시간: 7

PERFECT TIME

SUMMER 2015 : Hard Decision

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

warning : Typos everywhere cause didnt check it, sorry T_T

 

Dear reader, aku mencoba menulis dengan cara yang berbeda.

semoga tidak ada yang kebingungan. kalau ada yang bertanya silahkan ya ^^

Chapter ini tadinya ada di part nomor sekian, namun karena tiba-tiba kejadian beneran yasudah, terpaksa aku masukin lebih dulu. selamat menikmati

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

 

 

Sooyoung menjatuhkan tubuhnya yang terasa lemas. Matanya mulai berair, penyesalan mulai menyesaki dadanya. “Sajangnim, bagaimana bisa?” ujar Sooyoung.

“Joy… Maaf itu sudah keputusan final.” Sooyoung mendengarkan dengan seksama jawaban dari petinggi kantor agensi yang membesarkan namanya. “Tapi saya tidak bisa melakukannya, Sajangnim.” Ujar Sooyoung. Seseorang yang dipanggil Sajangnim itu tetap duduk ditempatnya dengan tenang, “Semua laporan mengenai kau dan dia sudah kami urus, sekarang kau hanya perlu melakukan apa yang tertulis di dokumen itu, tanda tangani dan berikan pada manajer Han.”

Sooyoung mengangkat kepalanya, kemudian menoleh kearah seorang paruh baya yang duduk tak jauh darinya, “Lee Songsaenim, tolonglah, saya tak mungkin melakukannya.” Ujar Sooyoung dengan nada memohon lebih keras. Seseorang yang dipanggil Lee Songsaenim itu hanya menatap prihatin namun menggeleng, “Joy, kau sudah tahu konsekuensinya kan? Karena kau sudah melanggarnya maka kau harus mengikuti hukumannya. Jangan mengeluh, lakukan saja. Kau tak mau semua semakin memburuk kan?”

Sooyoung terpengarah, kakinya bergerak mundur, air matanya deras mengalir dari kedua bola matanya, kepalanya kemudian menunduk, “Saya mengerti. Saya akan mealukan semua dengan sebaik-baiknya.” Ujarnya kemudian Sooyoung berbalik pergi. Ditutupnya pintu kaca bertuliskan Kim Young Min.

Sooyoung kembali jatuh terduduk dan menangis. Rambut blonde strawberrynya kini menutup sebagian besar wajahnya. Sebisa mungkin Sooyoung berjalan meninggalkan area pimpinan tertinggi agensinya, dia tidak mau berada disana, setidaknya untuk saat ini. Sooyoung menangis dan itu membuat dadanya terasa lebih sesak.

bib bib…. Handphone milik Sooyoung bergetar. Sooyoung meraih kantong jaket hitamnya, mengeluarkan ponsel dan membaca pemanggilnya. Mendadak hatinya kelu.

Uri Junhongie <3 calling….

Dengan segera Sooyoung mematikan panggilan ponselnya, “Mianhae Junhong.” Sooyoung kembali memasukkan ponselnya dan mengabaikan panggilan-panggilan berikutnya yang masuk. Sooyoung terus menangis dan rasa sesak itu tak pernah hilang, malah justru terasa semakin berat hingga rasanya kepala Sooyoung mendadak pusing. Sooyoung tak bisa melihat dengan jelas apalagi yang didepannya. Mendadak dia pingsan.

…..

 

Sooyoung membuka matanya perlahan. Dia kini dapat melihat Wendy dan Chen juga Sehun mengelilinginya, “Syukurlah kau sudah bangun. Apa ada yang terasa sakit?” Tanya Wendy. Sooyoung menggeleng dan berusaha bangun. Kepalanya terasa sedikit pusing namun dia tetap mencoba duduk.

“Apa yang terjadi, onnie?” Tanya Sooyoung.

Wendy dan Chen saling melirik begitu juga dengan Sehun, “Youngie-ya, tadi kau mendadak pingsan. Untung aku dan Chen sedang berada di hall A. kalau tidak mungkin tak ada yang akan menemukanmu. Lalu Chen menelepon Wendy, maka disinilah Wendy. Ah iya kita berada diruang kesehatan area C.” jelas Sehun.

