시간 : 16

PERFECT TIME

FALL 2014  : Love Cocktails

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

warning : Typos everywhere cause didnt check it, sorry T_T

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

 

Sooyoung menatap penampilannya dikaca besar ruang tunggu salah satu stasiun televisi. Senyumnya merekah, rambutnya kini tidak lagi bernuansa hijau ombre, tapi sudah berwarna coklat gelap. Seragam dengan tiga member Red Velvet lainnya. Mereka akan melakukan comeback stage disebuah salah satu stasiun televisi yang pertama. Setelah mereka meraih kesuksesan dalam debut stage mereka dimusim panas lalu, kini agensi yang menaungi mereka memutuskan untuk melanjutkan konsep Plan A, yaitu mereka akan mengeluarkan album repackage berjudul Be Natrural. Yang merupakan remake dari lagu hits S.E.S. Grup perempuan pertama milik SM.

Beep beep beep. Sooyoung melirik ponselnya yang tergeletak di meja rias. Nama Junhong terpampang disana. Seketika senyuman itu kembali merekah. Sooyoung segera meraih ponselnya, “Yobboseyo..” sapanya.

Youngie, kau belum tampil kan?” tanya Junhong dari seberang telepon.

“Belum kok.” Jawab Sooyoung. Terdengar suara helaan nafas dari Junhong, “Youngie, semangat! Maaf aku tak bisa memberikanmu semangat. Kegiatanku belum selesai. Maaf.” Suara Junhong terdengar gusar. Sooyoung menggeleng, “Aniya. Tidak mengapa oppa. Kau jangan lupa makan dan istirahat yang cukup.”

Arraso. Kalau begitu aku tutup teleponnya ya.” Ujar Junhong lagi. Spontan Sooyoung mengangguk. “Umm. Bye oppa.”

Bye love.” Sambungan terputus. Cukup panggilan beberapa menit dari Junhong sudah mengisi energy ditubuh Sooyoung. Junhong adalah bagian dari hidupnya, bagian dari nafasnya. Karena itulah Sooyoung merasa sangat membutuhkan Junhong. Dalam keadaan apapun.

“Red Velvet, bersiap-siap!” terdengar suara PD acara music memanggil mereka. Sooyoung segera beranjak menghampiri ketiga onnienya. Sesuai ritual mereka berdoa dipimpin Wendy. “Okay Girls! Semangat!” ujar Irene. “Yosh!”

……

 

Sooyoung dan member Red Velvet menyelesaikan pentas mereka, beberapa wawancara menghampiri, dan mereka juga menyelesaikannya dengan baik. Sooyoung melangkahkan kakinya menuju ruang tunggu khusus Red Velvet, membukanya dan matanya membulat sempurna saat melihat Junhong berdiri dengan cake red velvet beserta lilin. Mata Sooyoung berkeliling melihat setiap sudut ruangan yang dihias dengan balon warna-warni dan tulisan-tulisan tangan Junhong. Ya, Sooyoung mengenali tulisan tangan itu.

“Oppa?” panggil Sooyoung. Junhong tersenyum, “Selamat atas comebacknya!”

“Uwooo aku iriiii.” Ujar Irene

“Ahh kenapa saat seperti ini, Jongdae harus ke China.” Sahut Wendy iri.

“Kau benar, Song, kenapa EXO harus ke China. Aku benar-benar iri.” Seulgi menambahkan.

Dengan malu-malu Sooyoung menghampiri Junhong, kemudian meniup lilin yang menyala. “Terima kasih oppa. Aku tak mengira kau akan menyiapkan begini.” Ujar Sooyoung.

“Aku mewujudkan mimpimu. Aku menjadi reporter seperti yang dilakukan Victoria nuna di WGM, menyiapakan event ini. Semua untukmu.” Ujar Junhong. Sooyoung mengangguk, “Ya, kau mewujudkannya dengan baik.”

