Chapter 13

Midget Bodyguard (SNSD Ver.)

Yoona's House~

 

Sulli menyimpan beberapa hidangan di atas meja makan. Tidak lama kemudian Yoona datang menghampirinya dengan membulatkan mulutnya melihat banyak makanan enak di hadapannya.

"Kau memasak banyak hari ini?"

"Ne, aku baru ingat kau itu rakus soal makanan hehehe!" Yoona langsung menyentil keningnya. Dia meraih piring kemudian mengambil makanannya hingga piringnya penuh. Sementara Taeyeon yang baru saja tiba di dapur menggelengkan kepalanya melihat piring Yoona yang begitu penuh.

“Shikshin!” Gumamnya dan ikut bergabung dengan Yoona.

“Sulli?”

“Ne Yoona-ssi?”

“Ambil piringmu, kita makan bersama.”

“T-tapi aku hanya pelayan.”

“Aku tidak peduli, cepat ambil piringmu atau aku akan memecatmu!”

"NE!” Yoona tersenyum.

“Mengejutkan!” Seru Taeyeon.

“Apanya?”

“Evil sepertimu bersikap baik terhadap seorang pelayan? Mengejutkan bukan?” Yoona memutar bola matanya.

“Bagiku Sulli bukan seorang pelayan. Dia lebih pantas menjadi adikku."

"Kau ini bisa saja Yoona-ssi." Sulli duduk di sampingnya.

"Aku bicara apa adanya. Apa boleh aku bertanya sesuatu Sulli?”

“Biarkan dia makan terlebih dahulu.” Yoona langsung memukul kepala Taeyeon dengan sendok.

"Diam!"

“Ne apa itu?”

“Aku ingin tau mengenai kehidupanmu, keluargamu, dari mana kau berasal?”

“Aku sedari kecil hidup di sebuah panti asuhan dan aku tidak memiliki orang tua atau pun keluarga. Saat ini aku hanya hidup seorang diri.” Yoona melebarkan matanya.

“Ya ampun mianhae. Seharusnya aku tidak bertanya tentang hal itu.”

“Gwenchana, itu sudah biasa.”

“Kau tidak punya keluarga, bagaimana jika aku mengadopsimu untuk menjadi adikku, apa kau tertarik?”

“Aku sarankan kau harus menolaknya Sulli. Menjadi adik untuk seorang evil seperti Yoona itu tidak baik untukmu.” Yoona menatap tajam pengawalnya.

“Kau belum tau aku sangat ingin memiliki seorang adik.”

“Aku tau, Bora pernah mengatakannya.”

“Kalau sudah tau apa bisa kau diam? Aku sedang merayunya.”

“Apa aku tidak boleh bicara? Aku hanya tidak ingin nasib Sulli sama sepertiku. Everyday Yoona akan membuatmu menderita Sulli, jangan terbuai oleh rayuannya!” Mendesah panjang, Yoona mengambil setumpuk nasi kemudian membungkam mulut Taeyeon dengan paksa hingga mulutnya penuh.

“Jangan dengarkan dia. Bagaimana Sulli, apa kau mau? Hidupmu akan terjamin jika kau mau menerimanya.” Sulli berpikir sejenak.

“Aku sedikit bingung sekarang."

"Bingung kenapa?"

"Kau memintaku untuk menjadi adikmu Yoona-ssi, sementara kau masih sekolah dan aku sudah lulus. Itu berarti aku lebih tua darimu?"

"Uhuk, hahahaha!" Yoona menatap tajam Taeyeon yang tertawa puas.

"Dengar Sulli-ah, gadis yang ada di sebelahmu ini remaja tua yang belum juga lulus dari SMA. Dia gadis berusia dua puluh tahun!" 

"Hahahahaha!" Kini Yoona menatap Sulli yang juga tertawa.

"Aigoo Yoona-ssi, aku benar-benar tidak menyangka. Jadi maksud Taeyeon-ssi kau tidak naik kelas begitu?"

"Aku benci mengakuinya tapi itu memang benar dan hampir lima tahun aku duduk di bangku SMA. Jadi bagaimana, kau mau menjadi adikku?"  

"Emh sebaiknya kita bahas nanti saja, aku lapar.” Yoona sedikit cemberut kemudian meraih sebuah surat dari sakunya.

“Taengoo, ini dari sekolah.”

“Apa ini?”

“Surat untuk rapat orang tua besok. Tolong hubungi Eonnie untuk mewakiliku.”

“Oke aku akan menghubunginya setelah makan.”

***

 

09:00PM

 

Di sela-sela keseriusannya saat membaca buku, Yoona tiba-tiba takut merasakan angin berhembus kencang dari luar dan juga pintu kamar mandi yang terbuka secara perlahan dengan sendirinya. Yoona sudah menebak hantu itu pasti kembali untuk mengganggunya. Tidak mau terlarut dalam ketakutannya perlahan dia bangkit dari kursi. Dan ketika melirik ke arah kamar mandi sosok hantu yang muncul waktu itu berdiri di depan kamar mandinya.

