Mom's scent

Hello Hi-School
Please Subscribe to read the full chapter

[Hyeri’s POV]

 

Hari ini kami pulang lebih awal dan bosan, tak ada yang ku lakukan di rumah. Sedari tadi aku hanya duduk di muka meja belajarku, mendinginkan diri dengan segelas es mocca sembari memainkan beberapa not lagu ke dalam software di laptopku. Sigh, lama-lama ini membosankan.

 

Memutar kursiku menjelajah kamarku, mencari hal menarik yang akan ku lakukan dan tiba-tiba sebuah jendela menarik perhatianku. Bukan karena jendela itu sendiri, melainkan sesuatu di balik jendelaku—jauh di seberang rumah. Tampak seorang namja berdiri di belakang jendela kamarnya, dan ia menatap ke arahku. Lalu bersamaan dengan itu ponselku berdering.

Minho.

 

‘Hey.’ sambutnya cepat.

 

“Eo, hey. Kau… menelponku? Waeyo?”

 

‘Aku dan Jinki hyung akan ke bioskop sore ini. Kau mau bergabung? Kau tampak sangat bosan dari sini.’ paparnya. Aku tertawa lalu bangkit menuju jendelaku. Minho masih berdiri di sana.

 

“Kalian sudah tidak sibuk?”

 

‘Sekali-sekali manusia juga butuh refreshing.’

 

“Ya, aku hampir lupa kalau kau seorang manusia.”

 

‘Tsk!’

 

“Haha, aku bercanda.” pause. “Apa tidak masalah jika aku bergabung?”

 

‘Aku mengajak hyung pergi berdua tapi katanya menjijikkan jika dua orang namja pergi ke bioskop bersama.’ aku terkekeh mendengarnya. Wajah Minho menggelikan.

 

“Jadi kalau Jinki tidak mengatakan hal itu kau tidak akan mengajakku?”

 

‘Bukankah tidak ada bedanya jika aku atau hyung yang mengajakmu?’

 

Tentu saja itu berbeda. Pabo!

 

--

 

Akhirnya aku bergabung dengan Jinki dan Minho. Kami menumpang mobil ahjussi Choi hingga muka mall tempat kami akan menonton, berjalan menaiki lift dan setibanya di muka loket bioskop, Minho memekik.

 

“Yah! Myungsoo-ya! Aecha-ya!”

 

Aecha dan si playmaker yang dibicarakan banyak gadis di kelasku. Namjachingunya. Oh.

Aku dan Jinki duduk di kursi panjang di lorong bioskop, menanti Myungsoo dan Minho membeli tiket sementara Aecha sibuk dengan ponselnya di ujung lorong. Hening.

 

“Minho itu… orang seperti apa?” tanyaku ragu, mencoba memulai pembicaraan.

 

“Minho? Bocah nakal.” Jinki tertawa, lalu menunduk menatapku. “Tidak, dia

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet