시간: 9

PERFECT TIME

SUMMER 2014 : Little Confession

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

warning : Typos everywhere cause didnt check it, sorry T_T

Double update ^^

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

 

Junhong membuka matanya yang terasa sangat berat, semalaman dia menangis. Dia merasa sangat lelah dengan apapun yang terjadi belakangan ini. Tangan Junhong mengulur mencari-cari ponselnya, begitu mendapatkan ponselnya yang terletak dibawah bantalnya, Junhong langsung menekan sederet huruf yang membentuk nama.

Uri Youngie <3 caling….

Yobboseyo…” Junhong tersenyum mendengar suara ceria Sooyoung.

“Youngie….”

Unggg… Selamat pagi…

“Youngie….”

Kau lupa meneleponku semalam, Junhong.

“Mian.”

Aku tahu kau akan melakukannya.

“Apa yang kau lakukan, Youngie?” terdengar jeda diam sejenak dari arah seberang telepon.

“Youngie?”

Oh?? Aku sedang latihan tentu saja. Mempersiapkan debutku dalam beberapa minggu.” Junhong tersenyum. Dia sangat ingat bagaimana musim dingin tahun lalu ketika mereka menghabiskan natal bersama hanya beberapa jam karena Junhong harus berangkat ke Jepang, dengan bersemangat Sooyoung mengatakan akan segera debut dengan Red Velvet, tepat saat musim panas.

Junhong…

“Hummm…”

Kau apa kabar? Aku merindukanmu.” Junhong tersenyum.

“Aku tahu. Aku juga merindukanmu.” Terdengar suara tawa kecil dari Sooyoung.

Apa kau makan dengan baik?” Junhong tersenyum.

“Tentu saja. Aku diperlakukan dengan baik.” Terdengar suara helaan nafas.

Kau, jaga dirimu. Cepatlah kembali, huh?

“Arraso.. arraso. Aku tak tahu kau akan merindukanku, usagi.”

Heyyyy… kau berjanji tak akan memanggilku usagi lagii.” Terdengar protes Sooyoung, Junhong hanya tertawa terbahak-bahak.

“I Love you, Youngie.”

Love you too, Junhongie.”

……

 

Sooyoung menghela nafasnya, setelah pembicaraan dengan Junhong melalui telepon berhenti beberapa detik yang lalu mau tidak mau dia kembali berpikir. Dia tahu ada yang disembunyikan Junhong belakangan ini. Junhong terasa sangat aneh, tapi entah kenapa Junhong tak pernah mengatakan apapun padanya. Sooyoung lebih dari tahu kalau Junhong melakukannya untuk menjaga perasaan Sooyoung. Menjaga agar emosi Sooyoung tetap stabil karena akan melakukan debut dalam beberapa waktu. Tapi justru dengan demikian membuat Sooyoung terus tak berhenti berpikir.

“Apa yang kau rahasiakan dariku?” Sooyoung berbisik sambil menatap gedung SM didepannya. Sooyoung selalu menyukai tempat ini. Sebuah taman kecil persis didepan gedung SM. Biasanya Sooyoung akan menghabiskan waktu setelah latihan fisik disini. Angin yang semilir dapat dia rasakan dan membuatnya lebih segar. Terlebih, dia dan Junhong sering menghabiskan waktu disana.

Sooyoung menatap ponselnya kemudian memutuskan mengetik sebuah pesan singkat dan kemudian mengirimkannya.

……

 

From : Uri Youngie <3

Junhong, apapun yang terjadi, bukankah kita berjanji untuk saling berbagi?

Love you, Hongie <3

 

Junhong membaca pesan itu dengan nelangsa. Kepalanya kembali terangkat menatap kelima hyungnya. Semua member B.A.P sedang berkumpul diruang makan dorm mereka di jepang. Semuanya melakukan hal yang sama, membaca lembaran-lembaran dokumen. “Hyung, apa ini sudah final?” Tanya Junhong.

