Chapter 12

What 'LOVE' is...???
Please Subscribe to read the full chapter

Mereka menghabiskan waktu kencan mereka dengan memancing di tepi danau. Jiyong mengajarkan Seungri bagaimana memasang umpan ke kail dan teknik melempar umpan yang tepat. Memancing adalah salah satu olahraga sederhana yang hanya membutuhkan kesabaran dalam mendapatkan hasil. Jiyong dan Seungri duduk terdiam sembari menunggu umpan mereka ditangkap oleh ikan. Namun di sela-sela memancing Jiyong mengajak Seungri untuk mengobrol.

"Kau tahu ini adalah tempat favorit aku dengan ayahku."

Seungri memandang Jiyong yang tiba-tiba berbicara mengenai ayahnya.

Jiyong menghela nafas panjang, "Dahulu aku dan ayah selalu memancing di tempat ini ketika ayahku sedang suntuk untuk membuat karya musik. Dia adalah seorang violist terkenal di Korea dan di sini. Dia juga terkadang diminta untuk membantu membuat sebuah lagu untuk penyanyi lokal di sini. Tapi suatu saat ayahku kehilangan inspirasinya dalam bermusik. Dia selalu gagal untuk menciptakan sebuah lagu. Dan saat itu dia dituduh memplagiat sebuah lagu meskipun jelas-jelas itu adalah karyanya. Itu adalah karya terakhir terbesarnya saat itu ditengah-tengah perjuangannya dalam bermusik. Tim orkestra tempat ayah bekerja mempercayai rumor tersebut dan tidak ingin mendengarkan penjelasan dari ayah. Mereka akhirnya memutuskan kontrak ayah secara sepihak sebagai violist. Ayah mencoba bangkit dan lebih berfokus pada permainan biolanya. Namun tidak ada orkestra yang mau mengkontrak ayah karena rumor tersebut. Hubungan ayah dan ibu menjadi panas saat itu. Mereka selalu bertengkar, ibu merasa malu dengan rumor tersebut karena orang-orang yang mengenali wajahnya akan bergunjing tentangnya dan ayah. Perekonomian keluarga kami pun memburuk karena ayah tidak memiliki pekerjaan saat itu. Ibu akhirnya tidak tahan dengan keadaan keluarga kami dan memutuskan pergi dari rumah. Dia bertemu dengan seorang pria kaya dari Korea pada saat itu. Mereka berencana untuk menikah di Korea karena pria tersebut datang ke Paris hanya untuk pekerjaan dan bertemu dengan ibuku adalah sebuah bonus. Ayah yang mendengar hal tersebut merasa terpukul. Dia akhirnya menemui Jinu dan meminjam uang untuk bisa kembali ke Korea. Aku dan ayah akhirnya kembali ke Korea setelah bertahun-tahun tinggal di Paris. Kami mencari keberadaan ibuku selama berbulan-bulan. Namun pada saat itu kami terlambat, ibu telah memiliki keluarga di Korea melihat pemberitaan di televisi. Ayah sangat terpukul dan pergi mabuk-mabukan. Di saat-saat terakhirnya dia hanya memikirkan ibu. Dia merasa bersalah karena tidak bisa membahagiakan ibu seperti yang dia kehendaki. Akhirnya dia memilih jalan pintas dan bunuh diri tanpa memikirkan aku sebagai anak semata wayangnya sedikitpun" Tidak terasa Jiyong meneteskan air mata setelah dia menceritakan kisah hidupnya pada Seungri.

Seungri tertegun karena Jiyong membuka lembaran masa lalu yang pahit pada dirinya. Seungri mendekati Jiyong dan mengusap air mata yang jatuh di pipi Jiyong. Seungri memeluk Jiyong dengan erat sambil mengusap-usap punggung kekasihnya agar Jiyong merasa lebih tenang. Dia mengerti bahwa kekasihnya pasti merasa sedih harus menceritan masa lalunya. Dia mengerti apa yang dirasakan oleh kekasihnya tersebut, sendiri tanpa ada seseorang yang bisa dia percaya untuk menolongnya. Dia mengerti perasaan tersebut karena pengalamannya.

"Kau tahu Ri, aku harus banting tulang untuk mencari pekerjaan meskipun usiaku saat itu baru menginjak 15 tahun. Kau tahu betapa kerasnya hidup di kota besar seperti Seoul seorang diri? Aku merasa ingin menyerah dan menemui kedua orang tuaku." Jiyong kembali menceritakan masa lalunya pada Seungri.

Seungri menatap kedua mata Jiyong setelah kekasihnya mengatakan akan mengakhiri hidupnya.

"Kau tidak perlu khawatir sayang. Jika aku melakukannya aku pasti tidak akan berada di sini di sampingmu." Jiyong menyakinkan Seungri hal tersebut adalah sekilas pikiran negatif yang ada di benaknya saat itu karena Jiyong merasa hidupnya saat itu terlalu keras untuk dia jalani seorang diri.

