Chapter 2

Midget Bodyguard (SNSD Ver.)

Silau cahaya matahari pagi yang menyengat membangunkan Yoona dari tidur nyenyaknya. Dengan mengucek mata ia melihat jam dinding dan ini sudah hampir tengah hari.

“Hoam, jam sepuluh.” Dia melamun sejenak kemudian bangkit dari tempat tidurnya. Di sisi lain Bora yang bangun lebih awal sibuk membereskan semua keperluan yang akan dia bawa ke Busan. Setelah beres ia melihat jam sudah menunjukan pukul sepuluh pagi lalu ia berjalan menuju kamar adikknya. Saat masuk ia bergidik ngeri karena melihat kamarnya yang begitu acak-acakan.

“Kau sudah bangun? Cepat mandi dan sarapan. Jangan lupa bereskan kamarmu, begitu acak-acakan hih!”

“Hmm.” Jawab adiknya malas.

“Dan aku akan memanggil pengawalmu siang ini.” Bora menutup kembali pintu kamarnya dan Yoona hanya memutar bola matanya lalu pergi ke kamar mandi dengan berjalan sempoyongan. Di dalam kamarnya Bora meraih ponselnya kemudian menghubungi seseorang.

“Morning cebol! Kau bisa mulai bekerja siang ini, bersiap-siaplah.”

“Siang ini? Ne, tapi aku belum bersiap-siap dan sedang berada di kantor sekarang.”

“Aku sudah menghubungi atasan, kau bisa pulang lebih awal untuk mempersiapkan diri.”

“Jinja? Baiklah.”

“Dan pastikan kondisi tubuhmu dalam keadaan fit hahaha!”

“Tubuhku selalu fit, memangnya kenapa bodoh?”

“Tidak apa-apa, aku hanya ingin memastikan karena takut adikku menghajarmu hahaha!"

"Tidak akan ku biarkan itu terjadi."

"Hei dia itu mantan anak taekwondo jadi kau harus sedikit berhati-hati dan jika dia mengusirmu jangan pergi kecuali aku yang melakukannya.”

“WHAT?”

“Hahaha jangan panik, kau jauh lebih kuat darinya. Aku menunggumu kawan, bye!” Bora menutup telepon kemudian berjalan menuju dapur dan menemukan adiknya sedang melahap sarapannya.

“Yoona, aku sudah menghubungi pengawal barumu dan kau jangan pegi kemana-mana hari ini.”

“Aku tidak peduli dengannya.” Bora hanya menggelengkan kepala kemudian ikut bergabung di meja makan.

 

13:00PM

Setelah sarapan Yoona hanya duduk menonton TV dengan kakaknya yang sudah mempersiapkan diri untuk pergi. Di tempat lain Taeyeon yang berada di kantornya sekarang berjalan menuju ruangan atasannya dan meminta ijin untuk pulang dan bersiap-siap. Sesampainya di rumah, ia langsung membereskan pakaian dan barang-barang keperluannyan lalu menancapkan gas menuju rumah Bora. Tiba di sana ia sedikit gugup dan menarik nafas dalam-dalam sebelum mengetuk pintu. Tidak lama seorang pelayan muncul menyambutnya dan membawa kopernya sembari membimbingnya untuk masuk ke dalam. Sesampainya di dalam, akhirnya Taeyeon melihat Bora dan adiknya sedang duduk di ruang tamu. Bora yang menyadari keberadaannya bangkit menyambutnya dengan gembira. Melihat gadis pendek yang di sambut kakaknya Yoona mengerutkan keningnya.

Siapa dia?

Yoona merasa gadis yang di lihatnya itu sangat imut namun ia kembali mengerutkan kening ketika melihat gaya berpakaiannya yang tampak seperti seorang pengawal.

“Yoona perkenalkan dia adalah Kim Taeyeon, dia pengawal barumu dan dia akan menjagamu selama aku pergi.” Taeyeon tersenyum padanya dan memberi hormat namun Yoona mengacuhkannya.

Aaaa dia lebih cantik dari yang ku lihat di dalam foto!

Taeyeon pun tersenyum-senyum sendiri.

“Emh Taeyeon, tolong urus dan jaga adikku dengan baik.”

“Tentu, aku akan menjaganya dengan baik.”

“Hmm dan aku ingin kau ikuti kemana pun dia pergi. Aku percayakan semuanya padamu.” Yoona memutar bola matanya mendengar perkacapan mereka.

“Pasti, jangan hawatir.”

