Chapter 14

Midget Bodyguard (SNSD Ver.)

Setelah mengalami pertempuran hebat di ruangan rahasia, Bora berjalan memasuki rumahnya dengan berjalan mengangkang. Kejadian tadi membuatnya tidak bisa berjalan normal dan dia tidak bisa menyembunyikan senyuman konyolnya sekarang. Hitungan jam dia melihat Hyorin, hitungan jam dia baru mengenalnya dan secepat itu dia meresmikan hubungan dengan gadis yang baru di kenalnya itu. Dia juga masih tidak percaya Hyorin sudah lama tertarik dengannya saat pertama kali melihatnya di kantor polisi. Senyuman konyolnya kembali muncul ketika mengingat kata-kata terahir dari Hyorin sebelum mereka berpisah.

Mulai dari sekarang kau milikku Bora. Anggap kita sudah menikah setelah melakukan perbuatan sesat ini, i love you!

Kata-kata itu terus berputar di kepalanya. Dan saking senangnya dia berteriak dengan keras lalu di kejutkan dengan kedatangan Yoona yang menatapnya dengan aneh.

“Whats wrong with you?”

“Aku sangat bahagia Yoona, ini berkat dirimu.”

"Apa ini tentang Hyorin-ssi? Sepertinya aku mencium seseuatu yang berbau percintaan."

"Hehehe begitulah." Bora menepuk bahu adiknya lalu berjalan melewatinya.

“Eonnie, mengapa kau berjalan dengan mengangkang?"

Gawat!

"K-kakiku sakit karena tersandung tadi." Dengan cepat Bora merapatkan kakinya dan mencoba berjalan dengan norman tapi sia-sia karena selangkangannya terasa sakit akibat ulah Hyorin tadi.

“Sepertinya dia menyembunyikan sesuatu yang mencurigakan.” Rasa penasaran membuat Yoona mendekati kakaknya lalu dengan iseng dia menghalangi jalannya.

"Minggir!"

"Tidak sebelum kau mejawab pertanyaanku. Entah mengapa aku mencium sesuatu yang yang sesat setelah melihat cara berjalanmu. Apa yang kau lakukan dengan Hyorin-ssi eonnie katakan padaku?"

Apa yang harus aku katakan padanya? Tidak mungkin aku mengatakan yang sebenarnya.

Sembari berpikir mata Yoona tidak sengaja melihat tanda merah di leher kakaknya.

“Ige mwoya? Eonnie bukankah ini kiss mark? Jangan bilang kau dan Hyorin-ssi... Ommo!” 

“Kiss mark?” Taeyeon muncul dari belakang mereka.

Mati aku!

Bora mendesah pasrah.

“Ne kiss mark. Aku rasa temanmu sudah melakukan sesuatu dengan guruku. Dia bahkan berjalan dengan mengangkang Taengoo.” Taeyeon menatap Bora dengan seringhai khasnya.

“Yah Bora, apa kau sudah melepas keperawananmu?”

“Ahahahaha... run!” Bora melarikan diri dari mereka dan dia bisa mendengar tawa puas mereka.

“Bora eonnie hebat juga. Bagaimana bisa dia mendapatkan guruku dalam waktu yang singkat? Aku juga tau dia pasti sudah melakukan itu dengannya.”

“Itulah kelebihan kakakmu, dia juga sangat sesat!”

“I think so." Yoona kemudian menatap pengawalnya dengan menyilangkan tangannya.

"Bagaimana kencanmu dengan Tiffany, kau menikmatinya huh?"

"Kencan? Kapan?" Yoona memutar bola matanya.

"Tadi di belakang rumah. Kau lupa dengan ucapanku waktu itu hah? Jangan macam-macam dengannya apalagi sampai bermesraan!" Taeyeon mengeluarkan tawanya.

"Aku tidak lupa, hanya saja masa aku mengacuhkan tamu yang datang ke rumah. Lalu apa salah jika aku bermesraan dengannya? Dulu kan aku pernah mencintainya." Godaan Taeyeon membuat Yoona melotot padanya.

"SALAH BESAR!"

"Salah dari mananya?"

"Your mine dan tidak boleh ada yang menyentuhmu dengan seenaknya kecuali majikanmu sendiri."

"Hahahahahahaha!" Taeyeon tidak bisa menahan tawanya dan Yoona hanya cemberut sembari memukul kecil tangannya.

"Bilang saja kau cemburu denganku iya kan?"

"Hih percaya diri sekali. Emh aku ingin pergi belanja dengan teman-temanku, kau mau mengantarku?” 

