-

Perlahan sebuah gerbang tinggi -yang memisahkan dua makhluk yang sangat berbeda dunia yang namun karena suatu alasan mereka justru berdampingan- , kini mulai terbuka. Seorang gadis yang tidak cukup tinggi sibuk berteriak ke kanan-kiri, melerai para murid yang terus heboh karena para siswa kelas malam telah datang dan mulai berjalan memasuki gerbang. Mereka meneriaki favoritnya masing-masing.

"Chanyeol oppa!!!"

"Dongwoon oppa! I Love You!"

"Dongwoon oppa aku memimpikanmu semalam!"

"Jonghyun oppa! Kau sangat tampan!"

"Chanyeol oppa, tersenyumlah untukku!"

Begitu Chanyeol berbalik dan tersenyum, siswi itu pingsan seketika. Si gadis penjaga itu memutar bola matanya malas. Menyeret tubuh siswi dengan wajah menahan berat. "Hey bodoh! Bantu aku!" Teriaknya pada siswa yang berbaju sama dengannya, -siswa kelas siang- yang hanya memandang malas para penggemar siswa kelas malam. Menurutnya itu sangat menyebalkan. Dirinya terjebak dengan Krystal, -nama gadis penjaga itu- untuk mengawasi setiap kali waktu-waktu seperti ini tiba. "Baik. Baik. Begitu saja tidak bisa." Balasnya setelah ia ikut menggendong siswi tadi dan membawanya keluar dari kerumunan. "Hey! Jangan meninggalkanku!" Krystal meneriaki Sehun, benar, siswa temannya sesama penjaga. Jangan lupa, Krystal masih saja dengan penggemar freak itu. "Chanyeol sunbae, kumohon jangan melakukan hal itu lagi. Aku, ish! Aku lelah!" Ucapnya agak berteriak.

"Hahaha maafkan aku ya, tapi aku senang kau selalu melindungi kami. Terima kasih cantik!" 'WINK!' Chanyeol melayangkan wink indahnya untuk Krystal, namun kenyataannya gadis ini hanya melotot kesal kearahnya. Berbeda, beberapa siswi kembali histeris. "Sunbae, kubilang hentikan!" Teriak Krystal lagi frustasi.

"Kau pasti lelah, setelah ini kau ke ruanganku saja..." seseorang menepuk pundaknya, Krystal berbalik. Satu-satunya siswa kelas malam yang mampu menarik hatinya hanya laki-laki ini. Seorang pemimpin dari para siswa kelas malam, Jonghyun. "A-ah, s-sunbae, iya, terima kasih... hehehe!" Krystal sangat gugup, melihat sosok sempurna dihadapannya. Tinggi, putih pucat, tatapan matanya sangat tajam. Senyumnya yang hanya sebuah sunggingan kecil di sudut mulutnya membuat Jonghyun begitu sempurna di mata Krystal.

"Tidak usah sungkan begitu." Balasnya lagi lalu tersenyum dan pergi. Krystal hanya terdiam, mengamati punggung Jonghyun yang sudah menjauh. "Hey bodoh! Sekarang kau ikut-ikutan mereka huh?!" Teriak Sehun memecah lamunan gadis manis ini. Krystal mendengus, tidak terima jika ia harus disamakan dengan para penggemar yang menurutnya berlebihan itu. "Aku tidak seperti itu!"

"Lalu apa?! Kau juga mengagumi para makhluk pucat itu!" Balas Sehun, namun cepat-cepat Krystal melotot padanya, takut jika ucapan Sehun berarah pada, -hey lihat siswa-siswi yang tampan dan cantik itu adalah vampire lho!- yang benar saja, minta diapakan anak ini.

"Maaf aku hanya sedikit kesal." Imbuhnya lagi.

"Yasudah, mereka sudah masuk, sekarang kita menjaga gerbang!"

"Hey Kryssie, menurutmu apa kita tidak seperti prajurit kerajaan sekarang? Kekeke~"

Krystal tersenyum geli. Sehun benar, terkadang mereka memang terlihat seperti itu, atau bahkan lebih parah lagi jika para vampire mengadakan pesta, entah bagaimana mengatakan betapa lelahnya mereka harus berjaga.

"Hihihi. Kau benar, tapi mau bagaimana lagi? Sudahlah, terima saja."

"Kau benar, terima saja."

Sehun memandangi Krystal disaat yang sama. Dia sadar selama 10tahun mereka hidup bersama, hingga sebesar ini. Mereka saling memahami satu sama lain. Sehun heran, apa sebenarnya yang membuat gadis ini diangkat sebagai anak kepala sekolah Yoon? Lalu kenapa ia tidak takut dengan para vampire? Apa keluarganya juga pernah seperti... 'ah! Aku tidak ingin mengingat kejadian itu lagi!' Sehun memejamkan matanya menahan nafasnya dalam. "Kau