Trio cupid & Pengakuan

Cool Idiot

“WOI, GUYS! ADA TONTONAN SERU TUH!” Seru seorang murid laki-laki dari pinggir lapangan.

“APA?” Shut yang lain

“CHAN YEOL LAGI BERANTEM SAMA SE HUN!”

Ji Hye dan Kris bertukar pandang. Keduanya terkejut.

-----

Sedetik kemudian orang – orang yang berada di lapangan berlarian menuju tempat dimana Chan Yeol dikabarkan berantem. Ji Hye dan Kris tak mau ketinggalan, mereka berdua juga berlari mengikuti gerombolan anak-anak itu. Ternyata mereka memasuki gedung sekolah dan menuju lantai dua lalu berkumpul di depan kelas Chan Yeol sambil berdesak-desakkan mengintip di kaca jendela.

“AYO HAJAAAR!”

Ji Hye dan Kris kembali bertukar pandang ketika mereka mendengar anak-anak malah menyemangati. Tibalah Ji Hye dan Kris di belakang yang lainnya. Dengan sekuat tenaga Kris menerobos kerumunan, Ji Hye mengikutinya dari belakang. Kini Ji Hye dapat melihat semuanya dengan jelas. Terlihat Chan Yeol sudah duduk di atas perut Se Hun, teman sekelasnya, lalu menghajarnya dengan membabi buta di depan kelas

“Apa-apaan si Chan Yeol ini?” Kris mulai geleng-geleng tak percaya.

Lalu Chan Yeol pun tersungkur ke belakang karena Se Hun akhirnya berontak. Dia juga kena hajar di mukanya.  Ji Hye memekik pelan dan melangkah maju dengan niat ingin menghentikan semuanya, tapi Kris menahannya.

“Bahaya, Hye”

Ji Hye mengurungkan niatnya. Tapi semakin dia diam makin dia juga merasa sakit melihat Chan Yeol dihajar. Tapi Chan Yeol terlihat sangat berang, gusar, sewot, dongkol sekaligus sudah diluar kendali. Sekali dia mendapatkan tinju dari Se Hun sepuluh kali yang dia balas. Terlebih lagi dengan kata ‘brengsek’ dan ‘bang@#$&*’ yang terus keluar dari mulutnya.

Terdengar suara anak-anak cewek berlarian menghindar saat Chan Yeol mendorong  Se Hun kearah kursi dan meja-meja yang akhirnya mengeluarkan suara berdecit keras karena dorongan Chan Yeol. Ji Hye sempat menoleh kearah anak-anak cewek itu, dan ternyata diantara mereka ada Sunny. Ji Hye langsung melotot saat Sunny terlihat menghentak-hentakkan kakinya dan dia juga hampir menangis menyaksikan Chan Yeol berkelahi dengan penuh nafsu.

Ketika Ji Hye mau menghampiri Sunny, tangannya ditarik ke belakang. Ternyata Yuri, yang wajahnya juga gak kalah cengo dengannya.

“Nam Ji Hye, Chan Yeol oppa kenapa berantem?”

Ji Hye menggelengkan kepalanya dengan cepat. Dia tidak bisa berkata apa-apa. Yuri Cuma menghela nafasnya dalam lalu tiba-tiba dia memekik kencang, diikuti juga oleh anak-anak lain yang menahan nafas. Ji Hye menoleh kearah yang berkelahi lagi dan mellihat Kris sedang menahan Chan Yeol untuk melemparkan sebuah kursi ke Se Hun.

Kris melempar kursi itu yang sesaat mendarat di lantai, salah satu kaki besinya bengkok. “LOE KENAPA SIH?!” Kris membentak Chan Yeol. “KALO LOE BEGINI LOE BISA BUNUH DIA, LOE MAU MASUK PENJARA?”

Chan Yeol mengelap hidungnya yang berdarah, dia tidak menjawab Kris. Dia hanya menatap tajam Se Hun yang sedang berusaha bangun dibantu oleh teman-temannya. Masih dengan tatapan penuh dendam dia menunjuk Se Hun.