“Kau baik-baik saja, Young-ah?” Tanya Wendy.  Sooyoung mengangguk, mencoba memijat-mijat pelipisnya yang sepertinya membentur benda keras.

“Sooyoung, kenapa kau bisa pingsan?” kali ini Chen yang bertanya. Ditanyai begitu membuat kesadaran Sooyoung kembali dengan sepenuhnya, mendadak air matanya mengumpul dan tanpa diduga Sooyoung malah menangis keras sejadi-jadinya.

“Huwahhhhh….. onnieee…. Oppaaa…. Aku harus bagaimana?” Sooyoung bertanya disela isakannya. Baik Sehun, Wendy dan juga Chen hanya saling pandang tak mengerti.

“Youngie, ada apa? Apa yang terjadi? Coba ceritakan.” Sehun berusaha membujuk adik kecilnya. Sooyoung terus menangis, sementara Chen dan Wendy terus menatap tak mengerti. “Sooyoung, coba ceritakan pada kami dulu. Jangan menangis.” Ujar Chen. Tapi Sooyoung terus menangis.

“Young-ah… jangan menangis, huh? Bagaimana kami bisa mengerti.” Kali ini Wendy yang berusaha membujuknya. Sooyoung bergerak memeluk Wendy  dan sambil tetap menangis, “Onnie… apa yang harus aku lakukan? Bagaimana ini? Bagaimana aku mengatakan pada Junhong? Onnie bagaimana ini??” Sooyoung masih menangis tak karuan.

Wendy menjadi tidak sabar kemudian meraih kedua bahu Sooyoung dan mengguncangnya keras, mencoba menyadarkan Sooyoung, meskipun tubuh Sooyoung lebih besar darinya namun Wendy tetap mampu mengguncang tubuh Sooyoung, member termuda kedua di grupnya. “Park Sooyoung!!! Kembalikan kesadaranmu! Sadarlah!!! Bagaimana kami bisa tahu cara membantumu kalau kau tak mengatakannya pada kami?”  cukup keras Wendy membentak Sooyoung. Bentakan yang lebih mirip tamparan keras bagi Sooyoung.

Sooyoung berhenti menangis, dia diam untuk beberapa saat, “Onnie, Oppa, aku akan diikutkan program We Got Married.” Ujar Sooyoung.

“Apa??”

“Hah?”

“Apa?”

Baik Chen, Wendy maupun Sehun hanya mampu berteriak bersamaan.

……

 

Junhong menatap ponselnya selama berjam-jam, bahkan makanan yang disediakan Himchan sama seklai tak tersentuh. Wajahnya terus menerus murung. “Junhong, makanlah dulu. Atau ibumu akan membunuhku karena tak memberimu makan.” Ujar Himchan.

Junhong menoleh dan tersenyum singkat, “Ne hyung.” Kemudian dia mengambil sumpit yang sudah disediakan Himchan dan makan beberapa potong daging dan beberapa suap nasi. Mengunyah pelan namun masih menatap layar ponselnya. Sementara Himchan masih mengawasi member termuda di grupnya, “Aigoo… mungkin karena inilah Yongguk tak mengijinkan kau mengenal dirinya lebih jauh. “ himchan bergumam kemudian beranjak masuk kedalam kamarnya.

Junhong menunduk menatap layar netbook putihnya, terpampang jelas dari salah satu website berita. Wajah Junhong terus berubah menjadi kelabu, sendu. “Apa ini salahku?” dia bertanya, berbisik pada hatinya, tidak pada siapapun.

“Red Velvet Joy will be join We Got Married new session as the youngest bride.”

 

……

 

Sooyoung menatap ponselnya, mengharapkan seseorang akan kembali meneleponnya, karena dia sendiri tak punya energy untuk menelepon lebih dahulu, “Junhong… Choi Junhong… aku merindukanmu sangat.”

