Chapter 8 - Confession

Princess Hours
Please Subscribe to read the full chapter

***

Sooyoung sudah tidak bisa tidur semenjak 4 hari yang lalu. Pikirannya terus terngiang-ngiang pada kejadian saat malam Sungjae menciumnya. Keesokan paginya mereka makan dengan awkward tak ada yang mau memulai pembicaraan lebih dulu. Dan setelah itu Sooyoung kembali tak melihat Sungjae di meja makan. Kata Jungah Sungjae sedang pergi ke Malaysia. Ada masalah diplomatik disana.

Hari ini Sooyoung harus belajar menjahit. Dia heran sebenarnya dia belajar ini untuk apa. Jungah menjawab dengan tenang katanya untuk keterampilan saja. Hfftt dia sangat bosan diam terkurung di istana. Hanya Chaeryeong saja yang bisa jadi temannya. Jungah terlalu kaku untuk diajak bercanda.

Dua jam lamanya dia belajar menjahit. Hari ini dia sudah bisa membentuk pola dan menjadikannya sebuah benda. Sooyoung berniat ingin menjahitkan sesuatu nanti untuk Sungjae. Memikirkannya saja sudah membuat moodnya bagus meskipun pria yang dipikirkannya saja tidak terlihat batang hidungnya sama sekali. Lebih baik dia pergi menuju taman bunga. Mumpung cuaca tidak terlalu terik, dan dia juga sudah lama belum melihat bunga-bunga yang ada disana.

Lengan kecilnya bergerak menyentuh kelopak bunga-bunga yang bermekaran. Sebentar lagi musim panas akan segera berakhir. Pohon-pohon ini akan segera menggugurkan daunnya bersiap untuk kehidupan di musim selanjutnya. Dia mendekat ke arah kumpulan bunga mawar yang menjadi favoritnya. Bahkan dia sendiri yang menanam satu jenis mawar disana.

Sooyoung berjongkok memperhatikan kelopak-kelopak Indah mawar putih didepannya.

“Mmm harum” dia tersenyum menghirup Wangi harum yang dihasilkan dari mawar. Pikirannya kini melayang tanpa arah. Ia teringat dengan anak-anak di sekolah, teman-temannya di club dance, juga orang tua dan kedua adik nakalnya di Jeju.

“Aku kesepian” dia bergumam berbicara dengan mawar. Seolah bunga itu bisa mengerti dan mampu menjawab apa yang dia sampaikan.

“Aku sangat kesepian disini. Aku tidak punya teman. Tak ada yang mau main denganku.” lagi Sooyoung berbicara sendirian.

Matanya menyapu seluruh taman. “Eiiyy~~ aku tidak boleh seperti ini. Aku harus kuat. Masa hanya karena seperti ini saja sudah mengeluh.”

Sooyoung berusaha menghibur dirinya sendiri.

“Chaaaa!! Aku tidak jadi kesepian. Karena aku punya kalian “ tangannya membentang dan menunjuk satu persatu kumpulan bunga disana.

“Aku juga punya dirimu anakku yang cantik” kini Sooyoung membelai kelopak mawar putih itu penuh sayang.

“Anak perempuanku yang cantik hihihi” Sooyoung terkikik. “Jika kau adalah anaku, maka aku adalah ibunya dan ayahnya adalah Sungjae oppa. Kkkk Yook Jangmi” Geli. Sooyoung bahkan menamai bunga mawar itu dengan marga Yook diakhirnya.

 ‘Bodoh bodoh bodoh’ Sooyoung memukuli kepalanya sendiri namun setelah itu dia kembali terkikik.

“Baiklah anak-anak ku yang cantik saatnya kalian semua mandi, omma akan membuat kalian jadi semakin cantik” Sooyoung berniat memindahkan beberapa pot yang berisi bunga ke sisi lainnya yang dekat dengan Sumber air. Jika tidak ceroboh bukan Park Sooyoung namanya. Jarinya malah tertusuk duri mawar.

“Yaaa!!!” Sooyoung memekik sakit. Jarinya berdarah. Dia bersiap berbalik untuk mencuci lukanya saat tak disangka sebuah tangan sudah menarik jari terlukanya kearah air. Kemudian mengulum jari Sooyoung, membuang darahnya.

“Kenapa kau selalu ceroboh” Sungjae masih meniup-niup jari Sooyoung yang terluka.

“Kau selalu saja terluka saat aku tak ada” kini Sungjae menarik Sooyoung keluar dari taman. Membawa Sooyoung untuk duduk dibangku bawah pohon di depan istana timur.