“GUE BELOM SELESAI SAMA LOE!” Chan Yeol membentak Se Hun disertai dengan darah yang muncrat dari ujung bibirnya. Se Hun yang sudah bisa dibilang babak belur, digiring teman-temannya menjauh keluar dari ruangan itu.

Kris menarik badan Chan Yeol ketika dia hendak mengejar Se Hun. “STOP! LOE MAU BIKIN DIA SEBERAPA PARAH LAGI?”

“Loe jangan ikut campur!” Chan Yeol mendorong Kris tapi Kris berhasil menghadangnya lagi.

“Loe gak liat Ji Hye liatin loe berantem?” bisik Kris.

Setelah mendengar nama Ji Hye Chan Yeol baru bisa diam, dia melirik kearah belakang dengan ujung matanya. Walau hanya dengan ujung mata, Chan Yeol bisa melihat Ji Hye memperhatikannya dengan wajah kaget. Tapi dia langsung membuang muka. Sebagian hatinya merasa malu dan tak ingin Ji Hye melihatnya dalam keadaan seperti itu, tapi sebagian lagi hatinya sakit, tak ingin melihatnya, terlebih lagi juga ada Kris. Perasaan merana, perasaan kalah kembali menjalari hati dan pikirannya.

“PERTUNJUKAN BERAKHIR! BUBAR SEMUA!” Kris berteriak ke anak-anak yang masih berkerumun. Setelah mendengar perintahnya, mereka pun membubarkan diri sambil tak ketinggalan berbisik satu-sama lain. Bahkan Ji Hye tahu semua anak-anak cewek melirik ke arahnya kejam dan seakan ingin menerkamnya juga.

Akhirnya di ruangan itu Cuma tinggal Chan Yeol, Kris, Ji Hye, Yuri dan Sunny, yang sesaat menyadari kehadiran Ji Hye langsung menhampirinya dan merangkul lengannya erat.

“Oppa!” Panggil Yuri menghampiri. “Oppa kenapa sih? “ Yuri berdiri tepat di depan Chan Yeol lalu menatapnya dengan tatapan heran. Baru pertama kali dia melihat Chan Yeol yang benar-benar murka diluar kewajaran.

“Minggir kamu” Chan Yeol mendorong Yuri lalu melangkah pergi.

“Oppa!” Yuri mau menyusulnya tapi dicegah Kris.

“Udah, Yuri. Dia perlu waktu sendirian”

“Mending kalo ngunciin diri, kalo dia nyamperin anak itu lagi gimana? Berantem lagi gimana coba?” Yuri mulai berspekulasi.

“Chan Yeol gak bakalan gitu. Dia juga udah kehabisan tenaga kayaknya” Kris mencoba menenangkan Yuri. Yuri akhirnya menerima perkataan Kris lalu melirik ke arah Ji Hye yang masih diam. Dia memicingkan mata sambil menatap gadis itu.

“Feeling gue bilang…ini ada sangkut pautnya deh sama loe”

“Yuri. Jangan berprasangka begitu” Kata Kris

“Aku bukannya berprasangka, Oppa. Tapi oppa juga tahu kalo Chan Yeol kan gak pernah berantem sampe se-nafsu itu, dan selama ini yang selalu bikin dia galau dan resah itu Nam Ji Hye, iya nggak? Gue gak nyalahin loe Nam Ji Hye, seperti yang gue bilang tadi, cuma fee-ling” Yuri menempatkan satu tangannya di dadanya.

Mendengar itu Ji Hye menggigit bibir bawahnya. Pikiran kecilnya dan feeling nya juga mengatakan semua itu ada sangkut pautnya dengan dia. Tapi dia tidak begitu yakin. Dia berpikir bahwa sesuka apapun Chan Yeol sama dia, gak mungkin dia mau hajarin orang apalagi teman sekelasnya sampai begitu dan yang akhirnya akan membuat dia kena masalah juga. Chan Yeol memang kasar tapi dia bukan tipe yang mau kena masalah hanya karena cewek. Jadi intinya Ji Hye berpikir perasaan Chan Yeol padanya tidak mungkin sedalam itu.

Sampai akhirnya Sunny buka mulut.

