시간 : 19

PERFECT TIME

FALL 2015 : Not a Perfect Man, Not a Perfect Time

 

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

warning : Typos everywhere cause didnt check it, sorry T_T

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

 

Beep beep! Suara ponsel Sooyoung terdengar menggema saat bahkan dia sedang mengikuti rapat untuk program WGMnya yang diperpanjang. Rating penayangan acara WGMnya bersama Sungjae terus meraih peringkat top. Sehingga wajar bahwa segmen Sungjae dan Sooyoung akan diteruskan. Sooyoung meraih ponselnya sambil mendesiskan maaf berkali-kali. Tertera nama Junhong disana. Sooyoung mengernyit, kemudian dia pamit dari ruang rapat untuk menerima panggilan Junhong.

“Yeobboseyo. Oppa, ada apa?” sapa Sooyoung.

Youngie, aku dan hyung kalah.” Suara lesu Junhong terdengar ditelinga Sooyoung, nafas Sooyoung tertahan. Perlahan tanpa dia sadari air matanya menitik sendiri. “Oppa, apakah kau baik-baik saja?” tanya Sooyoung ragu-ragu.

Umm. Aku baik-baik saja. Hanya saja, aku mungkin tak ingin kau mendengar dari orang lain. Apakah aku mengganggu waktumu, Youngie?” tanya Junhong. Meski tak terlihat, Sooyoung menggeleng pelan, “Aniya oppa. Rapat program WGM yang akan diperpanjang kontraknya. Setelah ini aku akan ke apartemen kalian, huh? Akan minta izin pada manajer.”

Tak perlu Sooyoung, kalau kau ada schedule sebaiknya jangan dikesampingkan.” Potong Junhong. Ada sepersekian detik Sooyoung merasa kesal. Tapi dia tahu tabiat Junhong, maka dia memutuskan untuk persisten. “Aku akan tetap kesana. Oppa akan menungguku disana. Oke?” ujar Sooyoung. Tak terdengar jawaban dari Junhong.

“Oppa? Hongie oppa?” panggil Sooyoung. “Umm, aku akan menunggumu.” Ujar Junhong akhirnya. Sooyoung tersenyum kemudian menutup teleponnya setelah mengucapkan salamnya. Sooyoung serta merta kembali kedalam ruangan diamana rapat masih berlangsung. Manajernya mendesiskan penjelasan singkat bagaimana rencana program akan dilanjutkan. Sooyoung tersenyum dan mengutarakan pendapatnya.

Tiga puluh menit kemudian rapat selesai, Sooyoung beranjak dari kursinya setelah manajer Han memgangguk memberikan izin padanya untuk menuju ke apartemen B.A.P dikawasan Hongdae. Sooyoung membenamkan dirinya dalam balutan coat coklat muda panjang dan menutup sebagian wajahnya dengan masker warna putih yang dia siapkan di tas kecilnya, berjaga-jaga bila ingin bepergian. Sooyoung menggelung rambutnya yang hitam kecoklatan supaya terlihat normal. Dia bahkan menghapus make upnya dan membiarkan dirinya nampak berpenampilan senormal mungkin. Berharap dengan demikian tak akan ada yang mengenalinya.

Bus 88073 yang membawa Sooyoung berhenti tepat dikawasan yang sangat familiar diingatan Sooyoung. Kawasan yang tidak terlalu ramai namun cukup strategis karena dekat dengan kawasan seramai jalanan Hongdae yang dikatakan tak pernah tidur, meskipun fakta itu dirasanya berlebihan. Sooyoung berjalan cepat, sepatu keds putihnya berderit sesekali karena bergesekan dengan aspal yang dilaluinya. Setelah belokan pertama, Sooyoung menemukan kompleks apartemen lima lantai bernomor 19 yang hanya terdiri dari 11 apartemen saja. Sooyoung menekan bel setelah memasukkan digit 512. “Ne, siapa?” Sooyoung tersenyum mendenar suara Himchan berujar malas-malasan. “Chan oppa, ini aku, Young.” Ujar Sooyoung.

Ah kau. Tunggu, aku bukakan.” Ujar Himchan. Ceklek. Pintu utama yang terbuat dari kaca itu terbuka otomatis. Sooyoung langsung berlari menaiki tangga dengan tidak sabar, menuju lantai kelima, menuju pintu bertuliskan angka 512. Disanalah tujuannya.