“Dan Yoona, jaga dirimu dan jaga sikapmu. Aku harap saat aku pulang nanti kau sudah berubah dan aku tidak mau tau kau harus lulus tahun ini. Semuanya aku harus pamit sekarang.”

"Aku antar sampai depan ne?"

"Tidak usah kau diam saja di sini." Taeyeon mengangguk kemudian Bora meninggalkan mereka berdua di dalam. Setelah mendengar suara mobil melaju, Yoona kembali menatap Taeyeon kemudian bangkit dari kursi dan berjalan mendekatinya. Dia menatap Taeyeon sinis lalu melihat tubuhnya dari atas sampai bawah dan hal itu membuat Taeyeon merasa tidak nyaman.

“Apa yang ada di hadapanku ini? Seorang wanita... Cebol? Oh please, kakakku pasti sudah tidak waras. Bagaimana bisa kau melindungiku dengan fisikmu yang ewh! Jika kita di keroyok penjahat aku yakin kau akan kabur seperti pecundang dan tidak bisa melindungiku.” Taeyeon sedikit tersinggung mendengar ucapannya.

“Aku tidak suka mendengar orang yang merendahkan fisikku. Kakakmu tidak akan mungkin mempekerjakanku jika aku bukan apa-apa jadi kau jangan meremehkanku.”

“Jinja? Baiklah akan aku uji dirimu” Yoona berpose layaknya atlit taekwondo yang siap bertarung.

"Ige mwoya?"

"Mari bertarung dan aku ingin melihat apa kau bisa melawanku." Taeyeon mendadak tertawa.

"Are you serious? Here?"

"Jangan bertele-tele, palli lawan aku!" Taeyeon hanya menyeringhai dan tetap diam dalam posisinya.

"Silahkan serang aku jika kau mampu." Yoona menatapnya dengan tatapan evil kemudian melayangkan kakinya ke arah kepalanya namun dengan santai Taeyeon menghindarinya. Berdecak Yoona kembali melayangkan beberapa tendangannya dan lagi-lagi Taeyeon berhasil menepisnya dengan santai hingga tendangan terakhir Taeyeon berhasil menangkap kakinya dan mengangkatnya ke atas.

"Ayayayaya!"

“Kau sudah puas sekarang? Kau tidak bisa menghajarku jadi jangan remehkan aku.”

"L-lepaskan!" Taeyeon melepaskan cengkraman di kakinya kemudian cekikikan melihat wajah Yoona yang terlihat tidak percaya dia bisa menghindari serangannya dengan sangat santai.

Dia lumayan juga!

Belum menyerah, dia mendekat dan tiba-tiba mendaratkan tinju ke arah wajahnya. Dengan refleks Taeyeon menahan tangannya lalu membalikan tangannya ke belakang punggungnya dengan gerakan cepat.

“Ayayayaya... S-sakit bodoh!” Yoona mencoba memberontak namun Taeyeon menahannya.

“Sudah ku bilang barusan jangan remehkan aku.” Taeyeon tersenyum puas melihat Yoona meringis kesakitan sampai akhirnya ia melepaskannya karena kasihan. Yoona menatapnya dengan tajam dan Taeyeon membalasnya dengan senyuman manis.

“Damn! Kau kuat juga ternyata.” Dia berjalan menuju dapur dengan kesal kemudian Taeyeon mengikutinya dari belakang. Dengan seringhai nakal Yoona merencanakan sesuatu dengan berpura-pura tersandung dan mejatuhkan tubuhnya ke lantai.

"Akh!"

"Gwenchana?" Taeyeon berjongkok dengan panik dan kesempatan Yoona menyiku perutnya dengan keras kemudian menendang tubuh mungilnya hingga Taeyeon jatuh tersungkur.

"AWCH!" Taeyeon meringgis kesakitan dan menatap sang pelaku yang sedang tertawa puas.

“Hahaha kena kau, dasar payah!” Tidak terima Taeyeon kemudian tertawa dengan keras. Hal itu membuat Yoona tampak bingung sembari melihatnya berdiri tegap tanpa memperlihatkan ekspresi kesakitannya.

“Anak manis, aku hanya berpura-pura kesakitan dan lihatlah, aku tidak apa-apa.” Bohongnya sembari menahan rasa sakit.

“M-wo? Mustahil!”

“Sudah ku bilang jangan remehkan aku. Tubuhku memang kecil dan pendek tapi aku kuat. Dan juga tendanganmu dan pukulanmu itu tidak ada apa-apanya, payah!” Katanya dengan senyum penuh percaya diri.