“Ah..itu” Sunny terlihat ragu dan takut, terlebih saat menatap sahabatnya Ji Hye.

“Kamu tahu sesuatu, Sunny?” Tanya Kris penasaran.

“I-iya, sunbae”

Ji Hye menatap Sunny.

“Sorry, Hye.Tapi alasan Chan Yeol berantem itu memang karena loe…”

“Hah?” Muka Ji Hye berubah pias. Yuri memasang ekspresi ‘Noh, apa gue bilang’. Sedangkan Kris Cuma memalingkan wajahnya dan bertolak pinggang seraya menghela nafas.

“Jadi gini, Hye. Belakangan ini kan gue bantuin Chan Yeol sunbae buat nyari tahu siapa yang udah pasang fotonya dia yang masuk rumah sakit dengan keadaan pingsan itu, yang akibatnya loe jadi di bully sama fans nya sunbae”

“Terus?” Yuri meminta kelanjutan cerita, dia sendirian udah narik kursi dan duduk.

“Terus, ya…setelah gue selidiki ternyata itu Se Hun. Dia kan anak fotography jadi buat dia akses mading gampang, terus ya gue bilang ke Chan Yeol sunbae soal Se Hun tadi, eh..tahunya tanpa pikir panjang  Chan Yeol langsung nyari si Se Hun, terus ya…. Hasilnya kayak yang loe liat tadi, Hye”

“Wow…” Yuri bergumam sambil geleng-geleng kepala.

Setelah mendengar cerita Sunny, Ji Hye serasa ingin menjedot-jedotkan kepalanya sendiri ke tembok. Hatinya terasa remuk. Kini perasaan bersalah makin menjalari tubuhnya. Dan seketika itu dia jadi lemas, tidak dapat berpikir apa-apa. Akhirnya dia menjatuhkan badan tapi masih dalam posisi jongkok. Matanya mulai perih karena air mata. Akhirnya dia menutup wajahnya rapat-rapat.

#             #             #

“Gimana? Udah baikkan?” Tanya Kris sambil memperhatikan wajah Ji Hye yang agak sembab. Ji Hye Cuma angguk-angguk kecil sambil meneguk minumannya sekali lagi.

Mereka sedang berada di atap. Setelah melihat ekspresi Ji Hye yang pucat juga shock, Sunny, Yuri juga Kris membawanya ke suasana tenang dan penuh udara segar. Atap sekolah.

“Aigoooo” Yuri mendesah kencang lalu menoleh ke arah Ji Hye yang masih mencoba menenangkan dirinya.

Sunny lagi sibak-sibakkin rambut Ji Hye yang menempel di wajahnya karena tertiup angin, lalu memeluknya sesekali. Mencoba menghangatkan kembali badan sobatnya itu yang tadi sempat mengeluarkan keringat dingin.

“Kayaknya kita harus turun tangan nieh” Yuri garuk-garuk dagunya.

“Maksud kamu?” Tanya Kris malas, jangan-jangan si Yuri ratu nekat ini mau melakukan hal aneh lagi.

“Ya, turun tangan. Ngebantu Ji Hye buat bersatu sama Chan Yeol”

“Ohok! Ohok!” Ji Hye yang lagi minum menyemburkan minumannya dan akhirnya batuk  ketika mendengar kata-kata Yuri. Sunny buru-buru memukul-mukul punggung Ji Hye. Kris mendesis pada Yuri.

“Kenapa? Hubungan Nam Ji Hye sama Chan Yeol oppa itu udah harus dipersatukan, jangan kayak benang kusut terus. Nam Ji Hye sama Chan Yeol itu harus udah jujur satu sama lain, jangan saling tebar gengsi melulu, kalo enggak ceritanya gak ada ujung-ujungnya”

Sunny mengangguk, “Iya, Hye”

“Sok tahu banget sih kamu, Yuri” Kris kembali mencibir.

“Kenapa? Kris oppa gak rela?” Tanya Yuri ketus.

