Chapter 4

Midget Bodyguard (SNSD Ver.)

Setibanya di sekolah Yoona langsung turun dari mobil dan meninggalkan Taeyeon tanpa sepatah kata pun. Ada yang di lupakan, sebelum Yoona sampai pintu gerbang Taeyeon juga turun dari mobilnya lalu mengejar Yoona dan menahan tangannya.

“Apa?” Taeyeon mengambil ponsel Yoona dari tangannya.

“Apa yang kau lakukan? Kembalikan!” Yoona mencoba mengambilnya kembali namun Taeyeon memukul kecil tangannya.

“Tunggu sebentar, aku hanya meminta nomormu.” Taeyeon mencoba menghubungi nomornya dan setelah masuk dia mengembalikan ponselnya.

“Nomorku ada di kotak panggilan. Kau bisa menghubungiku jika membutuhkan sesuatu, bye!” Yoona hanya bersikap acuh sembari melihat Taeyeon kembali masuk ke dalam mobilnya. Dengan santai Yoona pun mulai belajalan memasuki pintu gerbang sekolahnya. Dalam perjalanannya menuju kelas, dia merasa beberapa orang membuntutinya dari belakang dan dia sudah tau siapa mereka. Beberapa adik kelas yang selalu mengganggunya dan bisa di bilang mereka adalah fansnya.

“Yoona eonnie benar-benar sangat cantik hari ini.”

“Selain cantik dia juga begitu dingin. So cool!” Yoona memutar bola matanya ketika mendengar celotehan mereka hingga dia memasuki kelasnya. Tidak lama bel berbunyi dan seperti biasanya, belajar sangat membosankan baginya. Sampai di jam pelajaran terahir dia berada di kelas matematika. Dia merasa sangat malas dan bosan mendengar ocehan anak-anak yang terpesona dengan kecantikan dan keseksian guru mereka yang bernama Hyorin. Rasa malas dan bosan itu akhirnya membuat Yoona memutuskan untuk tidur hingga jam kelas berakhir. Beruntung dia duduk di bangku pojok sehingga sang guru tidak begitu memperhatikannya.

KRING!

Sepulang sekolah Yoona berdiri di depan pintu gerbang sembari memainkan ponselnya. Perut yang sangat lapar membuatnya sangat ingin pergi makan di luar dan sayangnya teman-temannya sibuk untuk menemaninya. Dia mendesah sembari menekan tombol panggilan masuk di ponselnya dan melihat nomor baru disana.

“Ini nomor si cebol? Chakkaman, bukan kah dia pengawalku? Mengapa aku tidak mengajaknya saja untuk menemaniku hihihi.” Yoona menyimpan nomornya kemudian memanggilnya. Di dalam kamarnya, Taeyeon yang baru saja merebahkan tubuhnya kembali bangkit untuk mengangkat telephone.

"Yeoboseyo?"

"Hoi cebol, aku ingin pergi makan sekarang."

"Pergi makan dengan teman-temanmu? Silahkan nanti aku menjemputmu saat kau pulang."

"Aniyo, aku ingin pergi denganmu."

Dia ingin aku menemaninya? Hahaha mengapa aku merasa gugup.

"Kau ingin aku menemanimu? Tapi aku lelah dan mengapa kau tidak mengajak teman-temanmu saja?" Taeyeon mencoba menggodanya.

"Shiro! Kau bilang aku milikmu dan tanggung jawabmu. Sebaliknya kau juga milikku karena kau pengawalku. Jadi cepat temani aku right now atau aku akan memakanmu karena aku kelaparan!" Taeyeon tidak bisa menahan tawanya.

"Aigoo lucunya! Baiklah anak manis, aku akan segera ke sana." Dengan sumringah Taeyeon segera berlari menuju mobilnya kemudian langsung menancapkan gasnya. Sesampainya di sekolah Yoona langsung masuk ke dalam mobilnya.