“Kau mau membaca artikel yang kubuat?” ujar Junhong. Setelah meletakkan cake yang dibawanya yang tentu saja disambut Wendy, dipotong dan dibagi-bagikan ke kru dan staff, Junhong mengeluarkan netbook dan membuka sebuah artikel yang ditulisnya.

 

RED VELVET. A Kind of Great Girl Group Rookies.

Memperkenallkan grup baru besutan SM bernama Red Velvet yang mengusung konsep ceria warna-warni di awal debutnya, kini mereka kembali dengan lagu remake  berjudul Be Natural dari grup legendaries S.E.S dari agensi yang sama. Red Velvet yang beranggotakan 4 gadis muda dan fresh ini memiliki skill menari dan menyanyi yang tak diragukan dan patut diuji dengan grup sejenisnya. Adalah Irene sang leader yang kharismatik namun berwajah imut dan muda. Kemudian ada Kang Seulgi yang menjadi visual grup, mampu bernyanyi dan juga dancer yang apik. Member ketiga adalah Wendy yang memiliki suara tinggi dan bertalenta dalam alat music. Dan yang terakhir namun bukan berati yang paling kurang, adalah Joy. Bernama asli Sooyoung, seorang remaja yang ceria dan jago menyanyi serta mampu menguasai rap tempo cepat. Tak hanya itu, Joy mampu menyanyikan trot, hal yang kurang lazim untuk generasi sekarang. Disamping itu Joy juga cantik dan menawan dengan segudang aegyo yang mampu meluluhkan hati siapapun yang melihatnya. Penampilannya seperti malaikat. Apa kau merasa sakit saat jatuh dari surga, Youngie?

 

Sooyoung tersenyum membaca sebaris paragraph tulisan Junhong yang awalnya sangat informative namun pada bagian akhirnya sangat bias. Terutama bagian tentang dirinya ditulis. “Oppa, kau terlihat sekali ngefans denganku.” Ujarnya. Junhong terkikik bersama Sooyoung, “Memang begitu adanya kok. Aku fansmu. Sooyoung nunaaaaa…. Saranghae…” serunya sambil membuat bentuk hati dengan kedua tangannya.

……

 

Sooyoung mengetuk-ketukkan jarinya dikaca mobil van yang tengah ditumpanginya, sementara mobil terus melaju dengan kencang. Lancar tanpa hambatan. “Ish… dia tetap saja tak menerima panggilanku.” Gumam Sooyoung. Sekali lagi dicobanya menelepon Junhong, kekasihnya, yang mana baru kemarin merayakan ulang tahunnya yang ke-19. Dimana Sooyoung kemarin tidak dapat merayakan ulang tahun Junhong dikarenakan ada fansign di luar kota.

“Aigoo… oppa masih tak mau menerima teleponku. Bagaimana ini?” gumam Sooyoung pada dirinya sendiri, sementara itu laju mobil yang ditumpanginya perlahan-lahan mulai berhenti. Sooyoung kemarin sudah berusaha menelepon Junhong dan mengucapkan maaf karena tidak dapat menemaninya merayakan pergantian tahun untuknya. Tapi Junhong hanya diam merajuk. Dan yang makin membuat Sooyoung merasa bersalah adalah Junhong memasang foto ulang tahunya hanya dengan Himchan, Youngjae dan Jongup saja.

Yobboseyo.” Akhirnya Junhong menerima panggilannya. Sooyoung menghela nafasnya. Merasa lega.

“Oppa, kau dimana?” tanya Sooyoung.

Di apartemen.” Dahi Sooyoung mengernyit mendengar jawaban Junhong yang sangat dingin. “Kau marah padaku?” tanyanya. “Ani.” Junhong masih menjawab dengan nada dinginnya. Sekalinya Junhong marah akan sulit dibujuk. Sooyoung tahu itu.

“Oppaaaa…. Jangan marah…” Sooyoung beraegyo. Tapi Junhong tak merespon. Sooyoung menahan nafasnya, sekali ini lebih kuat, khawatir dia kelepasan menangis. “Baiklah kalau kau marah. Annyeong.” Sooyoung mengakhiri pembicaraannya.