“Hah?” Kris melirik Ji Hye sedetik, “Bukan gitu! Cuma menurut aku kita sebagai orang luar gak usah ikut campur soal perasaan mereka, biar mereka yang memecahkan masalahnya sendiri”

“Kalo bukan kita yang bantu siapa lagi? Aku juga gak mau ikut campur banget, iseng amat mantengin mereka berdua 24 jam. Tapi aku tuh gregetan banget liat mereka. Aku juga gak mau Chan Yeol oppa sakit hati lagi kayak dulu, Kris oppa tahu lah yang aku maksud”

“Iya, aku tahu tapi…”

“Guys” akhirnya Ji Hye buka mulut setelah lama memperhatikan Yuri dan Kris berdebat, dia jadi tak enak hati. “Makasih banget kalian udah peduli sama gue, loe juga Yuri, thanks banget ternyata loe udah naruh perhatian besar, tapi…gue juga sebenernya bingung harus ngapain. Tapi gue juga gak mau repotin kalian karena masalah gue sama Chan Yeol”

“Mangkanya gue pengen bantu loe. Karena lo gak tahu harus ngapain, gue akan bantu loe”

“Gue juga” sahut Sunny.

“Tuh, Sunny aja dukung”

Kris melihat Ji Hye yang tengah berpikir, “Aku juga pengen kamu seneng Hye, bahagia. Jadi aku juga pengen bantu kamu, kalo kamu gak keberatan”

Ji Hye bergantian menatap ketiga orang yang mengelilinginya itu. Dulu dia Cuma punya Sunny. Kini nambah dua orang lagi yang membuatnya ingin terus bersemangat. Dia akhirnya tersenyum.

“Thanks, guys” Ji Hye merasa ingin menangis lagi.

“Sekarang loe udah punya tiga Cupid yang siap bantu loe” Yuri nyengir sambil cubit kedua pipi Ji Hye.

“Awww, sakit Yuri!” Ji Hye mengernyit kesakitan.

“Sekarang tinggal cari tahu gimana caranya” Yuri lagi-lagi menggaruk dagunya.

“Gue tahu” Sunny tiba-tiba berdiri dan lari menuju lantai bawah dengan terburu-buru.  Tak lama Sunny kembali dengan kotak obat di tangannya. Dengan nafas terengah-engah dia berdiri di depan Ji Hye.

“Ini…” dia menyerahkan kotak obat itu.

“Buat apa nie kotak obat?” Ji Hye bertanya bingung. “Yang perlu diobatin bukan gue, tapi Si Chan Yeol kan?”

“ITU DIA!” Sunny dan Yuri berseru bersamaan. Yuri yang langsung tahu rencana Sunny langsung merangkulkan tangan ke pundak Sunny dan tersenyum. “Ide loe brilliant, Sunny”

Kris juga diem-diem nyengir karena dia juga ngerti rencananya apa. Tinggal Ji Hye yang terbengong-bengong. “Apa sih?”

“Nih” Yuri meletakkan kotak obat itu di pangkuan Ji Hye, “Loe sekarang pergi cari Chan Yeol. Obatin dia. Trus obrolin deh semua unek-unek loe sama dia. Get some quality time together

“HAH?” Mulut Ji Hye menganga mendengar kalimat terakhir Yuri yang terkesan lebih cocok untuk pasangan baru menikah. Mukanya berubah jadi merah. “O-ogah ah!”

“Ya, ampun cepetan!”

“Iya, Hye cepetan. Kalo gak sekarang kapan lagi” bujuk Sunny

“Kenapa harus pake cara ini?”

“Ini momen yang tepat. Lagian, apa loe gak merasa bersalah sama Chan Yeol oppa? Dia berantem gara-gara elo. Belain elo. Apa loe gak bisa liat sedalem apa perasaannya ke lo?” Yuri makin profokatif.

“Iya, Hye. Loe tahu gak Chan Yeol sunbae bilang apa ke gue? Dia bahkan bersumpah untuk ngasih rasa sakit yang sama ama yang loe dapet waktu loe di bully ke Se Hun. Tapi menurut gue, Chan Yeol sunbae ngasihnya malah berpuluh-puluh kali lipat” timpal Sunny.

Ji Hye diam. Kata-kata Yuri dan Sunny ada benarnya juga. Memang benar kalau dia merasa bersalah. Dia juga sakit waktu melihat Chan Yeol dipukul seperti itu.

