Chapter 12 - Listen To Me

Princess Hours
Please Subscribe to read the full chapter

 

###

Sooyoung menangis dalam diam. Dia menggigit kecil ujung selimut yang ia bagi bersama Sungjae saat ini. Ia tak sanggup. Ini bukan pernikahan yang ia inginkan. Bukan seperti ini.

Sooyoung masih sesegukan. Setelah percintaan kasar yang dilakukan Sungjae padanya ia tak bisa tidur. Ia terus memaki lelaki itu dalam hati. Menyumpah serapah tiada henti.

Terasa sisi kasur sebelah kirinya bergerak. Mungkin Sungjae sudah bangun dari tidurnya. Ini wajar. Melihat matahari sudah muncul di permukaan langit. Jam sudah menunjukan pukul 7 pagi.

Lengan kekar Sungjae kini melingkar posesif di atas perut Sooyoung. Mendekapnya erat seolah takut akan hilang. Sooyoung kini pura-pura tidur. Matanya ia paksa untuk terpejam. Namun kini bisa Sooyoung rasakan pelukan Sungjae kian mengerat. Bisa dirasakannya lagi saat Sungjae menempelkan kulit polos dadanya ke punggung Sooyoung. Menghembuskan nafas hangat diatasnya. Dan memberikan ciuman - ciuman kecil di pundaknya.

"Kau sudah bangun? " Sungjae bertanya di sela-sela ciumannya.

Sooyoung tak bergeming. Masih berusaha memejamkan matanya. Dia kini semakin memegang erat selimut untuk menutup tubuh telanjangnya.

"Aku tahu kau sudah bangun" lagi Sungjae berbicara seolah tanpa dosa.

Setelah apa yang dia lakukan semalam. Tak adakah sedikit rasa bersalahnya pada Sooyoung?

Sooyoung menyerah. Dia menghembuskan nafas pelan. Duduk, sambil terus mencengkram erat selimut menutup bagian dadanya.

"Kau mandilah dulu. Aku akan siapkan sarapan" Sooyoung berusaha bangkit. Memunguti piyama nya yang berserakan di lantai. Kemudian pergi keluar menuju kamar mandi.

Sungjae mengusap wajahnya kasar mendesah frustasi. Ia ingin sekali menjelaskan kepada Sooyoung tentang foto yang beredar di media. Namun entah setan apa yang merasukinya semalam. Bukannya membuat hubungan mereka membaik ia malah membuat semuanya jadi makin kacau.

Sooyoung malah makin membencinya.

Kini Sooyoung sudah selesai membuat sarapan untuk Sungjae. Ia memang membenci Sungjae, tapi naluri kewanitaannya tak bisa hilang. Ia tetap lah seorang istri yang harus melayani suaminya.

Sungjae sudah selesai mandi. Ia memakai bajunya yang kemarin. Kemeja putih yang sedikit kusut. Sungjae mendekati Sooyoung dan duduk di kursi meja makan.

"Kenapa kau belum bersiap?" Sungjae bertanya sambil menggigit sebuah roti bakar yang disiapkan Sooyoung.

Sooyoung diam. Ia memilih untuk menghindari Sungjae. Ia melengos dan menyibukan diri dengan mencuci piring.

"Kita akan pulang langsung ke istana sekarang" Sungjae berhenti mengunyah, dia menatap punggung Sooyoung dari tempatnya.

Sooyoung masih tetap diam. Melanjutkan mencuci piring.

"Aku berbicara denganmu Park Sooyoung!!"

Sungjae emosi. Lagi. Entah sejak kapan emosinya selalu mudah terpancing jika itu menyangkut seorang Park Sooyoung. Padahal sesungguhnyaa Sungjae adalah pribadi yang tenang dan cenderung pendiam.

Sooyoung membalikan wajahnya dia malas meladeni Sungjae dan emosinya yang meletup-letup di pagi hari seperti ini .

"Aku tak akan pulang ke istana. Aku masih mau disini" Sungjae bangkit dari duduknya. Ia mendekat ke arah Sooyoung. Menguncinya dengan kedua tangannya, menempelkan ke arah counter dapur.

"Aku. Bilang. Kita. Pulang." Sungjae memberikan penekanan disetiap kata yang diucapkannya.

Kembali air mata Sooyoung meleleh. Kristal bening itu kembali luruh di pipi chubbynya.

Ia menepis lengan Sungjae, menjauh dan masuk ke kamar mandi menahan tangisnya.

Sooyoung mematut dirinya didepan cermin besar kamar mandi . Sekarang bayangan yang terlihat disana bukan seperti bayangannya sendiri.

Disana hanya ada bayangan seorang gadis kecil yang rapuh dan terluka. Bukan seorang Park Sooyoung yang kuat dan ceria.

Ia membuka piyamanya, ada beberapa bekas lebam keunguan yang menghiasi kulit putihnya. Dibagian dadanya, juga di bagian selangkangannya. Ia miris melihat dirinya sendiri yang sudah seperti korban pelecehan.

Kini ia mengancingkan lagi piyamanya. Membasuh muka lusuhnya. Ia sudah memutuskan akan menyudahi ini semua dengan Sungjae. Ia tak mau terus berada dalam posisi yang seperti ini. Lelaki itu jelas tak mencintainya. Dia tak mau menjadi yang terluka sendirian disini.

