Sehun and Kai

You're the One That Makes Me Turn Around

Aku tidak percaya dengan apa yang terjadi saat ini. Aku berjalan bersama 2 idol yang mulai naik daun, Kai dan Sehun. Aku memperhatikan dua cowok yang berjalan disampingku. Sehun dan Kai memakai pakaian yang sangat casual. Mereka juga mengenakan topi yang ditarik agak turun sehingga wajah mereka tidak terlihat jelas.

                Kami bertiga berjalan kearah Itaewon. Aku tidak tahu apa yang akan kami lakukan di sana, tapi aku suka sekali dengan suasana di sana. Banyak sekali orang asing yang jalan-jalan di sana. Sehun juga bilang kalau di sana tidak begitu banyak yang akan mengenali mereka.

                Selama berjalan, aku dan Sehun mengobrol, sedangkan Kai hanya merespon sedikit. Sepertinya Kai memang bukan tipe cowok yang banyak bicara. Sehun bercerita banyak tentang kehidupannya.

                “Apa Kai-oppa selalu seperti ini?” bisikku pada Sehun.

                Sehun melirik sedikit kearah Kai dan mengangguk. “Dia memang selalu berlagak sok cool kalau di depan cewek,” jawabnya asal. Aku tertawa sedikit mendengar jawabannya.

                “What?” Tanya Kai sambil melirik kearahku. Aku menggeleng cepat.

                “Jadi sebenarnya umur kita bertiga sama?” tanyaku. Aku tahu ini pertanyaan random, tapi aku benar-benar penasaran tentang ini. Aku melihat Sehun dan Kai secara bergantian. Sehun mengangguk, sedangkan Kai menggeleng. Aku tertawa melihat reaksi mereka.

                “Aku lahir lebih dulu. Dia masih harus memanggilku dengan sebutan ‘hyung’,” ucap Kai.

                Sehun menggeleng pelan. “Harusnya aku tidak perlu memanggil dia ‘hyung’ karena kita seumuran,” ucap Sehun sambil tersenyum seperti anak kecil.

                Aku memukul bahu Sehun. “Kamu harus tetap memanggil Kai-oppa dengan sebutan ‘hyung’, dia itu seniormu,” ucapku. Sehun glare at me, aku mengeluarkan lidahku kearahnya. Aku menatap Sehun lagi. “Ah! berarti kamu harusnya memanggilku dengan sebutan ‘noona’, karena aku lahir lebih dulu darimu,” ucapku cepat.

                Sehun tertawa. ia memperhatikanku dari atas sampai bawah dan menggeleng. “Aku tidak akan memanggilmu ‘noona’ kalau kamu tetap terlihat seperti anak umur 10 tahun,” ucapnya.

                Aku memukul lengan Sehun keras dan menatapnya kesal. Aku mengalihkan tatapanku pada Kai. Kai tertawa kecil melihat kelakuanku dan Sehun. “Berarti aku tidak perlu memanggilmu dengan sebutan ‘oppa’?” tanyaku padanya.

                Kai mengangkat bahunya santai. “Terserah. Aku tidak masalah, tapi kamu masih seumuran dengan Sehun, kan? Lagipula aku suka kalau kamu memanggilku dengan sebutan ‘oppa’,” jawabnya sambil tersenyum.

                Aku bisa merasakan wajahku memanas saat mendengar jawabannya, sedangkan Sehun tertawa semakin besar di belakangku. Aku berbalik dan menutupi pipiku. Aku menggigit bibirku untuk menahan senyum yang mulai mengembang di wajahku.

                Sehun menyenggol bahuku pelan dan mengedipkan sebelah matanya padaku. Aku mendorongnya menjauh dariku. “Agh, go away, you!”

                Aku kembali berjalan dan berusaha untuk bersikap seperti biasa lagi. Kami berjalan menyusuri Itaewon. Masuk ke beberapa toko dan melihat-lihat. Kami masuk ke toko pakaian wanita, aku menarik Sehun dan Kai agar ikut masuk.

                Aku mulai melihat-lihat di rak-rak pakaian. Mengambil beberapa piece baju dan mencobanya. Sehun dan Kai duduk di depan kamar ganti, menungguku mencoba beberapa dress.

                “Yaa Chaerin-ah, ayo keluar dan perlihatkan dress yang kamu coba,” teriak Sehun dari luar.

                Aku mencoba dress putih polos yang simple, aku mengintip ke luar dan melihat Sehun melambaikan tangannya, menyuruhku untuk keluar. Aku melangkah ke luar.

                Sehun dan Kai memperhatikanku lalu menggeleng. “Terlalu simple,” ucap Sehun.