“Ayo, Hye” Sunny memegang tangan  sahabatnya itu.

“Oke…” Ji Hye menjawab lemah. Setelah mendengar jawaban Ji Hye, Yuri langsung mendorongnya ke arah pintu keluar.

“Cepetan, gih!”

“Kalo gak diruang klub basket, mungkin dia di GOR, ngurung diri di ruang loker. Coba kamu cari dia disitu” Kali ini Kris yang menimpali, sambil tersenyum dia memberikan saran.  Ji Hye Cuma bisa angguk-angguk kecil.

“Pergi sono!” Yuri lagi-lagi membentak.

“Iya!” Ji Hye menjawab lalu turun ke lantai bawah.

-----

Sesaat tadi jantung Ji Hye berdegup kencang. Pikirannya juga terus menyusun kata-kata apa yang akan dia ucapkan saat bertemu Chan Yeol nanti. Tapi rasa deg-degan dan gugup itu kini berubah menjadi perasaan jengkel karena Chan Yeol gak juga ketemu. Ji Hye udah pergi ruang klub basket, ke ruang osis, ke GOR, Ke ruang loker bahkan dia mencari ke markas Kris, tapi hasilnya nihil. Akhirnya Ji Hye mutusin telfon temen-temennya.

“Guys, dia gak ada. Gue udah cari kemana-mana tapi gak ketemu”

“Cari lagi Hye, kali di kolong meja” kata Kris

“Gak ada Sunbae!”

“Kali aja dia ngumpet di dalem loker” Kata Yuri

“Kagak ada Yuri”

“Ke kantin kali, Hye” kata Kris lagi

“Enggak ada sunbae”

“Gue tahu, Hye!” seru Sunny “Dia ke dapur praktek kali”

“Dapur praktek?”

“Iya. Itu kan tempat favorit lo, kali aja Chan Yeol sunbae ke situ. Coba lo cari deh”

“Masa sih?” Ji Hye berpikir

“Udah cepetan cari!” Yuri berteriak lalu langsung menutup telfonnya.

Ji Hye menatap kesal handphonenya karena Yuri yang bentak-bentak dan main tutup telfon aja. Namun beberapa detik kemudian kakinya melangkah menuju arah ke dapur praktek. Tapi dia merasa tak yakin kalau Chan Yeol ada di situ.

Setelah sampai di depan pintu dapur praktek, Ji Hye mengintip di kaca jendela. Ruangannya agak gelap dan terlihat kosong. Walau tak yakin Ji Hye tetap memutar knopnya hingga pintunya terbuka. Pelan dia melangkah masuk. Matanya menelusuri seluruh ruangan. Chan Yeol yang badannya tinggi dan besar mana mungkin bisa menyembunyikan badannya dengan mudah. Melihat tidak adanya tanda-tanda kehadiran Chan Yeol, Ji Hye memutuskan keluar. Tapi saat berbalik Ji Hye melihat sesuatu menjulur keluar dari kolong salah satu meja paling ujung ruangan.

Kaki.

Dengan sepatu merah yang besar, Ji Hye bisa mengenali kalau itu sepatu Chan Yeol. Sambil menelan ludah Ji Hye mendekati kaki tersebut. Dengan jarak yang lebih dekat Ji Hye dapat melihat kepala Chan Yeol yang bersandar ke tembok meja, karena mejanya semua terbuat dari dan dibuat agak rendah seperti meja-meja untuk ruang praktek sains. Tadi mungkin Chan Yeol berbaring sehingga Ji Hye tak melihatnya, kini dia sudah duduk di lantai, bersandar ke meja sehingga ujung kepalanya dapat terlihat dari belakang.

‘Jadi dia benerean ada di sini’

Ji Hye berkata dalam hati sambil memperhatikan belakang kepala Chan Yeol. Lalu dia tersenyum sedih, ‘Sunny lebih mengenal Chan Yeol dengan baik daripada gue’

Ji Hye melangkah lebih mendekat. Dia bisa melihat Chan Yeol sedang sibuk menghapus darah yang ada di ujung bibirnya dengan kasar, hasilnya membuat dia mengernyit-ngernyit kesakitan.

