Part 17

Our Way
Please Subscribe to read the full chapter

“Berhenti, Yifan !! Hey, ini kamarku dan aku pemilik kamar ini, mana bisa kau seenaknya saja memindahkan barang-barangmu seperti ini !! Aku tidak biasa berbagi kamar dengan orang lain !!”

Luhan nampak panik ketika dengan entengnya, kekasihnya memindahkan semua barang-barang dan pakaiannya ke lemari pakaiannya.

“Hanhan sayang, bisa tidak kau diam sebentar ? kau berisik sekali dan mama juga sudah setuju kalau aku akan tinggal bersama kekasihku yang paling kucintai ini “

Luhan memutar bola matanya, tak percaya kalau Yifan tengah menyuruhnya diam.

 

“Mama ? mamaku ?”

“Mamaku “ jawab Yifan dengan mata masih serius menelusuri setiap inci lemari Luhan beserta isinya dan tangannya terulur mengambil jaket merah dari bahan kulit yang Yifan rasa adalah miliknya namun pernah Luhan kenakan di konser The Lost Planet itu.

“Ini kan jaketku, kenapa bisa ada di tempatmu ? ahhh, kau pasti sangat merindukanku sehingga kau mengambilnya. Iya kan ?” Yifan berkata dengan jaket merah di tangannya dan dengan senyuman yang terlampau percaya diri, membuat Luhan tak habis pikir apa yang telah terjadi dengan Yifan. Kok dia bisa menjadi aneh sekali pagi ini.

 

“Kau kenapa sih ? apa kau kerasukan setan ? Hello, Wu Yifan. Jaket itu kan aku pakai sewaktu di konser The Lost planet karena jaket itu masih ada di dorm ketika kau pergi. Duh, kau benar-benar aneh dan lihatlah, kau sekarang malah mengacak-acak lemariku seperti ini !!” Luhan berteriak frustasi, ia memang paling tak suka kalau barang-barang pribadinya diacak-acak. Siapapun, bahkan orangtuanya pun tak pernah sekalipun memindahkan barang-barang milik Luhan, kalau mereka tak mau putranya itu memasang muka cemberut.

 

 

“Lalu kenapa ? ini kan akan menjadi kamarku juga ?” tanya Yifan dengan wajah tak bersalahnya.

“Aku bilang sekali lagi kalau aku tidak akan membagi kamarku dengan siapapun “

“Kemudian ? aku mesti tidur di mana ? Luhan, atau kau saja yang pindah ke apartemenku ?”

“No, Yifan. Kalau kau mau tinggal denganku, kau yang akan pindah ke sini. Pilihanmu, tentukanlah sendiri. Aku mau mencuci wajahku dulu “

Luhan berbalik namun dengan sigap, Yifan menggamit lengannya dan membuat rusa muda itu berbalik ke arahnya.

“Morning kiss !” Yifan menunjuk bibirnya dan Luhan menemukan kalau semakin hari Yifan semakin aneh, pria itu sekarang lebih manja dan ke mana sikap cool yang selalu ia jaga. Sikap cool itu seolah menguap begitu saja ketika bersama dirinya. Tak mau membuat Yifna bertindak yang lebih aneh, Luhan mengabulkannya. Mengecup cepat bibir Yifan.

 

“Ciuman, Luhan. Itu bukan ciuman dan itu sebuah kecupan “ protes Yifan dan Luhan akan melayangkan protesan juga namun sebuah benda kenyal telah mampir ke bibirnya. Bibir Yifna telah menempel sempurna di bibirnya dan mulai melumat bibir Luhan. Setelah seekian detik, Yifan dengan puas meleapskan ciumannya dan kembali ke arah lemari pakaian Luhan. Luhan hanya mengangkat bahu dan menuju kamar mandi.

 

Yifan bisa merasakan kehangatan keluarga yang utuh di tengah keluarga Lu. Bukannya ia tidak bersyukur dengan keluarganya sendiri. Yifan sangat sayang pada ibunya, Fa Mei, tapi ia tidak pernah sungguh-sungguh merasakan kasih sayang seorang ayah, ketika ibunya memutuskan untuk berpisah dengan ayahnya. Ibunya selalu berkata padanya untuk tak lagi membicarakan tentang ayah biologis Yifan itu. Bahkan Fa Mei memutuskan mengganti marga Yifan, dan juga namanya. Nama asli Yifan adalah Li Jia Heng, marga Li yang dimiliki juga oleh ayahnya. Tapi setelah perceraian mereka, Fa Mei memutuskan mengganti nama putranya menjadi Wu Yifan dengan marga Wu.

Memang, Yifan awalnya takut pada Lu Wei, ayah Luhan. Beliau adalah seseorang yang sangat tegas dan terkesan kaku, karena beliau adalah putra seorang tentara, dan sikap tegasnya juga diterapkan untuk mendidik putranya, Luhan.