“Oke tapi aku yang mengatur berapa banyak yang harus kau beli.”

“Tidak usah repot-repot mengatur. Bora eonnie tadi memberikan semua sisa tabungannya untukku dan uang yang kau pegang itu simpan saja.”

“Baiklah, kita berangkat sekarang?”

“Chakkaman, aku menghubungi teman-temanku dulu." Yoona meraih ponselnya dan langsung menghubungi Sooyoung. Setelah mendapat persetujuan dan membiarkan Sunny untuk ikut dia mengajak Taeyeon untuk berangkat sekarang.

***

 

Di sebuah mall besar, Taeyeon dan Sooyoung tidak ikut berbelanja melainkan hanya mengikuti Yoona dan Sunny dari belakang. Mereka berdua sibuk memilih-milih beberapa pakaian dengan agresif sementara Taeyeon dan Sooyoung hanya menatap keduanya dengan menggelengkan kepala karena tangan mereka sudah penuh dengan barang belanjaan.

“Gadis kita menyeramkan juga Taeyeon-ssi. Apa mereka belum puas dengan barang sebanyak ini?” 

“Yoona tidak akan berhenti sebelum uangnya tersapu bersih. Mianhae, Sunny memang gadismu tapi Yoona bukan gadisku.” Sooyoung tertawa.

“Lalu kita akan berdiam diri saja? Tangan kita sudah penuh dan aku merasa kewalahan. Apa sebaiknya kita hentikan saja mereka?”

“Kau benar, kaja!" Keduanya berjalan menghampiri mereka.

“Sunny bunny, apa kau sudah selesai? Aku lelah bunny, lihat tanganku sudah penuh dan rasanya begitu pegal.”

“Ommo mianhae Soo, aku sudah selesai.” Sooyoung tersenyum puas.

“Yoona, kau juga sudah selesai? Kau tidak lihat tanganku sudah penuh dan semuanya begitu berat, aku lelah!”

“Itu sudah tugasmu jangan protes. Aku masih ingin membeli beberapa pakaian lagi.” Taeyeon melebarkan matanya kemudian Sunny menepuk-nepuk bahunya.

“Bersabarlah Taeng, dia tidak bisa di hentikan di saat seperti ini."

“Aku cukup bersabar Sunny tapi aku sudah tidak sabar ingin menerkamnya!” Sunny hanya tertawa.

 

Satu jam kemudian mereka berjalan menuju tempat parkir dan menyimpan semua barang belanjaan di bagasi. Dan ketika mendengar dering ponselnya Taeyeon tersenyum cerah melihat pesan dari Tiffany. Dia mendekati Sooyoung kemudian menyodorkan kunci mobilnya.

“Apa ini?”

“Kau bisa menyetir kan? Antar mereka pulang, aku ada urusan dengan seseorang di sekitar sini.” Sooyoung meraihnya dengan mengangguk mengerti.

“Siapa?” Celetuk Yoona.

“Yang kemarin berkencan denganku di belakang rumah, bye!” Taeyeon langsung berlari meninggalkan mereka.

“WHAT? SI JALANG ITU LAGI?”

“Si jalang, maksudmu?”

“Kau belum tau Soo, dia Tiffany dan dia gadis sialan yang selalu mengganggu pengawalku. Kau tunggu di sini ya, aku akan mengikutinya.”

“Mwo? Chakkaman aku mau ikut!” Sooyoung meraih tangan Sunny dan mengikuti Yoona dari belakang. Tidak lama mereka berhenti di dekat pohon besar sekaligus bersembunyi di sana. Sooyoung yang penasaran menyipitkan matanya melihat Taeyeon keluar dari toko es krim dengan seorang gadis cantik.

“Ommo cantiknya! Tega sekali Taeyeon tidak memberitahuku soal gadis yang bernama Tiffany itu.” Yoona langsung melotot ke arah Sunny.

“Tapi aku lebih cantik darinya dan dia bukan siapa-siapa pegawalku.” Celetuk Yoona yang membuat kedua kawannya tertawa geli.

“Kau selalu percaya diri.”

“Memang. Chakkaman, berani sekali Taeyeon menyuapi si jalang itu.”

“Manisnya!” Sebuah pukulan mendarat di kepala Sooyoung.

“Apa yang salah denganmu?”

“Diam, ommo! Sekarang si jalang itu yang menyuapi pengawalku aish!” Dengan menggeleng kepala Sooyoung melihat Tiffany menyentuh bibir Taeyeon dan membersihkan sisa es krim di bibirnya. Seringhai pun muncul di wajahnya.

