Cheesecake.. Pancake..

Hello Hi-School
Please Subscribe to read the full chapter

[Minho’s POV]

 

Kami bertiga duduk di ruang keluarga. Bertiga—aku, Aecha dan Hyeri… hanya menonton televisi… kartun hari Minggu… One Piece… dan, awkward. Saat itu aku benar-benar berharap Jinki hyung ada di saat seperti ini.

 

“Wajahmu jadi sangat jelek, Minho-ya.” papar Aecha setelah hening yang mencekat. Gadis itu tertawa. Aku menyentil keningnya.

 

“Bodoh. Kau sendiri tidak lihat wajahmu? Kantung matamu terlihat sangat menyedihkan.” Aecha menyentuh bagian bawah matanya, menengok kaca almari di dekatnya lalu ia kembali menatapku.

 

“Aku tidak cantik.”

 

“Memang.” aku tertawa melihat Aecha yang mengerucutkan bibirnya, dan sosok Hyeri yang tak bersuara di sebelah Aecha tiba-tiba saja tertangkap olehku. Aku baru sadar kedua gadis ini membawa sesuatu di tangan mereka. “Hyeri-ya, apa yang kau bawa?”

 

“Uh? A-aku membuat cheesecake. Untukmu.” ucapnya lalu meletakkan kotak di tangannya ke atas meja.

 

“Wah! Gomawo, Hyeri-ya.” buru-buru aku membukanya, aroma fresh from the oven. “Ini terlihat sangat lezat.” baru aku ingin mengambilnya, Hyeri lebih dulu memukul tanganku.

 

“Cuci tanganmu!” omelnya. Mwo? Hah~, malas. Aku kembali menyandarkan punggungku, menyedekapkan tanganku lalu terdengar suara Aecha tertawa. Ia mengejekku?

 

“Minho bodoh!” kikik Aecha. Sial!

 

“Kau sendiri, apa yang kau bawa, huh?”

 

“Kau tahu aku hanya bisa membuat pancake.”

 

“Pancake honeymoon! Yeah!” seruku, segera meraih kotak bekal di pangkuannya lalu membukanya. Voila! Empat lapis pancake dan satu cup kecil saus honey dan lemon khas Go Aecha. “Go Aecha jjang!” ujarku lalu melahapnya. Aecha tersenyum, lalu bangkit untuk mengangkat telponnya.

 

“Ku rasa kau dan anjingku bersaudara, Minho-ya.” ia menepuk bahuku. Terserah.

 

Setelah Aecha pergi, hening kembali. Tak ada yang aku dan Hyeri bicarakan—tepatnya aku tidak tahu apa yang harus kami bicarakan. Gadis ini hanya terpaku pada layar televisi, mengikuti dialog Luffy dan Chopper walaupun aku tidak yakin ia mengerti keseluruhan cerita yang telah ia lihat.

 

“Kau ingin mengganti channel?” tanyaku lalu meraih remote di sebelahku. Hyeri menoleh.

 

“Huh? Tidak. Aku suka acara ini.”

 

“Kau yakin? Aku tidak ingin tiba-tiba kau mati kebosanan.”

 

“Tidak akan.” Hyeri tertawa. “Eo, apa kau tid

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet