Chapter 8

What 'LOVE' is...???
Please Subscribe to read the full chapter

Seungri hendak membangunkan Jiyong untuk mengantarkannya bekerja, tetapi tidak disangka jika Jiyong justru sudah bangun tanpa harus dibangunkan terlebih dahulu.

"Ah, baguslah kau sudah bangun. Aku sudah menyiapkan sarapan." 

Jiyong kemudian duduk di depan piring dengan scramble egg, sosis and toast yang tersaji untuknya.

"Jiyong, setelah kau selesai, bisakah kau mengantarkan aku ke restoran?" Seungri yang sedang mencuci piringnya mengingatkan tugas Jiyong untuk mengantar dan menjemputnya bekerja. 

"Tidak bisakah kau pergi sendiri." Jiyong yang sedang lahap menyantap sarapannya tidak peduli dengan tugas yang diberikan oleh paman dan bibinya. Dia tidak ingin memiliki 'beban' selama liburannya.

Seungri menoleh pada Jiyong, "Kalau begitu pinjamkan mobilmu, dengan begitu kau tidak perlu repot-repot mengantar dan menjemputku. Kau juga jarang ke luar rumah, jadi itu ada ide yang bagus."

"Dalam mimpimu. Aku tidak akan pernah membiarkanmu mengendarai mobilku." 

"Kalau begitu cepat bersiaplah. Aku tidak ingin terlambat di hari pertamaku bekerja." Seungri menyelesaikan kembali pekerjaannya mencuci piring. 

Jiyong kemudian meletakan piring di bak cuci piring agar Seungri mencucinya.

Dia pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka dan gosok gigi, setelah itu pergi ke kamarnya untuk mengganti pakaiannya. Meskipun dia merasa malas untuk mengantarkan Seungri, tetapi dia tidak memiliki pilihan lain selain melakukannya. Dia tidak ingin mobilnya digunakan oleh Seungri, dia tidak tahu apa yang akan dilakukan oleh Seungri pada mobil dirinya.

Seungri yang menunggu Jiyong di sofa kemudian mengikuti Jiyong keluar rumah.

"Kenapa jalanmu lucu sekali?" Jiyong melihat Seungri jalannya yang agak terpincang-pincang.

"Ini bukan urasanmu." Meskipun Seungri telah mengopres kakinya, tapi dia masih merasakan sakit ketika dia harus memberikan beban pada kakinya, seperti berjalan.

Jiyong menoleh pada Seungri, "Tentu itu menjadi urusanku. Bagaimana jika kamu justru melakukan sesuatu yang tidak penting di dapur pamanku. Bagaimana jika kau justru memberi beban pada pamanku? Ah, bagaimana jika mereka mengira jika menyalahkanku karena kekonyolanmu sendiri."

Seungri tidak percaya dengan apa yang dia dengar dari mulut Jiyong, "Bukankah ini memang salahmu? Kau yang menyuruhku mengendarai sepeda tuamu karena kau terlalu pelit untuk meminjamkan mobilmu."

Jiyong menarik kerah Seungri, "Hei, jika kau terjatuh lalu patah tulang atau apapun, itu bukan salahku. Itu kesalahanmu sendiri karena kebodohan dan kecerobohanmu. Jika kau menyalahkan aku, kau salah besar. Jika kau tidak suka caraku memperlakukanmu di sini, kau bisa angkat kaki dari sini. Kehadiranmu di sini hanya menjadi beban untukku. Ini seharusnya menjadi liburanku tapi aku justru harus mengasuhmu. Itu sangat menyebalkan!"

Jiyong melepaskan kerah Seungri dengan sedikit mendorongnya dan dia langsung berjalan menuju mobilnya tanpa menunggu Seungri.

Seungri tidak menduga ledakan kemarahan dari Jiyong. Dia kehilangan sedikit keseimbangan dari dorongan tersebut, tapi untungnya dia dapat menjaga keseimbangannya dengan memegangi pinggiran pintu. Dia tidak ingin jatuh dan memperparah kondisi kakinya yang saat ini yang masih bengkak karena terkilir.

Seungri tidak tahu kesalahan apa yang dia perbuat pada Jiyong hingga dirinya harus menerima sikap kasar dari sang producer. Ini mengingatkan dirinya akan masa lalunya dan membuat kepalanya sedikit pusing. Dia mengikuti Jiyong masuk ke dalam kursi penumpang. 

Di dalam mobil mereka hanya duduk terdiam tanpa ada satu kata pun yang keluar dari mulut mereka.

----

Setelah sampai di restoran, Seungri tidak menunggu Jiyong untuk masuk ke dalam. Dia menyapa Sophie yang sedang membersihkan meja kasir.

"Hai Ri, kau baik-baik saja?" Sophie menghentikan pekerjaannya dan hendak menyapa Seungri tetapi setelah melihat sang koki baru terlihat sedikit pucat dan terpincang membuatnya khawatir.

"Iya, aku baik-baik saja. Tidak perlu khawatir. Aku tidak akan menjadi beban di sini." Seungri mengingat perkataan Jiyong bahwa dia tidak boleh membebani pekerjaan yang ada di restoran. 

Seungri tidak menunggu jawaban dari Sophie karena dia langsung pergi ke ruang loker untuk mengganti pakaiannya.

"Kau tidak apa-apa Seungri. Kau akan baik-baik saja. Ini hanya luka kecil." Seungri membuat mental note untuk dirinya sendiri agar dia bisa menjalani harinya dengan lancar.

Sesampainya di dapur Seungri diminta bantuan oleh Lenny untuk memasukkan beberapa barang yang baru datang. Meskipun dia telah dibantu oleh Pierre, dia masih kekurangan tenaga karena banyaknya barang/ bahan yang datang. Pierre dan Seungri saling membantu untuk memasukan barang/ bahan ke dalam dapur dan ruangan pendingin. Sementara Lenny mengecek barang/ bahan yang dipesannya. Mereka terus mondar-mandir memasukkan barang/ bahan di dapur. Seungri yang terus mengangkat barang/ bahan berat merasakan dampaknya. Kakinya semakin nyeri setiap dia melangkah. Dia tidak dapat menipu dirinya sendiri bahwa sakit pada kakinya luar biasa sehingga membuatnya meras pusing hingga berkunang-kunang. Seungri terus memaksakan dirinya untuk mengangkat barang/ bahan tersebut hingga box terakhir. 

Seungri meletakkan kotak terakhir yang berisi lobster ke ruang pendingin bersama dengan bahan seafood yang lain. Dia bersandar pada rak dan memjamkan matanya. Dia mengatur nafasnya dan mengontrol rasa sakit yang ini dia rasakan. Dia tidak ingin merusak hari pertamanya bekerja dan menjadi beban seperti yang dikatakan Jiyong. Mata Seungri berkunang-kunang, pandangannya kabur seakan-akan semua disekitarnya berputar.

Seungri akhirnya tidak mampu untuk mengendalikan tubuhnya yang mulai tersungkur ke lantai.

"Lenny, kau melihat Seungri?" Jinu masuk ke ruang dapur dan langsung menanyakan keberadaan Seungri setelah mendengar Sophie mengatakan keadaan Seungri.

"Oh, aku lihat dia masuk ke dalam ruang pendingin untuk memasukkan lobster. Mungkin dia di sana bos." Pierre menjawab pertanyaan dari Jinu.

Tapi betapa terkejutnya Jinu ketika dia masuk ke ruang pendingin. Dia melihat Seungri pingsan di lantai.

"Oh my God Seungri. Hei buka matamu. Kau demam." Jinu mencoba menggoyang-goyangkan tubuh Seungri, namun tidak ada respon.

Jinu kemudian mengangkat lengan Seungri dan meletakkan tubuh karyawan barunya di punggungnya. Semua koki yang sedang mempersiapkan bahan-bahan untuk makan siang terkejut ketika melihat Jinu menggendong Seungri.

"Apa dia terluka?" Math khawatir jika Seungri terjatuh dan membuatnya terluka.

"Dia tidak apa-apa. Dia hanya demam. Kalian tidak perlu khawatir. Kalian kerjakan yang harus dikerjakan. Aku akan kembali. Math, sementara aku serahkan urusan dapur padamu." 

"Baiklah kau tidak perlu khawatir." Math selalu menggantikan Jinu, jika sang kepala koki ada keperluan mendadak.

----

"Oh Tuhan apa yang terjadi?" Sophie terkejut melihat Jinu yang saat ini sedang menggendong Seungri di punggungnya.

"Aku temukan dia pingsan di ruang pendingin. Bisakah kau hubungi Paul untuk datang ke sini." Jinu berkata sambil berjalan menuju kantornya.

Sophie menghubungi temannya yang seorang dokter untuk memeriksa keadaan Seungri. Sophie menarik Jiyong yang sedang meminum kopi ke kantor Jinu.

Sementara itu, Jinu meletakkan Seungri di sofa perlahan. Dia membuka beberapa kancing di bagian atas pakaian Seungri agar dia merasa nyaman. Jinu juga membuka sepatu Seungri karena ada kemungkinan karyawannya tersebut terkilir kemarin karena menurut Sophie, istrinya Seungri datang dengan sedikit terpincang. Saat dia membuka sepatu Seungri yang sebelah kiri, Jinu terkejut dengan lebam dan bengkak yang cukup besar di kaki kiri Seungri.

Sophie masuk ke dalam ruangan untuk melihat keadaan Seungri dengan Jiyong yang ditarik tangannya oleh Sophie.

"Tolong ambilkan kompres es. Oh, Apakah kau sudah menghubungi Paul?"

"Aku sudah menghubunginya, sebentar lagi juga dia akan ke sini." Sophie kemudian pergi untuk mengambil kompres es.

"Jiyong, apakah kau tahu kenapa dia seperti ini?" Jinu bertanya pada Jiyong tanpa menoleh ke belakang.

"Aku tidak tahu. Mungkin dia terjatuh." Jiyong coba memberikan sebuah alasan.

"Mungkin? Ba

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Hyfda55555 #1
Chapter 21: Kakkkk lanjut dong, penasaran banget sama kelanjutan nya😖
pandari_1212 #2
please update :(
Wahyuni89 #3
Chapter 21: I hate u seunghyun...
Wahyuni89 #4
Chapter 1: ?
Mathlove #5
:'(
Vipmelody7
#6
Chapter 21: it
Ugh I really don't like Seunghyun in here
katsycat #7
Chapter 20: kapan lagi update nya thor
Byoel-emaknyaseungri #8
Chapter 1: Nyesek gue bacanya ?????
Sashalee
#9
Chapter 20: Omg riri
Santikarahmawati021 #10
Chapter 20: Andwee baby riri ??