Part 5
Our Way“Duh....kenapa kalian tidak pacaran saja sih ?”
Ray memang gemar melontarkan celetukan-celetukan spontan yang tidak jarang mendatangkan masalah bagi yifan, meskipun begitu, ia sama sekali tidak pernah merasa menyesal telah bersahabat dengan Ray.
“Pacaran sajalah, kalian kan sangat serasi dan hmmmmphhh....!!!!!’ Yifan telah meletakkan telapak tangan besarnya tepat di mulut Ray dan membekap mulutnya.
Kevin hanya tertawa melihat tingkah bodoh kedua temannya sedangkan Luhan hanya shock dan pikirannya terasa buntu, tidak bisa lagi memikirkan hal lain selain ucapan ngawur dari Ray barusan.
Dengan santai dan wajah tak berdosanya, ia melempar bola basket dan tepat mengenai bahu Luhan, yang otomatis menarik Luhan dari lamunannya.
“Awwww !!!!” Luhan spontan memegangi bahunya yang barusan dilempar bola basket oleh seorang Kevin Shin.
Mendengar jeritan kecil Luhan yang sama sekali tidak manly, Yifan menoleh dan buru-buru menghampiri Luhan. Dengan raut wajah khawatirnya, pria tampan itu memegang bahu Luhan dan memeriksanya.
“Kau tidak apa ? Yaaa.....Kevin !! apa yang kau lakukan ?” omelnya dan menghadiahi sahabatnya itu dengan death glare-nya.
“Just kidding, Kevin !”
Kevin Shin memang memanggil Kris dengan Kevin juga. Kevin Li yang adalah nama asli Kris. Li Jia Heng. Nama yang diberikan ibunya sejak lahir. Dan teman-teman sepermainannya terbiasa memanggilnya dengan nama Kevin dan bukan dengan Kris karena Kris adalah nama yang dibawanya semenjak menjadi trainee di SM.
“But you’ve hurt him !” Luhan bisa melihat pancaran kecemasan dari mata yifan, mata yifan tidak bisa lepas dari bahu Luhan.
“Tidak apa, Yifan. Kevin hanya bergurau dan ini sama sekali tidak sakit kok. Ini hanya bola dan kau ingat kan kalau aku manly “
Luhan kembali bercanda dengan mempergunakan ke-manly-annya yang sama sekali tidak nyata. Di mata yifan, Luhan tidak manly sama sekali, sebaliknya, ia lebih cocok dengan kata CUTE, karena wajah imutnya yang sangat baby face itu. Manly dari mananya, bahkan wajahnya lebih halus dari wanita.
“Hahahaha......ada yang khawatir dengan calon pacarnya “ lagi-lagi celetukan dari si idot Ray membuat kuping yifan panas dan Luhan ingin sekali menghilang dari tempat itu.
“Come on !! Let’s play now !!” yifan mengalihkan pembicaraan dengan mengajak semuanya mulai bermain basket.
Luhan memang memiliki tubuh kurus yang sama sekali tidka terlihat suka olahraga, namun ia sangat mahir dalam bermain sepak bola yang merupakan olahraga yang paling disukai juga dikuasainya. Dalam bermain basket pun, ia cukup jago. Dan, ia sama sekali tidak terlihat mengeluh walaupun keringat terlihat sudah membanjiri kening dan juga badannya.
Sekitar dua jam mereka bermain basket dan mereka juga sudha tampak kelelahan, akhirnya mereka memutuskan mengakhiri pertemuan mereka tepat jam sembilan malam.
“Kau lelah ?” tanya yifan seraya memberikan sebotol minuman dingin ke tangan Luhan. Mereka sedang berjalan kaki pulang ke rumah Luhan, secara letak lapangan basket yang hanya beberapa kilometer saja dari kediaman Luhan tersebut.
Luhan menggeleng dan menenggak minuman itu.
“Rasanya segar sekali, sudah lama aku tidak olahraga, dan basket, kuakui aku menyukainya, tapi sepakbola tetap menjadi nomor satu di hatiku “ ujarnya riang dan yifan bisa melihat binar di mata Luhan. Mata Luhan sangatlah indah menurutnya karena ketika Luhan tersenyum, orang bisa melihat mata rusa itu juga ikut tersenyum.
“Apakah kau suka basket karena itu olahraga favoritku, jadi kau bisa menarik perhatianku ?” Yifan lagi-lagi menggoda pemuda di sampingnya.
“Pffttt...Wu Yifan !! sejak kapan kau menjadi begitu percaya diri dengan dirimu sendiri seperti itu ?”
“ Sejak aku merasakan ada yang berbeda dari hubungan kita “
“Maksudmu ?”
“Aku ingin dekat denganmu dan lebih mengenamu lagi, Xiao Lu “
“Bukannya kita sudah bersahabat ?”
“Maksudku, lebih dari sahabat. Aku-aku...menyukaimu, Luhan dan kau tidak mungkin tidak merasakannya juga !” yifan tidak bisa tahan lagi. Ia menyatakan perasaannya kalau ia menyukai Luhan dan Luhan menghentikan langkahnya. Mengambil tempat di tepian taman yang mereka lewati untuk duduk di sana. Mencoba mencerna semua yang yifan katakan, kalau pemuda tampan itu menyukainya.
“Beri aku waktu, Yifan “ Luhan akhirnya menjawab setelah diam beberapa saat.
“Beri aku waktu untuk berpikir. Aku....aku pun tidak yakin dengan semuanya ini, dengan perasaanku, dengan smeua perhatianmu “
Yifan mengangguk, tentu saja ia akan memberi Luhan waktu untuk berpikir. Ia tahu Luhan menyukai perempuan, kondisi Luhan tidaklah sama dengan dirinya yang mungkin tidak begitu tertarik dengan lawan jenis.
Dan kalau sudah menyangkut orangtua mereka, akan menjadi lebih sulitlagi, karena orangtua mana yang tidak menginginkan putranya menikah dan punya keturunan. Kalau ia bersama Luhan, maka mereka tidak akan bisa punya anak, kecuali dengan jalan adopsi.
Ibu yifan sudah mengetahui tentang putranya yang lebih tertarik pada pria dan ia meskipun sulit menerimanya namun ia bisa memahami dan tidak masalah selama pasangan hidup yifan nantinya adalah anak yang baik. Tapi bagaimana dengan orangtua Luhan ? apakah mereka juga bisa menerimanya kalau ia nanti yang bersama Luhan dan bukannya seorang perempuan ?
Dan jadilah, malam ini yifan memohon agar Luhan mengijikannya untuk menginap semalam, karena ia berkata sudah terlalu malam untuk mencari taxi untuk pulang ke apartemennya. Dan Luhan tidak ada jalan lain selain mengijikannya untuk menginap di kamarnya, bahkan tidur di kamarnya.
“Bajumu......terlalu pendek, Luhan “ Yifan berkata pelan melihat kaos Luhan yang terlalu kecil di tubuhnya. Luhan tak bisa menahan tawanya saat melihat Yifan yang tampak lucu karena kaosnya terlalu pendek di badannya yang besar.
“Tidak apa, hahahaha....kau lucu, Yifan !”
“Pffttt.....iya aku lucu, jadi...apakah kau mau menerimamu sebagai kekasihmu ?”
Topik itu lagi....
Luhan menghentikan tawanya dan bergegas naik ke ranja
Comments