 

(flashback)

Sooyoung tersenyum melihat sosok yang ditunggunya. Sosok yang selama ini dia rindukan. Berminggu- minggu tak bertemu rasanya ingin membuat Sooyoung mati saja. Meskipun fakta itu terasa berlebihan. Tapi itu benar, jika Sooyoung terasa kehabisan energy jika tidak bertemu dengan dia. “Hongie….” Seru Sooyoung sambil melambaikan tangannya bersemangat. Junhong, sosok yang tersembunyi dibalik capuchon warna keabuan Nampak tersenyum.

Nampak tak sabar Sooyoung segera belrari menyongsong Junhong, “Hei nanti kau terjatuh, youngie.” Ujar Junhong. Sooyoung terkikik geli. Junhongnya selalu menghawatirkannya terjatuh, selalu. “Oppa….. aku merindukanmu.” Ujar Sooyoung tanpa malu dan bergelayut manja dilengan kokoh Junhong. Lengan hasil latihan menari.

“Aku lebih-lebih merindukanmu. Merindukan suara manjamu.” Goda Junhong sambil mencubit pipi tembam. Sooyoung terkikik geli. “Oppa, kau belum berkomentar soal rambutku yang sudah tidak lagi blonde strawberry, huh? Kau tak perhatian padaku lagi.”

Junhong menoleh, “Aigoo.. aigoo… buatku kau selalu cantik kok. Warna apapun cocok untukmu.” Sooyoung terbahak-bahak mendengar kalimat Junhong. Dari dulu seperti inilah Junhong, selalu penuh candaan. Hal yang disukainya.

“Youngie…” panggil Junhong. Sooyoung menoleh.

“Umm…”

“Sooyoung…”

“Umm…”

“Park Sooyoung…” bletak. Sooyoung selalu sebal jika Junhong menggodanya dengan memanggil namanya berkali-kali tanpa menyebutkan kalimat apapun. “Kau tak berubah Junhong! Ish!! Menyebalkan.” Sooyoung berseru sambil meninggalkan Junhong dan melangkah sendirian di keramaian jalan Itaewon.

Junhong tersenyum. Dari dulu seperti inilah mereka. Saling menggoda satu sama lain. Namun itu menjadi favorit Junhong. Melihat Sooyoung yang marah sudah pasti menjadi hiburan tersendiri bagi Junhong. Dan kemanapun Sooyoung melangkah pergi, setidaknya Junhong tahu akan kemana tujuan akhirnya.

Sooyoung berhenti disebuah tempat yang sangat familiar bagi Junhong. Junhong mempercepat langkahnya. “Youngie..” panggil Junhong. Sooyoung menoleh dan senyumnya tersungging sedikit. “Oppa, kau mau?” tanyanya. Junhong tersenyum, cukup lebar yang membuat rasa hangat didada Sooyoung merayap. Sudah lama dia merindukan senyuman itu. Senyuman yang terasa menghilang sejak dia debut menjadi Red velvet.

“Mau. Dan jangan lupa bawakan untuk Tasha nuna dan Charu hyung, huh?” ujar Junhong. Sooyoung tersenyum dan mengangguk. “Ummm.. pasti.”

“Jadi Junhong melakukannya lagi?” Tanya Natasha Bang. Sooyoung mengangguk sambil mengunyah tteokpokkinya. “Dia selalu melakukannya onnie.” Adu Sooyoung pada kakak tertua leader B.A.P

“Tak kuduga, Junhong masih saja kekanakan.” Sooyoung tetrawa sambil mengangguk-angguk. “Oiii nunaaaa..” Junhong berkilah, namun keduanya tetap tertawa. Tawa yang mau tak mau membuat hati Junhong tak bisa marah terlalu lama. Sooyoung selalu membuatnya luluh.

“Youngie, kalau sudah selesai makan mari kita pulang. Aku antar kau pulang, kau harus kembali ke kantor kan untuk latihan?” ujar Junhong.

“Aigoo…. Uri-junhong sangat perhatian pada Yeo-chinnya.” Goda Charu (kakak ipar leader B.A.P. (writer note : Yeo-chin, merupakan kependekan dari Yeoja Chingu yang berarti pacar).