……

 

Junhong tersenyum sambil membelai hangat dan lembut punggung Sooyoung yang baru tiba diapartemen sewaan B.A.P. “Terima kasih sudah datang, Youngie.” bisik Junhong. Sooyoung menggeleng pelan kemudian mempererat pelukannya. “Kalian pasti akan melewatinya dengan baik. Kalian bisa melakukannya, oppa.” Ujar Sooyoung terbata-bata. Junhong mengangguk sambil sesekali mencium puncak kepala Sooyoung. Mereka bertahan diposisi itu selama beberapa saat. Sampai akhirnya Junhong melepaskan.

“Youngie, kau pulanglah. Jangan kembali kesini. Kalau tidak semua akan makin menyusahkanmu, hum?” ujar Junhong meyakinkan gadis itu. Sooyoung tersentak kaget, selama ini yang dia tahu, Junhong tak akan sampai hati mengusirnya. Seringnya Junhong akan mendadak menawarkan diri untuk mengantarnya, terlebih jika Junhong merasa cemburu. “Oppa?” Tanya Sooyoung dengan nada tak mengerti.

Junhong tersenyum sambil ibu jarinya membelai lembut pipi tembam Sooyoung yang merona, “Setelah hari ini aku akan kembali ke TS bersama kelima hyungku. Kita akan semakin sulit melakukan ini semua. Maaf Youngie, aku tak bisa selamanya seperti ini. Lebih baik kita menjadi seperti dahulu, menjadi sebatas teman sekelas yang tak perlu saling menyapa satu sama lain. Mungkin itu yang terbaik.” Ujar Junhong. Dibalik suaranya ada rasa sakit dan luka yang tak ingin ditunjukkannya. Dan sepertinya rencana Junhong berhasil.

Sooyoung melihat Junhong beranjak dari sampingnya dan berbalik menjauh. Kedua mata Sooyoung menyipit berusaha mendeteksi apapun pertanda yang menunjukkan bahwa kekasihnya berbohong. Manakala Junhong tak lagi berbalik menatapnya, Sooyoung seakan mengerti dan mengikuti permainan  Junhong, “Begitu? Aku pikir selama ini aku berbeda, Junhong. Setidaknya kau tak pernah membohongi dirimu. Aku pikir seperti itu.” Ujar Sooyoung, suaranya bergetar seiring dengan keinginan kuatnya untuk menyembunyikan air matanya dari Junhong.

Sooyoung berbalik dan menemukan wajah Daehyun dan Himchan yang menatapnya khawatir. Sooyoung tersenyum bersamaan dengan air matanya yang meleleh. “Bye Chan-Dae oppa.” Ujarnya sambil tetap tersenyum menyapa Daehyun dan Himchan. Lalu sekali lagi saat hendak menggapai ganggang pintu Sooyoung menoleh, “Bye, Junhong.” Junhong masih acuh. Sooyoung menghela nafasnya kemudian kembali membalik badannya hendak membuka pintu. “Bye..” suara Junhong menghentikan langkah Sooyoung  tanpa membuat badannya berbalik sekali lagi. Sooyoung tahu dibelakangnya, Junhong juga tak berbalik. “I am not a perfect man, Park Sooyoung. Good bye.” Lanjut Junhong.

Sooyoung membiarkan air matanya mendera pipinya lalu ditariknya pintu didepannya, kakinya melangkah keluar dan saat pintu tertutup Sooyoung berjongkok didepannya. Membiarkan dirinya lemah dan patah hati. Air matanya terus keluar tanpa suara dari bibirnya. Sooyoung menangis dan menangis. Sampai sebuah lengan mengangkat bahunya, menahan sebagian beban tubuh Sooyoung dengan badannya. Sooyoung menoleh dan menemukan wajah yang dia kenal. “Oppa…” ujarnya lirih. “Yongguk oppa…”

…….

 

Sooyoung memandang layar televisi yang diletakkan diruang tunggu Red Velvet menunggu gilirannya untuk menampilkan lagu mereka yang masih masuk kedalam chart tangga lagu. Panggung hari ini akan menjadi panggung terakhir mereka untuk promo single Dumb Dumb yang sangat diluar dugaan mendapat tanggapan sangat positif. Sooyoung masih mengawasi satu orang pemuda yang ditampilkan di monitor didepannya. Pemuda yang selalu dibanggakannya. “Joy… “ suara Wendy memanggilnya.

