chapter 14

You're the One That Makes Me Turn Around

 

Hari ini adalah hari ulang tahun Baekhyun. Aku sengaja datang ke dorm EXO untuk memberikan kue dan ucapan selamat untuk Baekhyun.

                “Aww, terima kasih Chaerin-ah! Aku sangat senang kamu mengingat hari ulang tahunku,” ucap Baekhyun sambil memelukku saat aku sampai di dorm mereka.

                Aku tersenyum dan membiarkannya memelukku. “Selamat ulang tahun, Oppa,” ucapku senang.

                Setelah beberapa detik, aku melepaskan pelukan Baekhyun. Aku melihatnya tersenyum senang. Aku menatapnya tajam. “Karena oppa hari ini ulang tahun, jadi aku membiarkanmu untuk memelukku. Tapi lain kali awas saja kalau oppa berani memelukku lagi,” ucapku cepat.

                Baekhyun tertawa dan menepuk kepalaku pelan. Aku menaruh birthday cake yang baru saja aku buat di meja makan. Semua member EXO mulai menyanyikan Baekhyun lagu ulang tahun dan menyuruhnya untuk meniup lilin yang baru saja dinyalakan oleh Chanyeol, lalu memotongnya. Aku tersenyum. Semua member EXO terlihat sangat senang.

                Chanyeol merangkul bahuku. Ia tersenyum sambil memakan cake. “Kamu sepertinya memang berbakat dalam hal memasak. Cuma kamu saja yang bisa mengalahkan skill D.O dalam hal ini,” ucapnya santai. Aku tertawa.

                “Chaerin-ah, kami akan makan malam untuk merayakan ulang tahun Baekhyun. Kamu harus ikut,” ucap Suho.

                Aku tersenyum dan mengangguk. “Aku bawa mobil sendiri. Aku akan mengikutimu dari belakang seperti biasa,” ucapku sambil melambaikan kunci mobil.

                Suho merangkul bahu Sehun. “Kalau begitu Sehun akan ikut mobilmu lagi untuk menemanimu. Ok?” ucapnya sambil tersenyum. Sehun menatapnya bingung.

                Aku mengangguk. “Kalau Sehun mau, aku tidak keberatan,” ucapku santai.

                Sehun terdiam sebentar sambil menatapku, lalu ia mengangguk. “Aku yang akan menyetir,” ucapnya. Aku mengangguk setuju.

                Setelah beberapa lama, kami semua berjalan menuju ke restoran tempat EXO akan merayakan ulang tahun Baekhyun. Semua member EXO naik van mereka, kecuali Sehun yang ikut di mobilku.

                “Aku tidak keberatan kalau aku yang menyetir. Kamu hanya perlu menunjukkan jalannya saja,” ucapku saat aku dan Sehun masuk mobil.

                Sehun menggeleng. “Aku tidak suka membiarkan cewek menyetir,” balasnya.

                Aku tertawa. “Ckck, what a gentleman, uri Sehunie,” ucapku santai.

                Sehun tersenyum dan mulai menjalankan mobilnya. “It’s gonna be a long journey. Kamu boleh tidur kalau kamu mau,” ucapnya.

                Aku menggeleng. “Aku tidak akan tidur dan membiarkanmu menyetir seperti seorang supir pribadi,” balasku cepat. Sehun tersenyum lagi.

                Selama perjalanan, kami mengobrol tentang banyak hal. Perjalanan kami memang ternyata cukup lama, hampir 1,5 jam hingga sampai di restoran tujuan EXO. Restoran ini terletak cukup jauh dari pusat kota Seoul. Suasana pedesaan sangat kental terasa saat aku menghirup udara segar.

                “Wow,” ucapku kagum saat melihat restoran tujuan kami. Restoran itu sangat bagus. Design nya minimalis dan terbuat dari kayu. Aku dan semua member EXO memasuki restoran itu. Suho mengatur segalanya.

                “Oppa, darimana kamu tahu tempat ini? Tempat ini benar-benar bagus,” ucapku pada Suho. Ia tidak menjawab dan hanya tersenyum dengan bangga.

                Kami duduk di sebuah ruangan private dan Suho memesankan menu makanan kami seperti seorang professional yang sudah sering datang ke sini. Aku dan member EXO yang lain hanya memperhatikan sekeliling kami dengan kagum.

                Kami makan dan ngobrol dengan santai. Ini merupakan hari kosong yang jarang sekali diberikan oleh SM pada EXO dengan popularitas mereka yang mulai melejit sebagai sebuah Rookie group yang paling di gemari, jadi EXO sebisa mungkin memanfaatkan setiap menitnya untuk merelaks-kan diri mereka dari segala tekanan yang mereka terima dari berbagai pihak.

                “Aku akan melihat-lihat sekeliling restoran ini,” ucapku pada Suho. Aku berdiri dan berjalan keluar.

                Aku berjalan kearah belakang restoran itu. Ada taman yang sangat bagus beserta danau kecil di tengahnya. Aku berjalan terus dan menemukan sebuah air terjun buatan yang benar-benar terlihat seperti asli. Aku duduk di bangku taman sambil memperhatikan air terjun itu dengan kagum. Pemandangan ini sangat-sangat jarang aku temui selama aku hidup di Korea maupun LA.

                Tiba-tiba Sehun datang dan duduk di sampingku. Aku melirik kearahnya, ia ikut memperhatikan air terjun di depan kami.

                “Ini benar-benar bagus,” ucapku pelan.