“Tunggu disini. Aku akan membawa plester dan obat merah” Sungjae bergegas pergi.

Sooyoung masih melongo di tempatnya. Apakah yang dilihatnya itu benar-benar Sungjae dan bukan hantunya. Atau sekedar halusinasinya. Rasa penasarannya perlahan memudar saat sosok Sungjae sudah terlihat berlari kecil dengan membawa plester dan obat merah ditangannya.

Dia berjongkok di hadapan Sooyoung. Kembali memegang tangan Sooyoung yang terluka. Menetesi jarinya dengan obat merah. Sooyoung terpaku, otaknya bilang jangan lakukan apapun tapi jemari tangannya berkhianat. Jari-jari Sooyoung menyentuh wajah Sungjae.

“Ini nyata. Kau bukan halusinasiku” katanya pelan.

Sungjae diam. Wajahnya mendongak menatap manik coklat Sooyoung yang tak berkedip. Dia sudah selesai memasang plester. Dan bangkit dari jongkoknya.

“Bersiaplah nanti malam kita akan pergi ke acara para duta besar. Aku akan memperkenalkanmu secara resmi” Sungjae bangkit dan pergi meninggalkan Sooyoung yang terpaku.

Pria itu sungguh kenapa dia seperti jelangkung, selalu datang tanpa diundang dan pergi sesuka hatinya. Meskipun Sungjae tak bisa disamakan dengan jelangkung karena jelas Sungjae lebih tampan. Kembali Sooyoung dan pikiran bodohnya tentang Sungjae.

“Eh jadi dia dari tadi ada di taman? “ Sooyoung teringat sesuatu. Dia kalap kalau-kalau Sungjae mendengar perkataan nonsense yang dia ucapkan tentang Yook Jangmi. Aacckk dia malu sekali. Lari dan berlalalu pergi menuju kamarnya dengan wajah memanas.

***

Sungjae yang baru saja tiba dari Malaysia langsung pulang menuju rumah. Ya kini istana yang dia tempati sudah layak disebut rumah. Entah sejak kapan Sungjae merasa jika kini pulang ke rumah itu lebih menyenangkan daripada pergi keluar.

Biasanya jika ada waktu dia akan menghabiskan waktunya bersama teman-temannya untuk sekedar ngopi bersama atau ya bisa disebut menyalurkan hobi berkuda dan menembak.

Tapi sejak ada Sooyoung, semuanya berubah. Jika pekerjaan sudah selesai dia memilih untuk pulang. Simpel saja padahal mereka hanya menghabiskan waktu untuk makan bersama tidak lebih , tapi rasanya itu sangat berharga.

Mungkin dia sudah mulai terbiasa dengan kehadiran Sooyoung ? Siapa tahu.

Siang itu ia bergegas menuju ke istana Timur. Biasanya pada jam seperti ini dia tahu jika Sooyoung sedang belajar. Mungkin terdengar konyol namun pihak istana ingin menggodok Sooyoung sebelum benar-benar menjadi seorang Ratu nantinya. Ini karena latar belakang Sooyoung yang sama sekali tidak mengenal istana. Jadi semua harus dimulai dari nol.

Menurut laporan dari Jungah, setelah selesai belajar Menjahit tadi Sooyoung pergi ke taman bunga. Dia ingin sendirian dan menolak ditemani. Tanpa buang waktu Sungjae langsung menyusul Sooyoung kesana.

Saat ingin menghampiri Sooyoung tanpa sengaja dia mendengar kata-kata yang keluar dari bibir cherry gadis itu.

“Aku kesepian” dua kata itu tepat melesat seperti anak panah menuju ulu hatinya. Ia tertohok. Merasa bersalah. Pasti gadis ini merasa sangat tertekan hidup disini. Tanpa kenalan atau kerabat. Sementara Sungjae yang harusnya menjaga dia malah sibuk dengan urusan diluar istana.

Dia sangat menyesal. Dia berjanji mungkin mulai saat ini dia akan mengikut sertakan Sooyoung dalam setiap kegiatannya diluar. Mungkin itu bukan ide yang buruk.

Ia terus memperhatikan tingkah laku Sooyoung. Ia terkekeh kecil mendengarkan ocehan gadis itu  dengan setangkai bunga mawar. Pupil mata Sungjae membesar ketika kupingnya mendengar kata Yook Jangmi. Dia, gadis ceroboh itu menamai bunga mawar yang ia akui sebagai putrinya dengan marga Yook. Bukan Park. Dada Sungjae menghangat. Konyol sekali. Ini hal terkonyol yang pernah dia dengar selama hidupnya. Tapi entah mengapa dia bahagia.

