시간: 5

PERFECT TIME

WINTER  2012 : I want to be your reason to smile

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

warning : Typos everywhere

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

 


Sooyoung mengangguk dengan senyum cerahnya. Hayoung akan mengajaknya untuk mengikuti pesta natal di Villa keluarga Hayoung di Sokchon. Bersama teman-teman dekat Hayoung. Yang itu berarti Junhong akan ikut, begitu kata Hayoung. “Ungg, Hayoung-ah, bolehkah aku mengajak Sehun-oppa?” tanya Sooyoung ragu-ragu. Hayoung tersipu namun kemudian mengangguk.

“Ajaklah kalau kau nyaman dengannya. Aku sudah mengajak beberapa orang juga. Dan pastikan kau menjaga kesehatanmu sebelum berangkat, eoh?” ujar Hayoung. Sooyoung tersenyum kemudian memeluk sahabat baiknya. “Of course. Sampai jumpa besok.” Ujar Sooyoung melambaikan tangannya dan kemudian berlari dengan bersemangat keluar halaman sekolah. Belum-belum hatinya sudah merasa bahagia membayangkan malam natal pertamanya semenjak mengenal Junhong akan dihabiskan bersama dengan teman-temannya dan juga Junhong.

Kaki Sooyoung berhenti saat sebuah mobil hitam berhenti didekatnya, Sooyoung nampak tersenyum dan membungkuk tanda memberi hormat. Seorang pria yang tidak dikenal turun dari mobil dan membukakan pintu untuk Sooyoung. Sooyoung tersenyum dan menepuk pelan lengan lelaki itu dan beranjak masuk kedalam mobil hitam itu. Mata Hayoung membulat saat mengenali sosok yang menjemput Sooyoung, “Kai-oppa?” pekik Hayoung tertahan.

……

 

“Hyung! Bisa-bisanya kau menjemput Sooyoung tapi tidak menjemputku? Aku ini apa huh?” suara Sehun sedikit marah nampak frustasi. Untungnya kantin SM saat itu tidak cukup ramai. Kebanyakan trainee sedang menghabiskan istirahat siang dengan tidur sejenak. Sooyoung yang mendengarkan protes Sehun hanya tertawa mengikik sambil menutup mulutnya.

Sehun melirik Sooyoung dengan sebal, kemudian mencubit pipi Sooyoung yang tembam. “Kau, kelinci kecil! Gara-gara semua memberku memfavoritekanmu, aku sudah tidak dipedulikan lagi menjadi maknae.” Keluh Sehun yang membuat Sooyoung makin terbahak-bahak.

Kedekatan Sooyoung dan member EXO tak lain adalah karena saat dia masuk ke SM pertama kali untuk mengikuti trainee, beberapa orang Trainee nampak sedang membullynya karena dia digabungkan dengan Irene, Seulgi dan Wendy yang masuk jajaran top Trainee, yang kabarnya akan ada program SM Rookies dan ketiganya termasuk bagiannya. Sooyoung yang sejujurnya kuat dan tidak suka dibully sebenarnya bisa saja melawan, namun saat itu kebetulan Sehun dan Kai baru saja pulang melakukan rekaman di salah satu stasiun TV, mereka berdua kemudian menolong Sooyoung dan semenjak itu keduanya menjadi dekat dengan Sooyoung.

Tak hanya itu, ternyata Sooyoung berhasil mengambil hati seluruh member EXO sehingga saat EXO tak punya kegiatan, Sooyoung pasti diijinkan berada didekat mereka. Diperlakukan sebagai adik bungsu. Apalagi Irene dan Suho dekat karena teman baik. Jadilah Sooyoung makin dekat dengan member EXO. “Oppa, mian. Tadi aku juga buru-buru, Yoon-saem memanggilku karena lembar evaluasiku hilang. Jadilah aku harus melakukan evaluasi ulang. Oppa maafkan aku.” Ujar Sooyoung sambil menggosok-gosokkan kedua telapak tangannya tanda maaf.

Sehun yang tadinya marah kini malah bersimpati, “Eh?? Kau melakukannya lagi? Apa tidak apa-apa?” tanya Sehun penuh perhatian. Sooyoung tersenyum kemudian mengangguk, “Aku bisa melakukannya dengan baik. Semoga hasilnya tetap memuaskan. Anyway oppa, besok kau tak ada schedule kan?” tanya Sooyoung.