                Sehun mengangguk. “Kami memang butuh tempat untuk relaks seperti ini,” ucapnya.

                “Apa schedule kalian semakin ketat?” tanyaku.

               Sehun mengangguk. Lalu kami terdiam sesaat.

                “Apa kamu benar-benar menyukai Kai-hyung?” tanyanya pelan.

                Aku mengalihkan pandanganku padanya. “Kenapa kamu menanyakan hal ini?” tanyaku.

                Sehun mengangkat bahunya santai. Ia tidak melihat kearahku.

                “Do you realize that you just asking me a same question twice?” tanyaku. Aku menatapnya bingung. “You don’t remember my answer or what?” tanyaku lagi.

                Sehun terdiam sebentar. “Just wanna check it again,” ucapnya santai.

                “Well, sepertinya jawabanku belum berubah,” balasku. Aku terdiam sebentar. “Apa kamu pernah menyukai seseorang?” tanyaku perlahan. Aku melirik kearahnya, ingin melihat reaksinya. Aku belum pernah menanyakan hal ini pada Sehun, atau sepertinya siapapun.

                Sehun mengangguk.

                Aku tersenyum. “What kind of girl is she?” tanyaku.

                Sehun tersenyum. Senyumannya begitu lembut. “She’s kind. Terkadang ia terlihat seperti anak kecil. Ia sangat menyenangkan. Aku merasa tenang kalau berada di sisinya. She makes me feel like I can do anything, she makes me stand strong,” jawabnya perlahan.

               “She must be a good girl,” ucapku pelan.

               Sehun melihat kearahku dan tersenyum. “She is,” balasnya.

               Aku melihat kearah Sehun. Ia menatapku dengan tatapan yang tidak pernah aku lihat sebelumnya. Aku merasa tidak bisa melakukan apapun di bawah tatapannya itu. Sehun mendekatkan wajahnya ke wajahku perlahan. Aku masih terdiam, aku bahkan bisa merasakan hembusan nafasnya di wajahku saat ini. Sehun tersenyum kecil dan mencium bibirku dengan lembut. Entah apa yang menahanku, aku masih terdiam. Aku membiarkan bibir Sehun menciumku.

               Sepersekian detik kemudian aku sadar, aku mendorong tubuh Sehun dan menatapnya kaget. “What did you just do?” tanyaku tidak percaya.

               Sehun masih menatapku, memperhatikan setiap detail di wajahku. Ia mengalihkan pandangannya dariku dan menundukkan kepalanya dengan wajah kecewa. “I’m sorry,” ucapnya pelan. Ia menghela nafas panjang. “I don’t’ know how to say this to you, How to make you turn around, How to make you realize about what I feel inside. This is driving me crazy,” ucapnya.

                “Feelings? What feelings?” Aku menatapnya kaget. Ok, I didn’t see this coming.

                Sehun mengangkat wajahnya dan menatapku sedih. “To be honest, I like you, Chaerin-ah. I really really like you. This is too much. Why can’t you see it?” ucapnya.

                “What—“ Aku mengerjapkan mataku beberapa kali. Aku mencoba untuk memahami kata-kata Sehun barusan.

                Sehun berdiri di hadapanku. “Aku tahu ini begitu random. Tapi aku tidak bisa berbohong lagi,” ucapnya. Ia menatapku lekat-lekat. “I think, I’m falling in love with you, Chaerin-ah,” tambahnya.

                Aku menatapnya kaget. “But we’re friends..” ucapku perlahan.

                Ada kesunyian diantara kami. Aku benar-benar tidak tahu harus bilang apa lagi. Sepertinya Sehun juga sama. Sehun hanya berdiri, masih menatapku. Raut wajahnya mulai melembut. Aku juga masih menatapnya.

                Sehun menghela nafas pelan dan tersenyum. Aku tidak mengerti arti di balik senyumannya itu. “I’m sorry for kissing you,” ucapnya perlahan.

                Aku mengangguk pelan. Aku tidak tahu harus melakukan apa, berreaksi apa tentang semua ini. Ini terlalu tiba-tiba dan tidak di sangka.

                Sehun berbalik. “I’m sorry,” ucapnya perlahan. Aku menatap Sehun. “Harusnya aku tidak jatuh cinta padamu. Aku tahu kamu hanya menganggapku sebagai teman. Tapi aku tidak bisa menahan perasaanku. Aku minta maaf,” jawabnya. Lalu ia pergi meninggalkanku.

                Aku masih berdiri di sini. Menatap kepergian Sehun dengan tatapan kosong.

 

 

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
cuteyang
#1
Chapter 19: Love this story...! :D
milkshakevanilla #2
Chapter 19: omg!!! good fanfic
sequel please
p-hyunah #3
Sequellllll min sequeeellllll aku mau sequeelllll!!
youngiieah
#4
new reader here^^ update soon ya authornim~
nora50
#5
Great update!!!!!! Even though short ...but I love it! ^^ I can't wait for the next one!
ChanPark97 #6
WOW~ author nim. fast update. haha~ I LOVE YOU,
but, I am still curious about it..
nora50
#7
T.T update plis...or I can't sleep well lg seru2nya nh. Good update.
ChanPark97 #8
sehun kasihan T^T
duhhh~ si chaerin, kenapa nggak ngeh sih kalo diaksir sama si maknae???
Jadian dong.... :3
nora50
#9
Aww Sehun >.< so sad...m dtinggal chaerin. If i were her i would stay forever beside him hihi. Btw good update!!!