Chapter 15 - Cool Hot Sweet Love

Princess Hours
Please Subscribe to read the full chapter

****

"Aku juga mencintaimu"

 

Sooyoung melongo mendengar ucapan itu. Sungjae mengatakannya dengan sangat lembut. Suara itu sudah bagaikan magic yang mampu membuat perasaan dingin yang menyelimuti hati Sooyoung menghangat. Jadi lebih hangat.

Sooyoung yang masih berkaca-kaca terus memandang ke arah Sungjae yang kini masih mengistirahatkan dagunya diatas pundaknya. Tangan besarnya masih berada di dalam sweater kebesaran Sooyoung , masih setia memberikan gambar lingkaran-lingkaran asimetris disana. Sungjae tersenyum lebar .

 

Dia bahagia?

 

Merasa terus dipandangi oleh Sooyoung , kini Sungjae ikut menoleh terseyum miring, kemudian mencium kilat bibir pucat Sooyoung.

"Kau dingin sekali" lagi Sungjae mencium bibir pucat Sooyoung.

Sooyoung masih diam. Dia tak bergerak sama sekali.

"Kita masuk ya. Disini dingin" Sungjae hendak mengeluarkan lengannya dari dalam sweater Sooyoung namun Sooyoung menahannya. Menahan agar kehangatan itu tak segera pergi.

 

Sungjae yang paham hanya tersenyum singkat dan malah menggoda Sooyoung.

"Uu uri aegy~~" kemudian mencium pipi Sooyoung yang terasa kering.

 

"Apa kau bahagia? " pertanyaan itu akhirnya lolos dari bibir Sooyoung. Bibir pucatnya bergetar saat mengatakan itu.

"Aku lebih dari bahagia. Jika kau sangka aku tidak bahagia, kau salah besar. Aku sangat bahagia Sooyoung ah" mereka masih beradu tatap. Tak ada yang berusaha menghindar.

 

Kini Sungjae memaksa untuk melepas pelukannya. Memutar tubuh Sooyoung yang tadi memunggunginya.

Kini mereka sudah saling berhadapan.

Tanpa Sooyoung sangka Sungjae kini bersimpuh di hadapannya . Wajahnya ia sejajarkan dengan perut Sooyoung. Mengelusnya dengan sayang.

 

"Aegy-yaa, tumbuhlah dengan baik disana. Aku mencintaimu" kemudian dia mencium perut rata Sooyoung, dan mendekapnya.

 

Sooyoung menangis lagi. Ia bisa merasakan bagaimana Sungjae ternyata senang dengan kabar kehamilannya. Dia senang ternyata Sungjae menginginkan dia. Sooyoung senang setidaknya ada seorang lagi yang menginginkan anak ini bukan sebagai sebua alat tapi menginginkannya murni karena Cinta.

Jemari Sooyoung mengusap rambut coklat Sungjae yang kini masih bersimpuh di bawahnya.

 

"Terimakasih."

 

Dengan itu Sooyoung sudah bersumpah pada dirinya sendiri dia akan menjaga anak ini dengan seluruh jiwanya. Dia akan mempertahankan anak ini sampai akhir. Mencintainya dan membutnya juga dicintai oleh semua orang.

 

 

 

Berita kehamilan sang Putri Mahkota sudah tersebar luas. Seluruh penjuru negeri kini tengah merayakannya. Perlahan tapi pasti semua berita miring tentang scandal Sungjae dan rumah tangga mereka menghilang. Digantikan dengan kabar bahagia karena sebentar lagi akan lahir seorang keturunan langsung dari keluarga Kerajaan. Garis keturunan istana akan terus berlanjut.

Banyak hadiah-hadiah datang yang dikirimkan oleh rakyat Korea. Mulai dari perlengkapan bayi hingga jimat-jimat kuno yang sengaja diambil dari kuil pemujaan. Meminta keselamatan dan kelancaran untuk kehamilan Putri Mahkota.