“Apa salahku? Mengapa hantu itu kembali dan menggangguku hiaaaaa!” Yoona langsung berlari ke kamar Taeyeon dan setibanya di sana dia langsung memegang tangan Taeyeon dengan gemetaran.

“Taenggo ada hantu lagi di kamarku!” Taeyeon mendesah panjang.

“Tidak ada hantu di dunia ini Yoona, kau pasti hanya berhalusinasi.”

“Aku berani bersumpah, lihat saja ke kamarku jika kau tidak percaya.” Taeyeon hanya mendesah kemudian mengelus pangkal kepalanya.

“Ya sudah, besok aku akan membawamu ke paranormal.”

 “Itu lebih baik dan boleh aku tidur di sini lagi?” Taeyeon mengangguk dan menarik tangannya untuk berbaring di tempat tidur.

“Kakakmu sudah berangkat dari tadi sore. Mungkin sebentar lagi dia akan sampai.”

“Ne gomawo.” Taeyeon kemudian mendengar derap langkah kaki seseorang yang menaiki tangga.

"Itu dia, panjang umur!"

“TAEYEON!” Mendengar teriakan sahabatnya membuat Taeyeon langsung keluar dari kamarnya. Melihat kawannya muncul di ambang pintu Bora langsung berlari memeluknya.

“I miss you midget!”

"I miss you too!" Bora melepas pelukannya.

"Bagaimana kedaanmu dan juga adikku? Apa dia sudah berubah sekarang?"

“Not good karena adikmu selalu menyiksaku setiap hari. Tapi perlahan sikap adikmu mulai berubah, tapi tidak lama dia kembali lagi menjadi evil.” Bora hanya tertawa kemudian matanya menangkap sosok adiknya di atas tempat tidur kawannya. Dia berjalan masuk ke kamarnya dengan membulatkan mulutnya melihat adiknya tersenyum dengan melambaikan tangan.

“Ommo apa aku tidak salah lihat? Taeyeon kau sekamar dengannya? Apa kalian melakukan sesuatu saat tidur berduaan?” Taeyeon mendekat kemudian menendang pantatnya.

“Jangan berpikiran macam-macam, dia hanya ingin tidur bersamaku karena takut.”

“Aku pikir kalian sudah merasakan bermain kuda-kudaan hahahaha!”

"Kau memang sesat Bora!"

"Hahahaha ya sudah aku akan tinggalkan kalian berdua. Aku ingin istirahat." Bora langsung meninggalkan mereka.

“Idiot!” Celetuk Yoona.

“Selain idiot kakakmu pembawa sesat. Ini sudah malam, saatnya untuk tidur.” Taeyeon mematikan lampu kemudian berbaring di samping Yoona.

***

 

 

07:00AM

 

Usai sarapan Bora mengerutkan keningnya melihat wajah baru dari pelayan yang baru saja melayaninya. Dengan penasaran dia menyenggol adiknya.

“Pelayan lama kita kemana? Aku lihat pelayan baru itu tampak masih muda.” 

“Aku mengusirnya dan Taeyeon menggantinya dengan Sulli. Aku akan mengadopsinya untuk menjadi adik kita Eonnie.” Bora menatap adiknya dengan tidak percaya.

“Rupanya keinginanmu untuk memiliki seorang adik tidak pernah berubah."

“Hmm, dia itu hidup seorang sendiri Eonnie dan tidak memiliki keluarga. Maka dari itu kita adopsi saja dia, kau setuju kan?”

“Itu terserah dirimu asal dia bisa membuatmu menjadi lebih baik lagi aku setuju-setuju saja.”

“Aku harap kau tidak menyetujuinya Bora. Adikmu ini sangat menyeramkan dan aku tidak ingin nasib Sulli sama sepertiku.” Celetuk Taeyeon.

“Itu nasibmu karena kau menyebalkan. Untuk Sulli tentunya dia akan bernasib baik dan jangan campuri urusan keluargaku.” 

"Masa?"

“Sudah mari kita berangkat dan Taeyeon, kau berjaga saja di rumah.” Taeyeon mengangguk.

 

Sesampainya di sekolah Bora langsung masuk ke ruangan rapat. Dan ketika duduk di kursi depan matanya terpukau melihat sosok guru cantik berkulit hitam dan seksi berdiri tidak jauh dari hadapannya. Mata nakalnya juga menatap dadanya yang cukup besar hingga dia merasa suhu tubuhnya memanas sekarang.

