Chapter 5

You're the One That Makes Me Turn Around

Hari ini aku berrencana untuk bertemu dengan sahabatku, Choi Jinhee. Sejak kecil, kami sudah berteman, bahkan saat aku pindah ke LA, ia memaksa orang tuanya untuk ikut denganku yang akhirnya semua usahanya gagal.

                Sudah hampir 2 tahun aku tidak bertemu dengannya. Berbeda denganku, Jinhee anak yang sangat feminine. Ia cantik dan tinggi. Saat ini ia sering sekali menjadi model di majalah.

                “Yaa Kim Chaerin!!!!” teriak seseorang dari belakangku.

                Aku berbalik dan tersenyum melihat si cantik Jinhee yang berjalan menghampiriku. Ia memelukku dengan cepat. “Jinhee-yaaa, aku kangen sekali,” ucapku.

                “Aku juga aku juga,” balasnya senang.

                Aku memperhatikan Jinhee yang berdiri di hadapanku. Aku tersenyum lebar melihatnya. Ia benar-benar cantik.

                “What?” tanyanya heran.

                Aku menggeleng dan memeluknya lagi. “I’m really glad I finally meet you again. It’s been a long time, Jinhee-yaa,” ucapku.

                Jinhee mengangguk sambil tersenyum. “Aku tahu, aku tahu, kamu pasti kangen sekali denganku. Tapi sekarang kita sudah telat,” balasnya cepat. Ia menarik tanganku dan membawaku masuk ke salah satu café dekat sana. Aku mengikutinya.

                Kami duduk di ujung ruangan yang agak sepi. Ia menatapku tajam saat kami sudah duduk.

                “What—“

                “Aku perlu cerita lengkapmu tentang kakakmu dan ‘teman-teman’ gantengnya itu,” ucapnya.

                Aku tertawa. Aku menatapnya curiga. “Jadi kamu belum menyerah tentang Suho-oppa?” tanyaku, menggodanya. Sejak dulu, Jinhee selalu suka dengan Suho, tapi kalau di depan Suho, ia akan berubah menjadi cewek kikuk yang selalu salah tingkah.

                Jinhee menggeleng cepat. “It’s not about that. Aku ingin tahu bagaimana—“

                “Kehidupan Suho-oppa saat ini?” lanjutku. Aku tersenyum nakal padanya. Suho memang satu-satunya kelemahan Jinhee.

                Jinhe melambaikan tangannya asal kearahku. Wajahnya memerah sedikit. “Iya. Bagaimana kabar Suho-oppa?” tanyanya dengan nada menantang.

                Aku tertawa lagi. Jinhee benar-benar tidak berubah. “Ia baik-baik saja. Apa kamu sering melihatnya di TV?” Jinhee mengangguk dengan wajah sedih. “What’s with that face?” tanyaku bingung.

                “Aku tidak suka semua cewek tahu tentang Suho-oppa. It bothers me,” jawabnya kesal. “Mereka meneriakkan nama Suho-oppa terus. Aku kesal mendengarnya,” tambahnya.

                Aku tersenyum. “Childish much?”

                Jinhee tersenyum. “Tapi tidak apa-apa sih, sekarang semua orang tahu kalau Suho-oppa memang cowok yang ganteng dan harus di puja,” balasnya dengan bangga.

                I rolled my eyes. “Please”

                Jinhee mencondongkan tubuhnya kearahku. “So, what’s your story?” tanyanya penasaran.

                Wajahku memerah sedikit mendengar pertanyaannya, dan tiba-tiba saja wajah Kai muncul di kepalaku. “I.. I.. I don’t have one,” jawabku mencoba untuk sesantai mungkin, dan aku tahu akan gagal karena aku tidak bisa berbohong kepada Jinhee.

                Jinhee tertawa. “Nice try. But failed,” ucapnya. Ia masih menatapku. “Tidak mungkin tidak ada cerita kalau kamu hidup dikelilingi 12 cowok ganteng,” ucapnya tidak percaya. “Siapa yang paling menarik? Ayo cepat ceritakan tentang semua member,” tambahnya cepat. Ia tersenyum dengan mata bersinar tidak sabar.

                Aku tersenyum. “Ok, aku akan menceritakan tentang mereka semua. Tapi aku tidak benar-benar mengenal mereka,” ucapku.

                “Kamu sudah bertemu dengan mereka semua?” tanyanya. Aku mengangguk. “Semua?” ulangnya. Aku mengangguk lagi. Ia menggeleng pelan. “I just read about them. They said that all of EXO members are really really handsome. I mean, really really handsome,” ucapnya, ia menekankan kata-katanya begitu dalam.