“Hei, Sooyoung, kenapa kau hanya bertanya pada Sehun? Kenapa tidak padaku?” tanya Kai. Sooyoung menoleh, “Bukannya Kai-oppa akan mengajari Taeyong-ssi?” jawab Sooyoung. Kai diam, memang itulah jadwalnya. Kai hanya tersenyum ragu. Sementara Sehun tersenyum penuh kemenangan, “Aku berencana tidur seharian di dorm. Kenapa?” tanya Sehun.

Sooyoung mencibir, “Batalkan rencanamu itu oppa. Hayoung mengajakku ke villa keluarganya di Sokchon untuk merayakan natal bersama. Dan well, Hayoung mengijinkanku membawa seorang ‘teman’.” Demi mendengar nama Hayoung disebut mendadak wajah jahil Sehun berubah menjadi sumringah. “Baiklah kalau kau memaksa, Sooyoung-ssi.” Goda Sehun sementara Sooyoung tak bisa berhenti memegangi perutnya yang merasa geli dengan tingkah laku Sehun.

Bip bip

Sooyoung dapat merasakan ponselnya bergetar tanda sebuah pesan masuk. Dengan segera Sooyoung membukanya. Mendadak keringat dingin muncul memenuhi lehernya, tanda panik

 

From : Oh Hayoung

Siapa kau sebenarnya, Park Sooyoung? Kenapa Kai-ssi hari ini menjemputmu? Mengapa Sehun-ssi begitu dekat denganmu dan menganggapmu sebagai seorang adik?

……

 

Junhong tersadarkan dari pandangannya pada Sehun dan Sooyoung nampak ceria berinteraksi, setelah Hayoung menyikut tulang rusuknya, “Kau yakin tidak bisa ikut?” tanya Hayoung. Junhong menggeleng muram. “Sama sekali tidak. Beruntungnya APink dan bahkan EXO libur dimalam natal seperti ini.” Gumam Junhong. Hayoung menghela nafasnya. Kemudian dia tersenyum kembali, “Ya! Choi Junhong! Tersenyumlah. Setidaknya kau bisa menyusul setelah acaranya selesai kan?”

Junhong menoleh kemudian mengangguk. Tangan Junhong yang besar menepuk singkat kepala Hayoung. “Jagakan Sooyoung. Dan hei kau Yerin, jangan lupa kau harus diet. Aku pergi dulu.” Ujar Junhong. Baik Yerin maupun Hayoung mengangguk dan mengantarkan kepergian Junhong dengan lambaian tangan.

Sementara Sooyoung yang hanya sempat melihat punggung Junhong berlalu menjadi muram seketika. “Hei hei, kau jangan bersedih begitu, dong.” Ujar Sehun. Sooyoung tersenyum. “Ingat, kau masih punya aku yang akan menjagamu.” Ujar Sehun. Tapi Sooyoung kembali mencibir, “Huh?? Mana mungkin. Kau kan sudah bersiap-siap mengambil hati Hayoung dengan semua list PDKT itu.” Kemudian Sooyoung berjalan menjauhi Sehun dan mendekati Hayoung. Membantu apapun yang dia bisa, agar tak melulu ingat dengan Choi Junhong.

“Bagaimana dia bisa tahu?” gumam Sehun rendah.

……

 

From : Oh Hayoung

Junhong, aku tak mau tahu, kau harus segera datang. Sebelum Sooyoung benar-benar menangis karena dikerjai Sehun oppa sedari tadi. Kau harus menyelamatkannya, huh.

 

Pesan singkat yang diterima Junhong hanya sebaris kalimat kecil, “Yongguk-hyung, bolehkah aku pergi lebih cepat? Aku tak ikut rapat untuk perform besok sore, ya. Kumohon ijinkan aku.” Mohon Junhong pada leadernya. Yongguk menoleh dengan tatapan dingin.

“Bang, ijinkan saja. Toh dia bisa cepat menyesuaikan diri. Dia tak bisa melewatkan waktu tanpa menemui ‘gadis itu’.” Ujar Himchan sembari memelankan suaranya saat menyebutkan kata gadis itu. Junhong menoleh sekilas pada Himchan kemudian menoleh kembali pada Yongguk. Yongguk masih berekspresi datar dan kemungkinan dia sedang mempertimbangkan sesuatu.

