Pelarian & Drama tengah jalan

Cool Idiot

Ji Hye menyembunyikan wajahnya yang kesal. Mengernyit dan menggertakan gigi.

‘Sial’ adalah satu kata yang mereka berdua katakan dalam hati.

“Gue keluar. Disini panas!” Ji Hye menghentakan kaki dan berjalan menuju pintu keluar dengan perasaan dongkol.

Chan Yeol kewalahan, “Hye! Tunggu!”. Chan Yeol melepas baterai handphonenya lalu mengejar Ji Hye.

----

“Hye, tungguin gue!” Setelah melepas baterai Handphonenya, Chan Yeol langsung mengejar Ji Hye yang keluar dari dapur secara tiba-tiba. Gara-gara kejadian tadi, Chan Yeol bener-bener mengutuk si pencipta handphone.

Kenapa harus ada telfon di saat intens kayak gitu sih?’

‘Sialan!’

Kata itu yang terus-terusan Chan Yeol ucapkan dalam hati. Sambil kakinya terus melangkah mengikuti arah perginya Ji Hye yang ternyata pergi kearah belakang sekolah, berjalan melewati UKS dan menuju ke jalan setapak.

“Hye, tunggu!” Chan Yeol memanggil dan mempercepat langkahnya. Setelah Ji Hye terkejar dia menarik satu tangan gadis itu, mencegahnya untuk tidak pergi lebih jauh.

“Hye…” Chan Yeol menatap wajah gadis itu yang sudah berubah merah. “Loe marah Ya?”

Mendengar pertanyaan Chan Yeol,  Ji Hye langsung melotot dan mukanya berubah tegang, dia merasakan panas yang semakin menjadi-jadi di mukanya. Sesaat juga dia bingung dengan semua perasaan dan ekspresi yang dia keluarkan setelah mereka gagal kissing. Dia agak dongkol , tapi dia juga kesel dengan pertanyaan Chan Yeol yang terkesan bahwa dia memang ‘kepengen’. Padahal kan si Chan Yeol yang tiba-tiba yadong.

‘Arghhh! Kenapa gue jadi begini sih?’ didalam hati Ji Hye terus berteriak-teriak. Mengutuk dirinya sendiri kenapa bisa sedongkol-itu karena kejadian memalukan itu. Yang bikin di malu adalah….dia udah tutup mata. Seharusnya dia gak terbawa suasana tadi. Seharusnya dia hajar aja si Chan Yeol karena punya pikiran yadong. Tapi kenyataannya malah sebaliknya.  Mengingat hal itu Ji Hye ingin menyembunyikan wajahnya yang sudah seperti tomat mateng, jadi dia memalingkan muka.

“Enggak” Ji Hye menjawab tegas sambil melangkah pergi tapi Chan Yeol langsung menghentikannya lagi. Ji Hye tidak dapat menatap wajah Chan Yeol gara-gara kejadian itu tapi Chan Yeol malah berdiri dekat di depannya membuat Ji Hye semakin dag-dig dug.

“Sorry, Hye. Gue gak tahu bakal ada telfon. Telfon sialan emang! Sorry, Hye” Chan Yeol memasang muka ala anak anjing yang ketangkap basah kencing di karpet majikannya.

Ji Hye makin ngerasa canggung, aneh, kesel dan malu sesaat mendengar Chan Yeol berkata seperti itu. Dia akhirnya membela diri, “Biasa aja kali! L-loe pikir gue sekesel itu apa?” Walau mencoba tenang tapi mata Ji Hye masih gak fokus, tetep gak bisa menatap wajah Chan Yeol.

“Tapi ini hal penting buat gue. Harusnya tadi gue silent aja nih hape, sorry ya, Hye”

Mendengar itu Ji Hye yang tambah malu dan kesel akhirnya membentak, “Irghh, JANGAN DIBAHAS LAGI KENAPA SIH!”,dilangkahkan kakinya cepat-cepat,  meninggalkan Chan Yeol yang kaget karena dibentak. Pengen rasanya Ji Hye jambak-jambak rambut sendiri. Chan Yeol emang paling bisa bikin dia se-salting ini.

‘Park Chan Yeol, sialannn!’

