Chapter 19

Midget Bodyguard (SNSD Ver.)

Setelah menutup pintu kamar Yoona rapat-rapat Taeyeon melangkahkan kakinya menuju kamar Bora untuk menanyakan kepulangannya ke Busan. Ketika sampai di depan pintu dia di kejutkan dengan seseorang yang baru saja membuka pintunya.

Nuguseyo?

"Hi Taeyeon-ssi."

"A-anda siapa ya?"

"Hyorin imnida."

"She's my girlfriend." Sambung Bora dari belakangnya dengan membawa tas besar.

"Owh jadi ini sosok pujaan hatimu. Memang sesuai dengan seleramu hehe." Bora kemudian mendekatinya.

"Apa adikku ada di kamarnya?"

"Dia sudah tidur jangan di ganggu. Kau akan berangkat sekarang?"

"Ya ampun jam segini sudah tidur. Hmm aku akan berangkat sekarang, nanti sampaikan padanya Hyorin akan tinggal di sini untuk membantunya belajar sampai dia menyelesaikan ujiannya."

"Woah itu bagus, aku jadi tidak perlu repot-repot mengajarinya."

"Yeah kau bisa memanfaatkan waktumu untuk pulang pergi ke kantor."

"Arasseyo. Hyorin-ssi, selama tinggal di sini jangan canggung-canggung dan anggap saja aku teman lamamu hehehe."

"Ne tenang saja." Krystal yang akan pulang bersama Bora pun datang menghampiri Taeyeon.

“Taeyeon eonnie, aku akan pulang bersama Bora eonnie sekarang.”

“Ah ne, salam untuk keluarga di rumah ya?”

“Siap."

“Oke kita harus berangkat sekarang. Jaga adikku dan cepat mengencaninya sebelum aku memecatmu."

"Hahahaha i do. Mau aku antar?"

"Tidak usah, Hyorin yang akan mengantar kami."

"Baiklah." Taeyeon pun mengantar keponakan dan kawannya sampai pintu depan.

“Tolong jaga my babe Sulli ya Eonnie.”

“Babe? Oh aku mengerti sekarang. Tenang saja dia akan baik-baik saja selama di sini.”

“Aku catat itu.”

"Aku berangkat ya cebol, bye!"

"Bye." Taeyeon menyaksikan mereka pergi lalu menutup pintu rumahnya.

***

 

 

07:00AM

Dengan mengucek mata Yoona turun dari tempat tidurnya secara perlahan sembari menguap lebar-lebar. Menyadari dirinya sudah ada di kamar dia menggaruk kepalanya dengan mengingat-ngingat apa yang di lakukannya kemarin.

"Aku pasti mabuk berat." Dia menepuk keningnya lalu menyadari pakaiannya yang berbeda dari kemarin.

"Siapa yang mengganti pakaianku? Sulli kah? Atau mungkin... Taeyeon?" Yoona langsung menggigit jarinya lalu seseorang membuka pintu kamarnya.

"Sudah bangun rupanya."

"Hyorin seonsaeng-nim!"

"Morning adik ipar." Sapa Hyorin dengan memeluk tubuhnya.

"Mengapa kau bisa ada di sini seonsaeng-nim?"

"Panggil aku Eonnie, kau adik iparku sekarang hehe."

"Ah n-ne Eonnie." Hyorin melepas pelukannya.

"Mulai hari ini aku akan tinggal di sini bersamamu. Bora memberi kepercayaan padaku untuk membantumu belajar sampai kau menyelesaikan ujian. Apa kau keberatan?"

"T-tinggal di sini bersamaku? Aigoo tentu saja aku malah senang." Yoona langsung memeluknya.

"Syukurlah kalau kau senang. Try out akan di mulai senin depan jadi aku akan menemanimu belajar setiap malam. Semoga saja hasilnya baik dan kau bisa lulus dari ujian tahun ini "

"Kau sudah pasti tau semuanya, aku jadi malu."

"Gwenchana, santai saja." Yoona melepas pelukannya.

"Menyenangkan juga mempunyai kakak ipar seperti dirimu hehehe." Hyorin membalasnya dengan cubitan di pipi.

"Mianhae aku harus pergi sekarang."

"Kemana?"

"Sekolah untuk mengurus try out."

"Ini kan tanggal merah."