                Aku tertawa. “Ya, mereka memang sangat ganteng. Tidak ada yang tidak ganteng. Bahkan Suho-oppa terlihat ganteng ada di tengah-tengah mereka semua,” ucapku.

                “Lalu?

                “Aku menghabiskan waktu beberapa kali dengan mereka. Tapi aku lebih dekat dengan member EXO-K karena mereka yang selalu ada di sini. Aku akan mengajakmu lain kali kalau kamu tidak sibuk dengan segala pemotretanmu itu,” ucapku.

                Jinhee mengengguk semangat. “Jadi siapa yang paling menarik?

                Aku berpikir sebentar. Tentu saja jawabanku pasti Kai, tapi entah kenapa aku malu sekali untuk mengatakannya.

                “Ka..i?” Tanya Jinhee perlahan. I froze. Jinhee memang yang paling tahu tipe kesukaanku seperti apa. Aku tersenyum kecil. Jinhee tersenyum lebar. “I know he’s your type. So, tell me about him,” ucapnya cepat.

                “He’s.. fine,” jawabku sambil menahan senyumku.

                Jinhee tertawa. “No, he’s not. He’s hot.”

                Aku tertawa mendengar kata-katanya. “He’s cute. And kind. And sweet. And yes, he’s hot,” ucapku perlahan.

                Jinhee mengangguk. “You are definitely fall for him, huh?”

                Aku menggeleng cepat. “No. But he’s.. fine,” jawabku sambil tersenyum. Tapi senyumku menghilang saat mengingat sikap Kai yang begitu cool.

                “What?”

                Aku menatap Jinhee sedih. “Sepertinya Kai tipe yang susah untuk didekati. He act too cool all the time. It’s really hard to approach him,” ucapku.

                “Other members?”

                “There’s D.O-oppa. Dia orang yang menyenangkan, ia selalu memasakanku makanan yang enak. And there’s Chanyeol and Baekhyun-oppa. Mereka selalu berisik dan mengangguku. And there’s Sehun. He’s my friend,” ucapku sambil membayangkan karakter member-member EXO.

                Jinhee mengangguk lagi. “So, Sehun?”

                Aku mengangguk. “Dia anak yang baik sekali. Totally different from his image. Dia benar-benar lucu dan menyenangkan. Aku tahu kamu akan suka sekali dengannya,” jawabku semangat.

                “Kemarin aku baru saja menghabiskan waktu dengan Sehun dan Kai,” ucapku perlahan.

                Mata Jinhee membelalak. “Wow. Two hottie, too naughty, Chaerin-ahh. Spill me the detail,” ucapnya dengan senyum menggoda.

                Aku tertawa mendengar kata-katanya, lalu aku menceritakan semua detail perjalanan kami bertiga kemarin. Setelah selesai bercerita, Jinhee menatapku sambil tersenyum.

                “Sepertinya Kai mulai tertarik denganmu. Tapi Sehun..” Jinhee berhenti sesaat. “Apa kamu tidak suka dengan Sehun?” tanyanya perlahan.

                Aku menggeleng cepat. “No. He’s cute. But he’s a friend.”

                Jinhee mengangguk. “Jangan menyerah dengan Kai. Kamu sudah punya 2 pendukung di sini,” ucapnya.

                Kami menghabiskan waktu yang lama untuk meng-update kehidupan masing-masing. Benar-benar menyenangkan menghabiskan waktu dengan teman yang sudah lama sekali tidak bertemu. Bertemu dengan Jinhee membuatku ingin kembali tinggal di Korea. Mungkin Jinhee salah satu alasan paling utama untuk aku kembali lagi ke Korea.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
cuteyang
#1
Chapter 19: Love this story...! :D
milkshakevanilla #2
Chapter 19: omg!!! good fanfic
sequel please
p-hyunah #3
Sequellllll min sequeeellllll aku mau sequeelllll!!
youngiieah
#4
new reader here^^ update soon ya authornim~
nora50
#5
Great update!!!!!! Even though short ...but I love it! ^^ I can't wait for the next one!
ChanPark97 #6
WOW~ author nim. fast update. haha~ I LOVE YOU,
but, I am still curious about it..
nora50
#7
T.T update plis...or I can't sleep well lg seru2nya nh. Good update.
ChanPark97 #8
sehun kasihan T^T
duhhh~ si chaerin, kenapa nggak ngeh sih kalo diaksir sama si maknae???
Jadian dong.... :3
nora50
#9
Aww Sehun >.< so sad...m dtinggal chaerin. If i were her i would stay forever beside him hihi. Btw good update!!!