Chan Yeol mengertakan giginya lalu ditatapnya tajam Handphonenya. Sedetik kemudian dilemparlah benda kotak itu ke tanah. Dilihatnya Ji Hye yang menjauh, dengan wajah penuh tekad dia mengejar gadis itu lagi.

Ditariknya satu tangan Ji Hye, yang membuat tubuh mungil gadis itu juga tertarik menuju ke arahnya. Mereka sangat dekat. Ji Hye yang tadinya tidak mau menatap Chan Yeol kini terpaksa menatap lekat  wajah Chan Yeol yang berubah serius, ekspresinya makin seram ketika dia sama sekali tidak berkata apa-apa.  Mata Ji Hye terbuka selebar-lebarnya ketika Chan Yeol mulai mendekat.

#             #             #

“Loe gak apa-apa, Yuri?” Sunny bertanya pada Yuri yang lagi membuang tisu penuh dengan darahnya ke tong sampah. Sunny juga menyadari Yuri terlihat lebih pucat.

 Mereka sedang di UKS. Sesaat setelah Yuri mimisan, Sunny menyeret Yuri yang dongkol karena Kris ke UKS. Membaringkannya agar dia membaik.

“Gak apa-apa, Sunny. Gue cuma lagi anemia aja Sun”

“Anemia? Tapi kalo gak cepet diobatin bisa parah, lho. Gue panggilin Kris sunbae ya” Sunny buru-buru melangkah pergi tapi ditahan oleh Yuri.

“Jangan. Gak usah. Gue udah baikkan. Nanti kalau dia tahu, bukannya dikasihani nanti gue malah diomel-omelin”

“Yakin?”

“Iya. Gue minum obat aja trus tiduran bentar, nanti juga sembuh”

“Ya udah, deh. Ah, loe udah makan belom?”

Yuri nyengir, “Belom. Abis kepikiran Kris Oppa melulu sih”

“Kalo gitu gue cari makanan deh, loe juga kan harus minum obat. Gue pergi dulu”

“Sunny, makasih ya…” Yuri berseru saat Sunny berjalan menuju pintu.

Sunny tersenyum, “Iya. Loe tiduran aja gih”

Yuri mengangguk  lalu langsung memasang posisi paling enak di atas tempat tidur. Saat Sunny berbalik untuk menutup pintu, dia menyadari ada seseorang berdiri si samping kanannya dengan badan yang bersandar ke tembok.

Ternyata Kris.

“Oh, sunbae”

“Shhhh” Kris menyuruh Sunny untuk tidak berisik. Matanya mengintip ke jendela di pintu. Lalu dia menoleh ke Sunny lagi.

“Kenapa anak itu?”

“Mimisan. Anemia katanya”

Mendengar itu Kris mendesah dan menatap kakinya, “Eishhhh, masih anemia aja tuh anak”

“Sunbae, mendingan Sunbae masuk deh, temenin Yuri. Kasihan dia, pucat gitu. Aku juga mau cari makanan buat dia”

“Dia masih aja ngerepotin orang lain” Kris mengumpat sambil terus mengintip di kaca. Sunny tersenyum saat dia bisa melihat kekhawatiran di wajah Kris. Ternyata Kris juga masih kekanakan kayak Chan Yeol. Main pura-pura.

“Aku pergi cari makanan dulu ya” Sunny tersenyum.

“Ah, iya. Makasih ya Sunny”

Lalu Sunny pun menghilang ke koridor menuju kantin. Kris menghela nafas ketika sekali lagi dia mengintip Yuri yang lagi tiduran. Tapi kemudian dia melihat Yuri bangun dan malah mengeluarkan ponselnya.

Kris merasakan handphonenya bergetar. Ada panggilan masuk, dari Yuri. Kris hanya menatap layar handphone sampai akhirnya Yuri memutuskan panggilan. Kris dapat melihat Yuri yang membanting Handphonenya. Tapi dia ambil lagi. Kali ini dia mengirim sms pada Kris.

Kris membuka pesannya, dan hanya terdapat satu kata;

‘Oppa’

Tanpa Kris sadari dia tersenyum kecil. Sudah menjadi kebiasaan Yuri kalau mengirim pesan duluan hanya satu kata. Dan biasanya Kris membalasnya dengan satu kata juga. Yaitu, ‘Apa?’ atau ‘Iya’, lalu setelah itu mereka berkirim pesan lama sekali. Tapi kali itu Kris tak berniat membalas smsnya. Perasaan marah masih menjalari hatinya.