"Itu tidak berlaku untuk guru yang harus menyiapkan try out kalian."

"Arasseyo, aku antar sampai depan ya?" Hyorin mengangguk lalu Yoona mengantarnya sampai depan.

"Yoona aku belum berpamitan dengan Taeyeon. Jika dia bertanya katakan saja aku pergi ke sekolah."

"Siap Eonnie." Hyorin langsung pamit dan Yoona kembali masuk ke dalam rumahnya.

"Yoongie kau habis dari mana?"

"Mengantar Hyorin eonnie sampai depan. Dia bilang dia harus ke sekolah." Taeyeon meresponnya dengan anggukan lalu duduk di kursi ruang tamu. Yoona kemudian mengikutinya dengan duduk santai.

Haruskah aku bertanya padanya? Tapi kalau aku bertanya nanti dia menggodaku habis-habisan karena kemarin aku membuntutinya. Sakit rasanya mengingat apa yang aku dengar dan aku saksikan kemarin. Mau tidak mau aku harus bersikap tenang dan berpura-pura tidak tau saja.

“T-taengoo, kemarin kan aku mabuk berat. Apa kau yang membawaku pulang?” Taeyeon mengangguk.

“Saat aku mabuk apa aku mengatakan sesuatu yang tidak jelas atau mungkin kau tau sesuatu mengapa aku bisa mabuk?” Seringhai muncul di wajah Taeyeon.

Jelas aku tau semuanya.

“Aniyo, kemarin kau sudah terkapar dan aku tidak tau apa-apa.“

Syukurlah, berati dia tidak tau.

“Lalu siapa yang mengganti pakaianku ya?” Taeyeon menelan ludahnya sembari menatapnya dengan gugup.

“A-aku yang menggantinya.” Yoona meresponnya dengan mata yang melebar.

“Beraninya kau melakukannya tanpa seijinku. Itu berarti kau sudah melihat tubuhku? Ommo, apa kau melakukan sesuatu padaku hah?”

“Aniyo, aku menggantinya karena pakaianmu kotor dan bau alkohol. Soal tubuhmu lagi pula sudah berkali-kali aku melihatnya.” Wajah Yoona langsung memerah.

"B-berkali-kali katamu?"

“Hmm, saat memperbaiki pintu kamar mandi dan handukmu yang  tiba-tiba jatuh di depanku. Yang terakhir saat kau berenang aku melihat tubuhmu hanya mengenakan bikini.” Sadar dengan pengakuan yang tidak di sengajanya Taeyeon langsung menutup mulutnya.

Mati aku!

“K-kau bilang apa barusan? Jadi diam-diam kau mengintipku juga?” Raut wajah Yoona berubah menjadi mengerikan.

Setelah ini dia pasti menghabisiku. Saatnya untuk menyelamatkan diri yaitu dengan cara...

“KABUR!” Taeyeon melarikan diri ke luar rumah dengan terbirit-birit. Setelah cukup jauh dan merasa Yoona tidak mengejarnya dia menghentikan langkahnya di halaman belakang.

“Piuh aku selamat!”

"Aku rasa tidak!” Tubuhnya langsung membeku.

"Mau lari kemana hah?" Taeyeon membalikan tubuhnya lalu melihat Yoona tersenyum evil dengan membawa tongkat kecil di tangannya.

“Hehehe Y-yoona. Lihat itu Tiffany!"

"Mwo?" Yoona langsung menoleh ke belakang. Taeyeon pun mengambil kesempatan dengan melarikan diri tapi naas dia malah tersandung dan terjatuh ke lantai.

“Mengapa nasibku selalu sial aish!" Hendak bangkit sebuah tangan menahannya lalu pukulan tiba-tiba mendarat di pantatnya.

“YAH!" Yoona memukuli pantatnya.

"Awch a-ampun." Taeyeon langsung membalikan tubuhnya lalu  menyambar dan melempar tongkat itu jauh-jauh.

“Oh kau berani melawanku sayang?” Yoona tersenyum evil lalu mendorongnya dan duduk di atas pahanya.

"A-apa yang akan kau lakukan?"

“Membalas perbuatan mesummu, dasar gadis mata keranjang!" Yoona mencoba melepas kemeja Taeyeon dengan paksa.

