Chapter 21 - Stand By Me

Princess Hours
Please Subscribe to read the full chapter

####

Seluruh orang yang berada di istana Selatan panik. Api dengan cepat membesar. Menjalar menghabisi seluruh isi istana yang terbuat dari kayu. Kini Sungjae dan Sora sudah berhasil keluar dari jebakan kobaran api. Mereka selamat. Namun Sora masih tak sadarkan diri didalam gendongan Sungjae. Mereka segera di larikan ke rumah sakit terdekat.

Sungjae tengah menunggu, terduduk dengan muka kotor penuh peluh di depan ruang tunggu rumah sakit. Banyak sekali penjaga yang berada di sana. Wartawan juga sudah berdatangan ke rumah sakit itu. Ingin mengetahui bagaimana keadaan Putra Mahkota dan juga Putri Sora.

Terdengar langkah kaki terburu-buru dari kejauhan. Ternyata itu Sooyoung yang kini tengah berlari mendekat ke arahnya. Di belakangnya ada Jungah juga Chaeryeong mengikuti. Ia tak memperhatikan keadaan sekitar. Tanpa di duga kini Sooyoung sudah ambruk luruh di pelukan Sungjae. Mendekap laki-laki itu erat. Sedikit terisak, namun tergambar jelas bagaimana ia menghela nafas lega, ketika tahu lelakinya baik-baik saja.

"Kau baik-baik saja? " Sooyoung menangkup kedua pipi Sungjae. Memerhatikannya dengan seksama. Sungjae menggeleng lemah. Ia menghapus buliran air mata yang jatuh dari ujung mata Sooyoung dengan ibu jarinya.

Sooyoung tengah mondar-mandir tak tenang di kamar saat ia mendengar kabar jika istana Selatan yang di diami oleh Putri Sora terbakar. Ia lemas, pasalnya saat itu Sungjae tengah berada disana. Kemudian ia berlalu menuju rumah sakit segera setelah menerima kabar dari Dongwoo jika kini Sungjae berada di rumah sakit.

Ia lega. Setidaknya Sungjae tak terluka. Namun ia masih terlihat sedikit shock. Sooyoung segera menarik lengan Sungjae perlahan. Memintanya berdiri dan mengikutinya.

"Kita pulang saja ya" Sungjae mengangguk. Dia masih terlalu lemah hanya untuk sekedar berkata iya.

Mereka pulang dalam diam. Sooyoung tak pernah melepas genggaman tangannya dari Sungjae. Terus menggenggam tangan lelaki itu.

Saat sudah di kamar berdua, Sungjae juga masih tetap diam. Dia masih bingung dengan kejadian yang baru saja terjadi. Bingung bagaimana bisa api tiba-tiba datang dan melahap semua bagian istana.

Sooyoung mengambil sebaskom air hangat dan mencelupkan handuk hangat kedalamnya. Berniat untuk membersihkan wajah Sungjae yang kotor.

Sungjae masih terus menggenggam sebelah tangan bebas Sooyoung yang berada di atas pahanya. Sooyoung tersenyum kecil. Mengerti akan apa yang dipikirkan laki-laki itu. Ia mengusap pelan punggung tangan Sungjae dengan ibu jarinya.

"Semua akan baik-baik saja" ia tersenyum manis. Menyelesaikan pekerjaannya, dan menyiapkan baju ganti untuk Sungjae. Mempercepat agar laki-laki itu segera tidur dan beristirahat.

Matahari bahkan belum sepenuhnya hadir pagi ini. Namun istana sudah ribut sekali. Ini karena ada kunjungan mendadak dari pihak kepolisian. Sungjae diputuskan sebagai saksi dari peristiwa kebakaran kemarin.

Berita sudah tersebar dimana-mana. Koran, televisi dan internet semua menampilkan berbagai berita dan asumsi bagaimana detail peristiwa kebakaran itu terjadi. Apalagi kebakaran ini terjadi di istana dan berhubungan langsung dengan Putra Mahkota.

