Tahun ajaran baru dengan aroma musim semi yang menyegarkan. Taman sekolah yang mulai berbunga, lorong yang tak lagi hampa, lalu ruang kelas dengan suasana dan wajah-wajah yang baru pula. Ah~ masa sekolah yang menyenangkan, fase kehidupan yang harus dinikmati selagi masa itu ada di depan mata.

Menilik ke sebuah sekolah menengah atas di pusat kota, berjalan lebih dalam melewati gerbang, lebih dalam memasuki gedung, menyusuri lorong lalu naik ke lantai tiga, menembus sebuah pintu dan kita tiba di sebuah ruang kelas di mana berbagai hal akan banyak terjadi di dalamnya.

“Tunggu. Tidak salah? Kau sekelas denganku?”

“Kau pikir  aku senang selalu sekelas denganmu, hyung? Tch, lagipula kelas ini terlihat sangat membosankan.”

Argumen dua orang namja tampan. Sebenarnya tidak sepenuhnya berargumen, mereka hanya... bercanda? Sebut saja seperti itu.

“Seorang Choi Minho di kelas 11-1, apa kau tidak berpikir guru-guru itu sedang menyindirmu?”

“Hey, jadi menurutmu aku ini terlalu bodoh untuk kelas ini? Oh, Jinki si jenius, terimakasih sudah mengingatkanku.”

“Psh, sarkastik.”

Jinki. Minho. Jinki dan Minho. Dua orang dengan pribadi yang berbeda, tapi menarik dengan cara mereka masing-masing.

“Kita saling mengenal bahkan sebelum kau dilahirkan, kita juga berbagi kamar selama 6 tahun, dan sekarang adalah tahun ke 11 aku sekelas denganmu, lagi. Wah, kita berjodoh!” Jinki memutar bola matanya, meninju lengan rekan sebangkunya, lalu kembali berkutat dengan game di ponselnya.

“Tapi aku bosan selalu sekelas denganmu, hyung. Sebelas tahun. Aku bisa gila.” gerutu Minho lalu menenggelamkan wajahnya pada tumpukan manga di mejanya.

Seperti saudara... atau bisa dibilang mereka memang tela