I know this chap  is , i don't even know what I'm writing -____-

Yes, the MV for Yifan's song is out, downloade but haven't watch it yet. I think i'm not ready for his intimate scene with Wang Likun -____-

Don't bash me for this awful chap, and I'm gonna watch the MV this afternoon after i back from the work :)

Bukannya yifan tidak menyukai Lay, sama sekali bukan begitu. Di matanya, Lay seperti adiknya juga, sama seperti Tao, Sehun, Baekhyun dan yang lainnya. Dan ia tahu Luhan juga menganggap Lay sebagai sahabat dan juga adiknya. Namun Lay ? Yifan tidak tahu seperti apa Luhan di pikiran Lay, ia hanya berpikir kalau mereka berdua terlalu dekat, itu saja. Dan sekarang ? ketika Lay menanyakan apakah Luhan sedang bersamanya dengan nada yang tidak ia sukai, lelaki itu hanya berharap bisa mengontrol emosinya saja dan ia hanya menjawab pertanyaan itu dengan sebuah gumaman.

“Hmm “

“Duizhang,apa maksudmu ?”

“Aku sudah bukan duizhang kalian lagi jadi berhentilah memanggilku dengan sebutan itu “ Lay mengernyit dengan nada bicara Yifan yang dingin.

“Maaf... Yifan ge...apakah Luhan bersamamu ?”

“Dia sedang mandi, apakah mau kuberikan telepon ini padanya ?”

“Tidak usah !! Lu-ge paling tidak suka diganggu saat mandi “

Yifan cuma berdecak pelan saat Lay berkata seolah dia paling mengenal Luhan. Mengenal Luhan selama lima tahun lebih, bahkan jauh sebelum mereka bertemu di masa training di SM, tentu dirinya lebih mengenal pribadi seorang Luhan dibandingkan Lay yang hanya mengenal Luhan selama dua tahun saja.

“Aku juga tahu tentang itu, Yi xing. Baiklah, kau ingin titip  pesan atau apalah, nanti biar kusampaikan “

“Aku hanya khawatir padanya “ kata Lay pelan.

“Tenanglah, dia bersamaku dan dia aman, dia akan baik-baik saja, dan mungkin nanti sore kami akan bersama-sama ke rumahnya “

“Aku tahu dia aman bersamamu, hanya saja....” terdapat jeda beberapa detik sebelum Lay melanjutkan kalimatnya.

“Lima bulan ini, setelah kepergianmu, Lu-ge sepertimayat hidup saja. Dia jarang sekali tersenyum dan selera makannya juga menurun drastis, dia sudah kurus, sekarang malah lebih kurus lagi. Pucat dan saat malam juga tidak bisa tidur nyenyak yang membuat lingkaran hitam di bawah matanya lebih jelas terlihat. Dan acrophobia-nya itu (Luhan menderita sebuah ketakutan/phobia terhadap ketinggian yang cukup ekstrem yang dinamakan acrophobia), tampaknya makin parah saja. Sampai-sampai ia mesti meminum beberapa pil penenang sebelum ia  naik pesawat. Aku khawatir tentang keadaan kesehatannya. Meski ia selalu berkata kalau ia baik-baik saja, namun aku tahu kalau kenyatannya tak seperti itu. Di atas stage ia memang tersenyum seperti biasanya, seorang Xiao Lu yang ceria, namun aku tahu kalau senyum dan tawa itu tidak datang dari hatinya. Tidak sekali dua kali saja, aku dan Xiumin memergokinya seperti sedang memikirkan sesuatu, namun pandangannya kosong. Jadi, jujur saja, ia berani menyuarakan keberatannya akan kontrak budak ini, aku cukup lega juga “

Hati yifan mencelos mendengar penuturan panjang lebar dari Lay. Luhan di sana begitu menderita, tanpa dirinya,  rusa kecilnya sangat menderita.

“Yifan-ge “

“Ya?”

“Kalau kau menemukan goresan di sekitar lengan dan kakinya, jangan kaget ya ?”

Dahi Yifan mengernyit, membuat kedua alis tebalnya hampir mengait.

“Goresan ?”

“Lu-ge setiap malam selalu berlatih dance begitu keras seorang diri, di saat member yang lain sudah tertidur, ia akan bangun dan diam-diam berlatih di studio. Ia berpikir jika dengan berkeringat dan menari dengan keras, ia akan bisa melupakan semuanya. Tapi ia lupa jika tubuhnya tidak bisa menerimanya. Ia akan menambah satu dua goresan di tubuhnya di pagi hariya karena kelelahan “

Yifan bisa mendengar nada bicara Lay menjadi makin berat dan sedih, dan ia juga hampir meneteskan air matanya karenanya.

“Kau tenanglah, aku akan menjaganya, Xing “ kata Yifan kemudian.

“Baiklah, kalau kau bertemu orangtua Lu-ge nanti, tolong sampaikan salamku untuk mereka ya ?”

“Pasti, Yi xing-ah. Kau disana juga perlu menjaga kesehatanmu dan juga yang lainnya “

“Iya, ge. Aku tahu “
 

Dan begitu yifan menutup sambungan teleponnya, Luhan keluar dari kamar mandi.

“Siapa yang menelepon ?” tanya Luhan.

“Yi xing, dia cemas padamu “ Yifan langsung berjalan mendekati Luhan , dia snagat khawatir pada Luhan terlebih setelah mendengar penuturan Lay tadi.

Dengan cepat ia menarik pergelangan tangan kurus Luhan yang semakin terasa kurus, menarik dan memaksa Luhan duduk di ranjangnya.

Yifan berjongkok di depan Luhan membuat Luhan menjadi sedikit salah tingkah. Bagaimana tidak, ia hanya dalam balutan jubah mandi yang terlalu longgar milik kris dan sekarang yifan berjongkok di depannya.

“A-apa yang kau lakukan, Yifan ?” Luhan merasa pipinya menjadi hangat.

“Biar kulihat kakimu “ Tanpa basa-basi Yifan membawa tangannya ke kaki Luhan.

“YiYi-fan !” Luhan merasa pipinya makin panas sekarang, dia berpikir apa yang akan yifan lakukan padanya.

“Siapa yang menyuruhmu berlatih dance begitu kerasa sampai kau kelelahan ?” mata Yifan melebar ketika mendapati beberapa bercak dan goresan bekas lu