“YOU!” Yoona terlihat kesal lalu melempar sendalnya ke arah Taeyeon dan tepat mengenai tubuhnya.

"YAH!" Taeyeon membalasnya dengan kembali melempar sendal itu padanya dan itu tepat mengenai dahinya.

"You want to die?" Yoona kembali berjalan ke dapur lalu Taeyeon mengikutinya lagi dan di kejutkan dengan sebuah benda yang mendarat di dahinya.

“AWCH!” Yoona baru saja melempar sebuah botol plastik. Menggeretakan gigi Taeyeon menatapnya dan kembali di kejutkan dengan panci kaleng yang melayang mengenai kepalanya.

"IT'S HURT!!!"

“ENYAHLAH DARI RUMAHKU SEKARANG JUGA!” Yoona mengambil sapu kemudian menyerang Taeyeon dengan memukulnya dengan bertubi-tubi.

“Aww, sakit bodoh!” Yoona tidak menanggapinya dan malah terus memukulnya tanpa belas kasihan. Merasa kewalahan Taeyeon berlari menyelamatkan diri.

“KAU TIDAK BISA LARI DARIKU!” Yoona meraih semua sendok yang ada di atas meja kemudian mengejar Taeyeon sembari melemparinya dengan sendok itu.

"CEBOL!"

"SAVE ME!" Taeyeon sampai di depan pintu kamar atas lalu masuk dan cepat mengunci pintunya.

“Oh my god, gadis ini benar-benar kurang ajar! Hohoho aku tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya.” Taeyeon melihat-lihat sekeliling kamarnya dengan terengah-engah kemudian melihat kopernya di samping tempat tidur.

“Aku rasa ini kamarku.” Taeyeon berjalan ke arah tempat tidur lalu menjatuhkan tubuhnya karena kelelahan.

Di luar kamar Yoona terengah-engah karena lelah mengejar Taeyeon. Hari pertama Taeyeon sudah berani membuatnya sangat jengkel hingga ia berbuat kasar. Yoona duduk di atas tangga dan mengelap keringatnya dengan tangan. Melihat sekeliling rumah yang cukup berantakan ia memanggil pelayan untuk membereskan kekacauan ini. Dia bangkit kemudian berjalan masuk ke kamarnya dengan merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur.

Sowoneul malhaebwa... I’m Genie for your wish 

Yoona meraih ponselnya dan cepat mengangkatnya.

“Ne Sooyoung?”

“Are you busy? Boa eonnie mengajak kita berjudi melawan ahjumma yang mengalahkanmu waktu itu. Dia juga akan membantu kita untuk memenangkan perjudian kali ini karena dia sangat mahir dalam berjudi.”

“Jinja? Woah kebetulan aku sedang bosan. Aku ikut dan segera bersiap-siap.”

“Oke, aku akan menghubungimu lagi sekitar jam sepuluh, bye!” Sooyoung menutup teleponnya.

“Semoga hari ini adalah hari keberuntunganku dan lihatlah ahjumma jelek, kau akan membayar kekalahanku malam ini.” Yoona pun berlari menuju kamar mandinya dengan sumringah.

 

10:00PM

Yoona duduk di tepi ranjang sembari menunggu telephone dari temannya. Tidak lama panggilan pun masuk dan ia segera mengangkatnya.

“Sooyoung kau sudah siap?”

“Tentu, kau dimana sekarang?” Ada sedikit jeda sebelum Yoona menjawab.

“Umh... Itu, a-aku...”

“Jangan bilang kali ini kau tidak bisa kabur hahaha!”

“Bukan tidak tapi aku belum melakukannya. Jangan hawatir, aku bisa kabur dengan mudah.” Yoona tersenyum dengan percaya diri.

“Ya sudah, palli!”

"Ne." Sebelum menutup telephone tiba-tiba Yoona mendengar langkah kaki seseorang.

“Gawat! Aku tutup ya, bye!” Yoona berlari ke kamar mandi untuk berpura-pura membersihkan diri.

Tok tok!

"Agassi apa kau sedang mandi di dalam?" Yoona sedikit mendekat ke arah pintu.

“Ne, waeyo?”

“Saya hanya memeriksa anda apa sudah tidur atau belum. Kalau begitu saya permisi Agassi!”

“Chakkaman, apa bodyguard baru itu ada di luar atau di dalam?”