 

From : Sooyoung-ie

Zelo, oppa? Malam natal begini bisakah aku memintamu pada Santa Claus? Aku sebal sekali dengan Sehun oppa. Setidaknya jika ada kau, aku tak merasa benar-benar merana. Hahhaa. Tapi aku tahu kau pasti sangat sibuk. Jangan lupa makan dan istirahat dengan baik. Selamat natal. ^^

 

Mata Junhong membulat sempurna. Sooyoung yang dia kenal tidak akan pernah memintanya melakukan sesuatu. Tapi kali ini entah kenapa terasa berbeda. “Yongguk-hyung. Kumohonnnnn…” kali ini suara Junhong sedikit dibuat-buat beraegyo. “Baiklah. Kembalilah sebelum jam makan siang, atau kau mati.” Ujar Yongguk sambil terus kembali pada kursi yang biasa dia duduki.

Junhong tersenyum, “Gomawo. Aku akan kembali. Bye hyung.” Setelah berkata demikian, Junhong segera berlari. Mungkin dia akan terlambat ke pesta yang diadakan Hayoung. Tapi kemungkinan bus terakhir yang akan membawanya ke Sokcho tak akan tertinggal. Junhong terus berlari. Untunglah dia tidak terlambat.

Sementara Yongguk hanya menghela nafasnya. Himchan menghamipri leadernya, “Kau harus maklum. Harusnya kita tahu saat Junhong sakit dan menemukan gadis itu tidur disamping Junhong hari itu tentunya hubungan mereka tidak biasa dan kemungkinan tidak satu arah.” Yongguk melirik member yang paling dekat dengannya, “Tapi harusnya Junhong lebih berhati-hati. Aku tak mau dia terluka. Dan dia masih sangat kecil.” Matanya menatap muram kearah ambang pintu yang baru ditutup Junhong.

“Bagaimana dia masih kecil tingginya saja sudah lebih dari 180cm, huh.” Gumam Himchan asal.

……

 

Junhong menggerak-gerakkan kakinya dengan tidak sabar. Senyumnya terus menerus mengembang tanpa bisa dia sembunyikan. Setidaknya hari ini dia ingin memenuhi keinginan Sooyoung. Menemaninya di malam natal. Junhong ingat bagaimana setelah acara B.A.P Killing Camp bulan Oktober lalu, Sooyoung menungguinya sampai larut malam di depan dorm mereka. Junhong tersenyum mengingat kejadian itu, karena Yongguk hampir saja mengusir Sooyoung karena dikira seorang sasaeng fans.

 

(flashback)

Yobboseyo.” Suara ceria Sooyoung menenangkan segala kelelahan yang dirasakan oleh Junhong setelah semalam dan ditambah seharian mereka melakukan variety show terbaru B.A.P.

Youngie…. Junhong berseru manja.

Ne..

Kau mau membantuku kan? Aku lelah sekali dari semalam aku melakukan rekaman untuk variety show baru B.A.P lalu seharian ini kami masih melakukan rekaman. Aku benar-benar lelah sekali. Kalau saja ada seseorang yang mau membantuku. Aku punya beberapa kupon. Apakah itu berlaku?” Junhong berujar. Terdengar suara helaan nafas dari seberang.

Arraso. Arraso. Aku akan membantumu. Ish. Anak nakal.” Junhong tersenyum mendengar kalimat itu.

Yayyy. Kau datang ke dormku, ya. Tunggu aku, okay.

Heiii kenapa aku yang harus menunggumu? Kau ini. Kau saja yang datang kerumahku.” Junhong terkekeh. Sejujurnya dia ingin sekali berkunjung kerumah Sooyoung. Namun tentunya akan sangat tidak mungkin melakukannya.

Aku benar-benar lelah sekali. Rasanya kakiku mau patah, punggungku seperti ditimpa beton. Aku baru saja menyelesaikan rekaman untuk variety show. Aku sama sekali tak punya energy. Aku…

Arraso arraso. Ish. Dasar kau manja.” Junhong terbahak-bahak saat Sooyoung memotong kalimatnya yang belum selesai. “Jadi kau akan pulang jam berapa?” Sooyoung menambahkan. Junhong sejenak berpikir.

Mungkin satu jam lagi.” Jawabnya. “Baiklah aku akan kesana.

Gomawo Park Sooyoung.

Don’t thank me, Junhong.” Junhong terkekeh kembali. "Ya!! Choi Junhong!! Kau tak akan menutup teleponnya huh? Kapan aku bisa berangkat menuju dormmu?" Gerutu Sooyoung. Bukannya menyadari kesalahannya Junhong justru tertawa makin keras dari sebelumnya.