Yongguk, Himchan, Daehyun, Youngjae dan bahkan Jongup mengalihkan pandangan mereka, memandang maknaenya. Yongguk kemudian meletakkan dokumen yang tengah dibacanya. Kepalanya terlihat mengangguk pelan, “Ya, Junhong. Ini sudah final.”

“Aku mengerti hyung.” Junhong menunduk kemudian membaca kembali dokumen yang ditangannya. Air matanya menggenang, tapi dia sudah lelah menangis. Dia benci menjadi beban, tapi seperti kata Yongguk semalam, Junhonglah penentu semuanya. “Kutebak aku tak akan bisa melakukan apapun.” JUnhong bergumam.

 

To : Uri Youngie <3

Youngie, bisakah kita bertemu nanti? Ada yang ingin kukatakan. Stasiun Dongjak jam 3 sore? Apakah tidak mengganggu waktu latihanmu?

……

 

“Junhong!!!” Sooyoung memanggil Junhong dengan ceria. Tadi pagi Junhong mengiriminya pesan untuk bertemu di stasiun ini. Junhong nampak melambaikan tangannya tersenyum. Stasiun Dongjak tidak terlalu ramai untuk mengadakan perjanjian dibanding stasiun lain. Tapi stasiun Dongjak juga merupakan yang terdekat dengan Yeoinaru park. Cukup berjalan satu atau dua kilometer maka mereka akan sampai di taman luas yang biasa digunakan muda mudi berkencan.

Junhong sempurna menyembunyikan dirinya dibalik topi bisbol warna hitam dan jaket dengan hoodie warna kelabu tua. Sementara pakaiannya nampak sangat casual dengan setelan celana training hitam dan kaos putih. Sooyoung tersenyum melihat tampilan pujaan hatinya. Sudah cukup lama mereka tidak bertemu. Kesibukan Junhong dengan B.A.P yang sedang menyelesaikan world tour membuatnya tak bisa mengeluhkan apapun.

Saat Sooyoung menerima cinta Junhong dan balik menyatakan cinta, saat itulah hatinya sudah menyelesaikan perdebatan dan menyetujui untuk memiliki kekasih seorang idol. Hatinya dan semua dari dirinya sudah berdamai dengan setiap konsekuensi yang mungkin timbul jika mereka memilih menjadi sepasang kekasih.

Jika sepasang kekasih normal bisa melakukan pertemuan kapanpun tanpa ragu, maka tidak bagi Junhong dan Sooyoung. Keduanya harus ekstra hati-hati. Selain karena Junhong seorang idol yang tengah naik daun tapi Sooyoung merupakan trainee dari entertainment sebesar SM. Dengan kabar akan didebutkan pula.

Minggu lalu SM bahkan sudah melakukan konferensi pers bahwa akan mendebutkan girl group baru bernama Red Velvet yang nantinya akan beranggotakan Irene dan Seulgi. Keduanya masing-masing akan menjadi leader dan face of the group. SM memang belum mengumumumkan nama Sooyoung, selain untuk membuat kesan misterius juga Sooyoung yang bukan bagian dari SM Rookies diharapkan menjadi senjata baru bagi SM.

“Sudah lama, Youngie?” tanya Junhong. Sooyoung menggeleng singkat. Keduanya tidak lagi bisa saling menggenggam tangan satu sama lain, atau mungkin Sooyoung sekedar mengamit lengan Junhong. Tentu tidak bisa. Mereka harus tak mencurigakan.

Sooyoung yang mengenakan setelan abu-abu muda kemudian melepaskan hoodienya. Memamerkan rambut ombre warna hijau toskanya. “Bagaimana menurutmu?” tanya Sooyoung. Junhong tersenyum dan membelai puncak kepala Sooyoung lembut, “Cantik. Dan seperti biasa, you are my Joy.”