‘Oppa!!!!’

Yuri kembali mengirim pesan. Kris lagi-lagi cuma membiarkannya.

‘Oppa masih marah sama aku? Masih gak mau peduliin aku? Oppa bales dong’

Kris menghela nafas. Diintipnya lagi Yuri yang ternyata lagi sibuk mengelap airmatanya dengan selimut.

‘Aku juga ngerti kalau oppa masih marah sama aku. Aku memang udah sakitin oppa. Tapi apa enggak bisa kasih aku kesempatan kedua? Aku sayang banget sama oppa. Aku udah jauh-jauh datang ke sini cuma buat nemuin oppa. Aku mau menebus kesalahan aku dulu. Oppa bales sekali aja kenapa sih?’

Kris masih diam. Pikirannya mulai mumet. Hati kecilnya berkata untuk memaafkan dia, tapi pikirannya malah membuat kesimpulan kalau Yuri Cuma pingin bermanja-manja dan main-main.

Lalu Kris menerima pesan dari Yuri lagi.

‘Oke, kalau oppa masih gak mau maafin aku. Aku udah gak bisa berbuat apa-apa lagi. Misi aku kesini udah gagal. Tinggal satu keputusannya. Pulang’

Membaca kata ‘pulang’ kedua alis Kris terangkat. Hatinya terasa aneh, dia juga jadi resah. Akhirnya Kris sadar kalau dia gak mau Yuri pergi. Kris menatap pintu ruang UKS lekat-lekat. Sesaat dia bimbang mau buka pintu atau tidak, akhirnya setelah beberapa menit menimbang-nimbang, putusan akhirnya adalah buka pintu.

Kris menjulurkan tangannya ke knop pintu tapi tiba-tiba pintu itu terbuka.

“OH!” Yuri berseru kaget ketika dia melihat Kris sudah ada di ambang pintu. Kris juga kaget, tapi bukan Kris kalau dia tidak bisa tetap terlihat tenang.

“Oppa!” Yuri memekik lagi, kali ini wajahnya terlihat gembira, tapi tiba-tiba dia ingat sesuatu lalu menarik Kris bersamanya.

“Hei, Yuri. Kamu mau bawa aku kemana?” Tanya Kris

“Aku tadi liat Nam Ji Hye sama Chan Yeol Oppa lewat samping UKS…” Kata Yuri sambil menarik Kris bersamanya.

“Trus kenapa?” Kris mencoba menyamai langkah cepat Yuri, dia kewalahan, padahal dia yang punya kaki panjang-panjang.

“Kita ngintipin mereka lah ”

Yuri membawa Kris jauh menuju ke luar gedung sekolah yang menuju ke jalan setapak yang menuju ke GOR di samping UKS. Sampai akhirnya mereka berada di balik tembok, Yuri langsung mengambil posisi mengintip. Untung di depan mereka ada pot bunga gede banget, jadi bisa terkamuflase. Kris mengikuti kemana mata Yuri tertuju. Beberapa meter dari mereka terlihat Ji Hye yang berjalan cepat dengan muka masam dan Chan Yeol yang berlari kecil mencoba mengejar gadis itu.

“Hye, tunggu!”Seru Chan Yeol.

Melihat itu Yuri mendesis marah, “ Eishhhh, mereka belum baikan juga apa?”

Kris memperhatikan kedua sejoli itu yang terlihat masih marahan. Kris dan Yuri tidak tahu mereka begitu karena gagal ciuman. Dimata Yuri dan Kris, Chan Yeol dan Ji Hye terlihat seperti mau bertengkar lagi.

“Susah amat sih bikin mereka bersatu. Otak mereka dari batu apa?” Yuri protes lagi.

Kris cuma mendesah sambil terus perhatiin Chan Yeol menahan Ji Hye untuk pergi. Kris geleng-geleng kepala karena mereka terlihat makin rumit aja. Kris memutuskan melangkah mundur lalu  bersandar pada tembok, malah gantian memperhatikan Yuri yang anteng ngintip.

“Loe marah ya?”