"Andwae jebal!" Taeyeon mencegahnya dengan menahan kedua tangannya tapi itu sia-sia karena Yoona terlalu agresif.

"Y-yoona apa kau akan memperkosaku?"

"Maybe!"

"Yoona eonnie apa yang kau lakukan?” Keduanya menoleh ke arah Sulli.

"Help me Sulli-ah, dia mencoba memperkosaku."

"MWO?" Sulli langsung berlari memisahkan keduanya.

“Jangan ikut campur Sulli-ah, aku sedang menghukum gadis mesum ini."

“Dengan memperkosanya? Itu perbuatan jahat eonnie."

"Siapa yang akan memperkosanya, aku hanya ingin melihat tubuhnya."

"Sama saja." Sulli menarik tubuhnya jauh-jauh dari Taeyeon. Detik itu juga Taeyeon buru-buru bangkit dan melarikan diri lagi.

“KAU TIDAK BISA LARI DARIKU KIM TAEYEON!" Taeyeon mengabaikan teriakannya dengan terus berlari.

“Hah hah hah!" Dia menghentikan langkahnya di dekat kolam renang dengan terengah-engah. Selanjutnya dia melihat-lihat sekeliling untuk mencari tempat persembunyian.

"Aku harus bersembunyi."

“Mau lari ke mana kau?"

"Lagi?" Taeyeon mendesah pasrah sembari berbalik melihat Yoona berdiri di tengah-tengah pintu.

“Aku sudah lelah Yoongie, kita hentikan saja ya?"

"Setelah apa yang kau lakukan? Tidak ada kata berhenti untuk gadis cabul sepertimu.” Taeyeon merasa ingin menangis lalu Sulli muncul dari belakang Yoona.

“Yoona eonnie sudahlah hentikan saja."

“Ini yang terahir, kau diam saja jika tidak ingin aku pecat.” Sulli menggelengkan kepalanya sembari melihat ke arah Taeyeon dengan tatapan meminta maaf.

"Y-yoongie jebal hentikan ya?"

"Shiro!" Yoona perlahan mendekati pengawalnya dengan seringhai evilnya.

Apa lagi yang akan dia lakukan? Save me!

Taeyeon pun berjalan mundur hingga langkahnya terhenti di tepi kolam. Yoona menyeringhai lalu memutar-mutar tangannya seperti siap untuk melayangkan tinjunya.

“Yoongie, selangkah lagi kau mendekatiku maka aku akan bunuh diri."

“Are you serious? Hahaha lakukan saja aku tidak akan mencegahmu.”

“A-aku s-serius!” Yoona hanya  menyeringhai dengan terus mendekatinya dan siap-siap untuk melayangkan tinjunya. Dengan menelan ludah Taeyeon menoleh ke belakang.

Tidak ada pilihan lain.

“Baiklah aku akan b-bunuh diri sekarang juga." Dengan memejamkan mata Taeyeon langsung melompat ke kolam renang.

"HAHAHAHAHA!" Gelak tawa pun keluar dari mulut Yoona dan Sulli setelah menyaksikan aksi bunuh diri yang konyol itu.

“Berani kalian mentertawakanku. Awas ya aku tidak segan-segan untuk membunuh kalian!”

“Sulli-ah, seseorang yang baru saja bunuh diri mengancam kita? Saatnya untuk tertawa, hahahahahahaha!” Taeyeon mendesah kesal.

“Dasar bodoh, seandainya aku menjadi dirimu aku akan memilih jurang yang curam untuk bunuh diri."

"Up to you." Taeyeon mencoba naik ke tepi kolam lalu Yoona mengulurkan tangannya untuk membantunya.

"Apa yang kau lakukan?"

"Membantumu untuk naik bodoh!"

"Shiro, nanti kau malah menyerangku lagi."

"Don't worry aku sudah puas."

"Yang benar? Kau ini kan evil."

"Iya, ayo raihlah tanganku." Dengan sedikit takut-takut Taeyeon meraih tangannya lalu Yoona menariknya ke tepi kolam.

"Hihihihi Kim Taeyeon pabo!"

"Grrrrrr!" Yoona hanya cekikikan.

"Sepertinya keadaan sudah aman. Aku permisi ke dapur dulu."

"Ne Sulli-ah."

"Yoongie?"

"Hmm?"