Tapi, seiring berjalannya waktu dan semakin dekatnya Yifan dan Luhan, Yifan menyadari kalau Lu wei sebetulnya dalah orang yang baik nan bijaksana. Begitu Juga dengan Huang Yi, ibu Luhan yang penih kasih dan sangat baik kepadanya.

 

“Kalian sungguh tidak bisa dipisahkan rupanya “ seru Lu wei saat mereka berempat makan malam. Matanya mengawasi Yian dan semua ekpresi yang diperbuatnya.

“Iya, aku merasa sangat cocok dengan Luhan, pa. Dan, aku berpikir kalau alangkah baiknya kalau aku bisa tinggal dengan Luhan. Kuharap papa dan mama tidak keberatan dengan itu. Apalagi setelah ini, aku akan lebih banyak melakukan syuting untuk film dan iklan di beijing jadi kupikir akan lebih mudah daripada aku harus menyewa apartemen. Mamaku juga sangat setuju jika aku tinggal dengan Luhan. Papa tidak usah kuatir, aku akan membantu pejerjaan rumah. Begini-begini, aku juga bisa bekerja keras, pa “

 

Lu wei tersenyum mendengar penuturan Yifan. Ia tahu Yifan anak yang baik dan tak mungkin membawa pengaruh buruk untuk putranya.

“Tentu kami tidak keberatan, yifan. Tapi kalian harus memikirkan soal masa depan kalian. Tentang  pernikahan “

Dan, perasaan Yifan dan Luhan menjadi sama-sama tidak enak.

“Kami ingin agar Luhan bisa menikah di usia 27 atau 28 tahun, dan alangkah baiknya kalau setelah menikah, ia akan mundur dari dunia entertainment dan meneruskan perusahaanku saja. Kau juga mempunyai umur yang sama dengan Luhan, carilah kekasih dan menikahlah. Mamamu juga pasti akan senang kalau putranya segera menikah “

 

Kepala Yifan terasa berputar. Setiap kali mereka bertemu, Lu wei pasti selalu mmebicarakan tentang pernikahan Luhan. Bahkan sekarang ia ingin agar Luhan menikah di umur 27-28 tahun dan itu artinya sekitar dua atau tiga tahun lagi.

 

“Papa, kita bicarakan masalah itu nanti, bisa tidak ?” Luhan mulai menyahut karena ia mulai sadar akan perubahan raut wajah Yifan.

“Baiklah, baiklah. Apa kalian ada rencana hari ini ?” tanya Huang Yi pada kedua putranya.

“Hari ini akan ada interview singkat oleh Sina, entah dengan Yifan “ jawab Luhan dengan mulut masih penuh dengan makanan.

“Luhan, sudah berapa kali kubilang. Jangan bicara dengan mulut penuh makanan seperti itu, kau bisa tersedak. Lama kelamaan kau bisa matai tersedak kalau cara makanmu seperti itu “ kata Yifan dan Luhan hanya tersenyum bodoh dan mengunyah makanannya.

 

 

 

“Lihatlah, bahkan Hanhan begitu patuh pada Yifan “ kata Huang Yi pada suaminya dan Lu wei merasa ada yang janggal dengan hubungan Luhan dan Yifan. Matanya menangkap sesuatu yang menarik perhatiannya di jemari Luhan.

“Hanhan, sejak kapan kau suka menggunakan cincin ?” Ku wei bertanya tentang cincin Cartier di jari manis Luhan. Dan ia agak memicingkan matanya ketika mendapati cincin yang hampir sama terdapat di jemari Yifan.

“Kalian memakai cincin yang sama ?” tanyanya lagi dan Luhan menyadari kalau semestinya ie melepas cincin itu kalau tidak ingin Lu wei memperhatikannya dan menanyakannya.

 

“Ini produk dari sponsor ketika masih bersama Exo “ kata Yifan dengan nada bicara setenang mungkin. Padahal, otaknya tengah berpikir penuh alasan yang akan ia berikan pada ayah Luhan.

“Oh, begitu ya. Kalian ini kan sama-sama laki-laki. Jangan suka menggunakan barang-barang couple begitu kalau tak mau publik salah paham dengan hubungan kalian “ terang Lu wei dan membuat Luhan maupun yifan menelan ludah mereka dengan susah payah.

“Pa, aku suka modelnya jadi sering kupakai. Kalau Yifan, memang dia kan hobi memakai aksesoris “ jelas Luhan.

“Baiklah, kau pintar sekali mencari alasan “ celetuk Lu wei.

“Mungkin itu yang benar. Wei, jangan terus menyudutkan mereka seperti itu “ Huang Yi datang sebagai penyelamat anak-anaknya.

“Mungkin aku akan ke apartemen untuk mengambil barang-barang yang masih ada di sana. Apa kau mau ikut, Lu ? Jam berapa interviewmu ?” tanya Yifan.

“Aku ingin ikut. Aku mau ke supermarket sebentar. Tapi mungkin aku akan ke tempat interview dulu. Mau kan mengantarku, Yifan ?” Luhan menatap Yifan dengan penuh harap dan Yifan tentu saja mana bisa berkata tidak.