Sooyoung tahu, Junhong demikian karena ulang tahunnya tahun ini sangat penting, karena ini adalah awal baru bagi B.A.P. setelah ini mereka akan melakukan gugatan kepada agensi mereka. Karena itulah jauh-jauh hari tak hanya Junhong tapi juga seluruh member B.A.P yang lain mengingatkannya untuk hadir dipesta kecil-kecilan itu. Meskipun didetik-detik terakhir, Yongguk menelepon Sooyoung mengatakan dirinya tak bisa datang karena sedang mengantar Daehyun. Sooyoung menyesal karena kemarin dia benar-benar tidak bisa ijin sama sekali.

Sooyoung menarik nafasnya sekali lagi kemudian mengirimkan pesan singkat pada jUnhong. Senyumnya tak mengembang seperti biasa. Rasa bersalah itu benar-benar menghantuinya.

……

 

From : Uri Youngie <3

Oppa, aku tahu kau masih marah padaku. Maafkan aku. Tapi oppa, aku akan menunggumu di caffebenne Mangwon, tempat biasa kita berkencan. Aku akan menunggumu sampai kau datang. Kapanpun itu. Jadi datanglah, huh?  XOXO

 

Junhong menahan nafasnya, sekaligus menahan air matanya. Tahun ini ulang tahunnya adalah penentuan, karena itulah dia mengharapkan Sooyoung ada disampingnya. Namun memiliki kekasih seorang idol benar-benar sulit bagi Junhong. Ada beberapa saat diwaktunya semalam ingin melepaskan Sooyoung. Dan ada bagian dari dirinya yang ingin juga memberikan Sooyoung kebebasan, agar tak terus menerus bersamanya. Tapi sebagian besar pikiran dan hatinya menolak ide tergila itu.

Junhong melirik pesan yang diterimanya dua jam yang lalu. Masih mempertimbangkan untuk pergi ketempat Sooyoung menunggu atau tidak. Kata Jongup, kalau dia benar-benar menyayangi Sooyoung seharusnya dia tak membuat Sooyoung menunggu. Seharusnya  Junhong datang ke kafe itu sedari tadi. Tapi entah mengapa, Junhong bingung.

Beep beep beep. Junhong melirik kembali ponselnya. Seuah telepon masuk dari Wendy. Dengan ragu-ragu Junhong mengangkat telepon itu. “Yobboseyo, nuna.”

Junhong. Sooyoung kemana? Kenapa teleponnya mati? Apa dia sudah minum obatnya?” ujar Wendy. Junhong terperanjat. “Eh?? Sooyoung sakit?” tanyanya spontan.

Eh?? Kau tak bersamanya? Kupikir kalian diapartemen Sooyoung. Tadi selepas latihan dia langsung masuk UGD karena kelelahan. Tekanan darahnya rendah, sedang kurang gula dia. Karena itulah dia diijinkan pulang lebih cepat. Aku hanya ingin mengeceknya dia sudah meminum obatnya atau belum.” Jelas Wendy. Seketika wajah Junhong pucat.

“Baiklah nuna. Aku akan menyusulnya.” Jawab Junhong segera, sebelum Wendy memarahinya.

Aigoo. Kau masih marah padanya rupanya. Junhong-ah, aku tahu, kemarin hari pentingmu. Tapi tolong pertimbangkan perasaan Sooyoung. Sejak kemarin dia tidak makan. Dia terus menerus merengek pada manajer untuk diijinkan libur, untuk menemuimu. Tapi kerja tetaplah kerja. Kuharap kau tetap bijaksana. Aku tak akan memarahimu. Kau tahu yang terbaik. Jadi putuskan sendiri.” Wendy menyelesaikan kalimatnya yang bijak. Suatu hal yang tak pernah diantisipasi Junhong. Sesuatu yang makin melukainya, sejujurnya dia lebih suka kalau Wedny memarahinya seperti biasanya yang terjadi. Sambungan terputus dan tanpa menunggu lagi Junhong bergegas menuju ketempat Sooyoung berada. Mengendarai mobilnya sendiri.