Sooyoung terkikik, “Anyway, aku sudah bilang ke Kim Sajangnim, Lee Songsaenim dan Manajer Han juga tim promosi kalau nama panggungku Joy. Mereka menyetujuinya karena memang konsep sosokku nanti akan dibuat penuh keceriaan dan kebahagiaan.” Ujarnya ringan.

Junhong mengangguk, tangannya perlahan masuk kedalam kantong jaketnya. “Libur sekolah akan berakhir dua minggu lagi. Tapi di hari itu aku tak akan melihatmu, huh?” Junhong berkata pelan. Sooyoung menoleh. Lalu tersenyum kecil, “Ya. Hari itu aku akan debut.”

Junhong mengangguk pelan. Tangannya kemudian mengeluarkan gelang rosary dari kayu. Ada ornament berbentuk huruf disalah satu bandulnya. Sooyoung terkejut namun tersenyum senang, “Kau membuatnya?” tanyanya. Junhong menoleh menatap Sooyoung yang terus tersenyum lebar. Kepalanya mengangguk. “Ya. Aku membuatnya saat tour di London. Ada sebuah desa yang kami kunjungi dan sebuah rumah disana menjual ornament dari kayu. Maka aku membuat bandul ini.” Ujar Junhong. Tangan kirinya nampak mengangkat gelang itu sementara tangan kanannya menunjuk pada bandul yang ternyata membentuk huruf J.

“Cantik!!!” Sooyoung berseru. Junhong tersenyum, tangannya yang bebas meraih tangan kanan Sooyoung yang tak mengenakan aksesoris, selama persiapan debut dan bahkan mungkin sampai masa debut nanti Sooyoung tentu tak diijinkan menggunakan aksesoris apapun yang menimbulkan pertanyaan public, gelang atau kalung pasangan misalnya. Junhong memasangkan gelang rosary itu pada Sooyoung. “Semoga gelang ini akan lolos ya. Karena aku sengaja mengukir huruf J. J untuk Joy dan juga J untuk Junhong. Coba lihat kalau kau memperhatikannya dengan baik ada ukiran kecil membentuk huruf-huruf junhong dan sooyoung. Aku pintar kan?”

Sooyoung terpengarah, senyumnya tak berhenti lepas. Sooyoung ingin sekali memeluk laki-laki didepannya namun tak bisa lagi. Tidak mungkin. Ini bukan halaman sekolah mereka. Bahkan sekarang mereka berada ditengah fasilitas umum. “Gomawo oppa.” Ujar Sooyoung. Perlahan air matanya berlinang.

“Hei… kenapa menangis?” tanya Junhong khawatir. Tangannya terulur menghapus air mata itu. Sooyoung menggeleng dan bergerak mundur. “Jangan pedulikan aku. Aku tak mau menyusahkanmu oppa. Kau seorang idol.” Ujar Sooyoung dengan sadar memelankan kata terakhirnya. Junhong merasa nelangsa. Kemudian dia tetap tersenyum.

“But you are my Joy. Kaulah pusat kebahagiaanku yang lain selain keluargaku dan B.A.P.” balas Junhong. Sooyoung mengangguk kini wajahnya sudah tersenyum, “Apapun oppa. Terima kasih.” Junhong meraih Sooyoung dalam pelukannya. Tak mempedulikan apapun. Dia sudah siap.

Sooyoung terkejut namun tetap diam. Sejujurnya dia merindukan Junhong yang seperti ini. Yang menenangkannya hanya dengan memeluknya, meski singkat namun terasa hangat.

Mereka saling memeluk disalah satu sudut Dongjak, mengabaikan lalu-lalang orang-orang yang melewati mereka dengan tersenyum. Mungkin tak ada yang mengenali keduanya. “Karena dua minggu setelah ini tentu orang-orang akan lebih mengenalimu, Sooyoung. Karena kau SM.” Batin Junhong berbisik.