 

“Iya, aku akan mengantarmu “ kata Yifan dan disambut senyuman antusias Luhan.

 

 

Luhan tiba di gedung tempat interviewnya diadakan. Datang bersama Yifan dan Laogao, Luhan agak gugup juga. Maklum, ini adalah kali pertama interview resminya setelah dia melepaskan diri dari grupnya, dan dia harus menjawab semua pertanyaan seorang diri. Lao gao menemani Luhan masuk ke dalam, karena melihat temannya itu gugup.

“Aku akan menunggu di mobil. Jangan gugup begitu, tenang saja “ Yifan meremas jemarl Luhan untuk meyakinkan kalau Luhan pasti bisa menjawab semua pertanyaan yang diajukan MC nanti. Luhan mengangguk dan setelah memberikan kecupan singkat di bibir Yifan, Luhan turun dan masuk ke gedung berlantai sepuluh tersebut.

 

Seorang MC wanita menyambutnya dan Luhan membungkukkan badannya dengan seopan. Laogao duduk di tempat yang tak jauh dari tempat Luhan.

 

MC           :Luhan, hallo...apa kabar ?”

Luhan      :Hallo, aku baik. Terima kasih.

 

 

MC           :Kenapa tidak menyapa para fansmu di luar sana dulu ?”

Luhan      : Ah iya....hallo, aku Luhan. Senang berjumpa dengan kalian.

 

 

MC           : Kau sungguh manis sekali. Baiklah, kita mulai saja wawancaranya ya. Rileks saja.

Bagaimana keadaan kesehatanmu sekarang ini ?”

Luhan      : Lebih baik. Aku mengikuti saran dokter untuk lebih banyak beristrirahat dan kupikir sekarang tubuhku sudah cukup baik.

 

 

MC:Seperti apa jenis musik yang Luhan sukai ? dan siapa penyanyi mandarin yang menjadi idolamu ?

Luhan      : Aku suka R&B, hip hop kadang juga pop. Aku punya banyak sekali penyanyi yang menjadi panutan namun Wang Lee Hom, Jay chou dan JJ Lin yang paling kusukai, dan aku sering menyanyikan lagu mereka ketika ke karoke.

 

MC          : Bagaimana cara seorang Luhan mengatasi stress dan tekanan ? apa kau juga tipe orang yang suka curhat pada orang lain ?

Luhan      : Aku bisa mengatasi stressku dengan caraku sendiri. Ketika sedang seorang diri, dan biasanya aku mengatasinya dengan cara yang kurahasiakan.

 

MC          :Ketika kau memutuskan untuk kembali ke rumah, pastilah orangtuamu sangat senang . Apa yang menjadi harapan terbesar dari orangtuamu ?

Luhan      : Iya, mereka memang sangat senang. Mereka hanya berkata kalau kebahagiaanku adalah yang terpenting dan juga kesehatan tubuhku menjadi hal yang penting lainnya.

 

MC          :Para fansmu berpikir kalau kau adalah tipe ideal mereka sementara y

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Salwaa_ #1
Chapter 17: FFnya udah lama nggak update sayang bgt padahal keren bgt.... ❤️❤️❤️
fulgensius #2
Chapter 17: Author comeback dong, syng bgt ffny gk smpe completed, ffny seru keren :'v msih setia nungguinny, nth udh brapa kali w baca brungkali nih ff, gk bosen2ny :'v
Galaxy_FanHan007
#3
Chapter 17: KyyyyaAaaaa KrisHan bakalan nikah???? Cepet di lanjut thor gak sabar liat mereka nikah XD

Tapi gimana dengan ayahnya Luhan? Dia pasti gak setuju :(

Updated soon!!!!!
kannykim
#4
yah, kok kgk dilanjut2 sih thor? kapan nih mau dilanjut lagi? -_-
fulgensius #5
Chapter 17: Akhirny dpt ff krishan lgi, gk tau knp ska bgt ma 2 sejoli in mo mrka shbatan, brother ship ato bhkn pacaran ttap aj gw suka, lnjutin plis ff ny krna jjur ff krishan skrng udh jrang bgt, saking jrangny ff yg lain gk dilnjutin smpe akhir
kannykim
#6
author nim comeback donk!
pleaseeeee.... lanjutin ff ini, aku suka bgt ama ff ini T_T
vivie_luhan #7
Chapter 17: Wahh baru baca,Keren bgttt,,dan dlm hati berharap krishan itu beneran kaya gini,,hehe
kannykim
#8
Chapter 17: aku baru bgt nih jd readers di aff dan aku lngsung suka sama ff ini..
ayo donk thor kpn ff ini dilanjut?
maaf,, mohon izin baca ya thor n_n
tyfan9490 #9
Chapter 17: Ya ampun autornim aku samangat penasaran sekali dengan kelanjutan ff mu.... Cepet update dong :);)
tyfan9490 #10
Chapter 9: Ya ampun ternyata... Aku bava chap ini sambil senyum2 gaje, hhha