……

 

Sooyoung merutuk dirinya sendiri Karena ponselnya mati sejak satu jam yang lalu, dia bahkan lupa membawa charger untuk menambah daya ponselnya. Maka dia hanya diam menunggu. Menunggu Junhong. “Bagaimana kalau ternyata oppa meneleponku mengatakan ada sesuatu, karena itulah dia tidak kunjung datang? Bagaimana kalau terjadi sesuatu padanya karena itulah dia tak kunjung sampai? Aigoo. Kau bodoh Park Sooyoung.” Gumamnya. Diseruputnya jus mangganya, ini sudah gelas ketiga. Perutnya sudah penuh jus mangga. Dan dia juga sudah meminum obatnya. Tapi dirinya masih tak berselera makan. Tidak sampai Junhong datang dihadapannya.

“Sooyoung?” seorang pria menyapanya. Sooyoung kaget, karena bukan suara Junhong yang menyapanya. “Omo! Taehyung-oppa. Sedang apa kau disini oppa? Menunggu teman?” tanya Sooyoung antusias. Taehyung tersenyum kemudian menarik kursi didepan Sooyoung. Matanya sekilas melirik boks yang dia tebak berisi cake ulang tahun didepan Sooyoung.

“Aku hanya ingin membeli kopi sebelum pulang ke dorm. Tak kusangka kita akan bertemu disini. Kau sedang apa?” tanay Taehyung. Tak lama kopi pesanannya diantar ke mejanya duduk bersama Sooyoung. Sooyoung tersenyum namun maish bisa menyembunyikan rasa khawatir. “Menunggu seseorang.” Jawabnya.

“Pacar?” tanya Taehyung tanpa berbasa-basi lagi. Sooyoung yang hendak menyeruput Jus mangganya sontak tersedak, uhukk uhukk uhukk. Dia terbatuk-batuk. Dengan segera Taehyung mengambil segelas air putih dan meminumkannya pada Sooyoung, kemudian dengan lembut Taehyung mengusap-usap punggung Sooyoung seolah ingin membantu mengurangi rasa sakit yang diderita Sooyoung akibat tersedak. Setelah Sooyoung mereda batuknya, Taehyung tetap memilih duduk disamping Sooyoung.

“Siapa pacarmu? Idol?” tanya Taehyung. Pertanyaan yang sukses membuat Sooyoung curiga, “Apa Jungkook mengatakan sesuatu padamu?” tanya Sooyoung. Taehyung tertawa kecil, namun kepalanya menggeleng. “Tidak. Dia tak mengatakan apapun. Justru aku bertanya karena melihat dirimu. Aku melihatmu sedang menunggu seseorang yang entah siapa di kafe sepi didaerah pinggir begini, menjelang tengah malam, dengan pakaian kamuflase yang kalau orang tak mengenalmu dengan baik tak akan mengenalimu dengan sekali lihat. Dan gesture grogimu itu membuatku yakin.” Ujar Taehyung.

Wajah Sooyoung memerah. Dia begitu terbaca. “Eh tunggu, oppa mengenalku dengan baik? Maksudnya?” tanya Sooyoung. Taehyung menelan ludahnya namun senyumnya kembali merekah seketika. “Tidak. Hanya saja, aku seperti sudah lama mengenalmu dengan baik. Meskipun beberapa kali saja kita bertemu berdua begini. Selebihnya pasti saat dipanggung atau apalah.” Sooyoung mengangguk mengiyakan.

“Jadi siapa pacarmu?” tanya Taehyung lagi. Giliran Sooyoung menelan ludahnya.

“Ya! Park Sooyoung!” seseorang memanggil nama Sooyoung, nadanya campuran antara kesal dan gelisah. Sooyoung hafal suara itu, dan dia bersyukur karena dia mau datang. “Oppa, kau sudah datang. Mian ponselku..” tanpa bisa menyelesaikan kalimatnya, tangan Sooyoung sudah ditarik oleh seseorang itu dan membawanya pergi. Namun baru beberapa langkah, mereka berhenti. Junhong menoleh kearah Taehyung. “Tolong jangan ganggu kekasihku lagi.” Ujarnya. Lalu melangkah pergi tanpa menghiraukan respon Taehyung.