“Oppa… apa yang ingin kau katakan?” tanya Sooyoung akhirnya. Junhong melepaskan pelukannya. Tangannya masih menggenggam erat kedua bahu Sooyoung, tatapan Junhong berubah menjadi serius. Tanpa Junhong sadari dia berusaha mengumpulkan semua keberanian itu. Keberanian untuk mengatakan sebuah kejujuran kecil.

“Sooyoung dengarkan kalimatku.” Sooyoung mengangguk.

“Tepat setelah aku berusia 19 tahun nanti, aku dan kelima hyungku akan mengajukan pembatalan kontrak pada manajemen. Ada banyak alasan. Maaf tak pernah membaginya denganmu. maaf.” Sooyoung terperanjat mendengarkan penuturan itu. Tak sekalipun dia pernah berharap Junhong akan meninggalkan dunia idol yang diimpikannya sejak kecil. Tapi Sooyoung mengerti. Jika sampai Junhong melakukannya bersama kelima hyungnya, tentu permasalahan itu tidaklah kecil. Pasti ada banyak isu berat yang sebenarnya terjadi, namun Junhong merahasiakannya dari diri Sooyoung. Hanya karena…

“Oppa, kau takut membebaniku karena mengatakan semua masalahmu padaku?” tanya Sooyoung. Perlahan tatapan Junhong pada Sooyoung melunak, lalu kepalanya mengangguk, “Ya. Aku tak mau mengganggu konsentrasimu, terutama untuk persiapan debutmu nanti. Sedikitpun tak mau.”

Sooyoung tersenyum, “Oppa.. saat aku menerima pernyataan cinta darimu dan aku juga menyatakan apa yang aku rasakan padamu, dihari itulah aku sudah memenangkan perdebatan hatiku. Aku berdamai dengan semua kekhawatiran. Aku menerima segala konsekuensi yang terjadi. dan aku bersedia menjadi pendengarmu kapanpun yang kau butuhkan. Aku selalu bangga padamu. Mulai sekarang, jangan lagi disimpan sendirian.”

Junhong terpengarah dengan kalimat demi kalimat Sooyoung yang matang dan dewasa. Junhong sadar dia merasa bersalah. “Umm.. gilirankulah meminjam sebagian bahumu.”

Sooyoung mengangguk, “Dengan senang hati, oppa.”

……

 

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

FALL  2013 :  Special Day

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

 

Junhong menggenggam erat payung berwarna kuning yang ditemukan didormnya. Payung yang entah milik siapa. Junhong berniat menanyakan hyungnya nanti. Hari ini hujan turun dengan lebatnya. Sejujurnya Junhong membenci hujan, karena dia tidak menyukai dirinya terguyur hujan. Bila sedikit saja dia terkena hujan maka sudah dapat dipastikan dia akan sakit. Seperti saat suatu hari dimusim panas waktu itu, mendadak hujan turun lebat, begitu aneh. Dan terpaksa Junhong merelakan tubuhnya basah kuyub. Akibatnya, Junhong menderita demam.

Junhong tersenyum mengingat bayangan saat dia sakit tahun lalu. Itu hari dimana Sooyoung merawatnya seharian dan semalaman. Junhong ingat bagaimana dengan sabar Sooyoung menungguinya, Belakangan dia merasa kehilangan keceriaan Sooyoung. Setiap usai sekolah Sooyoung akan cepat menghilang, bahkan pesan singkatpun tidak pernah Junhong dapatkan. “Apa aku harus berhujan-hujan lagi? Supaya Sooyoung bisa menjagaku?” gumam Junhong pelan memikirkan ide yang menurutnya terbaik.

Tuk!

“Kalau kau melakukannya, aku benar-benar akan marah padamu.” Seseorang berkata sambil mencubit keras lengan Junhong. “Aww!!” Junhong mengeluh kesakitan, wajahnya meringis namun mendadak tersenyum cerah saat mengetahui siapa yang berada disampingnya kini, “My Joy!!!” ujar Junhong.

