ingusan sialan itu juga sudah angkat kaki kan "

"Ibu, ini rumah Luhan "

"Lalu apa masalahnya, toh dia sendiri kan yang memilih pergi ?"

Kris hanya bisa menggelengkan kepalanya atas sikap ibunya yang dinilai sudha keterlaluan, ia akan pergi lagi ketika ibunya kembali memanggilnya.

"Kau mau kemana, Yifan ?"
"Mencari Xixi "

"Berhenti, apa kau tidak lihat disini sedang ada tamu, seharusnya kau sapa dia ! Tidak sopan sekali !"

"Dia itu tamu ibu kan ? aku juga tak mengenalnya , untuk apa aku menyapanya"

"Tentu kau harus mengenalnya , sayang, dia ini calon istrimu "

"Apaa ?", lagi-lagi ia hampir dibuat sakit jantung atas tingkah ibunya.

Ia memandang datar gadis yang duduk di ruang tengah.

Seorang gadis cantik lumayan tinggi dan bermata besar namun kesan angkuh begitu melekat padanya.

"Apa kabar Yifan, aku Wang Xinru. Senang berjumpa denganmu. Ibumu benar, kau ini sangat tampan "

Gadis bermarga Wang itu menyunggingkan senyumnya. Sungguh manis, tapi kris sama sekali tak tertarik, bahkan ia merasa Xixi seribu kali lebih cantik.

"Ah maafkan putraku itu, Xinru. Dia memang begitu, tapi kuyakin sikapnya akna berubah setelah kalian lebih dekat nanti, bagaimana kesanmu padanya ?"

"Dia tampan, hanya itu kesan pertamaku, dia tampaknya orang yang menarik dan misterius. Aku suka. Dan maaf tante, Xixi itu...siapa ya ? dan apa maksudnya dia tak tertarik pada wanita ?"

"Ah dia itu memang suka asal bicara. Xixi itu...adiknya, adik sepupunya, mereka memang amat dekat, dan maksudnya bukan seperti yang kau bayangkan, dia tak tertarik pada wanita sebab dia baru putus dari kekasihnya, kau mengerti kan ? kalian akan menjadi pasangan yang sangat serasi "

Xinru hanya tersenyum seraya merapikan pakaiannya yang agak