Aku berjalan kearah dorm EXO. Sepertinya sudah lama sekali aku tidak datang ke sana. Aku memperlambat langkahku dan menarik turun topiku saat sudah dekat, memperhatikan ada beberapa fans yang berdiri menunggu di depan gedung dorm EXO. Aku berbalik dan berjalan menuju ke pintu belakang gedung yang lebih sepi. Aku naik ke atas tanpa ada gangguan apapun. Aku memencet bel dorm EXO dan menunggu.

Suho membukakan pintu dan tersenyum. Ia langsung mempersilakanku masuk. Aku menyapa semua member EXO. Sehun berjalan menghampiriku dan tersenyum.

“Topi itu cocok denganmu,” ucapnya.

Aku membuka topi itu dan menyodorkannya pada Sehun. “Aku datang untuk mengembalikan ini,” ucapku.

Sehun menggeleng dan memakaikan topi itu di kepalaku lagi. “Sepertinya lebih cocok kalau dipakai olehmu dibandingkan denganku,” balasnya cepat.

Aku mengangkat bahu dan berjalan menuju dapur. Aku melihat Baekhyun dan Chanyeol sedang berdiri di depan kompor. “Sedang masak apa?” tanyaku sambil melirik kearah masakan mereka.

Baekhyun tersenyum. “Hari ini aku yang masak. Aku masak Kimchi Jige dan daging panggang,” jawabnya dengan bangga. Ia menyuruhku untuk duduk di meja makan.

Aku duduk di hadapan Kai yang sedang membaca majalah. Ia mengangkat kepalanya sekilas. “Annyeong,” sapanya.

Aku hanya tersenyum. Aku melihat kearahnya. Memperhatikan wajahnya yang sempurna. Aku sepertinya memang benar-benar suka dengan cowok ini. Aku selalu ingin melihat kearahnya dimanapun ia berada.

“What?” tanyanya. Ia membalas tatapanku.

Aku menggeleng cepat. “Tidak. Aku hanya.. penasaran dengan apa yang kamu baca,” jawabku perlahan.

Kai menyodorkan majalahnya padaku. “Aku sedang mencari model rambut yang bagus untuk perform besok. Kata coordi noona, aku boleh memilih sendiri model rambutku,” jawabnya sambil membalik-balik halaman majalah itu.

Aku mengangguk. Ia menunjuk salah satu model dengan rambut yang di sisir ke belakang tapi tidak begitu rapi. “Apa ini bagus?” tanyanya. Aku mengangguk lagi.

“Sehun cerita tentang kejadian di Hongdae. Apa kamu tidak apa-apa?” tanyanya. Aku mengangguk. Ia menatapku dengan tatapan merasa bersalah. “Maaf karena aku tidak bisa melakukan apapun untukmu,” ucapnya sedih.

Aku menggeleng cepat. “There’s nothing we can do about it, right? Kita hanya bisa menunggu sampai rumor itu reda sendiri,” balasku cepat.

“Aku benar-benar minta maaf,” gumamnya. Aku mengangguk dan tersenyum.

Sehun menghampiri kami. Ia duduk di sebelahku. Ia ikut melihat majalah yang kami lihat. Ia menunjuk salah satu model dengan model rambut yang sangat aneh. “Ini bagus, hyung,” ucapnya sambil tertawa. Sehun memecahkan suasana yang mulai awkward antara aku dan Kai.

Aku ikut tertawa karena membayangkan Kai dengan model rambut seperti itu. Aku mengangguk dan tersenyum. “You should really try it,” ucapku bercanda.

Kai tertawa kecil melihat kelakuan kami berdua. Ia memiringkan kepalanya dan menatapku. “Apa kamu akan suka denganku kalau aku mencoba model rambut ini?” tanyanya.

Saat itu juga aku seperti di siram oleh air dingin. Aku kaget mendengar kata-kata Kai sampai tidak bisa menjawab apapun. Aku hanya mengeluarkan suara (yang sepertinya) tertawa aneh yang bahkan aku tidak menyangka aku bisa mengeluarkan suara seperti ini. Wajahku memanas dan aku langsung mengalihkan wajahku pada Sehun.

Sehun tertawa sambil menggeleng. “I cannot help you,” ucapnya tanpa suara.

Aku memukul tangannya pelan, dan kembali melihat-lihat majalah, menghindari wajah Kai.

Kai tersenyum lagi. “Aku hanya bercanda,” gumamnya. Aku mengangguk.

Saat itu Baekhyun memanggil semua orang untuk makan. Kai menutup majalahnya dan menaruhnya di sofa. Baekhyun duduk di sampingku, dan yang lain juga ikut duduk di meja makan dengan tatapan kelaparan.

Aku ikut makan dengan mereka. Surprisingly, makanan yang di buat oleh Baekhyun enak. Aku mengacungkan ibu jariku pada Baekhyun dan ia membalas dengan senyuman bangga. Setelah makan, aku duduk di sofa. Aku duduk diantara Chanyeol dan Kai. Sehun dan Suho bertugas untuk mencuci semua piring kotor karena mereka kalah main game.

Baekhyun menghampiriku dan duduk di pangkuan Chanyeol dengan santai karena tidak ada space untuknya duduk. Aku tertawa melihat kedekatan mereka. “Baekyeol couple,” ucapku pada mereka.

Chanyeol cemberut. “Aku pernah mendengar itu dari para fans. Tapi aku tidak suka namanya. Aku ingin namaku duluan yang di sebut. Chanbaek, Chanbaek lebih bagus,” ucapnya santai.

Baekhyun menggeleng. “Aku tidak ingin jadi ‘couple’ denganmu. Aku ingin dengan Chaerin saja,” balas Baekhyun sambil tertawa. Ia mendekatkan wajahnya padaku. “Apa aku tidak akan mendapat apapun karena sudah memasak untukmu?” tanyanya dengan nada menggoda.

Aku mendorong wajahnya menjauh dariku. Tapi ia tetap mendekatkan diri padaku. Tiba-tiba aku merasakan seseorang menarik pinggangku menjauh dari Baekhyun. Aku menatap tangan itu dan menengok kearah Kai dengan kaget. Ia menarikku untuk duduk lebih dekat dengannya.

Wajah Kai tidak menunjukkan ekspresi apapun, ia tetap cool seperti biasa. Aku menatapnya bingung, lalu aku beralih kepada Baekhyun dan Chanyeol yang saat ini tersenyum penuh arti kepadaku setelah melihat perlakuan Kai.

“What?” tanyaku.

“Uuuuuu, Black Knight Kai,” ucap Baekhyun menggoda Kai. Chanyeol tertawa mendengar kata-kata Baekhyun.

Kai melambaikan tangannya asal pada Baekhyun dan kembali menonton TV. Aku menunduk malu dengan degup jantung yang sudah tidak bisa lagi terkontrol.