Kini gadis itu berniat untuk memindahkan bunga mawar, tapi dasar Park Sooyoung dia malah melukai jarinya sendiri. Dengan insting Sungjae langsung berlari mendekat, ditariknya lengan Sooyoung kemudian membasuh lukanya. Entah setan apa yang sudah merasukinya dia segera mengambil jemari kecil itu ke mulutnya. Mengulum, dan membuang darahnya.

Kini Sungjae sedang memberikan obat di luka jari Sooyoung. Mendengar gadis itu meringis perih membuat ia semakin berhati-hati. Sebenarnya dadanya bergemuruh, saat kulit tangannya bersentuhan dengan milik Sooyoung. Gadis itu sangat hangat. Semuanya makin kacau saat jemari lentik Sooyoung tanpa izin menyentuh kulit wajahnya. Ia seperti tersengat listrik 1300volt. Kakinya yang dari tadi berjongkok jadi gemetar.

‘Kuatkan dirimu Yook !!! ‘ Otaknya menyuruh.

Jika diteruskan ini akan semakin parah. Sungjae berusaha bangkit dan pergi dari sana. Bilang

jika malam ini dia akan mengajak Sooyoung ke acara kerajaan.

 

**

Dengan menggunakan hanbok berwarna merah muda Sooyoung kini sudah berada di dalam mobil sedan milik istana. Sungjae masih berkutat dengan gadget ditangannya. Tak menoleh sedikitpun.

Sooyoung yang tidak suka dengan atmosfer seperti ini segera mencari bahan obrolan.

“Op...-” Sooyoung tersentak. Hampir saja dia memanggil Sungjae dengan oppa. Lupa jika saat ini mereka sedang didalam mobil bersama dengan Dongwoo dan supir. Dan Dongwoo adalah pegawai kerajaan artinya dia harus memanggil Sungjae dengan kata Yang Mulia.

“Yang Mulia”

“Panggil aku oppa” tanpa mengalihkan pandangannya dari berita yang sedang ia baca dari gadget putih itu, Sungjae berbicara lugas.

“Katanya itu hanya berlaku jika kita hanya berdua. Tapi ini kan.. “ ucapan Sooyoung terhenti saat manik hitam Sungjae memandangnya.

“Tidak apa-apa. Sekertaris Kim itu pengecualian” ketika mendengar namanya disebut, Dongwoo menoleh kebelakang dan tersenyum penuh arti kepada Sooyoung.

Kembali Sooyoung hanya manggut-manggut ditempatnya.

“Ohya kapan kau kembali dari Malaysia?” Sooyoung masih mencoba mencairkan suasana.

“Tadi pagi.” singkat padat dan jelas. Itulah gaya bicara seorang Yook Sungjae. Bagaimana mungkin Sooyoung bisa mengembangkan sebuah pembicaraan jika setiap kalimat panjang yang dilontarkannya hanya akan dijawab dengan seadanya. Tanpa embel-embel lainnya. Ckckck

“Oooo... Bagaimana kau tau aku ada ditaman?” Kembali Sooyoung membuka percakapan.

“Hanya menebak “

Bohong. Ini adalah kebohongan terbesar Sungjae.  sejak kapan dia pintar menebak-nebak dimana lokasi orang lain. Dia bukan GPS, mana mungkin bisa seperti itu. Pada

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
triyya #1
Chapter 22: Next min ..... aing penasaran....
triyya #2
Chapter 10: Ijin baca dr awal yaaaaaa ?
sindygracious #3
Chapter 22: Kak lanjugkan lagi dong
sindygracious #4
Chapter 22: Kok berhenti begitu aja kak
minra628 #5
Chapter 1: Izin baca ya kak :) part 1 nya bagus, bahasanya mudah dimengerti juga
Hyunia31 #6
Chapter 19: Update trs minn, suka bgt sma cerita nya
Hyunia31 #7
Chapter 17: update soon ^^ suka banget sma cerita nya
sellynaselly #8
Chapter 12: huaaaa saranghaeeee next next
semoga next chapter banyak sungjoy moment yg manis2 yaa
nurulliza #9
Chapter 11: Lhooo kok giniiii chapter 11 nya. Andweee
nurulliza #10
Chapter 10: D A E B A K