"Bagaimana kalau kita tidak menututp teleponnya sembari kau menuju dormku?" Usul Junhong dengan nada jahil.

"Kau gila rupanya? Kau habis rekaman apa huh sebenarnya? Rekaman atau periksa ke rumah sakit jiwa?" Junhong tersenyum.

"Aku gila karena merindukanmu yang mengomel seperti ini padaku." Tukas Junhong.

"Ya!!! Kalau kau tak berhenti menggodaku aku tidak akan jadi berangkat ke dormmu." Balas Sooyoung. Junhong menghela nafasnya. Sebagian dirinya kecewa karena Sooyoung tak pernah menganggap kalimatnya serius. Dimata Sooyoung, Junhong hanyalah seorang sahabat.

"Arraso arraso. Tak akan lagi aku lakukan itu huh. Jadi cepatlah datang Youngie." Ujar Junhong akhirnya.

"Aigoo aigoo. Baiklah. Tunggu." Panggilan ditutup dan Junhong tersenyun. Kemudian kakinya melangkah mengikuti kelkma hyungnya yang sudah lebih dulu berjalan menuju mobil van hitam mereka.

Junhong memutuskan untuk tidak tidur. Terlalu bersemangat karena Sooyoung akan datang untuknya seorang.
....

"Bang? Kau yakin dia bukan sasaeng fans Junhong yang waktu itu?" Suara Himchan membangunkan tidur Junhong. 'Tidak! Kenapa aku tertidur?' Batin Junhong menjerit.

"Hyung kenapa tak membangunkanku? Kenapa tak segera masuk ke dorm? Aku kan..." kalimatnya terpotong oleh kalimat Himchan.

"Sst. Junhong aku rasa dia sasaeng fansmu. Bang kau usir dia dulu." Ujar Himchan pada Junhong sekaligus pada Yongguk.

Yongguk melangkah mendekati gadis yang duduk melipat kakinya. Rambutnya yang panjang legam menutupi wajahnya. "Hei kau!!" Yongguk berseru. Begitu mendengar suara Yongguk, gadis itu mengangkat kepalanya.

"Sudah kubilang kan ka..."
"Park Sooyoung!" Junhong setengah berteriak memotong kalimat Yongguk. "Kau kenal dia?" Tanya Yongguk pada Junhong.

"Ya hyung. Dia teman sekelasku. Kami akan belajar kelompok. Ada tugas." Ujar Junhong sambil mengamit lengan Sooyoung. "Yuk chingu! Mari masuk!" Ujar Junhong riang. Sementara Sooyoung nampak ragu-ragu ditatap dua pasang mata Yongguk dan Himchan.

Pada akhirnya Junhong membawa Sooyoung masuk kedalam kamarnya (dan Daehyun). "Junhong kau tak bilang pada hyung-hyungmu kalau aku akan datang." Tanya Sooyoung penuh curiga.

Junhong nyengir lebar, "Belum." Mata Sooyoung membulat mendengar jawaban Junhong. "Astaga! Kau memang bayi besar yang manja dan menyebalkan."

"Sst. Sudah-sudah. Nih!" Junhong meletakkan satu kupon dikening Sooyoung. Sooyoung mencibir lalu mengambil kupon itu. 2. Kupon Memijatmu.

"Ini??" Tanya Sooyoung. Junhong nyengir lebar dan mengangguk. "Kau benar-benar ya! Jauh-jauh aku kesini untung memijitmu." Ujar Sooyoung sebal sambil memukul-mukul lengan Junhong.

"Aww aww sakit Youngie." Keluh Junhong. Sooyoung memberengut namun akhirnya dia malah memijat-mijat bahu Junhong.

"Youngie.."
"Hmmm..."
"Gomawoo..." (terima kasih)
"Hmmm..."
"Kau marah padaku Youngie?"
"Ani..." (tidak)
"Aku benar-benar merindukanmu."
"Arra.." (aku tahu)
"Apa kau merindukanku?"
Plak!!
Sooyoung memukul punggung Junhong. "Kalau kau bicara tak berguna lagi, aku berhenti." Ancam Sooyoung. Junhong tergelak. "Arraso arraso. Tak lagi."

Mereka berdua diam dalam pikiran masing-masing. Junhong masih sedikit kecewa karena lagi-lagi Sooyoung tak menanggapi ucapannya.