……

 

Sepeninggal Sooyoung dan kekasihnya, Taehyung masih terpaku. Dia tak mempercayai apa yang dilihat dan didengarnya. Perlahan Taehyung membuka bungkusan cake yang ditinggalkan Sooyoung. Sebuah kalimat tertera diatas kue berwarna biru dan hijau tosca itu. Happy Birthday My Love, Junhong.

“Lawan yang seimbang.” Seringai Taehyung.

……

 

Sooyoung menatap Junhong yang sedang menyetir mobil dengan takut-takut. Dia tahu Junhong kini bertambah marah karena duduk ditemani oleh Taehyung. “Oppa..” panggil Sooyoung takut-takut. Junhong tak menjawab. Sooyoung memilih diam. Lebih baik mendiamkan Junhong daripada dia berbicara menjelaskan panjang lebar nanti malah makin menambah kemarahan Junhong. Suasana hati Junhong belum sepenuhnya membaik. Harusnya dia tahu.

Mobil yang dikendarai Junhong terus melaju dengan kecepatan yang pasti. Junhong masih menatap jalanan. Pikirannya masih bercampur aduk. Ada banyak yang dikhawatirkannya. Pelan dia melirik Sooyoung yang ternyata jatuh tertidur. Junhong membelokkan mobilnya dipersimpangan besar, jalan menuju apartemen Sooyoung. Sooyoung masih nampak pulas. Tangan Junhong terulur dan menyentuh kening Sooyoung. Tubuhnya demam. Gumam Junhong.

Rasa bersalah itu mematikan rasa marah lebih dari apapun. Junhong menghentikan laju mobilnya, kemudian dengan lembut Junhong menepuk-nepuk bahu Sooyoung. “Youngie, bangunlah.” Ujarnya. Sooyoung menggeliat sedikit dan membuka matanya. “Omo! Dimana kita oppa?” tanyanya spontan. Melupakan fakta Junhong tadi masih marah padanya, ditambah dia tertidur ditengah suasana yang tak menentu. Mungkin karena dia kelelahan.

“Dibasement apartemenmu. Ayo turun. Kau kuat berjalan?” tanya Junhong. Sooyoung mengangguk. Mereka kemudian berjalan beriringan. Junhong nampak sedikit menyanggah tubuh Sooyoung. Sooyoung tersenyum. Namun dia tak berani memulai pembicaraan dengan Junhong. Dia masih takut. Mereka tiba diapartemen Sooyoung. Pintu berwarna hitam itu terbuka steelah Sooyoung menekan kombinasi angka sebagai kodenya.

“Istirahatlah. Jangan lupa makan dan minum obatnya. Aku pulang dulu.” Ujar Junhong setelah Sooyoung melangkahkan kakinya. Sooyoung menoleh, hatinya terluka, oppa benar-benar tak akan memaafkanku dalam waktu dekat. Gumam hatinya sedih. Air matanya mengumpul, dan tanpa dia sadari dia menangis. Namun Sooyoung tetaplah Sooyoung, dia tak mau seorangpun melihatnya menangis, termasuk Junhong. Dengan segera dia berbalik meninggalkan Junhong yang mematung mengawasi Sooyoung. “Selamat malam, Love.” Kalimat junhong penuh rasa sayang namun dia tetap tak menunjukkan perhatian yang sama seperti yang diberikannya.

Pintu hitam itu tertutup dan Sooyoung jatuh terduduk, tangisnya makin deras dan kuat. Ditekannya tangannya dibibirnya, mencegah segala bentuk suara tangisnya keluar. Dia tak mau Junhong kembali datang mengkhawatirkannya karena merasa kasihan. Sooyoung tahu kesalahannya kali ini cukup berat. Dan kemungkinan besar Junhong juga sangat menahan dirinya. namun fakta Junhong masih mengatakan ‘love’ dan juga datang menjemputnya, terlebih mengakui Sooyoung sebagai kekasihnya didepan Taehyung, sudah cukup alasan bagi Sooyoung untuk terus mencintai Junhong.