"Let's go'!" Taeyeon melajukan mobilnya. Di pertengahan jalan situasi di dalam begitu hening dan sedikit tidak nyaman bagi Taeyeon. Dengan sedikit gugup dia menarik napasnya dan memutuskan untuk mulai bicara.

“Yoongie, kau ingin makan di mana?”

“Mwo? Yoongie?" Taeyeon meliriknya melalui kaca spion dan saat ini Yoona sedang tersenyum manis.

Astaga dia tersenyum! Apa karena aku memanggilnya dengan nama Yoongie? Sepertinya begitu dan awww senyumannya sangat manis!

"Ne Yoongie. Mulai sekarang aku akan memanggilmu dengan nama panggilan khusus. Apa kau keberatan?"

"No, nama yang bagus juga."

"Syukurlah dan apa bisa kau tidak memanggil aku cebol? Itu sangat mengganggu di telingaku."

"Baiklah... Cebol!"

“Yah aku punya nama bodoh! Aku memanggilmu dengan nama yang lucu sementara kau? Itu tidak adil!”

“Aku tidak peduli. Aku hanya ingin memanggilmu cebol cebol dan cebol!” Taeyeon menggelengkan kepalanya dan meliriknya lagi dari kaca spion. Sekali lagi dia melihat Yoona kembali tersenyum.

Asal itu membuatnya tersenyum tidak apa-apa bagiku. Hah cebol, aku akan terbiasa dengan panggilan itu nantinya.

“Jadi kemana kita akan pergi makan?”

“Bawa saja aku ke restoran mana pun yang kau tau.” Taeyeon mengangguk dan kembali fokus mengemudi. Beberapa saat kemudian mereka tiba di restoran kecil. Saat keluar dari mobilnya Yoona langsung menyeretnya masuk dan membeli beberapa menu makanan. Setelah mendapatkan tempat duduk dan makanannya, Yoona begitu bersemangat melahap makanannya hingga membuat bibirnya belepotan.

"Yoongie makan itu pelan-pelan." Taeyeon tidak bisa menyembunyikan tawa kecilnya melihat bagaimana rakusnya Yoona memakan tiga menu makanan sekaligus.

"Ahhh masa!" Taeyeon terkekeh kemudian mengambil tisyu karena gemas melihat bibirnya yang belepotan. Dia menggeser tubuhnya dan tanpa permisi dia menarik dagu Yoona dan membersihkan bibirnya dengan lembut. Seketika Yoona di buat gugup oleh sentuhannya yang tiba-tiba itu. Entah mengapa juga Yoona tidak marah dengan perlakuan Taeyeon saat ini kepadanya.

"Nah sekarang sudah bersih kembali. Kau terlihat cantik lagi sekarang."

"G-gomawo." Yoona sedikit memalingkan wajahnya yang terasa panas.

Ige mwoya?

"Yoongie, gwenchana?"

"A-ah ne."

"Kau sudah selesai bukan? Mari kita pulang." Yoona mengangguk setuju kemudian keduanya bangkit dari kursi. Detik selanjutnya tangan Taeyeon refleks menggenggam tangan Yoona dan sekali lagi dia di buat gugup dengan sentuhan Taeyeon. Di dalam hatinya Yoona tidak mengerti mengapa dia merasa gugup dan tidak marah dengannya. Biasanya dia sangat sensitif jika seseorang menyentuhnya dengan seenaknya tapi kali ini malah sebaliknya.