Junhong melirik jam yang sudah menunjukkan pukul 8 malam. Setidaknya Sooyoung sudah 1 jam disana untuk memijatnya dalam diam.  "Youngie, kerjakan PRku huh?" Ujar Junhong sambil mengulurkan kupon lainnya.

8. Kupon Membantu Mengerjakan PRmu,

Sooyoung menarik nafasnya. "Mana?" Ujar Sooyoung akhirnya. Junhong menarik keluar buku berwarna orange dan mengulurkan pada Sooyoung. Sooyoung diam mengerjakan PR Junhong yang sebelumnya dia sudah kerjakan tadi siang.

Junhing mengawasi wajah serius Sooyoung yang baginya nampak sangat menawan. "Youngie..."
"Hmmm..."
"Apa sakit rasanya?" Sooyoung berhenti mengerjakan PR Junhong. Menatap sepasang mata Junhong yang serius.
"Kau merasa sakit, Junhong?" Tanya Sooyoung khawatir. Junhong menggeleng.
"Bukan. Maksudku, kau. Apa kau merasa sakit setelag jatuh dari surga?" Junhong tersenyum lebar. Mata Sooyoung membulat. Dipukulnya kepala Junhong dengan buku matematikanya yang tebal.

"Bayi besar menyebalkan! Sudah kubilang kalau kau melakukannya lagi aku akan berhenti..."
"Aku masih punya kupon yang lain, ingat?" Ujar Junhong. Sooyoung berdecak, "Ish." Tapi kemudian kembali fokus mengerjakan PR MATEMATIKA Junhong.

"Bagaimana dengan kau, Junhong?" Tanya Sooyoung tiba-tiba. Junhong yang tadinya sudah hampir tidak memperhatikan Sooyoung karena mendapat pesan marah-marah dari Daehyun jadi menoleh. "Kenapa?"

"Bagaimana rasanya terperangkap dihatiku?" ujar Sooyoung tenang masih tak mengalihkan pandangannya dari PR yang dikerjakannya. Junhong mematung, 'rasanya membingungkan tapi aku suka.' Junhong tak bisa mengatakan sejujurnya.

"Junhong..."
"Hmm?"
"Kau tak menjawabnya?"
"Eh.. aku.. aku... kau sudah menyelesaikan PRku?" Junhong salah tingkah.
"Sudah. Nih!"
"Mana aku lihat!" Junhong menarik bukunya. Tulisan tangan Sooyoung sangat rapih.
"Pengecut! Aku goda sedikit saja kau sudah salah tingkah begitu." Cibir Sooyoung.
Junhong membelalak. "Kau.. kau.. ini kau belikan aku dan hyungku makanan. Cepat cepat!" Ujar Junhong sambil mendorong Sooyoung keluar dari kamarnya.
3. Kupon Membelikan Makanan,

Begitu Sooyoung keluar, Junhong menutup kembali pintu kamarnya. Dadanya berdegub kencang. Dia makin jatuh cinta pada Sooyoung.

Dari balik pintu terdengar suara-suara. "Selamat malam. Aku akan membelikan makanan. Mohon menunggu." Suara Sooyoung ramah.
"Kau pasti Park Sooyoung. Aku Jung Daehyun."
"Aku Youngjae. Aku ingat kau datang ke fansign kami."
"Aku Jongup. Eh, apakah kau gadis yang sama dengan yang merawat Junhong waktu sakit itu?"
"Well. Aku Himchan. Dan yang tadi membentakmu itu Bang Yongguk."
"Yongguk hyung membentaknya? Kenapa?"

Junhong tak dapat lagi mendengar seluruh percakapan. Karena dia sibuk menata hatinya yang mendadak berantakan. 'Gara-gara kau Sooyoung.'

(flashback end)

……

 

“Park Sooyoung!” Sooyoung terkejut dengan suara yang dia dengar. Namun segera dia berjalan lebih cepat. Hari sudah lewat tengah malam. Sooyoung mendapat hukuman membeli sikat gigi saat permainan Truth or Dare. Dan dengan menyebalkannya Oh Sehun menuruhnya membeli sikat gigi. Meskipun sebal, Sooyoung cukup bersyukur Sehun memintanya demikian. Karena sejujurnya Sooyoung sudah merasa sangat bosan berada dilingkaran itu.

“Aku pasti sangat merindukan dia sampai aku membuat halusinasi dengan suaranya.” Sooyoung bergumam. Sementara seseorang dibelakangnya nampak tersenyum mendengar gumaman itu.

