Tenggelam
Remaja"Kalau jatuh sama dengan menyelam, kamu rela nggak untuk tenggelam?"
Hitomi mendongak, mengalihkan perhatiannya sejenak dari jurnal yang tengah ia baca. Di depannya, Chaewon duduk bersila—gagang permen batang terselip di antar bibirnya.
Kekasihnya itu resmi jadi alumni kampus mereka beberapa bulan lalu. Entah ia harus menyebut ini anugerah atau musibah, tetapi gadis itu bahkan tidak sempat mengalami fase menjadi pengacara (baca: pengangguran banyak acara) selepas sidang karena begitu kantor tempatnya magang dulu mendengar kabar tersebut, mereka segera memanggil kekasihnya kembali untuk memulai kehidupannya menjadi kacung korporet.
Dengan kata lain, hubungan jarak jauh mereka kembali dimulai, dan Hitomi harus menguatkan diri menahan rindu dan cemburu.
(Perihal cemburunya Hitomi, kita bahas lain kali saja. Hari ini, suasana hatinya sedang baik, sebab setelah beberapa minggu tak bertemu, akhirnya hari ini ia bisa berbagi peluk dengan Chaewon. Dasar anak muda)
"Apa hubungannya tenggelam sama menyelam?" ia balik bertanya. Kedua alis Chaewon bertaut, pipinya menggembung. Kerutan di dahinya bertambah dalam, lantas Hitomi mendesah—kalau sudah begini, kemungkinannya cuma satu. Kata-kata sudah naik ke ujung lidah, tapi Chaewon tidak tahu bagaimana mengungkapkannya dengan benar. Pertama, karena merangkai kata bukan keahlian gadis itu.
(Perihal merayu Hitomi dan melempar gombalan kacangan, itu lain soal. Tolong jangan dicampur adukkan)
Kedua, karena—
"Udahan kok ini nugasnya, aku istirahat dulu."
Chaewon tidak mau mengusik Hitomi jika gadis itu sedang beraktivitas.
"Aku tadi baca," gadis itu berkata lamat-lamat, "Kalau jatuh cinta itu kayak menyelam untuk tenggelam. Kita mungkin menikmati perasaan waktu pertama kali kita menyelam, tapi yang namanya tenggelam, terjadinya cepat, tanpa kita sadari. Tahu-tahu udah di dasar aja."
"Kayaknya tiap kamu lagi pulang dan nyamperin aku ke kosan gini, selalu adaaa aja bahasan random yang baru," dengkus Hitomi pelan sambil meletakkan laptop di atas tempat tidurnya, "Kamu stress jadi budak korporat ya?"
"Sembarangan," gerutu Chaewon sambil beringsut mendekat, lantas mendaratkan pantatnya di sebelah Hitomi, mengisi ruang kosong yang ada, "Beneran udah nugasnya?" tanya gadis itu pelan, jemarinya bergerak mengamit tangan Hitomi, mengisi celah di antara jemarinya.
Hitomi tersenyum kecil, balas menggenggam jemari gadis itu, meremasnya pelan. Genggam tangan
Comments