Sungjae yang merasa tak sabar, segera masuk menerobos kedalam kamar mandi.

Ia melihat Sooyoung yang masih berdiri diam mambatu di depan cermin. Mata mereka bertemu sejenak lewat pantulan cermin itu. Terlihat bagaimana gurat terluka Sooyoung tergambar jelas disana.

"Aku ingin bercerai"

Sooyoung berbicara lantang. Dia menatap Sungjae tanpa sungkan. Ia sudah membulatkan tekadnya. Jika ini memang yang harus terjadi.

Sungjae membeku. Ini bukanlah sesuatu yang ingin ia dengar dari mulut Sooyoung.

"Aku ingin menyudahi pernikahan ini. Ceraikan aku, jadi kau bisa kembali pada gadis itu" Sooyoung merasa tak sudi memanggil nama Jihye di depan Sungjae. Menyebutkan namanya membuat hatinya berdenyut nyeri.

Sungjae makin bingung. Ia tak mau hal ini terjadi. Ini bukan akhir yang ingin ia jalani dengan Sooyoung.

"Apa yang kau katakan Park Sooyoung?" Sungjae perlahan berjalan mendekat.

"Kita berpisah" kata Sooyoung final.

"Aku takan pernah menceraikanmu" Sungjae menarik nafas kasar, berusaha mengontrol emosinya.

"Tapi aku ingin berpisah denganmu. Aku tak ingin menjadi yang terluka sendirian disini " Mata Sooyoung mulai mengembun. Sebentar lagi air mata yang sudah susah payah dia bendung akan buyar.

"Aku pastikan kau takan pernah bercerai dariku. Kita akan kembali ke istana. Dan akan ku pastikan kau akan segera mengandung anakku" Sungjae menahan diri untuk tidak tersulut emosi. Ia berbalik hendak meninggalkan Sooyoung saat kalimat berikutnya yang keluar dari bibir gadis itu membangkitkan setan dalam dirinya.

"Aku bersumpah demi apapun untuk takan mengandung anakmu Yook Sungjae!!" tangan Sooyoung bergetar saat mengucapkan itu. Jemari kecilnya mencari pegangan ke wastafel yang ada dibelakangnya berjaga-jaga jika sewaktu-waktu dia ambruk seketika.

"Apa yang kau katakan Park Sooyoung!!!!! " Sungjae murka.

Tangannya mengepal bebas di udara. Siap membuang tinjunya.

Mata Sooyoung memerah. Tangisnya sudah sangat di ujung mata. Satu sentakan lagi dari Sungjae. Dia bakal ambruk.

"Aku takkan pernah mau mengandung anakmu YOOK SUNGJAE!"

"Aku bilang apa yang kau katakan Park Sooyoung!! " dengan lantang Sungjae membuang tinjunya ke arah Sooyoung. Bukan Sooyoung namun tinju itu mengarah ke cermin. Suara kaca pecah terdengar jelas di ruang sempit itu.

Sooyoung menjerit. Ia menutup telinga dengan kedua tangannya. Matanya terpejam menangis. Dia ambruk ke lantai. Histeris.

 

Dadanya sakit. Nafasnya mulai naik turun.

Ia terkena panic attack. Penyakit nya itu kumat di saat yang tak tepat. Sooyoung merasa terancam karena amarah Sungjae.

Dia takut. Sangat ketakutan.

 

Sungjae masih berdiri. Dia melirik ke arah Sooyoung yang telah ambruk di lantai. Kilat marah yang sejak tadi membutakan matanya hilang.

Ia merutuki dirinya sendiri. Apa sebenarnya yang sudah ia lakukan kepada Sooyoung sekarang.?

Ia berjongkok berusaha meraih bahu bergetar Sooyoung.

"Sooyoung ah" Sungjae berucap lembut

Sooyoung yang masih memegangi dadanya berusaha mengelak.

"Jangan sentuh aku!! " Sooyoung kini berteriak histeris. Dadanya semakin sakit. Nafasnya putus-putus. Ia semakin kuat mencengkram piyama yang membalut dadanya.

Hati Sungjae mencelos. Ia tak bisa berkata apa-apa lagi. Sooyoung menolak di sentuhnya.

Tapi gadisnya itu kini tengah kesakitan. Ia lebih baik mati jika harus melihat Sooyoung yang seperti ini.

Dia dengan berani memeluk Sooy

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
triyya #1
Chapter 22: Next min ..... aing penasaran....
triyya #2
Chapter 10: Ijin baca dr awal yaaaaaa ?
sindygracious #3
Chapter 22: Kak lanjugkan lagi dong
sindygracious #4
Chapter 22: Kok berhenti begitu aja kak
minra628 #5
Chapter 1: Izin baca ya kak :) part 1 nya bagus, bahasanya mudah dimengerti juga
Hyunia31 #6
Chapter 19: Update trs minn, suka bgt sma cerita nya
Hyunia31 #7
Chapter 17: update soon ^^ suka banget sma cerita nya
sellynaselly #8
Chapter 12: huaaaa saranghaeeee next next
semoga next chapter banyak sungjoy moment yg manis2 yaa
nurulliza #9
Chapter 11: Lhooo kok giniiii chapter 11 nya. Andweee
nurulliza #10
Chapter 10: D A E B A K