"Yoongie, kita langsung pulang apa kau ingin pergi ke suatu tempat terlebih dahulu?" Yoona pun tersenyum senang mendengar tawarannya. Merasa perutnya masih memerlukan makanan dia langsung menyeret Taeyeon mengunjungi beberapa jajanan di pinggir jalan dan memakan jajanan apa pun yang dia temukan. Tidak hanya itu, Yoona juga membeli beberapa makanan untuk di rumahnya hingga membuat tangan Taeyeon penuh dengan kantong plastik makanan. Seketika Taeyeon menggelengkan kepalanya dengan tidak percaya melihat bagaimana Yoona masih bisa makan banyak setelah menampung tiga piring makanan di restoran tadi. Setelah mendapatkan satu kantong makanan lagi, Yoona mengajaknya masuk ke toko roti. Mereka masuk ke toko roti tersebut dan Yoona mulai mengambil banyak roti yang berbeda-beda.

“Ya ampun Yoongie, apa perutmu itu terbuat dari karet? Sudah banyak makan, tanganku penuh dengan makanan yang kau beli. Bagaimana kau akan memakan ini semua?”

“Ini yang terakhir dan jangan khawatir, perutku bisa menampung semeja makanan sekaligus.” Taeyeon melebarkan matanya dengan tidak percaya sembari bergidik ngeri.

"Tampang saja cantik, tapi sekalinya makan hih!"

"Kau bilang apa barusan?" Yoona melotot padanya.

"Abaikan saja!" Taeyeon mengeluarkan napas panjang dan Yoona kembali memilih-milih rotinya. Sembari menunggu memilih-milih Taeyeon memutuskan untuk duduk dan menunggunya.

"Semoga ini memang yang terakhir."

"Pacarmu lucu juga agassi." Taeyeon menoleh ke arah penjaga roti dengan sedikit terkekeh.

“Kau bilang pacar? Kau tau kami perempuan bukan?" Penjaga itu cekikikan.

"Mianhae jika aku sok tau dan sok akrab. Aku bukan wanita lurus dan aku merasa kalian seperti pasangan kekasih. Aku akui pacarmu sangat cantik dan lucu, kau beruntung memilikinya."

"J-jinja?" Penjaga itu mengangguk dan seketika wajah Taeyeon memerah dengan gugup.

"Kau ini bisa saja. Sepertinya kita terlihat sebaya, boleh aku tau namamu?"

"Kim Hyoyeon imnida."

"Kim Taeyeon imnida."

"Woah nama kita hampir sama. Hanya berbeda Hyo dan Tae saja hahaha!"

"Hahaha kebetulan sekai ya dan kita sama-sama belok. Jarang-jarang juga aku menemukan pekerja yang sok akrab sepertimu hehehe."

"Inilah aku." Tidak lama obrolan mereka terhenti karena Yoona datang menghampiri mereka.

"Ini!" Taeyeon mengerutkan keningnya melihat Yoona menyodorkan sekantong besar rotinya.

"Shiro, bawa saja sendiri." Dengan polos Yoona melemparnya ke tangan Taeyeon.

"Aku malas!"

"Emh siapa pun namamu, apa kau tidak kasihan melihat pacarmu membawa banyak kantong makanan seorang diri?"

DEK!

Yoona melotot kaget mendengar pertanyaan dari penjaga roti itu dan Taeyeon hanya cikikikan melihat ekspresinya.

"Kau ini bisa saja Hyo. Gwenchana aku sudah terbisa dengan hal ini. Mari, kami pamit pulang." Buru-buru Taeyeon menarik Yoona keluar dari toko rotinya dan kembali masuk ke dalam mobil.

"Yah cebol, kau mengenalnya?"

"Ne baru saja aku mengenalnya." Yoona hanya menganggukan kepalanya kemudian melajukan mobilnya.

Seperti sebelumnya, suasana di dalam mobil begitu hening dan canggung. Tidak ada satu pun dari mereka mau membuka mulut dan perkataan penjaga roti tadi terus memutar di kepala mereka hingga akhirnya mereka tiba di rumah. Yoona langsung masuk ke dalam rumahnya sedangkan Taeyeon membawa semua belanjaan Yoona dengan berdecak kesal. Dia masuk ke dalam rumah kemudian menyimpan semua belanjaannya ke dapur. Melihat dapur yang sedikit berantakan membuat Taeyeon mengerutkan keningnya.