“Kalo loe terus lap luka loe dengan tangan yang kotor, luka loe bisa infeksi” Ji Hye akhirnya buka mulut.

Seketika itu juga Chan Yeol menoleh kearah Ji Hye dengan muka yang super kaget. Mata mereka berdua bertemu satu sama lain. Walau Cuma beberapa detik serasa lama bagi mereka. Sampai Chan yeol buru-buru buang muka.

“Ngapain loe disini?” Walaupun Chan Yeol berusaha terdengar dingin tapi nada kagetnya tak bisa dia sembunyikan dengan baik. Dia juga berusaha mengalihkan pandangan.  Ji Hye menatapnya tak percaya akhirnya dia duduk di sebelah Chan Yeol. Chan Yeol bergeser sedikit sambil memperhatikan Ji Hye yang  menaruh kotak obat itu di tengah-tengah mereka.

“Gue yang mau tanya, ngapain loe disini sendirian?” tanya Ji Hye masih dengan nada jutek.

Chan Yeol tidak menjawab, dia sangat berusaha menghindari mata Ji Hye. Sampai akhirnya dia merasakan sakit di jidatnya. “Aww”

Ternyata Ji Hye yang iseng menekan memar Chan Yeol yang ada di jidat dengan jari telunjuknya. “Sakit ya?” tanya Ji Hye ikut mengernyit. Lagi-lagi Chan Yeol gak menjawab, dia cuma memalingkan wajahnya ke samping. Ji Hye bergeser mendekat. “Heh, Park Chan Yeol. Gue tanya sakit apa enggak?”

“Mending loe pergi aja, Hye” Chan Yeol berkata pelan.

“apa?”

“ Gue pengen sendirian. Loe lebih baik pergi!” Chan Yeol akhirnya menolehkan wajahnya ke Ji Hye dan menatapnya lekat dan serius.

“Apa hak loe ngusir-ngusir gue?” Ji Hye juga jadi jengkel.

Chan Yeol tiba-tiba berdiri. Hidungnya mulai kembang kempis, “Loe dengerin gue kali ini aja, bisa gak sih?”

“Kalo gue pengen tetep disini emang kenapa?!”

“GUE GAK MAU LOE LIAT GUE DALAM KEADAAN BEGINI!” Chan Yeol berteriak. Dadanya naik turun dan matanya mulai berkaca-kaca. Ji Hye menatap wajahnya yang memang tampak putus asa, jadi membuatnya ingin menangis.

Ji Hye mengambil nafas dalam lalu meneriakinya “EMANG SIAPA YANG SURUH LOE BERANTEM, HAH?” Tanya Ji Hye, sambil berusaha menahan air mata. “SIAPA YANG SURUH LOE BERANTEM CUMA BUAT BELAIN GUE?!”

Mendengar itu Chan Yeol memasang wajah bingung, kenapa Ji Hye bisa tahu alasan dia memukuli Se Hun.

 “SIAPA YANG SURUH LOE NYAKITIN DIRI LOE SENDIRI DAN ORANG LAIN CUMA KARENA GUE?! SIAPA YANG NYURUH LOE BERSUMPAH SEGALA UNTUK NGASIH RASA SAKIT KE SEHUN, RASA SAKIT YANG SAMA AMA YANG GUE RASAIN? KENAPA?” Ji Hye tak bisa lagi membendung air matanya. Walau dengan mata yang basah, Ji Hye berusaha menatap Chan Yeol dengan lekat.  “MEMANG APA ARTINYA GUE BUAT LOE?! APA ARTINYA GUE BUAT LOE SAMPE LOE MAU LAKUIN ITU SEMUA BUAT GUE?! APA CHAN YEOL? AP-“

Ji Hye tak dapat melanjutkan kata-katanya karena Chan Yeol tiba-tiba menarik tangannya dan memeluknya. Jantung Ji Hye berdegup kencang ketika dia merasakan kedua tangan Chan Yeol melingkari tubuhnya semakin erat, membuat dia merasakan hangat menjalari tubuhnya. Sensasi yang ditimbulkan bercampur aduk antara senang, kaget dan juga kesal.