“Tiffany membersihkan sisa es krim di bibir pengawalmu dengan tangannya sendiri Yoona, romantis sekali bukan?” Kali ini sebuah tendangan mendarat di kakinya.

“Sakit bodoh! Kau ini kenapa?” Yoona hanya mengacuhkannya kemudian dia melepas sepatunya dan siap melemparnya. Namun kemudian Sooyoung segera menahannya.

“Apa yang kau lakukan? Kau bisa mengacaukan semuanya bodoh.”

“Lepaskan, aku ingin menghabisi si jalang itu!”

“Setelah melemparnya dan mengenainya apa alasan yang akan kau katakan nanti?” Yoona menggigit bibirnya.

"Itu..."

“Apa yang terjadi denganmu? Apa kau cemburu dengan Taeyeon-ssi?”

“M-mwo? Cemburu? Hahahaha mana mungkin aku cemburu dengan si cebol itu hih!”

“Lalu kalau bukan cemburu megapa kau mengikutinya? Mengapa kau marah melihatnya bermesraan dengan Tiffany? Bukan kah itu yang namanya cemburu?”

“Aku h-hanya... Emh hanya... Ah lupakan!” Yoona langsung pergi meninggalkan temannya.

“Sudah jelas terlihat Yoona cemburu dengan temanmu Sunny, tapi dia tidak mau mengakuinya.”

“Cemburu buta, itu yang membuat dia tidak mau mengakuinya.”

“My bunny pintar juga. Selama ini aku belum pernah melihatnya jatuh cinta dengan seseorang, tapi kali aku rasa dia menemukan seseorang yang dia sukai dan itu pengawalnya sendiri. Aku jadi ingin melakukan sesuatu agar mereka jadian.”

“Hmm, menurutku Taeyeon dan Yoona juga terlihat sangat serasi. Tidak ada salahnya jika kita melakukan sesuatu untuk mereka.”

“Kau benar. Sebaiknya kita susul Yoona.” Mereka berdua pun berjalan menuju tempat parkir. Sooyoung kemudian mengemudi dan dengan sengaja dia mengambil jalan ke arah di mana Taeyeon sedang berkencan dengan Tiffany. Dan ketika hampir tiba di lokasi Sooyoung melihat Taeyeon berjalan seorang diri di pinggir jalan. Dia membunyikan klakson kemudian berhenti tepat di sampingnya.

“Taeyeon-ssi, apa yang kau lakukan di sini?”

“Aku kira kalian sudah pulang. Aku baru mau pulang karena kencanku dengan Tiffany harus terganggu dengan pekerjaannya." Jawabnya sembari masuk dan duduk di sebelah Sooyoung.

“Apa aku boleh tau Tiffany itu siapa dirimu?”

“Bukan siapa-siapa.”

“Aku tidak percaya dia bukan siapa-siapa dirimu, pasti ada sesuatu antara kau dan dia kan?” Dengan menyeringhai Sooyoung melirik Yoona melalui kaca spion dan melihatnya sedang menatap dirinya dengan tajam.

“Mengapa kau tiba-tiba ingin tau? Dia hanya masa laluku.”

“Aku hanya penasaran. Mantar pacar begitu?”

"Bukan, tapi dulu kami hampir pacaran."

“Woah apa dia cantik?”

"Bagiku dia sangat cantik dan dulu aku begitu menyayanginya. Sayangnya pekerjaan harus memisahkan kita." Sooyoung kembali melirik Yoona dari kaca spion dengan menahan tawanya melihat ekspresi kecemburuannya.

"Arasseyo."

"Chakkaman, mengapa aku jadi mengatakan hal ini padamu ya hahahaha!”

“Hahaha santai, tidak ada salahnya berbagi cerita denganku, kau kan teman Sunny. ”

“Teman? Benar juga tapi ngomong-ngomong, berapa usiamu?”

“Aku seumuran dengan Yoona.”

“Ommo! Sunny, kau berkencan dengan gadis yang lebih muda lima tahun darimu hahahaha!”

“Hahaha cinta tidak mengenal umur Taeng.”

"My bunny benar, cinta tidak mengenal usia. Usiamu dengan Yoona juga berbeda lima tahun bukan?"

"Memang lalu apa hubungannya dengan Yoona?"

"Ya barangkali kalian berkencan juga nantinya dan merasakan cinta tanpa mengenal usia." Taeyeon pun seketika gugup mendengarnya.