Sooyoung menoleh dan mengangguk, kemudian dia bangkit dari duduknya. Mengikuti arah Wendy berjalan bersama tiga member yang lain. Sooyoung melangkah dengan percaya diri, sesekali saat mereka berpapasan dengan beberapa senior mereka akan memberikan hormat dan salam mereka. Aturan yang tertulis sebagai junior adalah selalu memberikan penghormatan pada senior mereka. Karena itulah Red Velvet banyak disukai, karena sifat mereka yang lembut dan menyenangkan penuh rasa hormat.

“Joy!” suara Taehyung menyapanya kemudian menepuk pelan puncak kepala Sooyoung, “Hei oppa. Apa kabar?” sapa Sooyoung. Taehyung tersenyum dan menggumamkan kata baik padanya. Kemudian melangkah pergi, memberikan kesempatan pada Sooyoung untuk mengikuti kembali timnya menuju panggung untuk melakukan recording. Sooyoung mendengarkan dengan seksama arahan dan petunjuk yang diberikan padanya.

Tepat saat sat pengarahan dan petunjuk yang diberikan padanya dan Red Velvet selesai diberikan tepat saat itulah sosok Junhong yang kini lebih dikenal sebagai Zelo mematung menatap sepasang mata Sooyoung yang bulat. Sooyoung tersenyum kemudian seperti yang biasa lakukan pada semua senior yang ditemui, Sooyoung dan Red Velvet membungkuk hormat pada Zelo dan member BAP lainnya. “Annyeng Haseyeo, Happiness. Kami Red Velvet.” Sapa Red Velvet kompak.

“Annyeong Haseyo, kami B.A.P. Senang akhirnya berkenalan dengan kalian.” Hanya Himchan yang melanjutkan salam mereka dengan kalimat lainnya. Member yang lain mematung dan tersenyum. Satu persatu member Red Velvet dan B.A.P meninggalkan posisi mereka. Jika Red Velvet bergerak kearah panggung sebaliknya B.A.P menuju ke ruang tunggu sebelum mereka mengemasi barang-barang mereka dan pergi. Namun hanya Sooyoung dan Zelo yang berdiri membeku. Seolah ada seseorang yang memantrai mereka untuk tetap disana.

“Apa kabar, classmate?” Tanya Zelo. Sooyoung tersenyum, “Sangat baik, teman sebangku.” Kemudian keduanya berpisah satu sama lain. Diam-diam Sooyoung menoleh dari bahunya melihat Sosok Junhong yang menjauh pergi. Senyumnya terulas, dia merindukan sosok Junhongnya. Sosok yang tak mungkin dimilikinya kembali. Sama halnya dengan Sooyoung, diam-diam Junhong menghentikan langkahnya dan mencuri pandang kearah Sooyoung yang menaiki tangga panggung dibantu staf. Junhong tersenyum, dia sangat merindukan gadis yang berambut hitam. Yang baginya selalu Nampak menarik bagaimanapun keadaannya.

Junhong menghela nafasnya, dia selalu tahu, mereka tak akan punya waktu yang tepat itu. Dia bukan pria yang tepat dan mereka tak bisa menciptakan waktu yang tepat untuk mereka. Dan alih-alih membantah takdir yang ada, dengan membuat satu sama lain makin terluka karena harus ada pengorbanan keduanya pada akhirnya, maka Junhong yakin, pengorbanannya yang terakhir dan terhormat untuk gadis itu adalah yang paling tepat. Setidaknya itu yang paling sedikit menghancurkan mereka berdua.

……

 

Junhong menyalakan saluran televisi yang tak pernah dilewatkannya sekalipun. Meski berulang kali Himchan menggodanya atau Daehyun dan Youngjae yang tak berhenti mengatainya sebagai laki-laki yang lemah. Junhong tak pernah peduli. Junhong tahu dengan pasti, masing-masing hyungnya pernah mengalami apa yang dialaminya. Yongguk dengan gadis non idol diluar sana yang terpaksa berpisah, Daehyun dengan teman masa kecilnya yang terpaksa berpisah, Youngjae dengan satu orang idol yang juga terpaksa berpisah, hingga Jongup yang juga terpaksa menghapus kisah cintanya. Tak lupa Himchan yang menghancurkan cintanya bahkan sebelum sempat dia sampaikan.