“Tidak ada agassi, saya rasa dia sedang beristirahat di kamarnya.”

Nice!

“Oh. Silahkan tinggalkan kamarku, sebentar lagi aku selesai.” Pelayan itu keluar dari kamarnya lalu Yoona menghela napas lega dan keluar dari kamar mandi.

Dia meraih ponselnya lalu membaca sebuah pesan masuk.

Soo: Aku dalam perjalanan dan akan menunggumu di tempat biasa.

Reply: Yokay! Tunggu aku di sana!

Yoona mengambil tasnya lalu berjalan ke arah jendela kamarnya dan mulai turun seperti biasanya. Setelah berhasil melompat dia melangkahkan kakinya dengan mengendap-endap dan keluar melalui pintu biasa.

***

 

Setelah penyerangan yang di lakukan Yoona tadi, Taeyeon masih berbaring di atas tempat tidurnya. Dia membuka matanya dan menyadari bahwa dia telah melupakan kewajibannya. Sebuah desahan pun keluar dari mulutnya takut-takut Yoona akan menyerangnya lagi. Dia bangkit dari atas tempat tidur kemudian bercermin sejenak, melihat kepalanya yang terkena lemparan panci tadi.

"Beruntung tadi itu hanya panci kaleng dan untung juga kepalaku tidak benjol." Taeyeon pun meninggalkan kamarnya untuk pergi memeriksa anak yang menjengkelkan itu. Setelah keluar dia langsung melihat pintu kamar yang tidak jauh dari kamarnya.

“Ku rasa itu kamarnya.” Dia melangkah menuju sana dan langsung membuka pintu kamarnya.

“Kosong, kemana dia?” Dia mencoba memeriksanya ke kamar mandi.

“Yoona apa kau ada di dalam?” Tidak ada respon, dia masuk ke kamar mandinya dan tidak menemukan Yoona di sana. Rasa penasaran membuatnya berlari menanyakan Yoona kepada pelayan dan penjaga namun mereka tidak tau. Taeyeon memutuskan untuk mencarinya di sekeliling rumah namun dia tidak menemukannya juga.

“Dia tidak ada dimana-mana. Apa dia kabur? Aigoo hari pertama aku sudah kecolongan." Mendesah, Taeyeon mengacak-acak rambutnya kemudian kembali masuk dan menunggu anak itu pulang.

 

11:50PM

Biasa pulang tepat jam satu malam, kali ini Yoona pulang lebih cepat karena dia menang telak dari perjudiannya. Semua itu berkat bantuan dari gadis yang bernama Boa itu. Saat ini Yoona sudah tiba di dekat kamarnya dan seperti biasanya, dia kembali ke kamar dengan memanjat tembok hingga dia berhasil masuk ke kamarnya dengan selamat.

"Melelahkan juga."

Yoona langsung berlari ke kamar mandi untuk membersihkan diri setelah itu mengganti pakaian kemudian pergi ke dapur untuk mengambil minum.

“IM YOONA!”

 

TBC

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
kidleader_tae #1
Chapter 21: YoonTae 😍😘
deer_yoongie_
#2
Chapter 22: Waahhhhh..... :'( dan cerita ini pun berakhir.. terima kasih author yang telah menemani jiwa yoontae saya selama beberapa waktu. Cerita author-nim bagaikan oase di tengah gurun... hehe Sekali lagi terima kasih. Akan tetap setia menanti update cerita yoontae yang sedang berjalan, atau pun yang baru *ngarep hihi
Yoongie02
#3
Chapter 22: Ommo udah ending aja T_T
Coba di akhir bad scenenya lanjut thor *otak mesum dasar haha..
Yoongie02
#4
Chapter 21: My favorite part pas Yoona narik cd Taeyeon pake giginya.. kebayang wajah menggodanya kaya apa haha
deer_yoongie_
#5
Chapter 21: Menunggu sesi kedua.. HAHAHA
yy_101
#6
Chapter 21: THATS SO HOOOOOTTT!!!!
Yoongie02
#7
Chapter 20: Chapter ni byk kissnya >_< Iya thor adegan itu dong haha
taetae_sone
#8
Chapter 20: Everytime kiss hoihoi dong thor *kabur :v
deer_yoongie_
#9
Chapter 20: yeeaayyy akhirnya... umm setelah yoona lulus........ lanjutkan dengan kehidupan mereka di rumah taeng, OK author-nim? hehehe woahhh terima kasih atas update-annya. author jjang!! :D