“Aku tidak sudi berkencan dengannya, dia hanya gadis cebol. Cepat jalankan mobilnya, aku ingin pulang!”

“Jinja Yoona? Bagaimana jika tiba-tiba kau jatuh cinta dengan Taeyeon-ssi?”

"Sooyoung!"

"Hahahahahaha!" Sooyoung pun menjalankan mobilnya.

"Maafkan temanku, mulutnya memang evil Taeyeon-ssi."

“Aku sudah tau itu. Sebelum pulang apa kau tau tempat paranormal di sekitar sini?”

“Aku hanya tau satu tempat. Ada apa memangnya?”

“Aku ingin mengobati Yoona. Dia selalu ketakutan karena di ganggu hantu.”

“Yoona takut hantu? Hahahahaha aigoo mustahil!”

“Jangan tertawa, aku yakin kau juga akan ketakutan jika melihatnya. Aku merasa takut karena hantu itu sangat menyeramkan bodoh.”

“Aku tidak akan pernah takut karena aku tidak percaya hantu itu ada dan seharusnya hantu itu yang takut padamu karena kau lebih menyeramkan."

"Aku setuju!" Taeyeon beradu tos dengan Sooyoung. 

“Awas kalian." Keduanya hanya terkekeh. 

***

 

Rumah paranormal~

“Kau di hantui karena mengambil kalung yang ada di atas makam hantu itu.”

“Mengambil kalung?” Taeyeon melirik Yoona yang sedang meraba-raba kalungnya.

“Jadi karena kalung ini. Lalu selanjutnya?”

“Jika kau ingin bebas dari hantu itu maka kembalikan kalung itu ke tempat asalnya. Kau masih ingat di mana mengambilnya?”

“Ne aku masih ingat. Hanya itu saja?”

"Ne."

"Kamsahamnida." Taeyeon memberikan upah untuk paranormal itu kemudian berpamitan dan melanjutkan perjalanan menuju pemakaman yang di tunjuk Yoona. Mereka berdua turun dari mobil lalu berjalan menuju salah satu makan yang terletak di dekat pohon yang di sandari Yoona saat itu.

“Kau yakin kau mengambilnya dari sini?”

“Hmm, aku masih ingat saat kabur aku berhenti di dekat pohon ini dan mengambil kalungnya di sini.” Yoona melepas kalungnya kemudian melemparnya.

“Pabo, kembalikan dengan baik-baik. Bagaimana jika hantu itu marah? Ulangi sekali lagi.” Entah mengapa Yoona menurutinya kemudian meraih kalungnya kembali.

“Ini aku kembalikan. Mianhae karena megambil kalung ini tanpa seijinmu. Jangan menggangguku lagi ya, selamat sore dan selamat tinggal hantu jelek!”

"Hahahahaha so cute! Kaja kita pulang." Taeyeon menggenggam tangan Yoona dengan lembut. Melrasakan genggaman tangannya membuat Yoona merasa gugup  sembari tersenyum-senyum sendiri hingga dia merasa kecewa karena Taeyeon melepasnya saat mereka tiba di dekat mobil.

 

TBC

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
kidleader_tae #1
Chapter 21: YoonTae 😍😘
deer_yoongie_
#2
Chapter 22: Waahhhhh..... :'( dan cerita ini pun berakhir.. terima kasih author yang telah menemani jiwa yoontae saya selama beberapa waktu. Cerita author-nim bagaikan oase di tengah gurun... hehe Sekali lagi terima kasih. Akan tetap setia menanti update cerita yoontae yang sedang berjalan, atau pun yang baru *ngarep hihi
Yoongie02
#3
Chapter 22: Ommo udah ending aja T_T
Coba di akhir bad scenenya lanjut thor *otak mesum dasar haha..
Yoongie02
#4
Chapter 21: My favorite part pas Yoona narik cd Taeyeon pake giginya.. kebayang wajah menggodanya kaya apa haha
deer_yoongie_
#5
Chapter 21: Menunggu sesi kedua.. HAHAHA
yy_101
#6
Chapter 21: THATS SO HOOOOOTTT!!!!
Yoongie02
#7
Chapter 20: Chapter ni byk kissnya >_< Iya thor adegan itu dong haha
taetae_sone
#8
Chapter 20: Everytime kiss hoihoi dong thor *kabur :v
deer_yoongie_
#9
Chapter 20: yeeaayyy akhirnya... umm setelah yoona lulus........ lanjutkan dengan kehidupan mereka di rumah taeng, OK author-nim? hehehe woahhh terima kasih atas update-annya. author jjang!! :D