“Oppa, jeongmal mianhae.” Oppa maafkan aku.

…..

 

Beep beep beep. Sooyoung mengecek ponselnya yang berdering. Tertera nama Kim Taehyung disana, hatinya yang tadinya bersemangat mendadak muram kembali. Haruskah aku memakai topeng lagi? Gumam hatinya. Dengan ragu-ragu akhirnya Sooyoung mengangkat panggilan itu, “Ne, Yobboseyo..” sapa Sooyoung ramah.

Sooyoung-ah, aku akan mampir ke kantormu sebentar. Jungkook menitipkan sesuatu untukmu.” Ujar Taehyung ringan. Dahi Sooyoung bertautan, merasa heran. Karena kalaupun Jungkook memang ingin memberikan sesuatu untuknya dia pasti akan memberikannya langsung pada Sooyoung, sedikit kemungkinannya Jungkook menitipkan pada orang lain. “Oh, begitukah. Baiklah. Oppa tahu dimana letak kantorku?” tanya Sooyoung.

Umm. Aku tau, Apgujeong kan. Dekat JYP kan.” Jawab Taehyung dengan bersemangat. “Benar. Tapi oppa sebaiknya lewat FNC, berbelok supaya sampai dipintu belakangnya. Aku akan menunggu disana.” Jelas Sooyoung.

Oh begitu. Baiklah. 5 menit lagi aku akan sampai. Aku sedang berada di JYP. See you.” Sambungan diputus sebelum Sooyoung mengatakan ‘bye’. Perlahan Sooyoung menghela nafasnya. 3 hari terakhir dia masih menunggu pesan atau panggilan dari Junhong, yang ternyata sampai hari itu tidak ada. Sooyoung sudah berusaha memberikan pesan setiap waktu sebisanya. Tapi Junhong masih tidak merespon.

“Mau sampai kapan oppa?” bisiknya lembut dan lirih sembari melihat layar ponselnya yang sudah berganti foto kelulusan Junhong.

……

 

Taehyung melambaikan tangannya saat melihat Sooyoung nampak dari pintu kaca besar. Sooyoung tersenyum dan membuka pintu itu. Mempersilahkan Taehyung masuk dan menuju ruang tunggu kecil yang sudah disediakan kantor Sooyoung bernaung. “Wah, SM keren sekali.” Puji Taehyung polos dan nampak tulus. Sooyoung tersenyum sedikit, “Terima masih.”

Taheyung menoleh tepat saat wajah Sooyoung masih tersenyum, kau nampak sangat cantik. Kau lebih cocok untuk tersenyum dibanding cemberut. Batin Taehyung. Teringat akan tujuan kedatangannya, Taehyung menjulurkan sekantong makanan yang dikemas dalam boks-boks makan siang. “Ah, hampir lupa. Ini dari ibunya Jungkook. Semoga kau menyukainya.” Ujar Taehyung.

Sooyoung mematung. Kemudian dia tetap tersenyum saat tangannya meraih kantong itu. “Terima kasih oppa.” Taehyung mengangguk, “Tak masalah. Kalau begitu aku duluan ya. Aku ada jadwal berikutnya.” Pamit Taehyung. Sooyoung membalas dengan anggukan dan senyuman.

“Lain kali aku akan membuatkan makanan untuk oppa. Aku janji.” Ujar Sooyoung. Taehyung terkekeh sennag, “Benarkah? Aku tunggu.” Taehyung berjalan keluar gedung dan menghampiri van hitam yang sudah menunggunya. Tapi tiba-tiba langkah kakinya tak jadi melangkah. Badan TAehyung berbalik, menemukan Sooyoung yang kembali berekspresi muram. Taehyung tahu alasannya, dia selalu tahu.