“Sooyoung-ah…” kali ini seseorang itu memanggil nama Sooyoung dengan lembut. Sooyoung bergidik, “Apa jangan-jangan itu hantu?” gumam Sooyoung lagi. Seseorang itu hampir saja tertawa mendengar gumaman Sooyoung yang kedua.

Tap. Seseorang itu sudah tidak sabar lagi. Ditepuknya bagu Sooyoung. Sooyoung terkejut, “Arghhhhh!!! To….” Teriakan Sooyoung teredam karena tangan seseorang mendekapnya. “EMrghhhh emrggggg…” Sooyoung berusaha berteriak.

“Hei, Park Sooyoung. Ini aku.” Seseorang itu berbisik, Sooyoung terus meronta, “Sooyoung ini aku Junhong.” Seseorang yang tak lain adalah Junhong itu melepaskan dekapan tangannya dimulut Sooyoung. Sooyoung hampir berteriak kembali namun membatalkan niatnya saat yang dilihatnya benar-benar Junhong.

“Kau!!!” dengan brutal Sooyoung memukul-mukul Junhong dan sampai akhirnya Sooyoung menangis. “Kau! Kau!” suara Sooyoung makin lemah. “Heiii Sooyoung, maafkan aku. Aku menakutimukah?” tanya Junhong lembut sambil menarik tubuh Sooyoung dalam rengkuhannya. Sooyoung kini berada dalam pelukan Junhong, tangisannya tak berhenti begitu saja.

“Hei… Sooyoung, berhentilah, kumohon.” Ujar Junhong terus membujuk Sooyoung, “Maafkan aku, eoh?” pinta Junhong. Sooyoung kemudian berhenti menangis dan melepaskan diri dari pelukan Junhong, sekali lagi memukul Junhong, “Kau menyebalkan!” ujar sooyoung keras kemudian berbalik menjauhi Junhong.

Junhong tersenyum dan mengikuti langkah Sooyoung. Mereka diam selama beberapa menit. Sooyoung menggigit bibirnya tanda tak nyaman. “Pekerjaanmu sudah selesai? Kupikir kau tak akan datang.” Ujar Sooyoung masih membelakangi Junhong yang berjalan dibelakangnya.

Junhong tersenyum, “Kau merindukanku,eoh?” godanya. “Cih. Mimpi saja!” balas Sooyoung. “Bukan aku sih yang mengirimkan pesan. Apa kau sudah meminta ke santa claus?” goda Junhong yang membuat Sooyoung terus mengerucutkan bibirnya tanda sebal.

Junhong mengulas senyumnya kembali, “Tapping berakhir satu setengah jam lebih awal. Dan aku bolos meeting.” Ujar Junhong akhirnya. Sooyoung berhenti sejenak kemudian menoleh pada Junhong. “Aku tak peduli.” Ujarnya. Junhong tersenyum, “Itu tandanya kau marah padaku, kan?”

“Mian. Maafkan aku soal yang tadi.” Ujar Junhong tulus. Sooyoung melanjutkan langkah kakinya, “Um.” Ujarnya singkat. Junhong makin gemas. Kemudian tangan Junhong meraih lembaran kupon dari dompetnya, merobeknya. Kemudian Junhong mensejajari langkah Sooyoung, tangannya terulur pada Sooyoung. Sooyoungpun menghentikan langkahnya, meskipun bingung dia menerima uluran tangan Junhong.

Sebuah robekan kupon kini ditangan Sooyoung. Sooyoung tersenyum kecil kemudian membaca kupon apa itu, 5. Kupon Mendengarkanmu,. “Ini apa?” tanya Sooyoung memastikan. Junhong menoleh, “Aku ingin menggunakannya. Apa kau akan mendengarkanku?” tanya Junhong. Sooyoung menatap kedua mata Junhong yang nampak lurus menatapnya.

Perlahan kepala Sooyoung mengangguk. Meskipun masih terdiam tapi Sooyoung nampak tersenyum. Junhong mengulas senyumnya. Tangannya kemudian meraih tangan mungil Sooyoung yang mulai kedinginan meskipun terbalut sarung tangan kulit coklat.

 “Dengarkan aku Park Sooyoung. Aku mendapat sebuah pesan dari Hayoung, dia memintaku datang secepat yang aku bisa setelah acaraku selesai. Dan yah, Hayoung juga mengirimkan gambar gadis menyebalkan yang jelek nampak sedang dikerjai Sehun. Dan kemudian aku meminta izin pada Hyung-hyungku untuk pergi lebih dulu hanya agar aku bisa menyelamatkan gadis itu.” Dan karena aku juga sangat merindukan gadis itu. Junhong menyelesaikan kalimatnya dalam hati.