Apa pelayan tidak membereskan dapurnya?

Taeyeon memanggil pelayannya tapi dia tidak mendapat respon. Dia memanggilnya kembali sambil berjalan menuju kamar pelayan itu dan dia tidak menemukan orangnya.

“Kemana pelayan itu?" Taeyeon juga melihat barang-barang di kamar itu kosong.

"Astaga apa mungkin... Yoona memecatnya? Hrrr anak manis itu, aku jadi gemas padanya.” Hendak berjalan menuju kamar Yoona dering telephone menghentikan langkahnya. Melihat nama Bora di layar ponselnya dia tersenyum cerah.

“Bora, i miss you!”

“Hahaha i miss you too. Bagaimana kabarmu dan pekerjaan barumu? Apa adikku memperlakukanmu dengan baik?”

“Not good you know! Demi tuhan, adikmu benar-benar menjengkelkan Bora. Dari hari pertama bekerja aku di habisi oleh adikmu dan jika aku lembek mungkin aku sudah angkat kaki dari rumahmu hahahaha!”

“Bwahahahaha sudah ku duga dan betapa malangnya nasib temanku ini. Itu mengapa aku mempekerjakanmu karena aku yakin kau kuat menghadapinya. Jika dia selalu memperlakukanmu dengan tidak baik kau hajar saja di atas ranjang. Adikku cantik dan cukup seksi bukan? Aku jamin seratus persen kau aka terpuaskan dan dia akan berubah menjadi anak baik hahaha!”

“Dasar cabul! Kakak macam apa dirimu menawarkan adiknya sendiri dengan hal sesat! Tapi serius, andai aku ingin melakukannya apa kau tidak keberatan?”

“Jika kau gadis lurus tentu saja aku akan keberatan. Karena kau belok aku akan senang jika hal itu terjadi pada kalian dan kau tau? Selain mempekerjakanmu sebagai pengawalnya aku punya tujuan lain."

"Apa itu?"

"Aku sangat berharap kau dan adikku saling membuka hati dan kau akan menjadi adik iparku hahaha!”

“Oh jadi itu tujuan utamamu? Aku mungkin akan bunuh diri sebelum mendapatkan hatinya karena tidak kuat dengan prilakunya."

"Payah!"

"Hahaha tapi ngomong-ngomong, adikmu sangat cantik dan cukup seksi hehehe.”

“Hahahaha aku sudah menebak kau pasti menyukainya walau pun sikapnya sangat buruk.”

“Yayayayayaya! Hey, aku lupa menanyakan sesuatu. Sebenarnya kau pergi ke mana dan atasan memberimu perintah apa di sana? Kau hanya megatakan akan pergi ke luar kota.”

“Aku pergi ke Busan dan aku di perintahkan hanya untuk menggantikan salah satu anggota kepolisian yang sedang bertugas ke luar negeri. Kebetulan orang yang aku ganti sepupu dari atasan dan kau tau? Kebetulan sekali aku bertemu dengan kakakmu di sini dan dia memaksaku untuk tinggal bersamanya.”

“Kau tinggal dengan kakakku? Hidupmu sepenuhnya akan terjamin.”

“Bukan terjamin lagi, kakakmu benar-benar baik setelah lama tidak bertemu. Di sini juga ada beberapa gadis cantik hehehe.”

“Is that Krystal or Jessica? Ambil salah satu dari mereka jika kau mau hahaha!”

“No thanks, mereka bukan tipeku. Cantik memang tapi mereka terlalu putih dan tidak memiliki dada dan pantat yang besar. ”

“Dasar mesum! Sudah cukup, aku butuh mandi sekarag.”

“Hmm tolong jaga adikku dan buat dia jatuh cinta padamu hahaha, bye!” Bora menutup teleponnya.

“Dasar idiot!” