시간 : 14

PERFECT TIME

SPRING 2015  : Our Graduation

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

warning : Typos everywhere cause didnt check it, sorry T_T

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

 

“Junhonggggg!!! Choi junhongggg!!!” suara Himchan berteriak-teriak pagi ini sukses mengganggu tidur Junhong yang sangat pulas akibat kelelahan. Kemarin dia baru menyelesaikan rangnkaian ujian yang melelahkan agar bisa lolos di universitas idamannya. Yonsei University adalah tujuan Junhong dan juga Sooyoung, namun sepertinya Sooyoung tidak bisa melanjutkan pendidikannya karena terhalang oleh masa promosi. Setidaknya dalam jangka dua tahun kedepan, Sooyoung akan bertahan tanpa berkuliah.

“Choi Junhong!!!” kali ini teriakan Himchan makin keras dan diiringi dengan ketukan pintu kamar Junhong yang juga keras. Sejak B.A.P mengajukan gugatan pada TS Ent, mereka berenam memutuskan meninggalkan dorm dan kembali ke rumah masing-masing. Tapi Dengan bijaksana Yongguk tetap menyewa satu buah apartemen berkamar 3 disekitar Hongdae, kawasan yang ramai sekaligus dekat dengan usaha bisnis mereka. Untunglah, B.A.P berhasil membuat sebuah usaha kecil-kecilan berupa restoran cepat saji dikawasan seramai Hongdae. Buah usaha mereka setiap mendapatkan fee konser diluar negeri. Usaha yang tak diketahui public.

Dengan adanya satu buah apartemen itu, secara bergantian member B.A.P menginap disana, dan tentu saja yang paling sering menginap bersama adalah Junhong, Himchan dan juga Daehyun. Sementara Yongguk memilih kembali kerumah kedua orang tuanya di Incheon dan beberapa kali melakukan perjalanan liburan keluar negeri. Sementara Youngjae juga kembali kerumah kedua orangnya karena diminta melanjutkan belajar bisnis keluarga bersama kakak tertuanya. Dan Jongup memilih nomaden, atau berpindah-pindah dari apartemen bersama dan rumah ayah atau ibunya.

“Ya!!! Choi junhong!!! Joy menunggumu diruang tamu. Sampai kapan kau akan membuatnya menunggu?” kali ini suara Himchan sukses membuat mata Junhong seketika terbuka. Cukup menyebutkan nama Sooyoung atau Joy, Junhong pasti akan sesegera mungkin melakukan hal yang tadinya dia enggan lakukan.

Krek..Pintu kamar Junhong terbuka lebar. Nampak didepan Junhong sosok Himchan yang melotot padanya. “Ini sudah jam 7 pagi dan kau belum bersiap-siap menuju sekolah untuk mengikuti upacara kelulusanmu. Joy sudah menunggu sejak 15 menit yang lalu, mencoba membangunkanmu dengan menelepon sebelum datang kemari. Dan sejak 15 menit yang lalu dia datang aku mencoba membangunkanmu tapi sama sekali tak ada respon. Keterlaluan. Kau mati apa tidur sih?” omel Himchan tanpa berhenti.

Junhong hanya menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal sambil menundukkan kepalanya. Sejak bahkan masih di dormpun, Himchan selalu mengomel padanya karena dia selalu paling terlambat bangun apalagi saat hari sekolah. “He he he… mian hyung. Dimana Sooyoung?” ujar Junhong. Himchan berdecak kemudian mengidikkan kepalanya, menunjukkan keberadaan Sooyoung dengan isyarat.

Junhong mengikuti isyarat itu dan menemukan Sooyoung tengah membantu Daehyun menyiapkan sarapan untuk mereka di pantry. Hari itu Daehyun memasak Miyeokguk, sementara Sooyoung menyiapkan sandwich dan bacon. “Youngie….” Seru Junhong bersemangat. Sooyoung menoleh dan tersenyum, tapi kemudian ekspresi Sooyoung berubah setelah melihat Himchan yang ikut masuk ke pantry untuk membuat kopi kesukaannya.