Menurutnya Sooyoung tak perlu tahu. Tidak saat ini.

Sooyoung tersenyum kemudian mengangguk. “Arraso. Yukk.” Ujarnya sembari mengamit lengan Junhong. Suasana hatinya berubah semenjak kehadiran Junhong didepannya. Kini Sooyoung tak lagi merasa kesepian.

……

 

Junhong keluar dari kamar yang disediakan Hayoung. Kebetulan Junhong sekamar dengan Sehun. dan untunglah Sehun kalau tidur mirip orang mati. Sama sekali tak bergerak dan tak bersuara sehingga Sehun tak perlu tahu kalau junhong berjingkat-jingkat menyelinap keluar kamar. Lalu langkah kakinya bergerak kearah kamar yang berada dilantai bawah paling ujung. Kamar yang dia tahu ditempati Sooyoung dan Yerin. Junhong mengeluarkan ponselnya, menekan sederet huruf sehingga dia bisa menemukan nama yang ingin dihubunginya. Terdengar suara ponsel berbunyi dan suara krasak-krusuk dari arah dalam kamar. Junhong menempelkan ponselnya ketelinganya. “Hallo..” suara Sooyoung yang serak menyapanya.

Junhong tersenyum. Keinginannya mendengarkan suara bangun tidur Sooyoung tercapai, “Sooyoung-ah, bisakah kau keluar sekarang? Aku menunggu diluar, eoh.”

Junhong?” tanya Sooyoung. “Ung, cepatlah.” Ujar Junhong. Lalu tedengar suara gedebuk pelan dan langkah kaki menuju tempat Junhong. Pintu kamar itu terbuka. Nampak sosok Sooyoung tanpa make up dan hanya terbalut piyama hiaju toska dengan mantel birunya. Menuju ketempatnya berdiri di halaman samping villa keluarga Hayoung.

“Ya!! Kau mau membunuhku? Ini dingin sekali.” Ujar Sooyoung protes begitu menemukan Junhong. Junhong tersenyum, “Ssst. Apa kau ingin membangunkan yang lainnya?” Berbeda dengan Sooyoung, Junhong mengenakan mantel tebal biru sepanjang kakinya sehingga dia tetap hangat. Mantel yang disebut orang-orang sebagai mantel artis.

“Sini mendekatlah.” Perintah Junhong dengan lembut. Sooyoung menuruti perintah Junhong untuk mendekat. Saat jarak mereka sudah begitu dekat, Junhong menarik tangan Sooyoung sehingga kini tubuh Sooyoung menabrak Junhong namun anehnya Junhong sama sekali tak bergeming. Seringai jahil dari bibir Junhong terulas tak tersembunyi. Dan wajah Sooyoung makin memerah selain karena dingin saat menyadari kini Junhong mendekapnya. Memeluknya.

Junhong meletakkan kepala Sooyoung didadanya. Dan dia sendiri meletakkan dagunya dipuncak kepala Sooyoung. “Merry Christmas, Park Sooyoung.” Bisik Junhong lembut. Sooyoung terpengarah dan membeku dalam dekapan Junhong, perlahan wajahnya kembali memerah, senyumnya terulas, “Merry Christmas, Choi Junhong.”

Junhong kemudian menguraikan pelukannya, meskipun demikian dia tetap memposisikan Sooyoung didekatnya. Kemudian Junhong mengeluarkan bungkusan dari kantong mantel bagian dalamnya. Sebentuk persegi bertuliskan Jaejoong disampulnya terulur dari tangan Junhong. “Ini buatmu. Aku memohon pada Jaejoong-sunbaenin untuk menandatanginanya untukmu.” Ujar Junhong. Wajah Sooyoung berseri, “Terima kasih, Junhong.”

……

 

Sudah beberapa jam sejak Junhong mengantarkan Sooyoung kembali ke apartemennya. Sejak acara malam natal bersama Hayoung, Sehun, Yerin dan beberapa teman mereka termausk APink. Bahkan Sehun kini sudah berani mengantarkan Hayoung pulang. Mereka berdua semakin dekat dan maret besok Sehun akan mengikuti upacara kelulusannya.