“Mohon perhatian, rapat akan segera di mulai. Karena kepala sekolah sedang ada urusan lain, saya berdiri di sini untuk mewakilinya. Mari kita mulai dari pembahasan try out.” Dengan menelan ludah Bora tidak mengalihkan pandangannya dari sosok guru itu hingga rapat orang tua pun usai. Di sisi lain, Yoona yang baru saja kembali dari toilet mengerutkan keningnya melihat kakaknya berlari tergesa-gesa menghampirinya.

“Ikut aku Yoona!” Bora menarik tangan adiknya dan membawanya pergi ke depan pintu ruangan rapat.

“Yoona siapa dia?” Matanya melihat sosok guru yang sedang sibuk merapihkan mejanya.

“Hyorin seonsaeng-nim, wae?”

“Dia sangat cantik dan seksi Yoona. Bentuk tubuhnya ahhh terlalu seksi dan dia memiliki dada yang cukup besar!" Bisiknya dan Yoona hanya melongo mendengarnya.

"Yoona aku mohon perkenalkan aku padanya, ne?”

“No!”

“Oh come on Yoona please... Aku benar-benar ingin mengenalnya, meminta nomor ponselnya dan mungkin berkencan dengannya. Apa kau tidak kasihan melihat kakakmu sampai saat ini hidup seorang diri tanpa pasangan?” Yoona menyeringhai.

“I say no!” Bora mendesah kemudian mengeluarkan sesuatu dari tasnya.

“Lihat ini, tabungan di rekening lamaku jumlahnya masih besar. Aku akan memberikan semuanya padamu tapi tolong perkenalkan aku padanya please?” Yoona langsung berbinar dan menyambar kartu kredit di tangan kakaknya.

“Passwordnya masih yang lama kan?" Bora mengangguk.

"Baiklah ikut aku!” Yoona membawa Bora menghampiri gurunya.

“Seonsaeng-nim, apa aku mengganggu?”

“Aniyo, ada apa?” Yoona kembali menyeringhai.

“Ini kakakku, dia menyuruhku untuk memperkenalkan dirinya padamu. Dia ingin meminta nomor ponselmu dan katanya dia juga ingin berkencan denganmu. Dia juga mengatakan bahwa kau sangat cantik dan seksi. Hanya itu yang ingin aku katakan.” Bora melebarkan mata dan mulutnya dengan tidak percaya. Dengan rasa malu yang amat besar, dia memukul pantat adiknya.

“Idiot! Apa yang baru saja kau katakan pabo?” 

“Why? Aku kan sudah menyampaikan apa yang kau katakan bukan?” Bora menggeretakan giginya sembari menatap Hyorin yang juga menatapnya saat ini.

“Mianhae seonsaeng-nim, kakakku cukup pemalu. Aku juga ingin memberitahumu bahwa kakakku masih single. Aku mohon pamit dan Eonnie, akan pulang naik taxi saja, bye!” Yoona memberinya wink kemudian berlari meninggalkan mereka berdua.

Mati aku!

Bora menelan ludahnya dalam-dalam kemudian Hyorin berjalan menghampirinya.

“Yoon Bora-ssi, apa yang di katakan adikmu itu benar?” Bora memperlihatkan kerutan di keningnya.

“K-kau tau namaku? D-dari mana kau tau namaku?” Hyorin tertawa.

“Di kantor polisi saat adikmu di tangkap beberapa bulan lalu. Aku di panggil untuk di mintai keterangan dan saat itu kau datang untuk membebaskan adikmu, kau ingat?”

“Ah aku ingat. T-tapi aku tidak melihatmu saat itu?”

“Karena saat itu aku akan pulang dan aku sempat mendengarmu menyebutkan namamu. Chakkaman, kau belum menjawab pertanyaanku?” Sekali lagi Bora menelan ludahnya.

“Ahahaha... Itu... Itu aku...” Tanpa canggung Hyorin menyimpan kedua tangannya di bahu Bora.

“Santai mengapa begitu tegang?” Bora seketika seperti tersengat listrik merasakan sentuhannya dan Hyorin hanya menyeringhai melihat reaksinya.

“Kaja ikut aku.” Hyorin menarik tangan Bora kemudian membawanya pergi menuju ruangan pribadinya yang terletak di bangunan paling atas. Ada sedikit rasa takut ketika Bora melihat-lihat sekeliling ruangannya yang sangat sepi. Dan setelah membawa masuk ke dalam ruangan pribadinya Hyorin menutup pintu lalu menatap Bora yang kebingungan. Bora merasa sangat canggung kemudian Hyorin mendekat padanya dengan langkah slow motion. Seketika Bora di buat gugup dengan tatapannya yang terlihat cabul. Dia mencoba menghindar dengan melangkah mundur hingga akhirnya punggungnya menyentuh dinding.