“Ck!!! Jangan keras-keras sih! Nanti kalau fansmu tahu bagaimana?” decak Sooyoung memperingatkan, namun mau tak mau dia tersenyum senang melihat Junhong begitu antusias bertemu dengannya. Junhong tak peduli bagaimana Sooyoung mengomelinya, yang dia pedulikan kini Sooyoung sudah berada didekatnya. Itu lebih dari cukup.

“Yuk!! Kita pergi!” ajak Junhong sambil menarik tangan kanan Sooyoung yang bebas, sementara tangan kirinya memegang payung berwarna merah. Sooyoung tersenyum namun balik mengenggam tangan Junhong, rasa hangat menjalari tubuh keduanya, keduanya juga saling menoleh dan tersenyum.

“Mau kemana kita?” tanya Sooyoung. Junhong menatap wajah Sooyoung dan tersenyum, “Ke suatu tempat.” Junhong menarik tangan Sooyoung dan membimbingnya berjalan. Jika dilihat sekilas mereka seperti pasangan muda-mudi normal, tak akan ada yang mengira kalau salah satu diantara mereka adalah seorang idol. Junhong berkamuflase dengan pas. Rambutnya yang coklat kemerahan buah dari eksperimen Himchan tadi pagi untuk menutupi warna pink permen karet pada rambut Junhong, Himchan mencoba menyemprotkan pewarna rambut sementara warna coklat pada rambut Junhong.

Mereka berdua berjalan beriringan menyusuri salah jalanan itaewon yang siang itu masih tidak begitu ramai. “Kau tahu hari ini hari special untukku.” Junhong bergumam. Sooyoung menoleh, senyumnya terulas.

“Kenapa?” tanya Sooyoung. Junhong tersenyum, “Aku akan pergi denganmu. itu special untukku.”

Sooyoung memberengut, tangannya melepaskan tangan Junhong, “Kau ini becanda saja terus. Kau tak pernah serius.” Ujarnya. Junhong kaget namun senyumnya mendadak muncul. Ini kesempatanku.

“Aku selalu serius. Tapi kau selalu tak menanggapinya. Sedikitpun kau tak menyadarinya.” Jawab Junhong. Langkah kaki Sooyoung mendadak berhenti. Badannya menghadapi tubuh Junhong yang menjulang. Sejujurnya tinggi mereka tak jauh berbeda, karena untuk ukuran seorang gadis remaja yang beranjak dewasa tubuh Sooyoung cukup tinggi dibanding rata-rata gadis sebayanya.

“Apa maksudmu Junhong?” tanya Sooyoung, dahinya mengerut tanda tak mengerti. Junhong tersenyum kemudian meraih tangan kanan Sooyoung.

“Sudah sejak lama aku memberitahumu, aku merindukanmu dan sebagainya. Bahkan aku mencari-cari alasan untuk sekedar menemuimu. Aku juga menghubungimu saat aku sakit, bukan Hayoung yang notabene sahabatku. Semua tentang dirimu. Mengusahakan album Jaejoong-sunbaenim juga. Semua untukmu. Tapi kau tak menanggapinya. Kau hanya menganggapku biasa saja. Apa aku memang biasa saja di matamu? Sedikit saja, apa tidak ada bedanya aku dengan yang lain?” Junhong akhirnya mengungkapkan semuanya. Hatinya bergemuruh, sedikit lega namun juga takut. Bagaimana jika setelah ini Sooyoung tak mau menemuinya? Tak mau sekedar menjadi sahabatnya.

Hal yang paling ditakutkan Junhong.

Sooyoung membeku. Bibirnya masih mengatup rapat, tapi matanya berkaca-kaca. “Junhong-ah… aku.. aku… aku tidak mengetahuinya. Aku.. aku… aku pikir kau tidak seperti itu.” Ujar Sooyoung lirih. Kepalanya menunduk menatap sepatunya basah karena air hujan. Hujan sudah tidak selebat tadi, namun masih mengguyur.