“Ya!!! Choi junhong! Kau harus segera mandi! Jam Sembilan kita sudah harus tiba disekolah dan aku akan dijemput manajer oppa satu jam lagi.” Ujar Sooyoung. Junhong terkekeh dan menghampiri Sooyoung, mencoba meraihnya dalam pelukan hangat. Namun Sooyoung sukses menghindar dan bersembunyi dibalik badan Himchan yang belakangan semakin kekar (atau gemuk?).

“Ya!!! Park Sooyoung!!! Ishh… baiklah-baiklah. Aku akan mandi.” Junhong berkata dengan kesal. Kalimat yang disusul tawa keras baik dari Daehyun maupun Himchan yang menjadi saksi perilaku pasangan kekasih itu. “Ahhh… aku jadi iri…” ujar Daehyun sambil menyelesaikan masakan supnya.

Junhong berlalu, lalu Sooyoung masuk kedalam kamar Junhong, menyiapkan seragam sekolahnya. “Kau benar-benar seperti seorang istri bagi Junhong. Terima kasih untukmu, Sooyoung. Berkat kau, junhong tak pernah kehilangan semangatnya. Terutama saat masa pengajuan tuntutan pada agensi kami terdahulu.” Himchan berujar. Kalimat yang membuat Sooyoung menoleh dan terus tersenyum cerah.

“Karena aku selalu mencintainya, himchan-oppa.” Ujar Sooyoung. Himchan mengangguk, “Arraso-arraso. Anyway, apa kabar Yeri?” tanya Himchan. Pertanyaan yang membuat dahi Sooyoung mengernyit, “Ya!! Oppa!! Kalau kau tak punya perasaan padanya kenapa terus menanyakannya?”

Himchan tertawa, “Kau melebih-lebihkan, baru hari ini aku menanyakan tentang dirinya. Sudahlah. Kau mau kopi?” Sooyoung menghela nafasnya, Himchan selalu begitu. Sifat playboynya tak pernah berhenti.

……

 

Cukup lama Junhong mandi, setengah jam berlalu begitu saja saat dia dikamar mandi. Junhong keluar kamar mandi dan langsung menuju kamar tidurnya. Nampak satu stel pakaian seragamnya sudah disiapkan. Dia sudah menduga, Sooyoung tentu akan melakukan itu untuknya. Senyum JUnhong merekah, sambil bersiul dia mengenakan kemejanya. Namun saat mencoba mengenakan celana hitamnya, dahinya berkerut. “Apa aku sudah segemuk itu sampai rasanya celana ini kesempitan dan terasa pendek?”

Junhong kemudian mencoba memaksakan menggunakan celananya. Dannnn krettttt… celana hitam yang malang itu akhirnya menyerah. Junhong tak sengaja merobek celana hitamnya saat dia gunakan, lalu dengan setengah berlari, Junhong keluar kamar, tentunya setelah mengenakan celana pendek lain. “Himchan hyung, Daehyun hyung, kalian punya celana hitam lain tidak? Celanaku robek. Aku tak sengaja merobeknya.” Ujar Junhong santai.

“Astaga!” Sooyoung berseru dan segera meraih celana hitam ditangan Junhong. Sementara Daehyun dan Himchan malah tertawa-tawa. Lebih parah lagi, Daehyun segera menelepon Youngjae.

“Aku jahit saja ya?” tawar Sooyoung.

“Yobboseyo, Youngjae, kau mau dengar hal yang lucu? Junhong merobek celana seragamnya, dan hari ini dia upacara kelulusan.” Suara Daehyun menginterupsi.

“Tidak perlu Youngie-ya. Himchan hyung, kau tak punya celana hitam?” ujar Junhong sekaligus bertanya pada Himchan.

“Ani, aku tak punya. Yoooo… Jongup-ah, Junhong merobek celananya, iya, lucu sekali. Bodoh sekali anak ini. Dia harus menggunakanannya untuk upacara kelulusan.” Himchan menjawab pertanyaan Junhong sekaligus menelepon Jongup.

Suasana apartemen B.A.P pagi itu riuh karena kehebohan yang dibuat Junhong.

“Oppa, aku jahit saja. Kau ada benang?” akhirnya Sooyoung kembali bersuara. Menurutnya celana itu masih bisa diperbaiki, karena yang robek bagian jahitannya.

Junhong menggeleng, “Jangan Youngie. Kau akan terlambat. Lagipula, ukurannya memang terlalu kecil dan sudah pendek. Ihhh kedua hyung ini memang yang paling menyebalkan.”

Daehyun dan Himchan masih tertawa-tawa menelepon Youngjae dan Jongup.

Beep beep… Ponsel Sooyoung bergetar dan bordering, menandakan ada panggilan masuk untuk dia. Dengan segera Sooyoung menerima panggilan itu, “Yobboseyo. Umm.. baik oppa. Setengah jam lagi ya. Arraso.” Jawab Sooyoung. Kemudian dia meletakkan kembali ponselnya disaku seragam sekolahnya.

“Oppa, apa kau tak punya celana lainnya?” tanya Sooyoung mencoba memberikan solusi. Junhong menggelengkan kepalanya, “Tidak punya sama sekali. Aku tidak punya cadangan celana seragam disini. Semua sudah dibawa pulang ibu.” Jawab Junhong. Sooyoung menghela nafasnya. Mereka berdua masih terdiam sementara Himchan dan Daehyun mengabaikan mereka karena masih berbicara di telepon.

“Omo! Oppa! Aku ada ide. Bagaimana kalau Kita telepon saja Kim Donghyuk. Tinggi badan kalian kan sama. Aku rasa dia akan punya celana yang seukuran denganmu. bagaimana?” usul Sooyoung bersemangat. Junhong melirik kekasihnya sebentar kemudian segera meraih ponselnya dikamar dan menekan nomor yang dia tuju.

“Donghyuk-ah, ini aku, Junhong. Apa kau masih ada celana seragam cadangan? Oh. Benarkah? Boleh aku meminjamnya? Begitu? Ahhh terima kasih. Terima kasih banyak. Aku akan segera kesana. Sekarang. Thank you.” Ujar Junhong. Tak perlu dipertanyakan lagi, sepertinya memang Junhong mendapatkan apa yang dia butuhkan. Dan itu membuat wajah Sooyoung menjadi sumringah, lega sudah.

“Youngie, aku akan kerumah Donghyuk. Kau menunggu manajer oppamu disini saja. Oke?” ujar Junhong sambil bergegas meraih jaketnya juga tak lupa memasukkan seragamnya kedalam tas ransel hitam kesukaannya. Sooyoung mengangguk, “Tak masalah. Kau pergilah dulu. Ah, sarapanmu! Aku akan membungkusnya. Sekalian untuk Donghyuk. Daehyun-oppa, dimana kau meletakkan boks makanan?” tanya Sooyoung pada Daehyun sembari membuka-buka lemari penyimpanan, seolah sudah terbiasa dengan tempat itu. Dan memang begitu.

“Ini, Joy.” Ujar Daehyun sambil membuka lemari atas paling kanan. Nampak berbagai jenis dan ukuran boks makanan disana. Dengan sigap Sooyoung memasukkan beberapa sandwich kedalam dua boks berukuran sedang, tak lupa juga bacon yang sudah dia masak dengan matang. Lalu terakhir SOoyoung memasukkan dua boks susu coklat segar kedalam taks kecil berisi boks makanan untuk Junhong.

“Ini.” Ujar Sooyoung akhirnya. Junhong tersenyum dan kemudian mengacak-acak rambut blonde strawberry milik Sooyoung, “Thank you, love.” Ujar Junhong lembut.

“Eyyyyy…. Pagi-pagi kalian sudah bertingkah manis begini.” Ujar Himchan yang baru menyelesaikan teleponnya. Sementara Daehyun hanya nyengir lebar melihat aksi sepasang muda-mudi itu sembari mengunyah satu buah sandwich berisi tuna.

“Hati-hati oppa.”

……

 

Sooyoung turun dari van hitam milik Red Velvet. Dengan diantar oleh Manajer Han, Sooyoung sampai dipintu gerbang sekolahnya. Tak hanya itu, manajer Han juga mengawalnya sampai menuju aula besar SOPA. Nampak banyak murid dan orang tua dan juga wartawan yang menunggu kehadiran semua calon alumni terutama jika mereka seorang public figure. Sooyoung tersenyum dengan cerah dan sesekali membungkukkan badan tanda memberikan hormat dengan sopan. Beberapa kali dia melambaikan tangan pada puluhan fansnya yang hadir

“Onnie, chukhahae!” “Selamat ya Joy Onnie!” “Sukses ya Joy onnie!” beberapa fans menyapa Sooyoung. Sooyoung kembali tersenyum dan matanya menangkap sosok salah satu fans yang dikenalnya. “Kim Sareum? Aku benar kan?” tanya Sooyoung. Fans yang bernama Sareum itu mengangguk dan tersenyum senang, “Onnie mengenaliku?” tanyanya. Sooyoung sedikit tertawa kemudian mengangguk, “Tentu saja. Aku sudah mengenalimu meski kau mengganti warna rambutmu. Hitam lebih cocok untukmu. Kau terlihat lebih tangguh.” Puji Sooyoung tulus. Sareum tersenyum, “Goamwo onnie. Sukses selalu onnie.”

“Youngie!!!” suara seorang perempuan memanggil nama kecil Sooyoung, dan tanpa menunggu dipanggil dua kali Sooyoung menoleh dan menemukan Hayoung juga Yerin, dua sahabat baiknya sedang merentangkan tangan mereka. Ketiganya saling berpelukan. “Chukhahaeeee!!” seru Sooyoung. “Kau jugaaaaa!!!” kali ini Hayoung dan Yeri berseru bersamaan. Ketiganya kemudian memutuskan menuju ke aula secara bersama-sama. Saat perjalanan itulah ketiganya banyak mendapatkan hadiah kecil dari fans juga bucket bunga ucapan selamat atas kelulusan.

“Omooooo!!! Zelo oppa!!!” kali ini langkah kaki Sooyoung berhenti sejenak. Badannya terputar, sampai sepasang matanya menemukan sepasang mata yang menanngkan. Zelo atau Choi Junhong, kekasihnya, tengah tersenyum tidak hanya untuk Sooyoung, tapi juga untuk seluruh fans yang disebut B.A.B.Yz. mereka yang menunggu Junhong berjam-jam, rela kedinginan ditengah cuaca yang masih terasa sejuk. Sooyoung balas tersenyum pada Junhongnya. Lalu dia harus menjaga jarak.

Sooyoung melanjutkan langkahnya, sesekali langkahnya bersama Yerin dan Hayoung terhenti karena guru-guru yang menyapa mereka, mengucapkan selamat. Tak jarang beberapa junior yang ternyata sengaja datang hari itu memberikan coklat atau bunga pada mereka bertiga, ada pula yang meminta foto bersama. Sooyoung tersenyum dan tak pernah berhenti. Itu tugasnya. Lalu saat memasuki aula besar. Seorang guru bernama Mr.Park menghampiri mereka, guru vocal mereka. “Kalian bertiga, selamat atas kelulusan kalian. Silahkan duduk dikursi depan. Kalian nanti akan menerima penghargaan dari kepala sekolah.”

“Saem!! Kita bisa duduk dimana saja?” tanya Yerin. Mr.Park mengangguk, “Pilihlah tempat yang nyaman menurut kalian.” Ketiganya kemudian mengangguk dan bergegas menuju barisan kursi disebelah kanan. “Sooyoung, duduk disebelahku.” Ujar Yerin setelah Hayoung memilih kursi nomor tiga dari pojok kanan, Yerin  duduk ditengah, diapit Sooyoung dan Hayoung. Dan seperti sudah tau apa yang harus dilakukan, Sooyoung meletakkan jas seragamnya dibangku kosong sebelah kirinya. Seperti menyediakan untuk seseorang.

Tak lama sekitar aula besar nampak riuh rendah, Sooyoung menoleh, dari ambang pintu nampak Junhong atau Zelo dengan celana yang sedikit terlihat tidak pas. Sooyoung tersenyum dan memberikan anggukan kepala sekali. Junhong kemudian berjalan dengan percaya diri dan duduk disebelah Sooyoung setelah Mr.Park juga memberikan arahan singkat padanya. Junhong duduk setelah Sooyoung menyingkirkan jas yang diletakkannya dikursi itu. Suasana aula besar nampak semakin riuh. Khususnya siswa SOPA. Mereka yang tahu hubungan keduanya namun memilih diam dan hanya bersorak. Seolah-olah saat-saat Junhong mendudukkan dirinya dikursi sebelah Sooyoung adalah sebuah kemustahilan. Sementara yang tak tahu hanya menganggap keduanya sebagai rekan sekelas yang kenal dengan baik.

