Chapter 9 - Japan

Princess Hours
Please Subscribe to read the full chapter

****

Sooyoung semakin tidak bisa tenang. Karena kejadian yang baru saja terjadi.

Sungjae memeluknya. Memeluk dalam konteks nyata. Sungjae merengkuh tubuh mungilnya dan ia membalasnya. Tangannya dengan bebas berada di pinggang Sungjae.

Mereka hanya berpelukan tidak lebih tapi kenapa rasanya bahagia sekali. Seperti ada sesuatu yang hangat mengalir di dadanya.

Sooyoung hanya berguling ke kiri dan kekanan, bergerak gelisah tak karuan. Yook Sungjae. Kenapa sulit sekali memahami lelaki itu?  

Selalu saja itu pertanyaan yang akan muncul dibenak Sooyoung setelah Sungjae melakukan hal-hal manis kepadanya. Sooyoung berusaha memejamkan matanya lagi. Entahlah dia bingung biarkan semuanya mengalir apa adanya.

Keesokan paginya mereka sarapan seperti biasa. Ya seperti biasa dalam diam. Sungjae tak banyak bicara. Hanya makan dan akan menanggapi ucapan Sooyoung hanya dengan anggukan atau deheman kecil.

“Oppa. Apa kau sudah tidak apa-apa?” Sooyoung menatap takut-takut ke arah Sungjae. Takut jika sungjae akan tersinggung jika dia mengungkit insiden yang terjadi kemarin.

“Iya. Itu bukan masalah besar.” lihatlah bagaimana sosok seorang Yook Sungjae yang bilang itu bukan masalah besar. Padahal Sooyoung tahu bagaimana cara Sungjae memeluknya semalam. Dasar gengsian.

Sooyoung hanya memberikan Sungjae tatapan ‘ya ya ya aku percaya padamu’

“Kenapa kau jarang sekali makan?” kini Sungjae yang bertanya. Beralih menatap gadis didepannya yang masih memainkan sumpitnya diatas mangkuk. Sooyoung tersentak kaget.

“Eh?”

“Aku tahu, kau jarang makan” Lagi Sungjae menimpali.

“Itu...” Sooyoung berpikir mencoba mencari alasan yang tepat. Ia tidak mungkin kan langsung mengaku jika dia tidak selera makan saat Sungjae tak ada. Mau ditaruh dimana wajahnya nanti. Disadari atau tidak namun sosok Sungjae sudah mulai berpengaruh di hidupnya.

Dulu hidupnya berwarna. Bisa keluar bebas. Banyak teman. Main ke sana kemari. Tapi tidak dengan sekarang. Dia di istana. Tinggal sendirian, tak bisa keluar tanpa ijin. Hidupnya berubah jadi monochrome. Cuma hitam dan putih. Hanya ada dia dan Sungjae.

“Jangan melewatkan makanmu. Makanlah meskipun hanya sedikit. Aku tahu kau punya  penyakit magh”

Tanpa berkedip Sooyoung menatap Sungjae. Lelaki ini ! Tanpa terasa senyum Sooyoung terbit. Ia senang bukankah ini artinya dia memperhatikannya.

Tapi seketika rasa hangat itu luntur saat adegan Sungjae yang memeluk Jihye melintas dibenaknya. Pikirannya langsung kalut. Dia merasa seperti diterbangkan ke langit kemudian dihempaskan dengan kejam. Rasanya sakit.

‘Apakah dia juga seperti ini kepada semua wanita?’

‘Apa Sungjae juga bersikap seperti ini kepada Jihye?’

‘Bagaimana sikap Sungjae jika bersama Jihye?’

Dia membayangkan hal-hal itu terjadi. Apalagi pertanyaan terakhir yang terus menggelayuti pikirannya. Tentang bagaimana Sungjae bersikap jika bersama Jihye. Dia yang notabene hanya orang asing, dan baru mengenal Sungjae saja sudah diperlakukan seperti ini. Bagaimana dengan Jihye yang jelas-jelas kekasihnya. Hatinya menciut.

Mata Sooyoung berembun. Kenapa ini????

Kenapa dia jadi melankolis seperti ini.

“Jika sudah lebih baik kau kembali ke kamar dan berkemas. Besok kita akan pergi ke Jepang”

Perkataan Sungjae barusan sukses mengalihkan fokus Sooyoung.

Jepang? Tiba - tiba sekali.

“Jepang?” Sooyoung bertanya meyakinkan.

“Aku ada urusan dengan Kaisar Jepang.”

“Kenapa aku harus ikut?” lagi Sooyoung mencoba memastikan motif dibalik ajakan tiba-tiba Sungjae. Bukankah selama ini dia tidak pernah diajak ke acara diplomatik kell luar negeri. Ia saja baru resmi diperkenalkan ke publik semalam. Dan kini dia sudah mulai dilibatkan ke urusan pemerintahan.

“Aku tau kau bosan tinggal terus di istana” Mata Sooyoung membulat. Jadi benar jika Sungjae menguping semua yang dibicarakan Sooyoung saat di taman.

 

Sungjae sebenarnya bisa saja pergi sendirian ke Jepang. Lagi pula ini hanya sebentar. Tapi entah mengapa dia teringat dengan ucapan Sooyoung jika gadis itu kesepian. Dan bisakah ia menganggap jika perjalanan ini disebut Honeymoon? Entah itu ide dari mana. Tapi bukankah mencoba sedikit tidak salah bukan?