"Persiapkan dirimu, aku akan membawamu kencan ke suatu tempat." Mata Yoona langsung berbinar.

"Kemana?"

"Nanti kau akan tau. Palli jangan lama-lama." Yoona mengangguk dan langsung berlari menuju kamarnya. Sekitar satu jam keduanya langsung pergi meninggalkan rumah.

Selama menempuh perjalanan Taeyeon mencoba merangkai kata-kata untuk menembak pujaan hatinya itu sementara Yoona hanya tersenyum-senyum idiot membayangkan kencan romantisnya bersama Taeyeon. Cukup lama menempuh perjalanan Taeyeon menghentikan mobilnya di pinggir jalan bukit pulau jeju. Dia mematikan mesinnya lalu membuka sabuk pengamannya.

“Woah indahnya. Sudah lama sekali aku tidak mampir kemari.” Taeyeon hanya tersenyum kemudian membukakan sabuk pengaman Yoona sembari menatapnya dengan tatapan menggoda.

“Jangan menatapku dengan tatapan seperti itu.”

“Wae, kau gugup?”

Tentu saja bodoh, mata indahmu itu cukup menghipnotisku.

Yoona menelan ludahnya dalam-dalam karena Taeyeon terus menatapnya dengan senyuman manisnya.

"S-sampai kapan kau akan terus menatapku?”

“Sampai kau mau mengakui perasaanmu padaku.”

“M-mwo?” Yoona langsung memalingkan wajahnya.

“Sudah aku duga kau pasti gugup dan memalingkan wajahmu.”

“A-apa sih kau ini.” Taeyeon menggeser tubuhnya lalu dia menyentuh tangan Yoona. Merasakan sentuhannya Yoona langsung refleks menatapnya.

“Aku ingin kau jujur padaku, apa kau mencintaiku?”

O-ottoke?

Yoona menggigit bibirnya dengan gemetaran.

“Yoongie?”

“N-ne?”

“Jawab saja tidak usah takut."

Aku harus bagaimana? Mengatakan aku mencintainya saja rasanya sangat sulit. Ini pasti karena efek belum pernah di tembak seseorang.

Melihat dirinya hanya terdiam Taeyeon mencondongkan tubuhnya hingga wajah mereka berdekatan.

“Apa kau merasa sulit untuk menjawabnya?” Yoona mengangguk lalu Taeyeon mengecup bibirnya tanpa permisi.

“Dengan ini apa kau bisa menjawabnya?”

“T-taengoo, mengapa kau m-menciumku?”

“Karena aku mencintaimu.” Yoona memperlihatkan ekspresi ketidak percayaannya.

Kemarin itu bukannya dia di tembak Tiffany? Setelah aku pergi mungkin kah dia langsung menolak cintanya?

Yoona mendadak bingung lalu Taeyeon kembali mengecup bibirnya.

“Sekarang giliranmu. Apa kau masih sulit untuk menjawabnya?” Yoona tetap terdiam menatapnya. Dengan sedikit terkekeh Taeyeon langsung melumat bibirnya dengan agresif sembari mencengkram tangannya. Detik selanjutnya dia merasa senang karena Yoona membalas lumatannya yang tidak kalah agresif darinya hingga bibir keduanya basah dengan air liur mereka. Setelah merasa lelah melawan ciuman agresif Taeyeon dengan terengah-engah Yoona menarik diri dari ciumannya.

“Ciuman yang luar biasa.” Taeyeon meresponnya dengan senyuman sembari membersihkan air liur yang membasahi bibir pujaan hatinya.

“Jadi bagaimana, apa kau mencintaiku juga?” Dengan malu-malu Yoona mengangguk.

“Akhirnya kau mengakuinya, aku jadi lega sekarang.” Kecupan di berikan Taeyeon di punggung tangannya dan Yoona membalasnya dengan hal yang sama.

“Aku mencintaimu pengawal cebolku.” Taeyeon tertawa sembari mengusap pipinya lalu dia mengeluarkan sesuatu dari saku celananya. Dia kembali mencondongkan tubuhnya kemudian memasangkan kalung dengan simbol hurup T di leher Yoona. Tidak lupa setelahnya dia merapihkan rambut panjangnya sembari menatap kalungnya dengan kagum.

“Kalung ini sangat cocok di lehermu.” Yoona pun menyentuh kalungnya.