                Aku masuk lagi dan mencoba dress lainnya dan memperlihatkan pada Sehun dan Kai. Kegiatan ini terulang beberapa kali, sampai akhirnya mereka mengangguk setuju saat aku keluar dengan dress berwarna biru muda.

                “Warna itu terlihat bagus di tubuhmu,” ucap Kai santai.

                Aku kembali ke kamar ganti dengan cepat. Aku tersenyum sangat lebar karena komentar Kai barusan. Aku keluar lagi dan membayar dress yang Kai suka tadi, lalu kami bertiga keluar.

                Setelah itu kami masuk ke toko pakaian pria. Aku memilihkan beberapa topi dan kemeja untuk Sehun, sedangkan Kai melihat-lihat bagian sepatu.

                “Yaa, sepertinya Kai-hyung mulai tertarik denganmu,” ucap Sehun sambil menahan senyumnya.

                I glare at him. “Aku tidak suka dengan Kai,” ucapku untuk yang ke 100 kalinya hari itu.

                Sehun menggeleng. “Aku tahu kamu bahagia sekali hari ini karena bisa jalan dengan Kai-hyung. Aku bisa lihat dari wajahmu,” ucapnya sambil mendekatkan dirinya padaku.

                Aku mendorong tubuh Sehun dengan bahuku. “Kamu lama kelamaan bersikap seperti Baekhyun-oppa yang suka menyebalkan,” ucapku.

                Sehun tertawa. Tiba-tiba Kai menghampiriku dan Sehun. Ia berdiri di antara kami.

                “Aku akan keluar untuk beli minum sebentar. Apa kalian mau?” Tanya Kai.

                Aku menggeleng. Sehun tersenyum jail dan mendorongku kearah Kai. “Aku butuh minum. Tapi aku masih ingin melihat-lihat ini. Chaerin akan ikut denganmu,” ucap Sehun cepat.

                Mataku membelalak melihat kelakuan Sehun, tapi aku tidak bisa menolak Kai karena ia sudah mengajakku untuk keluar.

                “Aku ingin chocolate bubble tea, hyung,” teriak Sehun saat aku dan Kai mulai berjalan.

                Aku berjalan mengikuti Kai. Awalnya, Kai berjalan agak di depan, tapi ia melambatkan langkahnya dan mensejajarkan dirinya denganku. Kami berjalan dalam diam. Kai tidak mengajakku bicara. Tapi aku sedikit bersyukur, karena aku tidak tahu aku akan berreaksi seperti apa jika ia mengajakku bicara.

                Aku berbelok ke kanan, tapi Kai menarik tanganku. “Bukan kearah sana,” ucapnya.

                Aku mengangguk dan mengikutinya. Ia masih terus menggenggam tanganku. Wajahku mulai memanas lagi. Aku menarik tanganku sedikit dan ia melepaskannya dengan santai. Tiba-tiba ia berhenti dan berjalan kearah sekumpulan anak muda di ujung jalan. Aku masih mengikutinya.

                Aku berhenti melangkah begitu Kai menyapa salah satu diantaranya. Ternyata sekumpulan anak muda itu adalah teman Kai. Mereka mengobrol sebentar. Aku masih berdiri sambil melihat-lihat sekelilingku. Aku menatap Kai, yang saat ini sedang bicara dengan salah satu temannya.

                “Itu siapa?” Tanya teman Kai.

                Kai menengok kearahku dan tersenyum, aku juga ikut tersenyum. “Teman,” jawabnya santai. “Cantik kan?” tambahnya sambil tertawa. Teman-temannya ikut tertawa dan melambaikan tangannya padaku. Setelah itu Kai baru pamit dengan teman-temannya dan kembali menghampiriku.

                “Itu teman-temanmu?” tanyaku.

                Kai mengangguk. “Mereka dance crew terkenal di daerah sini. Dulu aku sering main dengan mereka, tapi sejak aku trainee aku jarang ke sini,” jawabnya.

                Aku mengangguk. Kai mengajakku ke salah satu toko bubble tea. Tempatnya tidak terlalu besar dan tidak terlalu ramai. Kai memesankan minuman untuk kami bertiga dan ia yang membayarnya. Lalu kami kembali ke toko tempat Sehun berada.

                Sehun masih melihat-lihat topi di toko itu. Aku menyodorkan minumannya dan ia langsung tersenyum seperti anak kecil.

                Setelah beberapa saat, kami keluar dari toko itu dan memasuki beberap toko lainnya. Ternyata hari sudah mulai malam.