Junhong menarik nafasnya. “Apa yang bisa kulakukan supaya kau menjadi mengerti Sooyoung? Aku bahkan mengatakan kalau kau adalah kebahagiaanku. You are my joy. Dari semuanya aku selalu suka saat kau tersenyum, hanya untukku. Aku bahkan cemburu saat kau bersama Sehun-hyung. Tidak, aku selalu cemburu kau dekat dengan semua teman sekelas kita. Apa yang harus kulakukan supaya kau yakin?”

Sooyoung masih menunduk. Kemudian perlahan kepalanya terangkat. “Buat aku menangis karenamu hari ini, Junhong. Buat aku menangis dan tak ingin kau meninggalkanku sedetik saja. Buat aku jatuh cinta padamu melebihi apa yang aku rasakan sekarang.”

Junhong mengernyit, apakah itu berati kau tak sedikitpun punya perasaan padaku, Sooyoung?

“Aku bersumpah akan melakukannya. Dan kalau setelah ini kau tak menangis dan memelukku, maka biarkan aku patah hati saja karenamu, huh?” ujar Junhong. Mata bulat Sooyoung menatap sepasang mata penuh keyakinan milik Junhong. Perlahan kepalanya mengangguk, “Umm. Aku mengerti.”

“Kalau begitu, ayo kita pergi.” Junhong membuang payungnya dan kemudian meraih tangan Sooyoung, menariknya berlari bersama, membuat Sooyoung kaget namun mengiringi lari Junhong dan sekaligus melempar payung merahnya. Mungkin keduanya terlihat bodoh karena hari masih saja hujan namun keduanya justru membuang payung mereka. Keduanya berlari.

Sooyoung tahu, Junhong sangat membenci hujan. Dimalam dia merawat Junhong setahun yang lalu, Junhong mengatakan padanya kalau dia tidak bisa sedikit saja terkena hujan, atau kalau tidak dia akan terkena demam. Sooyoung ingin berhenti berlari dan mungkin berteduh sejenak supaya Junhong tidak sakit, namun entah kenapa dia tidak melakukannya.

Lari Junhong memelan dan kemudian membawa Sooyoung berhenti berlari, tepat disebuah café kecil bernama ‘Joy’. Café beraksen perancis yang begitu unik. “Ayo masuk.” Ajak Junhong. Tapi tangan Sooyoung menahan, “Kita basah.” Uajrnya. Junhong tersenyum, “Tidak mengapa.” Ujarnya sambil meraih pinggang Sooyoung dan mendorongnya pelan.

Junhong memberikan kode untuk Sooyoung agar membuka pintu berwarna hijau itu, Sooyoung menangguk dan mendorong pintu sampai terbuka.

“HAPPY BIRTHDAY, PARK SOOYOUNG!!!!” ada setidaknya 20an orang berteriak bersemangat mengucapkan selamat ulang tahun. Sooyoung membeku, bahkan dia sendiri lupa hari ini ulang tahunnya, mungkin dia terlalu lelah berlatih. Sooyoung melihat kertas demi kertas yang dipegang oleh semua orang yang hadir. Pesan berantai yang berkesinambungan dan membentuk paragraph. Wajahnya memerah, karena malu dan juga karena bahagia.

 

Setiap hari, aku tak pernah berhenti mengucap doa agar kau selalu ada untukku. Mengharapkan kebahagiaan bagimu adalah kesempatanku. Mencintaimu adalah keinginanku. Selamat ulang tahun seseorang yang benar-benar aku sayangi dan selalu aku pedulikan. Aku mencintaimu, Sooyoung.