Dengan tersipu Junhong menggaruk-garuk kepalanya. “Oppa, tak perlu melakukannya. Aku akan menelepon manajer. Lagipula…”

“Sst.. aku akan mengantarkanmu pulang. Jangan khawatir, akan ada banyak temanku yang menemaniku setelah mengantarkanmu.” Potong Junhong. Sooyoung menatap Junhong kaget, namun perlahan wajahnya memerah karena senang. Selama ini mereka tidak pernah lagi pergi bersama. Terutama sejak hari dia debut dengan Red Velvet.

“Arraso. Arraso. Kau bisa mengantarkanku pulang ke kantor, hum.” Junhong mengangguk kemudian meraih tangan Sooyoung. “Nuna, hyung, kami pulang. Sampaikan pada Yongguk-hyung dan hyung lainnya aku akan segera kembali.”

“Baiklah. Kalian berhati-hatilah.” Keduanya mengangguk.

Junhong menggenggam erat tangan Sooyoung. Keduanya saling tersenyum. Berjalan sedikit memutar agar keduanya punya waktu bersama. Menikmati aroma musim panas yang makin hangat. “Oppa..” panggil Sooyoung.

Junhong menoleh, “Umm?”

Sooyoung tersipu. Sebelah tangannya yang bebas menepuk-nepuk pipinya yang memerah hanya karena Junhong. Junhong selalu sukses membuatnya terjungkir balik, seberapa kalipun Sooyoung menyadari kalau dia dan Junhong sudah cukup lama bersama, tak merubah rasa malu yang merayapi keduanya. Terutama untuk Sooyoung, dia selalu jatuh cinta pada senyuman Junhong.

“Kenapa, youngie?” Tanya Junhong. Sooyoung menoleh kemudian menggeleng pelan. “Tidak. Hanya saja, ini pertama kalinya kita melakukan ini bersama-sama lagi. Sudah lama rasanya.” Ujar Sooyoung. Junhong berhenti melangkahkan kakinya. Senyumnya perlahan mengembang, “Maafkan aku, huh.” Ujarnya.

Sooyoung menoleh, bukan itu yang dimaksudnya. Dia hanya merasa terlalu merindukan Junhong. “Ahhh bukan seperti itu. Aku selalu senang saat bertemu denganmu, meneleponmu, melakukan apapun denganmu. Semua menyenangkan. Hanya saja, berjalan bersama seperti ini rasanya tak pernah mungkin kan?”

Junhong tersenyum dan mempererat genggamannya pada tangan Sooyoung, lalu menariknya berjalan.  “Mulai sekarang, kita akan melakukannya. Tentunya dengan berhat-hati. Oke?” ujara Junhong. Sooyoung menatap kakasihnya kemudian mengangguk, “Umm., tentu saja.”

Mereka berdua melanjutkan berjalan menuju pintu belakang gedung SM. Melewati beberapa gedung restoran kecil disepanjang gang kecil daerah Gangnam. “Omo!! Is that Zelo oppa?” seseorang berteriak sambil menunjuk kearah junhong dan Sooyoung. Keduanya menoleh berpandangan. Kemudian dengan sekali anggukan. Sooyoung berjalan masuk kedalam salah satu restoran yang menjual beraneka macam macaroon. “Kau berhati-hati. Teman-temanku akan mengantarkanmu pulang.” Bisik Junhong sebelum Sooyoung beranjak masuk. Sooyoung Nampak mengangguk kemudian mengikiuti perintah Junhong.

Tak lama, beberapa orang masuk dan tersenyum mengikutinya. Tentu saja dia mengenal orang-orang itu sebagai teman bermain Junhong dikelas. “Maaf merepotkan kalian.” Ujar Sooyoung. “Ah tidak, kebetulan kami disekitar sini. Jangan khawatir. Kami akan selalu menjagamu.” Ujar salah satunya. Sooyoung mengangguk. Namun ekor matanya masih mengawasi sosok Junhong yang kini sudah ditemani beberapa temannya yang lain.