Sooyoung masih saja terbaring ditempat tidurnya memeluk album Jaejoong yang terbaru dan bertanda tangan pemberian Junhong. Menurutnya itu hadiah terindah. Sooyoung masih tak berani membuka plastik pembungkus yang sengaja diberikan Junhong sehingga album itu masih nampak bersih dan baru meskipun sebelumnya sudah dibuka. Sooyoung memandangi kembali kado pertama dari Junhong untuknya. Perlahan akhirnya Sooyoung berani membuka plastik pembungkus album itu.

 

To : Park Sooyoung

Always smile and bring a joy to our beloved brother, Zelo.

<3 Jaejoong

 

Sooyoung tersenyum dan saat dia membuka album itu, sebentuk kalung perak dengan liontin berbentuk bulan sabit kecil dan bintang yang lebih kecil. Sebuah kartu terselip. You are my joy. Please smile^^”.

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
chochos #1
Chapter 18: ditunggu updatenya can't waitt >,<
chochos #2
update dong pleaseeee
citratyass
#3
Chapter 15: Aww vjoy / taejoy!! my another otp!♡
sekali sekali mau liat joy cemburu ke junhong dong authornim, but junhong cemburu ke joynya diselesain dulu ya kkk~
Makin suka ceritanya,makin rajin juga nunggu updatenya lol
pimlyanc #4
Chapter 12: Halo authornim, aku reader baru disini. Seneng bisa baca ff Joylonya >v< Rasanya kayak ini real, dapet bgt feelnya! Jujur aku bukan Joylo shipper, apalagi semenjak ada wgm Jaejoy makin gakepikiran dengan hubungan Joy sama idol lain. Tapi pas baca ff ini tiba2 kebayang... Apa jangan2 kenyataan sebenernya sama kayak si ff ini?!?! Haha
Aku suka bgt sama ff ini, sempet geregetan juga pas situasi Joy dan Zelo saling nyembunyiin perasaan mereka. Tapi pas liat Special Day, ah udah rasanya luar biasa deh. Ending yg sangat bahagia huhu :"
Agak bingung juga sih dengan alurnya cuman maju-mundur, tapi aku nikmatim bgt ceritanya jadi bisa terbayangkan dengan jelas kok ehehehe
Banyak bgt ya konflik mereka... Sekarang ditambah Jungkook, aku ketawa terus liat kelakuan Zelo pas lagi cemburu dan manja. Keliatan jelas gimana Zelo sayang bgt sama Joy. Berharap Joy-Zelo itu real uhuy, shipper ah ah ah~
Ditunggu next chapter secepatnya ya authornim! Ah aku bener2 suka sama ff ini. Semangat buat nulisnya ya! Ditunggu moment2 Joylo lainnya thor, sama konfliknya jan berat2 soalnya suka sedih apalagi bawa2 agensi :" Fighting! ^-^
youngiefm
#5
Chapter 11: Uwaah, zelo tetep aja maksain buat nonton wgm sungjoy padahal dia pasti sakit
Sungjae rival zelo? O.o
Ga sabar kelanjutannya gimana xD apa ntar zelo dateng ke tempat sungjoy stuting????
Kelanjutannya ditunggu deh :3
melliniabrianti #6
Chapter 10: ANJIR ROMANTIS BANGET JIR:"""))))) TAPI KENAPA PAS JUNHONG NEMBAK JOY GA DITUNJUKKIN KAN PENASARAN HAHAHA TAPI TETEP BAGUS THOR DITUNGGU KARYA SELANJUTNYA
joylich
#7
Chapter 10: ah so sweet banget ; ;
lucu kalo junhong lagi sakit terus dirawat sama joy♡
semangat author,aku tunggu terus updateannya♡
youngiefm
#8
Chapter 10: junhong so sweet banget, tp yg bikin rada ngeselin dia akhirnya sakit juga *duarr '-'
untung yah, joy sayang banget sama dia, jadi masih dirawat sama joy
seneng deh kalo komenku bisa bikin authornya semangat, aku juga seneng authornya updatenya rutin, meskipun cuma sekali seminggu tapi itu sudah cukup,
tetep semangat nulisnya! :D
citratyass
#9
Chapter 10: Kyaa makin banyak moment sweet joylo♡
Semoga di chap lainnya bisa lihat joy/zelo jealous ke satu sama lain kkkk~



Maaf ya authornim , baru ninggalin jejak lagi nih tapi sebenernya tiap ada update baru aku langsung baca kok.
Love banget storynya!!