Sooyoung tak berhenti mengulas senyumnya kepada siapapun yang menyapanya dan melambaikan tangannya pada Sooyoung. Namun lebih daripada itu, dia tersenyum bahagia karena untuk pertama kalinya setelah memutuskan menjalin hubungan dengan Junhong, mereka duduk berdampingan didepan publik. “Kita duduk berampingan mengikuti acara kelulusan kita. Bahkan satu jam serasa satu detik. Dari sekian banyak kursi aku selalu menyisakan satu tempat untukmu. Dan aku lega kau mengambilnya. Kau duduk tenang disampingku meskipun hanya diam. Setidaknya aku tahu kau selalu ada disampingku, setidaknya sampai acara hari ini berakhir. Aku tak ingin mengucapkan selamat tinggal padamu. Tidak sekarang.” Sooyoung bergumam.

“Sunbaenim, boleh minta foto selfie kalian berempat?” seseorang junior menghampiri Sooyoung. Sooyoung tampak sedikit terkejut, “Berempat?” tanyanya memastikan. Junior itu mengangguk, “Ne. berempat. Joy sunbae, Hayoung sunbae, Yerin sunbae dan Zelo sunbae.” Demi mendengar keempat nama mereka disebutkan, baik Junhong, Sooyoung, Hayoung juga Yerin saling berpandangan dan kemudian Hayoung menerima uluran ponsel seri terbaru itu. “Ayo teman-teman, bilang Kimchi! Kimchiiii” ujar Hayoung memberikan aba-aba. Keempat dari mereka teresenyum saat menatap kamera ponsel milik junior mereka.

“Sekali lagi, Hayoung-ah.” Kali ini Yerin yang berujar. “Arraso. Junhong, Sooyoung, Kimchiiiii!” jawab Hayoung sekaligus memberikan aba-aba. “Ini.”  Hayoung mengulurkan ponsel itu kembali. Junior itu tersenyum lebar dan menmbungkukkan kepalanya, “Terima kasih banyak, Sunbaenim-deul. Selamat atas kelulusan kalian berempat.”

Sooyoung kembali terdiam. Sesekali tersenyum atau menimpali pembicaraan seru Yerin dan Hayoung. Sementara Junhong memilih duduk diam menatap panggung. “Kita duduk berdampingan mengikuti acara demi acara dihari kelulusan kita. Disekeliling kita banyak kamera yang merekam. Tak sedikit yang meneriakkan nama kita berdua. Dari sekian banyak kursi yang ada aku memilih duduk didekatmu. Hanya agar kau tau, aku masih disampingmu. Meskipun ini yang terakhir kali kita menunjukkannya pada mereka sampai waktu yang tepat nanti. Haruskah aku mengatakan selamat tinggal pada masa SMA yang penuh kenangan ini denganmu?” Junhong bergumam dalam hati.

“Junhong!” seseorang memanggil nama Junhong, membuat tak hanya Junhong yang menoleh tapi juga Sooyoung. “Oh, Baekbom-ah.” Junhong menyapa teman sekelasnya juga Sooyoung ditahun pertama. Mereka bersalaman dan berpelukan singkat. Bergantian.

“Tak terasa, kita akan lulus. Selamat untukmu. Sukses selalu.” Ujar Baekbom tulus. Junhong mengangguk, “Kau juga. Selamat, Baekbom -ah.”

“Ah, aku foto kau dan Sooyoung ya.” Ujar Baekbom sambil mengeluarkan ponselnya. Junhong tersenyum, “Sooyoung, coba lihat ke kamera Baekbom.” Ajak Junhong. Sooyoung yang tadinya mencoba mengabaikan dua laki-laki itu dengan ikut dalam obrolan Hayoung dan Yerin mendadak menoleh dan tersenyum. Dengan cepat, foto mereka berdua diambil.

“Thank you Junhong. Sooyoung. Sampai jumpa kembali.” Dan Baekbom pun meninggalkan mereka. Saat itulah upacara kelulusan mereka dihelat. Sooyoung dan Junhong juga siswa kelas tiga lainnya berdiri untuk menyanyikan lagu kebangsaan korea. Lalu kemudian mereka harus mendengarkan pidato-pidato. Lalu tibalah giliran pemberian penghargaan. Nama Sooyoung disebutkan setelah nama Junhong, di susul nama Yerin dan Hayoung. Mereka berempat maju keatas podium untuk menerima penghargaan.