Yuri dapat mendengar Chan Yeol bertanya pada Ji Hye. Yuri dengan jeli memperhatikan ekspresi Ji Hye yang seketika mendengar pertanyaan Chan Yeol, berubah kaku dan matanya melotot. Ji Hye juga membuang muka dan berniat pergi tapi ditahan Chan Yeol. Kali ini Yuri tidak dapat mendengar apa yang dikatakan Chan Yeol ataupun melihat gerak bibirnya karena Chan Yeol memunggunginya.  Tapi mungkin sesuatu yang buruk sampai membuat Ji Hye membentaknya, “JANGAN DIBAHAS LAGI KENAPA SIH!” lalu pergi lagi. Kemudian Yuri memekik pelan ketika dia melihat Chan Yeol melempar handphonenya ke tanah.

“Waduh, Chan Yeol oppa ngamuk lagi kayaknya. Harus turun tangan langsung nih” Yuri ancang-ancang untuk menghampiri Ji Hye dan Chan Yeol, tapi ketika baru selangkah dia memekik kaget dan kesandung karena dia buru-buru balik badan lagi, didorongnya Kris yang lagi diem lalu bersembunyi dibalik tembok, matanya melotot.

Kris mengernyit bingung, “Kenapa sih kamu?”. Kris akhirnya kembali mengintip,  sedetik kemudian ekspresi di wajah Kris persis sama dengan Yuri.

Ternyata  diseberang sana Chan Yeol dan Ji Hye… berciuman.

Kris langsung bersembunyi lagi, kaget. Dilihatnya Yuri yang nyengir kearahnya. Dengan ekpresi aneh dan nafas yang agak ketahan, Yuri berkata;

“DAEBAK!”

^3^        ^3^        ^3^

Sunny yang sedang berjalan menyusuri koridor lantai dua, dengan satu kantong kresek penuh dengan makanan, tiba-tiba berhenti ketika mendengar beberapa kelompok murid cewek berteriak-teriak. Mereka berkumpul di satu jendela dan tangannya menunjuk-nunjuk ke bawah.

“Chan Yeol sunbae! Andwae!!” Pekik salah seorang cewek. Yuri mengernyit bingung.

“Kenapa tuh cewek-cewek?”

“ARGHHH! GAK RELA GUE GAK RELAAAAA!”  Beberapa cewek berteriak-teriak sambil melakukan hal aneh kayak jambak-jambak rambut temannya, rambut sendiri, jedot-jedotin kepala, sampe ancang-ancang mau loncat ke bawah.

Sunny yang makin penasaran karena meliha tingkah aneh mereka langsung ngikut ngintip. Difokuskan matanya pada dua sosok yang membuat cewek-cewek bagai kebakaran jenggot.

“Eh, buset!” itulah kata yang dia serukan ketika menyadari siapa yang kissing di bawah itu. Mulutnya menganga. “Gila, Ji Hye….” Sunny geleng-geleng kepala.

“Gue jambak juga rambut tuh cewek!”  Sunny mendengar salah satu dari cewek itu berkata sambil menggulung lengan seragamnya.

“Eits! Diem lu di sini!”  Sunny menahan cewek itu sambil memeluknya dari belakang. Lalu ketika ada lagi yang berniat lari ke bawah Sunny menarik rambutnya dengan satu tangan, tapi yang lain banyak juga yang lolos. Sunny jadi bingung dan kewalahan jadi dia teriak ke luar jendela, “Chan Yeol sunbae! Cepetan bawa Ji Hye lariiiiiii!”

Ji Hye dan Chan Yeol yang mendengar teriakan Sunny dan juga mendengar cewek-cewek teriak dan terlihat di jendela mulai turun ke bawah, saling bertukar pandang kaget. Yang paling panik itu Ji Hye. Kejadian rambutnya di potong paksa itu kembali muncul di kepalanya.

“Nam Ji Hyeeee!”

Kali ini ternyata Yuri yang memanggil, dia berlari menghampiri Chan Yeol dan Ji Hye yang kelihatan kaget dan bingung.

“Oppa, cepet bawa Ji Hye pergi. Cewek-cewek mulai ngamuk tuh” Yuri berkata pada Chan Yeol yang langsung melirik Ji Hye yang wajahnya sudah pias dan panik.

“Cepetan Oppa!” Yuri membentak agar Chan Yeol cepat bertindak.