Senang karena dia bisa sedekat itu dengan Chan Yeol.

Kaget karena dia pikir Chan Yeol gak pernah kepikiran memeluknya tiba-tiba. Dan…

Kesal karena kenapa dia baru kepikiran untuk melakukannya sekarang.

Tapi dari semua itu Ji Hye merasakan satu hal yang pasti, yaitu dia Ingin momen itu berlangsung lama.

Selama mungkin.

Ji Hye dapat merasakan desahan nafas Chan Yeol di pundaknya. Lama Chan Yeol terdiam. Sampai akhirnya dia berkata dengan pelan, “Loe….berarti banget buat gue. Banget, Hye”

Setelah mendengar kata-kata manis itu, Ji Hye tak dapat lagi membendung air matanya. Dia menangis dipelukan Chan Yeol sambil kedua tangannya menggenggam erat jas seragam Chan Yeol dari kedua sisi. Dia menangis cukup lama sampai membasahi seragam Chan Yeol. Terlebih lagi karena semua beban yang ada di pundak dan lubang di hati Ji Hye serasa menghilang seketika.

Akhirnya momen ini terjadi juga.

Kata-kata yang diucapkan Chan Yeol tadi berkali-kali lebih indah dari kata-kata pengakuan cinta lainnya atau sekedar kalimat ‘gue suka sama loe’. Mengetahui bahwa dia sangat berarti bagi Chan Yeol membuatnya juga menyadari bahwa betapa dia sangat menyukai namja yang sedang memeluknya erat ini . Namja yang sudah membuat hari-harinya terasa abstrak, aneh, tapi berarti. Ya, persis seperti kata Ibunya dulu, masa-masa sekolah Ji Hye menjadi berwarna.

Itu karena Chan Yeol.

Dia bisa benar-benar menyukai seseorang karena Chan Yeol.

Tertawa karena Chan Yeol.

Menangispun… karena Chan Yeol.

 

Bersambung deh……….

[A/N] Horeeeeee notebook nya udah pulang! Akhirnya bisa update lagi.Tadinya mau update kemren tapi pulsa modem di abisin ama ade gue, ke warnet ternyata gak bisa buka AFF hr nie juga berkali-kali mati lampu, tapi untung sekarang bisa update. Mudah-mudahan chap ini kalian suka. Sorry kalo TBC dibagian agak nanggung coz aku pikir udah lumayan panjang.Sorry juga kalo rada aneh.  Besok lanjut lagi.

Gomawoooo ^.^

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
LeeKietz
Sorry guys. Belum bisa update secepatnya coz laptop dibajak lagi sampai waktu yang belum ditentukan.

Comments

You must be logged in to comment
pcypeacesign61 #1
authornya keren bgt kok ga lanjut lanjut si thorr suka bgt sama ff ini lanjut dong thorr pleasee
nanamiharu #2
Chapter 32: LAH KAKAK AKU LAMA GA BUKA SEKALI BUKA BACA INI KOK NYESEK :""""""
chanhye gimana nasipe kak :"(
chanyeol juga ilang2an dia kira dia jongin main teleport /?
lanjut plis kak aku menunggumu
liuliuyifan #3
Chapter 31: alaah canyol knp ga nemuin jihye aja sih
mian thor bru komen chapt ini gw baru baca kmren hehe gw suka ff lu thor sueeeeer
seideer #4
Chapter 31: Lahhh chanyeol jd menye2 gt....
seideer #5
Chapter 30: Makin complicated nehhhh
seideer #6
Chapter 29: Wuahh knp hub chanyeok namji
seideer #7
Chapter 28: Wkwkkwkwkwkw pls lahhh chanyeol nam ji yg baru pacaran lebaynya saling sms an...hahha
seideer #8
Chapter 27: Chanyeol norak ahhh...sok romantis ngomongnya wkkwkw
seideer #9
Chapter 26: Arghhhhh tidakkkk ...kris yurinya nanggung tuhhhh...
Ehhh tapi mrka ngomongnya uda 'aku kamu' yaaa...
:D
seideer #10
Chapter 25: Kisah kris yuri menarik juga