 

“Happy birthday, love.” Bisik Junhong. Sooyoung menoleh menatap Junhong yang tersenyum untuknya. Tanpa disadari air mata Sooyoung meleleh, semua ini cukup membuktikan padanya, kalau Junhong selama ini menyaynginya apa adanya dan benar kata JUnhong, Junhong selalu mempersiapkan apapun untuk Sooyoung. “Choi Junhong, I love you.” Ujar Sooyoung pelan namun cukup jelas untuk didengar seluruh orang yang hadir disana.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
chochos #1
Chapter 18: ditunggu updatenya can't waitt >,<
chochos #2
update dong pleaseeee
citratyass
#3
Chapter 15: Aww vjoy / taejoy!! my another otp!♡
sekali sekali mau liat joy cemburu ke junhong dong authornim, but junhong cemburu ke joynya diselesain dulu ya kkk~
Makin suka ceritanya,makin rajin juga nunggu updatenya lol
pimlyanc #4
Chapter 12: Halo authornim, aku reader baru disini. Seneng bisa baca ff Joylonya >v< Rasanya kayak ini real, dapet bgt feelnya! Jujur aku bukan Joylo shipper, apalagi semenjak ada wgm Jaejoy makin gakepikiran dengan hubungan Joy sama idol lain. Tapi pas baca ff ini tiba2 kebayang... Apa jangan2 kenyataan sebenernya sama kayak si ff ini?!?! Haha
Aku suka bgt sama ff ini, sempet geregetan juga pas situasi Joy dan Zelo saling nyembunyiin perasaan mereka. Tapi pas liat Special Day, ah udah rasanya luar biasa deh. Ending yg sangat bahagia huhu :"
Agak bingung juga sih dengan alurnya cuman maju-mundur, tapi aku nikmatim bgt ceritanya jadi bisa terbayangkan dengan jelas kok ehehehe
Banyak bgt ya konflik mereka... Sekarang ditambah Jungkook, aku ketawa terus liat kelakuan Zelo pas lagi cemburu dan manja. Keliatan jelas gimana Zelo sayang bgt sama Joy. Berharap Joy-Zelo itu real uhuy, shipper ah ah ah~
Ditunggu next chapter secepatnya ya authornim! Ah aku bener2 suka sama ff ini. Semangat buat nulisnya ya! Ditunggu moment2 Joylo lainnya thor, sama konfliknya jan berat2 soalnya suka sedih apalagi bawa2 agensi :" Fighting! ^-^
youngiefm
#5
Chapter 11: Uwaah, zelo tetep aja maksain buat nonton wgm sungjoy padahal dia pasti sakit
Sungjae rival zelo? O.o
Ga sabar kelanjutannya gimana xD apa ntar zelo dateng ke tempat sungjoy stuting????
Kelanjutannya ditunggu deh :3
melliniabrianti #6
Chapter 10: ANJIR ROMANTIS BANGET JIR:"""))))) TAPI KENAPA PAS JUNHONG NEMBAK JOY GA DITUNJUKKIN KAN PENASARAN HAHAHA TAPI TETEP BAGUS THOR DITUNGGU KARYA SELANJUTNYA
joylich
#7
Chapter 10: ah so sweet banget ; ;
lucu kalo junhong lagi sakit terus dirawat sama joy♡
semangat author,aku tunggu terus updateannya♡
youngiefm
#8
Chapter 10: junhong so sweet banget, tp yg bikin rada ngeselin dia akhirnya sakit juga *duarr '-'
untung yah, joy sayang banget sama dia, jadi masih dirawat sama joy
seneng deh kalo komenku bisa bikin authornya semangat, aku juga seneng authornya updatenya rutin, meskipun cuma sekali seminggu tapi itu sudah cukup,
tetep semangat nulisnya! :D
citratyass
#9
Chapter 10: Kyaa makin banyak moment sweet joylo♡
Semoga di chap lainnya bisa lihat joy/zelo jealous ke satu sama lain kkkk~



Maaf ya authornim , baru ninggalin jejak lagi nih tapi sebenernya tiap ada update baru aku langsung baca kok.
Love banget storynya!!