                “Hyung, apa kita harus kembali ke dorm sekarang?” Tanya Sehun saat ia melihat jam.

                Kai terdiam sebentar. “Makan dulu, setelah itu kita pulang,” jawabnya. Ia mengajak kami ke salah satu restoran korea yang agak sepi. Kai bilang, ia sering makan di sana dulu. Tempatnya nyaman, enak dan tidak terlalu mahal. Kami duduk di ujung ruangan.

                Sehun membuka topinya. Mataku membelalak melihat prilakunya.

                “Chill, tidak akan ada orang yang mengenali,” ucap Sehun padaku sambil mengacak-acak rambutnya.

                Aku mengangkat bahu. Kai tidak membuka topinya, tapi hanya menariknya keatas sedikit sehingga orang lain bisa melihat jelas wajahnya saat ini. Aku menggeleng pelan.

                Tidak beberapa lama makanan kami datang, lalu kami langsung menyantapnya. Tapi beberapa menit setelah kami makan, kenyamanan kami mulai terganggu. Ada beberapa cewek yang masuk ke restoran itu dan langsung melihat kearah meja kami. Sehun dengan cepat memasang kembali topinya. Kai juga merasakan hal ini, ia menarik turun topinya kembali.

                Aku menatap Sehun dan Kai bergantian. “Sebaiknya kita kembali ke dorm,” ucapku pelan. Mereka mengangguk dan langsung berdiri. Mereka keluar duluan, sedangkan aku berjalan menuju ke kasir.

                Salah satu cewek tadi berjalan menghampiriku. Aku tersenyum kepadanya, berharap tidak ada yang mencurigakan dari gerak-gerikku.

                “Onnie, apakah tadi itu adalah member EXO?” tanyanya santai.

                Aku tersenyum. “EXO?” tanyaku pura-pura bego.

                Cewek itu tertawa. “Ahh, ternyata bukan. Aku kira mereka Kai-oppa dan Sehun-oppa,” ucapnya, lalu ia melangkah pergi.

                Aku menghela nafas lega, dan cepat-cepat keluar dari restoran itu. Aku menarik Sehun dan Kai agar berjalan agak lebih cepat.

                Aku duduk di sofa ruang tengah setelah sampai di dorm EXO. Sehun dan Kai duduk di sampingku, mereka juga terlihat kecapekan.

                “Wahh, popularitas kalian benar-benar melesat,” ucapku. Sehun dan Kai tertawa.

                “Oh? Sedang apa kamu di sini, Chaerin-ah? Aku baru saja dari rumah,” Tanya Suho yang baru saja keluar dari kamarnya.

                Aku melambai kepadanya. “Aku baru saja pergi dengan Sehun dan Kai-oppa,” jawabku.

                Suho berjalan mendekat. “Kalian kemana?

                “Itaewon. Dan tadi mereka hampir saja di kenali oleh fans,” jawabku cepat.

                Suho menatap Sehun dan Kai kaget. Sehun mencubit lenganku pelan. Aku tertawa dan berdiri, lalu tersenyum pada Sehun dan menunduk pada Kai.

                “Sepertinya aku harus pulang sekarang. Hari ini menyenangkan sekali. Terima kasih sudah di temani,” ucapku pada Sehun dan Kai. Aku menepuk bahu Suho dan tersenyum. “Chill, brother,” ucapku padanya lalu berjalan keluar dari dorm EXO.

                Selama perjalanan pulang, aku tidak bisa menahan senyumku. Hari ini benar-benar menyenangkan buatku. Aku bisa lebih dekat dengan 2 member EXO dan yang paling penting, aku bisa mengenal Kai lebih dekat. Sepertinya aku akan tidur dengan lelap malam ini.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
cuteyang
#1
Chapter 19: Love this story...! :D
milkshakevanilla #2
Chapter 19: omg!!! good fanfic
sequel please
p-hyunah #3
Sequellllll min sequeeellllll aku mau sequeelllll!!
youngiieah
#4
new reader here^^ update soon ya authornim~
nora50
#5
Great update!!!!!! Even though short ...but I love it! ^^ I can't wait for the next one!
ChanPark97 #6
WOW~ author nim. fast update. haha~ I LOVE YOU,
but, I am still curious about it..
nora50
#7
T.T update plis...or I can't sleep well lg seru2nya nh. Good update.
ChanPark97 #8
sehun kasihan T^T
duhhh~ si chaerin, kenapa nggak ngeh sih kalo diaksir sama si maknae???
Jadian dong.... :3
nora50
#9
Aww Sehun >.< so sad...m dtinggal chaerin. If i were her i would stay forever beside him hihi. Btw good update!!!