Ratu geram. Semua pemberitaan diluaran terlalu menyudutkan Sungjae. Membuat dia jadi terpojokkan. Bahkan kini status tahtanya dipertanyakan oleh sebagian masyarakat.

 

 

'Percobaan Pembunuhan Keluarga Kerajaan'

'Ahli Waris Kerajaan Korea adalah Seorang Kriminal ?'

'Polemik Permasalah Keluarga Kerajaan'

'Ada Unsur Kesengajaan dalam Kasus Kebakaran Istana Doksungung'

 

Dan masih banyak lagi headline yang menyesatkan lainnya. Headline - headline itu membuat opini publik terpecah belah. Dan banyak dari mereka yang semakin meragukan Putra Mahkota.

Apalagi kini saat masyarakat tahu jika Putra Mahkota sudah di tetapkan sebagai saksi dari kasus ini. Masyarakat semakin meragu.

Sungjae menemui pihak Kepolisian dengan tenang. Ia akan bertindak se-kooperatif mungkin. Ia tak ingin kesalah pahaman publik makin menjadi. Karena ia tahu jika dirinya memang tidak bersalah.

Semua berjalan dengan baik. Dan berharap akan berakhir dengan baik juga.

 

 

 

####

"Putra Mahkota Yook Sungjae Terlibat Perkelahian di Sebuah Club Malam"

Sora tergelak tertawa terbahak-bahak membaca headline surat kabar yang kini tengah dipegangnya. Ia merasa sangat di atas awan kini. Berita tentang keterlibatan Sungjae dalam kasus kebakaran belum mereda sekarang di tambah adanya pemberitaan tentang perilaku buruk sang Pangeran diluar istana. Televisi, surat kabar dan portal-portal online di internet semua tengah fokus pada sosok Sungjae.

Citra baik keluarga kerajaan makin tercoreng. Mereka semua kalang kabut. Unjuk rasa terjadi dimana-mana bahkan di internet beberapa kalangan sudah melayangkan petisi untuk menurunkan tahta Putra Mahkota. Padahal belum jelas bagaiamana duduk perkara sebenarnya.

"Lihatlah gambar ini. Mereka sangat pintar mengambil posisi yang tepat Ha ha ha ha !" Sora tertawa membahana melihat bagaiaman gambar yang tersebar luas di masyarakat. Paparazzi berhasil menangkap gambar ketika Sungjae memukul rahang Minhyuk, dan ketika perkelahian mereka dipisahkan oleh Eunkwang dan Changsub.

Benar-benar posisi yang sangat tepat untuk membuat image Sungjae yang berperangai buruk makin menguat.

"Bagaimana dengan polisi?" Sora bertanya pada sekertaris pribadinya yang masih setia beridiri di samping ranjangnya.

"Orang-orang kita ada di dalam tim penyelidik. Semua akan berjalan sesuai rencana Yang Mulia." dia tersenyum kecil.

Sora mengangguk ngangguk. Senyum tak lepas dari bibirnya.

"Cctv?"

"Semua bukti sedang dikumpulkan. Bisa kita pastikan rekaman cctv itu akan memperkuat buktinya"

Mereka terus bercakap hingga seseorang menyerobot masuk dari arah luar.

Sora segera membenarkan posisi duduknya. Wajahnya kembali ke suasana 'sakit'. Ternyata San yang datang.

Sora tersenyum lemah dari atas ranjang. Tapi tidak dengan San. Diatas kepalanya seperti terlihat ada awan hitam menggumpal. San melirik ke arah sekertaris ibunya yang tengah menunduk hormat ke arahnya.

"Sekertaris Cho. Tolong tinggalkan kami berdua" Sora mengerti. Anaknya ingin privasi. Ia mengirim sekertaris pribadinya keluar ruangan.

"Rencana apalagi yang kini sedang ibu lakukan?" San melirik tajam. Tak ada kata basa-basi untuk kali ini. Ia sudah tahu dengan jelas. Ini semua adalah rencana ibunya.

"Apa yang kau katakan? Ibu tak mengerti. Ibumu tengah sakit San-ah " Sora berusaha menjawab setenang mungkin.

San mendecih. Ia jelas mengetahui dengan pasti jika ibunya berbohong. Ia tahu jelas bagaima obsesi balas dendam ibunya pada keluarga kerajaan.

"Tidak kah ibu lelah?" San memelas. Matanya menjinak. Ia mendekat dan memegang lengan ibunya lemah.

Sora gamang. Ia membalas genggaman lengan San.

"Tunggulah sebentar lagi anakku" matanya memancar perasaan sayang tak terbatas seorang ibu pada anaknya.

"Jangan sakiti lagi mereka. Jangan sakiti haelmoni. Jangan sakiti Sungjae" San masih menatap manik hitam ibunya. Bibirnya bergetar saat mengatakan itu. Sebenci apapun ia pada mereka tapi tetap San menganggap mereka adalah keluarganya.

"Aku melakukan semua ini demi dirimu" Sora sedikit mengeras. Ia tak terima jika San malah membela keluarga kerajaan.

San menggeleng keras.

"Aku tak menginginkan semua ini. Aku tahu apa yang ibu pikirkan. Ayo kita hentikan semua ini dan kembali ke Inggris. Memulai lagi hidup kita disana berdua"

"Apa maksudmu dengan berhenti? Aku bahkan belum memulai apapun" Sora mengelak. Tapi matanya tak mau menatap mata San. "Apa kau pikir ibu sengaja membakar istana dan mencelakai diri ibu sendiri? " Sora kembali bersuara setelah ia mendapati tatapan menyipit dari San.

Anaknya tak percaya dengan apa yang dikatakannya.

San menyerah. Ia memilih pergi. Ia sudah tak tahan. Jika percakapan ini dilanjutkan pasti akan terjadi perang mulut. Mereka akan kembali ke masa lalu. Mengorek luka lama dan akhirnya saling menangisi satu sama lain.

 

 

####

"Apa lagi ini!" Ratu membanting surat kabar yang memuat headline tentang perkelahian Sungjae ke atas meja. Kini ia sedang berbicara berdua dengan Sungjae di ruang kerjanya.

Setelah selesai investigasi dengan kepolisian, kini Sungjae dihadapkan dengan masalah baru. Perkelahiannya dengan Minhyuk tempo hari terendus awak media.

Apapun yang kini dilakukan Sungjae. Sekecil apapun celahnya, pasti akan jadi headline. Semua sorotan tengah mengarah padanya.

"Itu hanya perkelahian kecil" Sungjae berkata pelan. Ia masih menunduk. Tak berani mengangkat kepalanya bertatap langsung dengan wajah murka Ratu.

"Perkelahian kecil?" Ratu tak habis pikir. Bisa-bisanya Sungjae menganggap ini hal kecil, sementara dampak yang dihasilkannya sangat besar.

"Kau tahu, masyarakat in

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
triyya #1
Chapter 22: Next min ..... aing penasaran....
triyya #2
Chapter 10: Ijin baca dr awal yaaaaaa ?
sindygracious #3
Chapter 22: Kak lanjugkan lagi dong
sindygracious #4
Chapter 22: Kok berhenti begitu aja kak
minra628 #5
Chapter 1: Izin baca ya kak :) part 1 nya bagus, bahasanya mudah dimengerti juga
Hyunia31 #6
Chapter 19: Update trs minn, suka bgt sma cerita nya
Hyunia31 #7
Chapter 17: update soon ^^ suka banget sma cerita nya
sellynaselly #8
Chapter 12: huaaaa saranghaeeee next next
semoga next chapter banyak sungjoy moment yg manis2 yaa
nurulliza #9
Chapter 11: Lhooo kok giniiii chapter 11 nya. Andweee
nurulliza #10
Chapter 10: D A E B A K