“Sooyoung-ah….” Panggil Taehyung. Kepala Sooyoung terangkat, “Hmm??” matanya beradu dengan sepasang mata Taehyung yang ceria. “Ada yang bilang aku ini alien. Tapi apapun aku, siapapun aku, bisakah ketika kau bersedih kau menghubungiku? Kau lebih cocok tertawa dibanding cemberut. Because you are Joy!” kalimat Taehyung seperti menampar kesadaran Sooyoung. But you are my joy. Youngie, you are my joy. You always my joy. You are my joy. Kalimat demi kalimat yang pernah diucapkan Junhong bergema ditelinga dan pikiran Sooyoung.

Tapi Sooyoung mengulas senyumnya, “Terima kasih Taehyung-oppa. Hati-hati dijalan.” Balasnya. Taehyung tersenyum kemudian menghampiri Sooyoung, memeluknya singkat. Pelukan hangat yang sangat brotherly. “Aku selalu menjadi teman baikmu. Bisakah?” tanya Taehyung. Sooyoung tercekat, karena pelukan hangat Taehyung yang dia rasa dia butuhkan, juga karena kalimat Taehyung. Perlahan kepala Sooyoung mengangguk, “Ya, kita bisa menjadi teman.”

Senyum Taehyung merekah tanpa bisa disembunyikan, kemudian dia menghilang dari van hitam. Sooyoung menerawang, tangannya mencengkeram  kantong berisi boks-boks makanan dari Taehyung. Nafasnya terhela dengan berat. Ditariknya ponsel pintarnya, ditekannya nama Jungkook. “Yobboseyo, kenapa nuna?” suara berat Jungkook menyapa.

“Kookie, apa ibumu mengirimkan makanan untukku?” tanya Sooyoung.

Ehhh?? Kenapa? Kau merindukan masakan ibu?” Jungkook justru bertanya balik. Sooyoung tersenyum, “Ya, aku merindukannya, rasanya sekarang aku seperti memegang makanan darinya.” Terdengar suara tawa Jungkook diseberang telepon.

“Kalau kau mau, aku akan meminta ibu datang ke apartemenmu besok, nuna. Supaya ibu bisa memasak untukmu. Aku akan meneleponmu kembali, huh?” tawar Jungkook. “Okay,. Aku jadi tak sabar.” Jawab Sooyoung. Lalu sambungan terputus. Kepala Sooyoung menunduk. Sesuai dengan dugaannya. Makanan yang dibawa Taehyung bukan dari ibu Jungkook. Kemungkinan besar malah dari ibu Taehyung sendiri.

Sooyoung melirik jenis masakan yang dibawa Taehyung. Semua makanan favoritenya. “Tapi kenapa?” Sooyoung bertanya pada dirinya sendiri. Tak ada jawaban.

…..

 

Dikejauhan yang pasti, Junhong masih berada dibalik kemudianya. Mobilnya masih terparkir. Kakinya tak berani melangkah, terlebih setelah apa yang dilhat dengan kedua matanya sendiri. Bagaimana dia menyaksikan Taehyung mencoba sangat ramah pada Sooyoung yang tetap muram. Bagaimana Taehyung memeluk singkat Sooyoung. Sayangnya Junhong tak mengetahui sedikitpun apa yang mereka bicarakan. “Argh! Sial!” JUnhong memukul kemudianya dengan frustasi.

Beep beep. Sebuah pesan masuk ke ponsel Junhong. Dengan sedikit malas Junhong membukanya. Namun matanya membelalak seketika. Rasa bersalah itu muncul. Air mata Junhong tanpa sadar menetes begitu saja. “Mianhae, Sooyoung.”