Sooyoung mencuri-curi pandang kearah Junhong. Sesekali. Tapi dia sukses menyembunyikan semuanya.  Begitupun dengan Junhong. “Chukhahae, love.” Junhong berbisik saat mereka menuruni podium, berjalan mengiringi Sooyoung, berada dibelakang Sooyoung. Begitupun saat mereka berdua akan meninggalkan aula besar. Dengan sabar, Junhong akan berjalan mengikuti Sooyoung yang terkadang menerima telepon atau panggilan dari junior atau teman-temannya. Junhong selalu berada dibelakang Sooyoung, tanpa banyak orang yang menyadari.  Sooyoung tersenyum lebar tak berhenti. Orang lain mungkin mengira itu hanyalah bagian dari fan service karena Sooyoung bahagia. Tak ada yang mengetahui dengan pasti, apa yang terjadi antara Sooyoung dan Junhong.

……

 

Junhong ikut tertawa keras dengan teman-teman sekelasnya. Mereka membicarakan apapun yang bisa mereka ingat hari itu. Karena setelah hari itu mereka tak akan bertemu kembali. Mereka akan memasuki dunia berikutnya, mulai dari kuliah, wajib militer bagi laki-aki dan mungkin dunia kerja professional. Mereka mengetahui dengan pasti, semua ini adalah proses. Junhong melirik Sooyoung yang berbicara dengan antusias dengan teman-teman perempuannya. Sooyoung nampak bahagia dan lepas. Namun sayangnya, junhong tak bisa terus menerus berada didekat Sooyoung, karena begitu banyak pasang mata yang mengawasi mereka berdua. Mungkin beberapa diantaranya mencari celah antara Sooyoung dan Junhong. Tak ada yang tahu pasti.

“Teman-teman…. Mohon perhatiannya!” Junhong menatap kearah depan kelas. Nampak ketua kelas mereka berdiri disana. Namanya Kim Bogeum.

“Teman-teman, seperti yang kita ketahui. Hari ini adalah hari terakhir kita berjumpa mengenakan seragam SOPA. Mulai besok kita bisa mengenakan pakaian apa saja yang kita mau, yang sesuai dengan impian kita, yang sesuai dengan kepribadian kita. Mulai besok, kita akan menulis sendiri jalan hidup kita, tak ada lagi Songsaenim yang mengomeli kita, mengajari kita. Mulai besok, kehidupan baru kita akan dimulai. Akan menjadi seperti apa kita? Akankah kita menjadi orang dewasa yang menakjubkan? Hanya kita yang tahu. Secara pribadi, menjadi ketua kelas 3-2 adalah sebuah kebanggan dan kehormatan bagiku. Aku banyak belajar bersama kalian. Mengenal kalian adalah memori yang terbaik di masa SMA. Terima kasih atas bantuan kalian selama ini. Setelah ini, jangan sampai kita jadi melupakan satu-sama lain. Ingatlah selalu bagaimana Donghyuk yang selalu tidur setelah makan siang. Ingat selalu, Saeron yang tak pernah absen mengulas liptint dipelajaran Mr. Yoo. Ingatlah bagaimana Yuri selalu ingin mendapatkan nilai A dalam matematika kalkulus. Ingatlah bagaimana Junhong selalu lupa membawa pakaian olahraga. Atau ingatlah bagaimana Sooyoung selalu bersemangat saat pelajaran berenang. Dan kenangan-kenangan lainnya. Beberapa diantara kita ada yang jadi sepasang kekasih, kudoakan kalian bisa menikah suatu hari nanti. Dan yang masih sendiri sepertiku, tak perlu khawatir, di dunia luar nanti akan banyak orang yang mungkin cocok dengan kita. Aku menyayangi kalian.”

Junhong tersenyum kemudian bertepuk tangan, diikuti seluruh teman sekelasnya. Junhong menilai, pidato kecil dari Bogeum adalah yang paling menyentuh dan menarik hatinya. “Teman-teman, kita ambil foto bersama-sama.” Kali ini Donghyuk mengangkat kamera SLR dengan tripodnya. “Yay!!!” mereka lalu mengambil posisi masing-masing untuk bersiap foto bersama.  Klik. Sebuah foto terakhir yang mereka ambil bersama.