 

 

Seperti wanita hamil biasa Sooyoung pun mengalami morning sickness. Dia selalu muntah-muntah setiap pukul enam sampai tujuh pagi . Dia juga tidak suka dengan wangi-wangian yang menyengat. Pernah ia memarahi Chaeryeong yang memakai parfum sangat menyengat dan membuatnya pusing. Chaeryeong berdalih jika itu parfum yang biasa ia pakai selama ini, dan kadar menyemprotnya pun masih sama seperti biasa. Tapi ia mengalah, ibu hamil memang banyak sekali pantangannya, dan besoknya tak memakai lagi parfum ketika bersama Sooyoung.

 

Sooyoung juga jadi sangat manja. Selalu merengek dan gampang menangis. Benar-benar sensitif. Apalagi jika keinginannya tak dituruti.

 

Pernah Sungjae merasa sangat frustasi ketika Sooyoung meminta dia untuk menata ulang letak pot bunga yang ada di taman. Saat itu Sungjae tengah memindahkan sebuah pot bunga tulip yang cukup besar dan berat. Dengan tidak sengaja kaki ceroboh Sungjae menyenggol sebuah pot Mawar pink yang sengaja di tanam Sooyoung. Potnya terguling dan beberapa kelopak Mawar itu berguguran.

 

Sooyoung murka. Dia malah memaki-maki Sungjae dan bilang dia tidak punya perasaan. Karena Sungjae dengan ceroboh sudah melukai anak gadisnya. Jangmi. Mawar atau Jangmi itu dianggap Sooyoung sudah seperti anak perempuannya sendiri. Dan Sungjae sudah membunuhnya.

 

Sungjae yang mendapat perlakuan seperti itu hanya bisa pasrah. Dia sempat googling tentang bagaimana menghadapi emosi ibu hamil muda yang terlampau sensitif. Dan apa hasilnya? Disana hanya ditulis lebih baik memiliki hati lapang dan berbesar hati. Intinya sih harus sabar.

Tapi coba lihat apa yang terjadi dengan Sooyoung setelah dia memarahi Sungjae. Sifat manjanya terbit lagi. Jika sudah begini dia harus siap menghadapi seorang Park Sooyoung yang berubah jadi choding. Ia hanya bisa mengelus tengkuknya kasar. Pasrah.

 

Tapi ada yang berbeda hari ini, entah mengapa Sungjae merasa ingin makan sesuatu yang pedas dan gurih. Dia merasa aneh sekali. Jarang dia menginginkan makan sesuatu yang rasanya benar-benar ingin. Padahal dia belum pernah bahkan tidak pernah merasakan keinginan terhadap sebuah makanan yang seperti ini. Tidak.

Jam di nakas kamar Sooyoung sudah menunjukan pukul satu pagi. Sooyoung pun kini masih terlelap di pelukannya. Sejak hamil Sooyoung selalu tidur dalam pelukan Sungjae. Katanya dia akan mimpi buruk jika tidak dipeluk Sungjae saat tidur.

Sungjae sempat bertanya apa itu benar dan dengan meyakinkan Sooyoung bilang jika ini adalah keinginan dari si jabang bayi. Sungjae sempat menggoda Sooyoung kalau itu bukan keinginan calon bayi mereka tapi memang ibunya lah yang menginginkannya. Menyesal Sungjae mengatakan hal itu karena setelahnya Sooyoung berkaca-kaca. Dia menangis lagi. Sooyoung bilang jika Sungjae tak percaya padanya. Sungjae mengabaikan keinginan anaknya sendiri. Jika sudah begini siapa yang repot? Ahh rasanya sulit sekali menghadapi orang hamil. Sedikit-sedikit marah, sedikit-sedikit emosi, sedikit-sedikit menangis.

 

Sungjae menggoyangkan tubuh kecil Sooyoung hati-hati. Ia takut malah membuat Sooyoung kaget dan ngambek lagi karena dibangunkan tiba-tiba.