(flashback end)

 

Sooyoung menghela nafasnya. Seandainya malam itu dia tidak mengiyakan tawaran Junhong untuk mengantarkannya pulang mungkin ini tidak akan terjadi. “Dan sekarang aku menyesalinya? Kau bodoh sekali Park Sooyoung.”

 

"Thailand B.A.B.Yz Meet B.A.P Zelo Walking Arround JYP Entertainment With His Friends"

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
chochos #1
Chapter 18: ditunggu updatenya can't waitt >,<
chochos #2
update dong pleaseeee
citratyass
#3
Chapter 15: Aww vjoy / taejoy!! my another otp!♡
sekali sekali mau liat joy cemburu ke junhong dong authornim, but junhong cemburu ke joynya diselesain dulu ya kkk~
Makin suka ceritanya,makin rajin juga nunggu updatenya lol
pimlyanc #4
Chapter 12: Halo authornim, aku reader baru disini. Seneng bisa baca ff Joylonya >v< Rasanya kayak ini real, dapet bgt feelnya! Jujur aku bukan Joylo shipper, apalagi semenjak ada wgm Jaejoy makin gakepikiran dengan hubungan Joy sama idol lain. Tapi pas baca ff ini tiba2 kebayang... Apa jangan2 kenyataan sebenernya sama kayak si ff ini?!?! Haha
Aku suka bgt sama ff ini, sempet geregetan juga pas situasi Joy dan Zelo saling nyembunyiin perasaan mereka. Tapi pas liat Special Day, ah udah rasanya luar biasa deh. Ending yg sangat bahagia huhu :"
Agak bingung juga sih dengan alurnya cuman maju-mundur, tapi aku nikmatim bgt ceritanya jadi bisa terbayangkan dengan jelas kok ehehehe
Banyak bgt ya konflik mereka... Sekarang ditambah Jungkook, aku ketawa terus liat kelakuan Zelo pas lagi cemburu dan manja. Keliatan jelas gimana Zelo sayang bgt sama Joy. Berharap Joy-Zelo itu real uhuy, shipper ah ah ah~
Ditunggu next chapter secepatnya ya authornim! Ah aku bener2 suka sama ff ini. Semangat buat nulisnya ya! Ditunggu moment2 Joylo lainnya thor, sama konfliknya jan berat2 soalnya suka sedih apalagi bawa2 agensi :" Fighting! ^-^
youngiefm
#5
Chapter 11: Uwaah, zelo tetep aja maksain buat nonton wgm sungjoy padahal dia pasti sakit
Sungjae rival zelo? O.o
Ga sabar kelanjutannya gimana xD apa ntar zelo dateng ke tempat sungjoy stuting????
Kelanjutannya ditunggu deh :3
melliniabrianti #6
Chapter 10: ANJIR ROMANTIS BANGET JIR:"""))))) TAPI KENAPA PAS JUNHONG NEMBAK JOY GA DITUNJUKKIN KAN PENASARAN HAHAHA TAPI TETEP BAGUS THOR DITUNGGU KARYA SELANJUTNYA
joylich
#7
Chapter 10: ah so sweet banget ; ;
lucu kalo junhong lagi sakit terus dirawat sama joy♡
semangat author,aku tunggu terus updateannya♡
youngiefm
#8
Chapter 10: junhong so sweet banget, tp yg bikin rada ngeselin dia akhirnya sakit juga *duarr '-'
untung yah, joy sayang banget sama dia, jadi masih dirawat sama joy
seneng deh kalo komenku bisa bikin authornya semangat, aku juga seneng authornya updatenya rutin, meskipun cuma sekali seminggu tapi itu sudah cukup,
tetep semangat nulisnya! :D
citratyass
#9
Chapter 10: Kyaa makin banyak moment sweet joylo♡
Semoga di chap lainnya bisa lihat joy/zelo jealous ke satu sama lain kkkk~



Maaf ya authornim , baru ninggalin jejak lagi nih tapi sebenernya tiap ada update baru aku langsung baca kok.
Love banget storynya!!