…..

 

Junhong tersenyum saat menerima foto yang diambil dikelas tadi. Dengan senyum yang tak berhenti terpasang, Junhong memposting foto itu ke SNSnya. “Untuk teman yang meminjamiku celana seragam. Terima kasih” tulis Junhong disertai foto kelas beramai-ramai. “Aigoo. Kau jahil sekali oppa.” Seru Sooyoung sambil menyandarkan kepalanya ke bahu Junhong. Masa SMA mereka lewat sudah. Dan mereka berdua tak pernah menyesalinya.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
chochos #1
Chapter 18: ditunggu updatenya can't waitt >,<
chochos #2
update dong pleaseeee
citratyass
#3
Chapter 15: Aww vjoy / taejoy!! my another otp!♡
sekali sekali mau liat joy cemburu ke junhong dong authornim, but junhong cemburu ke joynya diselesain dulu ya kkk~
Makin suka ceritanya,makin rajin juga nunggu updatenya lol
pimlyanc #4
Chapter 12: Halo authornim, aku reader baru disini. Seneng bisa baca ff Joylonya >v< Rasanya kayak ini real, dapet bgt feelnya! Jujur aku bukan Joylo shipper, apalagi semenjak ada wgm Jaejoy makin gakepikiran dengan hubungan Joy sama idol lain. Tapi pas baca ff ini tiba2 kebayang... Apa jangan2 kenyataan sebenernya sama kayak si ff ini?!?! Haha
Aku suka bgt sama ff ini, sempet geregetan juga pas situasi Joy dan Zelo saling nyembunyiin perasaan mereka. Tapi pas liat Special Day, ah udah rasanya luar biasa deh. Ending yg sangat bahagia huhu :"
Agak bingung juga sih dengan alurnya cuman maju-mundur, tapi aku nikmatim bgt ceritanya jadi bisa terbayangkan dengan jelas kok ehehehe
Banyak bgt ya konflik mereka... Sekarang ditambah Jungkook, aku ketawa terus liat kelakuan Zelo pas lagi cemburu dan manja. Keliatan jelas gimana Zelo sayang bgt sama Joy. Berharap Joy-Zelo itu real uhuy, shipper ah ah ah~
Ditunggu next chapter secepatnya ya authornim! Ah aku bener2 suka sama ff ini. Semangat buat nulisnya ya! Ditunggu moment2 Joylo lainnya thor, sama konfliknya jan berat2 soalnya suka sedih apalagi bawa2 agensi :" Fighting! ^-^
youngiefm
#5
Chapter 11: Uwaah, zelo tetep aja maksain buat nonton wgm sungjoy padahal dia pasti sakit
Sungjae rival zelo? O.o
Ga sabar kelanjutannya gimana xD apa ntar zelo dateng ke tempat sungjoy stuting????
Kelanjutannya ditunggu deh :3
melliniabrianti #6
Chapter 10: ANJIR ROMANTIS BANGET JIR:"""))))) TAPI KENAPA PAS JUNHONG NEMBAK JOY GA DITUNJUKKIN KAN PENASARAN HAHAHA TAPI TETEP BAGUS THOR DITUNGGU KARYA SELANJUTNYA
joylich
#7
Chapter 10: ah so sweet banget ; ;
lucu kalo junhong lagi sakit terus dirawat sama joy♡
semangat author,aku tunggu terus updateannya♡
youngiefm
#8
Chapter 10: junhong so sweet banget, tp yg bikin rada ngeselin dia akhirnya sakit juga *duarr '-'
untung yah, joy sayang banget sama dia, jadi masih dirawat sama joy
seneng deh kalo komenku bisa bikin authornya semangat, aku juga seneng authornya updatenya rutin, meskipun cuma sekali seminggu tapi itu sudah cukup,
tetep semangat nulisnya! :D
citratyass
#9
Chapter 10: Kyaa makin banyak moment sweet joylo♡
Semoga di chap lainnya bisa lihat joy/zelo jealous ke satu sama lain kkkk~



Maaf ya authornim , baru ninggalin jejak lagi nih tapi sebenernya tiap ada update baru aku langsung baca kok.
Love banget storynya!!