Akhirnya Chan Yeol mengerti. Digenggamnya erat satu tangan Ji Hye. Ditatapnya kedua mata gadis itu yang juga menatapnya. Chan Yeol mengangguk pelan lalu membawa Ji Hye lari.

“Chan Yeol!” Kris memanggil.

Chan Yeol berbalik lalu melihat sebuah benda terbang ke arahnya. Dia langsung menangkap benda itu yang ternyata handphonenya yang tadi dia lempar, tapi kini sudah terpasang utuh lagi oleh Kris. Chan Yeol tersenyum, “Thanks!” lalu membawa Ji Hye pergi jauh dari sekolah.

----

Setelah meihat couple baru itu menghilang, Yuri berbalik dan dia kaget melihat sudah banyak gerombolan cewek-cewek berlari ke arahnya. Dengan berani Yuri menghadang mereka.

“Minggir loe!” kata salah satu cewek

“Siapa elo merintah-merintah gue?” bentak Yuri.

“Cewek itu bawa Chan Yeol kemana?”

“Siapa maksud loe?” Yuri balik bertanya.

Kris narik lengan baju Yuri, “Diem kamu. Ayo pergi!”

“Loe cewek gatel itu juga kan? Yang maen cium-cium Kris” Salah satu cewek menarik Yuri paksa lalu memasang muka yang sok cari perhatian ke Kris. Mereka bernni karena mereka melihat Kris memperlakukan Yuri dengan agak dingin.

“Sunbae, cewek gatel ini suka gangguin sunbae ya?” tanya si cewek dengan gaya ala di film Mean Girls.

“Cewek gatel? Loe ngomongin diri loe sendiri?” Yuri makin menantang.

Melihat pertengkaran itu Kris Cuma tutup mata sambil mijit-mijitin jidatnya. Dia gak mau berurusan dengan cewek-cewek gila ini. Dia memutuskan untuk pergi saja tapi dia menghentikan langkahnya seketika mendengar jeritan Yuri.

“ARGH!” Yuri menjerit ketika salah satu dari mereka menoyor kepalanya. Ditambah jitakan keras dari cewek satu lagi. Wajah Yuri sudah tertutup oleh rambut panjangnya yang terurai ke depan akibat jitakan dan toyoran itu. Mulut Yuri menganga dan hidungnya sudah kembang kempis.

Yuri mengencangkan rahangnya dan siap-siap membalas tapi dia kalah cepat karena mereka banyakan. Dikeroyoklah Yuri. Di jambak. Dicakar. Ditoyor lagi. Dijitak lagi. Yuri membalas dengan tendangan keras. Lalu mereka membalas lagi.

Kris menarik paksa cewek yang akan memukul Yuri. Semua orang terdiam. “Kalian semua berpendidikan. Orang kaya. TAPI KENAPA KELAKUAN KAYAK BINATANG?” Kris membentak cewek-cewek itu yang membuat mereka terbengong-bengong.

Kris menoleh ke arah Yuri yang sudah acak-acakan dengan tinju di atas. Ditariknya tangan yang membentuk tinju itu lalu dibawa pergilah Yuri menjauh. Yuri hanya pasrah dibawa. Tapi sejujurnya dia seneng banget karena Kris membelanya. Seperti yang dulu dia sering lakukan kalau dia dijahili, termasuk oleh Chan Yeol. Ketimbang menangis dia tersenyum. Sakit karena pukulan tadi tidak berasa.

“Oppa…” Yuri memanggil. Tapi Kris memasang wajah datar.

Kris membawanya keluar sekolah lalu dia berhenti dipinggir jalan raya. Kris menghentikan sebuah taksi, membuka pintu kursi belakang lalu mendorong Yuri masuk.

“Oppa!” Yuri menjerit ketika dia tahu bahwa Kris malah menyuruhnya pergi.

“Kamu pulang sana” Kata Kris, mau menutup pintu mobilnya.

“Gak mau!” Yuri menendang pintu itu lalu keluar.

Kris memaksanya masuk lagi.

“Pulang Yuri! Kamu cuma ngerepotin aku aja disini, tahu gak! Katanya kamu mau mandiri. Itu kan yang kamu bilang waktu di bandara, waktu kamu mau pisah sama aku. Sekarang buat apa kamu disini? Jalan pak!”

Pak supir hamper tancap gas ketika Yuri teriak-teriak.

“Jangan pak!”