 

 

Sooyoung dan Sungjae kini sudah ada di bandara Gimpo. Mereka akan segera take off beberapa saat lagi. Terlihat beberapa pengawal yang berjaga. Meningkatkan kewaspadaan untuk keselamatan Putra Mahkota, apalagi jika bukan karena insiden pelemparan telur tempo hari.

Sooyoung berpakaian sedikit santai hari ini. Tidak ada dress, tidak ada high heels dan tidak ada acara full make up. Dia hanya menggunakan sandal santai berwarna keemasan, sebuah kimono hitam bermotif sakura yang panjangnya hanya sedikit melewati pahanya. Tak lupa dengan sebuah hotpants senada yang hilang tertutup kimono. Kaki jenjangnya terekspos sempurna. Ditambah dengan tatanan rambut yang hanya dikucir separuhnya membuat bagian leher putihnya itu bebas terlihat.

 

Sungjae menelan ludahnya sejenak saat melihat Sooyoung berjalan memasuki mobil ketika akan berangkat ke bandara. Dia tak berkata apa -apa namun matanya tak jua mengedip. Sooyoung yang penasaran bertanya kenapa, dan Sungjae hanya bilang tidak apa-apa. Mata Sooyoung menyipit tak percaya. Tapi apa pedulinya. Kini ia mengeluarkan cermin, mengamati wajahnya. Apa ada bekas saus yang masih menempel?  Atau lipstik yang belepotan? Tapi setelah beberapa menit bercermin ia merasa wajahnya baik-baik saja. Atau ada yang salah dengan pakaiannya saat ini?

Ia rasa tidak.

Sungjae sendiri yang bilang. Tidak usah terlalu formal. Karena acara resminya akan berlangsung besok. Jadi mereka masih belum pergi untuk tugas kenegaraan. Dan lihat dia berpakaian sudah sangat normal. Dia juga melihat Sungjae yang berpakaian biasa. Meskipun biasa dalam konteks yang rapi. Celana hitam panjang dan kemeja garis berwarna biru langit yang lengannya digulung hingga siku. Biasa saja.

Tapi kenapa Sungjae menatapnya seolah ada yang salah? Ah entahlah.

Sebelum masuk menuju gate keberangkatan Sungjae bertanya apa dia membawa blanketnya?

Sooyoung dengan polos hanya menggeleng.

“Gadis ini sungguh!” kemudian Sungjae menyerukan kepada seorang pengawal disana untuk membawakan blanket di mobilnya. Sooyoung sempat menahannya karena itu akan merepotkan.

“Tapi bajumu terlalu pendek Park Sooyoung!!” Sungjae menggeram frustasi.

“Eeiyyy~~ tenang aku kan pakai celana pendek” dia kemudian menyingkap sedikit ujung kimononya. Terlihat hotpants hitamnya mengintip sedikit.

Telinga Sungjae jadi merah melihat adegan di depannya. Gadis ini entah dia terlalu cuek atau dia memang polos dan bodoh. Tak sadarkah dia jika kini mereka sedang di depan umum???

Sungjae hanya melengos, mengusap wajahnya frustasi.

Perjalanan mereka hanya ditempuh dalam waktu sekitar dua jam saja. Kini mereka sudah tiba di Tokyo. Bersiap menuju hotel yang sudah dipersiapkan oleh kekaisaran Jepang.

“Waaah ini sangat Indah” Sooyoung berseru saat mereka masuk ke kamar.

Dia melupakan koper yang tadi digeretnya didepan pintu. Lagi Sungjae yang harus mengurusinya. Ckck. Kamar ini di desain khusus seperti rumah tradisional Jepang. Namun aslinya ini adalah kamar hotel khusus untuk tamu VVIP dari pemerintah kekaisaran Jepang.

Mata Sooyoung langsung disuguhi dengan sebuah ranjang tidur berukuran King Size berwarna hijau yang memiliki corak daun teratai hijau bersama bunganya yang tengah mekar . Sungguh cantik. Matanya kembali mendelik saat ia melihat sebuah meja kayu rendah dengan alas tatami hijau dibawahnya.

‘Waah klasik sekali' dia menggumam. Jemarinya tak henti menyentuh semua benda yang dilihatnya. Kini matanya memandang ke arah jendela besar yang langsung menyuguhkan pemandangan taman tradisional Jepang yang khas dengan bonsainya.

“Oppa lihat disini ada tamannya juga!!” ia berseru berbalik menatap Sungjae semangat. Tapi tidak dengan Sungjae. Saat ini dia sedang membereskan isi kopernya dan koper Sooyoung.

“Ckckck” Sungjae hanya menggeleng mendecak tak percaya

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
triyya #1
Chapter 22: Next min ..... aing penasaran....
triyya #2
Chapter 10: Ijin baca dr awal yaaaaaa ?
sindygracious #3
Chapter 22: Kak lanjugkan lagi dong
sindygracious #4
Chapter 22: Kok berhenti begitu aja kak
minra628 #5
Chapter 1: Izin baca ya kak :) part 1 nya bagus, bahasanya mudah dimengerti juga
Hyunia31 #6
Chapter 19: Update trs minn, suka bgt sma cerita nya
Hyunia31 #7
Chapter 17: update soon ^^ suka banget sma cerita nya
sellynaselly #8
Chapter 12: huaaaa saranghaeeee next next
semoga next chapter banyak sungjoy moment yg manis2 yaa
nurulliza #9
Chapter 11: Lhooo kok giniiii chapter 11 nya. Andweee
nurulliza #10
Chapter 10: D A E B A K