“Ini hurup T? Taeyeon?”

“Hmm apa kau suka?”

“Tentu saja aku sangat suka, gomawo.”

“Sama-sama. Kalung itu adalah simbol bahwa aku milikmu sekarang.” Pelukan hangat pun di berikan Yoona.

 “Itu berarti kita sudah resmi berpacaran sekarang?“

“Aniyo.” Yoona melepas pelukannya.

“Wae? Kita kan sudah mengakui perasaan masing-masing.” Dengan penuh kasing sayang Taeyeon membelai rambut Yoona.

“Kita memang sudah mengakui perasaan masing-masing tapi untuk meresmikan hubungan kita itu ada syaratnya.”

“Apa lagi pakai syarat segala. Katakan apa syaratnya?”

“Hadiahi aku dengan kelulusanmu setelah itu aku akan menjadi milikmu sepenuhnya.”

“Aku akan belajar semaksimal mungkin demi dirimu.”

“Untuk dirimu sendiri juga.” Yoona pun kembali memeluknya.

“Mengapa tidak langsung di resmikan saja? Aku jadi sebal karena harus menunggu.”

“Jika di resmikan sekarang nanti aku bisa berbuat ganas padamu.”

“Berbuat ganas? Maksudnya?”

“Menyerangmu di atas ranjang, kau pasti belum tau aku ini sama mesum seperti kakakmu hehehe.”

“Byuntaeyeon! Pantas diam-diam kau mengintipku. Aku jadi tidak sabar ingin cepat-cepat lulus dan merasakan serangan ganasmu itu hehehe.”

“Kau menginginkannya huh?”

“Aku tidak bisa bohong bahwa aku mesum juga hihihi.” Taeyeon pun mencolek hidungnya.

“Rasanya sangat lega Taengoo. Pertama kalinya aku merasa jatuh cinta dan aku sangat sulit untuk mengakuinya.”

“Itu karena pertama kali merasakan cinta, aku juga pernah merasakannya saat remaja. Walau pun kita belum resmi berpacaran kau bebas memperlakukan aku seperti pasanganmu, asal tau batas saja dan jangan sampai tidak fokus belajar.”

“Aku akan melakukannya dengan sebaik-baiknya. Hah rasanya seperti bermimpi di cintai oleh pengawal yang sangat aku cintai ini. Kau sudah mengubah hidupku dan aku sangat bahagia sekarang.”

“Aku juga sangat bahagia bisa menaklukan seorang gadis evil yang cantik seperti dirimu hehehe.”

“Kau ini, aku tuan putrimu sekarang.” Taeyeon hanya terkekeh lalu Yoona melepas pelukannya sembari menatapnya dengan manja.

“Apa?”

“Chuuu!” Dengan senang hati Taeyeon menuruti kemauan putrinya dengan mencium lembut bibirnya.

 

TBC

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
kidleader_tae #1
Chapter 21: YoonTae 😍😘
deer_yoongie_
#2
Chapter 22: Waahhhhh..... :'( dan cerita ini pun berakhir.. terima kasih author yang telah menemani jiwa yoontae saya selama beberapa waktu. Cerita author-nim bagaikan oase di tengah gurun... hehe Sekali lagi terima kasih. Akan tetap setia menanti update cerita yoontae yang sedang berjalan, atau pun yang baru *ngarep hihi
Yoongie02
#3
Chapter 22: Ommo udah ending aja T_T
Coba di akhir bad scenenya lanjut thor *otak mesum dasar haha..
Yoongie02
#4
Chapter 21: My favorite part pas Yoona narik cd Taeyeon pake giginya.. kebayang wajah menggodanya kaya apa haha
deer_yoongie_
#5
Chapter 21: Menunggu sesi kedua.. HAHAHA
yy_101
#6
Chapter 21: THATS SO HOOOOOTTT!!!!
Yoongie02
#7
Chapter 20: Chapter ni byk kissnya >_< Iya thor adegan itu dong haha
taetae_sone
#8
Chapter 20: Everytime kiss hoihoi dong thor *kabur :v
deer_yoongie_
#9
Chapter 20: yeeaayyy akhirnya... umm setelah yoona lulus........ lanjutkan dengan kehidupan mereka di rumah taeng, OK author-nim? hehehe woahhh terima kasih atas update-annya. author jjang!! :D