“Oppa kenapa gak ngerti  juga sih? aku ke sini mau nemuin oppa. Aku mau kita kayak dulu lagi”

“Kayak dulu? Kamu ini plin plan ya, dulu pengen pisah sekarang mau kayak dulu. Gak bisa. Aku benci orang plin plan”  Kris mau menutup pintunya, tapi lagi-lagi di tahan Yuri.

“Aku memang salah Oppa!” teriak Yuri.

Mendengar semua drama picisan abg labil, si supir akhirnya naik pitam .”Woi, mbak! Mas! Adek adek! Kalau mau ribut jangan di sini! Ntu pintu taxi saya jangan didorong-dorong gitu dong, rusak nanti. Kalau gak mau naik, keluar!”

Tanpa pikir panjang Yuri keluar lalu membanting pintu.

“Dasar anak abg jaman sekarang. Kebanyakan nonton drama kali ya, gak tau apa gue lagi nyari rejeki. Bandel banget sih!” Si supir terus menggerutu lalu tancap gas.

Yuri menatap tajam Kris tapi Kris Cuma melirik kearah Yuri sebentar lalu pergi. Yuri mengejarnya.

“Oppa!” Yuri hampir menangis. Tapi dia mencoba menahannya.  “Oppa berhenti!”

Kris mencoba tak mendengarnya. Sebenarnya dia merasa sedih karena melihat Yuri yang dikeroyok tadi, tapi karena itu juga mending dia nyuruh Yuri balik lagi ke Amerika. Sudah waktunya dia bersikap dewasa. Waktu berpisah dia bersikap dia seolah-olah orang paling dewasa dan memikirkan masa depan.

'Aku pingin konsen sekolah di Amrik.Ayah juga suruh aku jadi penerus perusahaan yang baik nantinya. Oppa jaga diri baik-baik disini, tapi jangan pernah kepikiran nyusul aku. Aku pikir aku masih muda untuk bisa menyayangi seseorang dengan sedalam itu. Oppa juga gak seharusnya seterikat itu sama aku. Jangan karena kita udah kenal dari kecil, trus oppa punya tanggung jawab buat ngelindungin aku. Cari cewek lain'

Kata-kata perpisahan Yuri yang konyol, aneh, sekaligus gila, terngiang di kepala Kris . Cuma anak gila yang diumur lima belas tahun udah ngomongin tentang menjadi penerus perusahaan.

‘Cari cewek lain’

Kata-kata itu lah yang membuat dia dulu tidak bisa tidur. Bisa-bisanya dia bilang nyuruh dia cari cewek lain. Kris bukan tipe orang yang mau mengenal orang dari awal dengan baik kecuali dia memang tertarik, mangkanya bersama Yuri merupakan pilihan yang tepat karena mereka berdua kenal sedari kecil.  Tapi setelah Yuri memutuskannya Kris jadi tidak terlalu tertarik mengenal cewek, sampai dia bertemu Ji Hye. Tapi kini Ji Hye sudah bersama Chan Yeol, dan dia pikir mereka memang sudah seharusnya bersama. Terlebih lagi dia sudah merasa agak bersalah pada Chan Yeol yang dulu dia malah nerima perasaan Yuri ketika Yuri bilang dia mau Kris yang menjadi suaminya nanti, padahal dia tahu Chan Yeol menyukainya. Tapi itu karena Kris juga menyukainya dan Yuri juga bilang dia menyukai nya lebih dari teman, tetapi pada Chan Yeol Cuma seperti kakak. Dia senang sekali sehingga tidak memikirkan perasaan Chan Yeol.

Tapi ketika Yuri memutuskannya dia merasa hampa. Sial. Dibegoin cewek yang dia sayangi dengan alasan perpisahan yang keliwat absurbd itu sakit.

Sekarang Yuri datang lagi. Berkali-kali berkata maaf, minta kesempatan kedua, tapi gak pernah bener-bener nanya bagaimana perasaan dia sebenarnya. Yuri hanya tahunya hatinya senang, apa yang dia mau harus kewujud, termasuk kembali padanya. Kris masih menyayangi Yuri, dia juga baru menyadarinya ketika Yuri berkata ingin pulang saja dan menyerah. Dia pikir perasaannya pada Yuri sudah hilang tapi sesaat melihat dia terkulai lemah di UKS saja membaut dia ingin memeluknya. Tapi melihat dia dipukuli seperti tadi membuat Kris berpikir lebih baik dia pulang. Jangan terus-terusan bertingkah konyol.  Jangn selalu berbuat sesuai kmauan sendiri.