Mereka semua punya satu pengalaman yang sama. Dan saat seperti Himchan, Daehyun atau Youngjae menggoda Junhong maka saat itulah Junhong memahami dengan cara begitulah kelima hyungnya menghawatirkannya dan mencoba menguatkannya, tentunya dengan cara mereka sendiri. Junhong tersenyum saat sosok yang dia rindukan muncul dilayar televisi mengenakan gaun warna ungu untuk melaksanakan pernikahan dongengnya di everland. “Kau cantik sekali, Youngie.” Desisnya. Lalu adegan demi adegan dimainkan. Dan tak sedetikpun Junhong melepaskan pandangannya.

Junhong cukup merasa bahagia dengan melihat dia yang dicintainya bahagia dikejauhan, meskipun dia dapat menduga bagaimana terlukanya gadis itu. Tapi setidaknya gadis itu masih bisa bahagia dengan kehidupannya. Setidaknya itu yang Junhong harapkan.

……

 

Junhong menggerutu mendengarkan suara bel pintu yang mengganggu tidur siangnya dihari minggu. Bagi Junhong tidur siang di hari minggu saat tak memiliki jadwal adalah dosa besar. “Hyunggggg….” Junhong berteriak memanggil siapa saja yang mungkin berada di dalam apartemen. Tapi Junhong mengerucutkan bibirnya saat menyadari tak ada siapapun disana. Tak ada Yongguk yang biasanya menonton televisi, tak juga ada Himchan yang biasanya keranjingan mencoba resep makanan. Tak ada Daehyun dan Youngjae yang seringnya beradu mulut saat memainkan PS dikamar mereka, tak pula ada Jongup yang menghabiskan waktu untuk melatih ototnya.

Hari minggu siang yang aneh. Batin Junhong. Suara bel terdengar kembali, “Ya… ya… sebentar.” Junhong berseru sambil melangkah kakinya kedepan monitor kunci keamanan apartemen B.A.P. Dahinya berkerut saat menemukan sosok seseorang bertopi putih senada dengan pakaian putih yang membungkus tubuhnya yang kecil serta mengenakan rompi warna hijau sementara wajahnya tersembunyi dibalik bungkusan berisi kue tart bertuliskan “Happy Birthday”.

“Siapa?” Tanya Junhong. Terdengar suara deham lalu suara lembut yang tak diantisipasi Junhong terdengar, “Paket kue tart untuk tuan Junhong Choi sudah jadi. Aku hanya mengantarnya. Bisakah anda lebih cepat, ini berat sekali.” Junhong masih memandang layar monitor dengan bingung namun akhirnya dia membukakan pintu. Langkahnya terhenti didepan pintu dan mendorong keluar pintu untuk menemukan kue tart besar yang tadi dilihatnya.

“Aku sedang tidak berulang tahun.” Gumam Junhong tapi pengantar yang ternyata seorang gadis itu tak peduli. Dia masuk kedalam apartemen tanpa bisa Junhong cegah. Gadis pengantar itu meletakkan kue tart yang dibawanya diatas meja ruang tamu, kemudian dia berbalik kembali kearah Junhong. Tangannya mengaduk tas kecil yang dia bawa. Lalu mengeluarkan secarik kertas berwarna hijau dan mengulurkannya pada Junhong. “Bon anda, tuan.” Ujar gadis itu.

Junhong mengawasi sosok gadis yang cukup tinggi didepannya. Wajahnya tersembunyi dibalik topi putihnya. Junhong kemudian mengambil kertas hijau hendak membubuhkan tanda tangannya. Namun saat dia hampir meminta bolpoin pada gadis pengantar itu, mulut Junhong tercekat membaca tulisan yang tertera dikertas hijau ditangannya, “Selamat Ulang Tahun, Hongie. Kau masih menyisakan dua kupon dariku, tapi aku bersedia memberikan 10 kupon baru untukmu.” Serta merta Junhong membalik kertas hijau itu. Matanya membulat menemukan 10 kotak kupon buatan dari tulisan tangan yang sangat dihafalnya.

1. Kupon Membuatmu Tersenyum,

2. Kupon Memijatmu,

3. Kupon Membelikan Makanan,

4. Kupon Melakukan Apapun Untukmu,

5. Kupon Mendengarkanmu,

6. Kupon Berkata Jujur,

7. Kupon Menemanimu Kapanpun,

8. Kupon Membantu Pekerjaanmu,

9. Kupon Menuruti Satu Permintaanmu, dan

10. Kupon Memelukmu Saat Kau Membutuhkannya.

 

“Kau mau menggunakannya, Oppa?” Junhong tersentak dan segera menatap sosok yang menyapanya barusan. Senyum Junhong tak dapat dia sembunyikan. “Youngie..” panggilnya lirih. Mereka saling menatap satu sama lain. Menyadari banyaknya hari yang hilang sejak hari Junhong memutuskan Sooyoung kala itu. Menyadari betapa banyak kekosongan tanpa kehadiran yang lain. Menyadari betapa besar rasa rindu yang ternyata tak bisa diukur.