Jiyong mengelus pipi Seungri dengan lembut dan mengajak Seungri berjalan kembali ke tempat piknik mereka. Jiyong duduk di atas tikar dengan Seungri duduk bersandar di tubuhnya. Jiyong bermain dengan jari-jemari Seungri sambil bercerita kembali masa lalunya. "Kau tahu aku merasa bersyukur karena saat itu ada seseorang yang membantuku."

"Siapa dia? Apakah anggota keluargamu?" Seungri penasaran, dia berikir Jiyong tidak memiliki saudara di Korea karena dia tahu satu-satunya keluarga Jiyong adalah Jinu, adik dari ayah kekasihnya tetapi mereka memilih menetap di Paris.

"Kau bisa mengatakan demikian. Dia adalah kakak tiriku dari keluarga baru ibuku."

Seungri menoleh ke belakang untuk melihat ekspresi kekasihnya.

"Aku benci dia, pada awalnya. Aku memukul dia karena telah merusak keluarga kami, meskipun aku sadar sebenarnya itu bukan kesalahannya. Aku bertanya-tanya kenapa dia datang setelah menghancurkan keluarga kami. Kau tahu kedatangannya mengejutkan sanu bariku dari segala sisi. Dia mengatakan kabar duka bahwa ibuku meninggal karena kecelakaan. Pada saat itu aku merasa tidak merasa sedih sedikitpun mengenai kabar tersebut. Aku justru tertawa mendengarnya, mungkin itu balasan karena dia telah meninggalkanku dan ayah. Tapi aku rasa kakak tiriku dapat melihat ke dalam isi hatiku. Dia memelukku dengan erat dan aku menangis seperti sebuah bendungan pecah. Dia menenangkanku beberapa jam dan mengajakku ke rumahnya. Aku merasa tidak diterima di rumah tersebut khususnya sang pemilik rumah kakeknya, tapi kakak menyakinkanku untuk tinggal di rumah tersebut. Keberadaanku seperti udara, aku tidak dianggap oleh kakenya. Aku bertahan seperti yang diinginkan oleh kakakku, kami berjuang di rumah itu. Kakakku bertahan dari ambisi yang terus-terus diberikan oleh kakek sedangkan aku bertahan karena permintaan kakakku. Aku merasa harus balas budi padanya karena dia telah memberikan banyak hal padaku seperti sekolah, baju yang aku kenakan dan perhatian yang tidak aku dapat dirumah tersebut. Setelah dua tahun berada di rumah tersebut akhirnya aku memutuskan untuk keluar dari rumah tersebut. Kakakku awalnya tidak setuju, namun setelah aku membujuknya bahwa aku ingin mandiri, dia pun akhirnya merelakan aku pergi. Aku bertemu seorang sahabat Youngbae, kami menjadi teman sekamar ketika berada di asrama kampus. Kami memiliki hobi yang sama yaitu musik. Kami akhirnya membuat musik bersama-sama dan memproduksi lagu-lagu kami dari studio kecil yang kami bangun. Namun ternyata musik kami justru mendapatkan sambutan baik bagi para pendengar maupun pengamat musik. Akhirnya aku memutuskan untuk mendapatkan pinjaman dan membangun sebuah perusahan di bidang entertaiment. Kakakku mengajarkan hal-hal umum mengenai bisnis terlebih dahulu sebelum akhirnya aku benar-benar membuat perusahaanku sendiri. Kau tahu GD. ent?" Jiyong melihat pada Seungri yang nyaman bersandar di tubuhnya sembari mendengaran ceritanya.

"Aku tahu. Perusahaan entertaiment terbesar ke dua di Korea. Tunggu? Apakah kau? Kau?" Seungri tidak percaya jika Jiyong adalah pemilik perusahaan tersebut.

Jiyong mengangguk, "Kau tahu sahabatku Youngbae sebenarnya adalah Taeyang. Penyanyi idamanmu."

"Benarkah?" Seungri menatap Jiyong penasaran.

"Dia selalu bersamaku di saat-saat aku butuh. Kau tahu dia adalah orang yang merekomendasikan liburan aku ini. Mungkin jika dia tidak menyuruhku untuk pergi ke Paris, aku tidak akan bertemu dengan seekor panda yang lepas d

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Hyfda55555 #1
Chapter 21: Kakkkk lanjut dong, penasaran banget sama kelanjutan nya😖
pandari_1212 #2
please update :(
Wahyuni89 #3
Chapter 21: I hate u seunghyun...
Wahyuni89 #4
Chapter 1: ?
Mathlove #5
:'(
Vipmelody7
#6
Chapter 21: it
Ugh I really don't like Seunghyun in here
katsycat #7
Chapter 20: kapan lagi update nya thor
Byoel-emaknyaseungri #8
Chapter 1: Nyesek gue bacanya ?????
Sashalee
#9
Chapter 20: Omg riri
Santikarahmawati021 #10
Chapter 20: Andwee baby riri ??