DUK!

Kris merasakan ada yang melempar kepalanya dengan benda berat. Dia berbalik marah lalu melihat sepatu Yuri tergeletak di bawah. Dia melihat Yuri yang berdiri tegap setelah melemparnya dengan sepatu.

“Kris wu! Lu budeg ya?”

Kris makin jengkel, “Tadi kamu bilang di sms mau pulang kan? Pulang sana! Belajar yang bener di Amerika, jadi penerus perusahan yang baik kayak yang kamu bilang dulu” setelah berteriak Kris berbalik lagi dan pergi.

“Oppa udah gak peduli sama aku lagi? Gak liat aku benjol-benjol, memar memar begini? Aku sakit OPPAAAA”

“Obatin sendiri!”

“Oppa tetep gak akan peduliin aku lagi walau aku bilang alasan yang dulu aku kasih ke oppa itu bohong?”

Kris menghentikan langkahnya.

‘Bohong?’

Tapi Kris kemballi berjalan lagi. Tidak mau tertipu lagi oleh Yuri. “Enggak peduli!”

Yuri melempar lagi sebelah sepatunya tapi gak kena. Yuri jadi loncat-loncat kesel kerena gagal nimpuk Kris.

“Eishh. Oppa!”

“Pulang!”

Yuri menghentakan Kaki, dia akhirnya mengeluarkan air matanya. Sambil tersedu-sedu dia teriak “OKE. FINE. YURI PULANG! YURI PULANG OPPAAAA!”

Tangan Kris yang dia masukkan ke kantung celananya membentuk tinju yang kencang. Dia menelan ludah lalu membalas “TERSERAH!”

 

Bersambung Deh...

[A/N] HMMMMM....Ampuuun deh, nge drama lagi ngedrama lagi kekekeke.

Update guys.Hope you like this one too. Maaf kalo banyak typo dan kurang rapih, trus juga maaf kalau penyampaian cerita apalagi soal Kris tentang yuri agak aneh, gue kadang-kadang gak tahu apa yang gue tulis sendiri. Maafkan juga author yang rada yadong ini untuk adegan Chan yeol ama Ji Hye. Tapi Horee deh buat mereka. Buat yang mau Kris x Yuri masih ada cerita di next chapter. Tunggu aja yah. Tapi mudah-mudahan proses/bagian awal yang ini kalian suka (walau teteup, drama ABG labil).

Thank you guys.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
LeeKietz
Sorry guys. Belum bisa update secepatnya coz laptop dibajak lagi sampai waktu yang belum ditentukan.

Comments

You must be logged in to comment
pcypeacesign61 #1
authornya keren bgt kok ga lanjut lanjut si thorr suka bgt sama ff ini lanjut dong thorr pleasee
nanamiharu #2
Chapter 32: LAH KAKAK AKU LAMA GA BUKA SEKALI BUKA BACA INI KOK NYESEK :""""""
chanhye gimana nasipe kak :"(
chanyeol juga ilang2an dia kira dia jongin main teleport /?
lanjut plis kak aku menunggumu
liuliuyifan #3
Chapter 31: alaah canyol knp ga nemuin jihye aja sih
mian thor bru komen chapt ini gw baru baca kmren hehe gw suka ff lu thor sueeeeer
seideer #4
Chapter 31: Lahhh chanyeol jd menye2 gt....
seideer #5
Chapter 30: Makin complicated nehhhh
seideer #6
Chapter 29: Wuahh knp hub chanyeok namji
seideer #7
Chapter 28: Wkwkkwkwkwkw pls lahhh chanyeol nam ji yg baru pacaran lebaynya saling sms an...hahha
seideer #8
Chapter 27: Chanyeol norak ahhh...sok romantis ngomongnya wkkwkw
seideer #9
Chapter 26: Arghhhhh tidakkkk ...kris yurinya nanggung tuhhhh...
Ehhh tapi mrka ngomongnya uda 'aku kamu' yaaa...
:D
seideer #10
Chapter 25: Kisah kris yuri menarik juga