 

From : Uri Youngie <3

Zelo oppa, apa aku masih berhak memanggilmu dengan ‘hongie oppa’? aku merindukanmu sangat. Taehyung oppa baru saja kesini mengantarkan makanan. Dia memelukku seperti seorang kakak dan mengatakan bahwa dia ingin menjadi temanku. Kenapa yang aku ingin lihat dan ingin aku peluk adalah dirimu, oppa. Junhong oppa, aku sangat merindukanmu. Jangan marah lagi. I love you. Aku menunggumu di apartemen, oke?

p.s. aku mengatakan soal Taehyung oppa bukan untuk menambah marahmu, aku hanya ingin menegaskan, yang kuinginkan adalah dirimu. Selalu.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
chochos #1
Chapter 18: ditunggu updatenya can't waitt >,<
chochos #2
update dong pleaseeee
citratyass
#3
Chapter 15: Aww vjoy / taejoy!! my another otp!♡
sekali sekali mau liat joy cemburu ke junhong dong authornim, but junhong cemburu ke joynya diselesain dulu ya kkk~
Makin suka ceritanya,makin rajin juga nunggu updatenya lol
pimlyanc #4
Chapter 12: Halo authornim, aku reader baru disini. Seneng bisa baca ff Joylonya >v< Rasanya kayak ini real, dapet bgt feelnya! Jujur aku bukan Joylo shipper, apalagi semenjak ada wgm Jaejoy makin gakepikiran dengan hubungan Joy sama idol lain. Tapi pas baca ff ini tiba2 kebayang... Apa jangan2 kenyataan sebenernya sama kayak si ff ini?!?! Haha
Aku suka bgt sama ff ini, sempet geregetan juga pas situasi Joy dan Zelo saling nyembunyiin perasaan mereka. Tapi pas liat Special Day, ah udah rasanya luar biasa deh. Ending yg sangat bahagia huhu :"
Agak bingung juga sih dengan alurnya cuman maju-mundur, tapi aku nikmatim bgt ceritanya jadi bisa terbayangkan dengan jelas kok ehehehe
Banyak bgt ya konflik mereka... Sekarang ditambah Jungkook, aku ketawa terus liat kelakuan Zelo pas lagi cemburu dan manja. Keliatan jelas gimana Zelo sayang bgt sama Joy. Berharap Joy-Zelo itu real uhuy, shipper ah ah ah~
Ditunggu next chapter secepatnya ya authornim! Ah aku bener2 suka sama ff ini. Semangat buat nulisnya ya! Ditunggu moment2 Joylo lainnya thor, sama konfliknya jan berat2 soalnya suka sedih apalagi bawa2 agensi :" Fighting! ^-^
youngiefm
#5
Chapter 11: Uwaah, zelo tetep aja maksain buat nonton wgm sungjoy padahal dia pasti sakit
Sungjae rival zelo? O.o
Ga sabar kelanjutannya gimana xD apa ntar zelo dateng ke tempat sungjoy stuting????
Kelanjutannya ditunggu deh :3
melliniabrianti #6
Chapter 10: ANJIR ROMANTIS BANGET JIR:"""))))) TAPI KENAPA PAS JUNHONG NEMBAK JOY GA DITUNJUKKIN KAN PENASARAN HAHAHA TAPI TETEP BAGUS THOR DITUNGGU KARYA SELANJUTNYA
joylich
#7
Chapter 10: ah so sweet banget ; ;
lucu kalo junhong lagi sakit terus dirawat sama joy♡
semangat author,aku tunggu terus updateannya♡
youngiefm
#8
Chapter 10: junhong so sweet banget, tp yg bikin rada ngeselin dia akhirnya sakit juga *duarr '-'
untung yah, joy sayang banget sama dia, jadi masih dirawat sama joy
seneng deh kalo komenku bisa bikin authornya semangat, aku juga seneng authornya updatenya rutin, meskipun cuma sekali seminggu tapi itu sudah cukup,
tetep semangat nulisnya! :D
citratyass
#9
Chapter 10: Kyaa makin banyak moment sweet joylo♡
Semoga di chap lainnya bisa lihat joy/zelo jealous ke satu sama lain kkkk~



Maaf ya authornim , baru ninggalin jejak lagi nih tapi sebenernya tiap ada update baru aku langsung baca kok.
Love banget storynya!!