 

Junhong mengambil dompetnya yang terletak persis diatas meja disebelah televisi. Mengeluarkan satu buah kupon yang masih disimpannya. 7. Kupon Menemanimu Kapanpun. “Aku mau menggunakan stok lamaku. Bisakah?” tanyanya. Gadis didepan Junhong tersenyum dengan senyuman khas yang membuat Junhong jatuh cinta berkali-kali. “Sure. Choi Junhong.” Jawabnya.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
chochos #1
Chapter 18: ditunggu updatenya can't waitt >,<
chochos #2
update dong pleaseeee
citratyass
#3
Chapter 15: Aww vjoy / taejoy!! my another otp!♡
sekali sekali mau liat joy cemburu ke junhong dong authornim, but junhong cemburu ke joynya diselesain dulu ya kkk~
Makin suka ceritanya,makin rajin juga nunggu updatenya lol
pimlyanc #4
Chapter 12: Halo authornim, aku reader baru disini. Seneng bisa baca ff Joylonya >v< Rasanya kayak ini real, dapet bgt feelnya! Jujur aku bukan Joylo shipper, apalagi semenjak ada wgm Jaejoy makin gakepikiran dengan hubungan Joy sama idol lain. Tapi pas baca ff ini tiba2 kebayang... Apa jangan2 kenyataan sebenernya sama kayak si ff ini?!?! Haha
Aku suka bgt sama ff ini, sempet geregetan juga pas situasi Joy dan Zelo saling nyembunyiin perasaan mereka. Tapi pas liat Special Day, ah udah rasanya luar biasa deh. Ending yg sangat bahagia huhu :"
Agak bingung juga sih dengan alurnya cuman maju-mundur, tapi aku nikmatim bgt ceritanya jadi bisa terbayangkan dengan jelas kok ehehehe
Banyak bgt ya konflik mereka... Sekarang ditambah Jungkook, aku ketawa terus liat kelakuan Zelo pas lagi cemburu dan manja. Keliatan jelas gimana Zelo sayang bgt sama Joy. Berharap Joy-Zelo itu real uhuy, shipper ah ah ah~
Ditunggu next chapter secepatnya ya authornim! Ah aku bener2 suka sama ff ini. Semangat buat nulisnya ya! Ditunggu moment2 Joylo lainnya thor, sama konfliknya jan berat2 soalnya suka sedih apalagi bawa2 agensi :" Fighting! ^-^
youngiefm
#5
Chapter 11: Uwaah, zelo tetep aja maksain buat nonton wgm sungjoy padahal dia pasti sakit
Sungjae rival zelo? O.o
Ga sabar kelanjutannya gimana xD apa ntar zelo dateng ke tempat sungjoy stuting????
Kelanjutannya ditunggu deh :3
melliniabrianti #6
Chapter 10: ANJIR ROMANTIS BANGET JIR:"""))))) TAPI KENAPA PAS JUNHONG NEMBAK JOY GA DITUNJUKKIN KAN PENASARAN HAHAHA TAPI TETEP BAGUS THOR DITUNGGU KARYA SELANJUTNYA
joylich
#7
Chapter 10: ah so sweet banget ; ;
lucu kalo junhong lagi sakit terus dirawat sama joy♡
semangat author,aku tunggu terus updateannya♡
youngiefm
#8
Chapter 10: junhong so sweet banget, tp yg bikin rada ngeselin dia akhirnya sakit juga *duarr '-'
untung yah, joy sayang banget sama dia, jadi masih dirawat sama joy
seneng deh kalo komenku bisa bikin authornya semangat, aku juga seneng authornya updatenya rutin, meskipun cuma sekali seminggu tapi itu sudah cukup,
tetep semangat nulisnya! :D
citratyass
#9
Chapter 10: Kyaa makin banyak moment sweet joylo♡
Semoga di chap lainnya bisa lihat joy/zelo jealous ke satu sama lain kkkk~



Maaf ya authornim , baru ninggalin jejak lagi nih tapi sebenernya tiap ada update baru aku langsung baca kok.
Love banget storynya!!