"Hyorin-ssi, a-ada yang salah denganmu ya?" Hyorin meresponya dengan seringhai lalu berhenti di hadapannya. Tangannya bergerak menyentuh dinding dan membalikannya dengan cepat. Tubuh Bora pun tersungkur dan dia kembali melebarkan mata ketika menyadari dirinya berada di ruangan lain.

“Selamat datang di ruangan rahasiaku, Bora-ssi!”

“R-ruangan rahasia?” Bora berdiri dengan melihat-lihat sekeliling ruangan kecil itu dan matanya berhenti ketika melihat tempat tidur yang ada di pojokan.

Ige mwoya? Apa dia akan melakukan sesuatu padaku? Ommo!

Sekali lagi Bora menelan ludahnya sembari menatap Hyorin yang tersenyum evil sembari membuka kancing kemejanya.

“Hei a-apa yang kau l-lakukan?”

"Menurutmu Bora-ssi?" Hyorin berhasil membuka seluruh kancingnya kemudian mendorong tubuh Bora ke atas tempat tidur dan duduk di atas pahanya.

“Ommo, a-apa yang kau inginkan? Apa kau akan m-memperkosaku? Andawe, aku masih perawan!"

“Santai babe, kau pikir aku tidak tau saat rapat kau terus memandangku. Aku bisa melihat tatapan ketertarikanmu padaku dan kau menginginkan ini bukan?” Hyorin menyimpan kedua tangan Bora di kedua payudaranya yang masih tertutup bra.

"O-ottoke?" Hyorin terkekeh melihat reaksinya kemudian membungkuk untuk membisikan sesuatu.

“Kau bebas meremasnya sayang. Kau menginginkanku bukan? Aku akan menjadi milikmu sekarang.”

"Damn you!" Bora mulai kehilangan akal sehatnya dan di gantikan dengan nafsu yang membara. Dia tidak mampu mengeluarkan kata-kata lagi dan tanpa pikir panjang dia langsung meremas dua gundukan itu dengan kasar.

"Oh yeah!" Detik selanjutnya terjadi sesutau yang sangat panas di dalam.

***

 

Tidak menemukan sosoknya, Yoona langsung mencari Taeyeon di sekeliling rumah karena merasa jenuh sendirian. Dan ketika berjalan menuruni anak tangga dia melihat Sulli berjalan menuju dapur.

“Sulli-ah apa kau melihat Taeyeon?"

“Taeyeon-ssi sedang mengobrol dengan seorang wanita di belakang rumah.” Kerutkan muncul di keningnya.

“Seorang wanita? Siapa dia?”

“Itu aku tidak tau, dia wanita yang sangat cantik!” Mendengar kata cantik Yoona langsung mengepalkan tinjunya.

“Sepertinya aku tau siapa dia, gomawo.” Yoona langsung berjalan dengan tergesa-gesa dan terhenti ketika melihat Taeyeon sedang tertawa lepas dengan Tiffany. Tanpa sadar dia merasa sangat marah dan matanya terbelalak ketika melihat Tiffany menyenderkan kepalanya di bahu Taeyeon.

Berani-beraninya si jalang itu! Sial, mengapa aku begitu geram melihatnya?

Yoona semakin mempererat kepalan tinjunya.

Awas kalian!

Dengan perasaan marahnya Yoona berlari ke kamarnya dan membanting pintu dengan keras.

 

TBC

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
kidleader_tae #1
Chapter 21: YoonTae 😍😘
deer_yoongie_
#2
Chapter 22: Waahhhhh..... :'( dan cerita ini pun berakhir.. terima kasih author yang telah menemani jiwa yoontae saya selama beberapa waktu. Cerita author-nim bagaikan oase di tengah gurun... hehe Sekali lagi terima kasih. Akan tetap setia menanti update cerita yoontae yang sedang berjalan, atau pun yang baru *ngarep hihi
Yoongie02
#3
Chapter 22: Ommo udah ending aja T_T
Coba di akhir bad scenenya lanjut thor *otak mesum dasar haha..
Yoongie02
#4
Chapter 21: My favorite part pas Yoona narik cd Taeyeon pake giginya.. kebayang wajah menggodanya kaya apa haha
deer_yoongie_
#5
Chapter 21: Menunggu sesi kedua.. HAHAHA
yy_101
#6
Chapter 21: THATS SO HOOOOOTTT!!!!
Yoongie02
#7
Chapter 20: Chapter ni byk kissnya >_< Iya thor adegan itu dong haha
taetae_sone
#8
Chapter 20: Everytime kiss hoihoi dong thor *kabur :v
deer_yoongie_
#9
Chapter 20: yeeaayyy akhirnya... umm setelah yoona lulus........ lanjutkan dengan kehidupan mereka di rumah taeng, OK author-nim? hehehe woahhh terima kasih atas update-annya. author jjang!! :D