"Sooyoung ah ,," Sungjae berbisik lembut. Dia menciumi pipi dan telinga Sooyoung. Berharap itu bisa membangunkannya dengan cepat.

Sooyoung hanya menggeliat malas.

"Mmmm" dia menggumam serak, kini malah makin menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Sungjae.

"Bangun sayang" Hati-hati Sungjae memegangi kepala Sooyoung membebaskannya dari ceruk lehernya.

 

Lagi, Sooyoung tak banyak merespon.

Terpaksa Sungjae kini bangun dan duduk di ranjang.

 

Merasa kehangatan yang sejak tadi menyelimutinya menghilang, Sooyoung terpaksa membuka matanya. Dia menyipit kemudian mengucek matanya sebentar.

"Oppa ada apa?" Sooyoung meracau dengan suara serak khas bangun tidurnya. Masih mengucek sebelah matanya berusaha untuk melek.

 

Sungjae yang melihat itu hanya tersenyum kecil. Gadisnya ini benar-benar polos.

"Aku lapar... "

Ehh???? Sooyoung yang mendengar perkataan Sungjae hanya mengangkat alisnya sebelah. Ini sesuatu yang langka dan belum pernah terjadi. Sungjae sengaja membangunkan Sooyoung hanya karena dia lapar???

 

"Kau makan saja sendiri. Aku ngantuk" Sooyoung kini malah berbaring kembali. Hendak melanjutkan tidurnya lagi. Malas meladeni Sungjae.

"Yaaaa!! Park Sooyoung~~" tanpa sadar Sungjae berbicara dengan lentong khas beraegyo. Sooyoung yang setengah sadar kini dibuat menjadi seratus persen bangun. Sungjae barusan merajuk?? Ia merengek minta makan???

"Oppa! Ada apa denganmu??" Sooyoung beringsut bangun kembali.

"Aku lapar. Dan aku ingin makan masakanmu" Sungjae berubah seperti anak kecil yang sedang memohon minta permen di minimarket.

"Jangan bodoh. Aku tidak bisa masak !" Sooyoung langsung menyanggah, menolak permintaan absurd Sungjae tengah malam begini.

"Aku tidak peduli yang penting aku mau kau masakan aku sesuatu, Park Sooyoung."

Wajahnya berubah jutek. Sooyoung mendesah frustasi. Ia juga tidak mungkin membangunkan para dayang saat ini. Ini sudah jam satu pagi, mereka pasti lelah dan tengah beristirahat.

"Baiklah kau mau makan apa?" Sooyoung menyerah. Kini dia bangun dan menutup gaun tidurnya dengan sebuah sweater rajut besar. Beranjak dari ranjang.

 

Dia bisa menangkap binar bahagia terpancar dari wajah Sungjae.

Sebahagia itukah Sungjae ??

"Terserah apapun yang kau buat aku akan makan" kini Sungjae nyengir lebar mengikuti Sooyoung dari belakang .

M

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
triyya #1
Chapter 22: Next min ..... aing penasaran....
triyya #2
Chapter 10: Ijin baca dr awal yaaaaaa ?
sindygracious #3
Chapter 22: Kak lanjugkan lagi dong
sindygracious #4
Chapter 22: Kok berhenti begitu aja kak
minra628 #5
Chapter 1: Izin baca ya kak :) part 1 nya bagus, bahasanya mudah dimengerti juga
Hyunia31 #6
Chapter 19: Update trs minn, suka bgt sma cerita nya
Hyunia31 #7
Chapter 17: update soon ^^ suka banget sma cerita nya
sellynaselly #8
Chapter 12: huaaaa saranghaeeee next next
semoga next chapter banyak sungjoy moment yg manis2 yaa
nurulliza #9
Chapter 11: Lhooo kok giniiii chapter 11 nya. Andweee
nurulliza #10
Chapter 10: D A E B A K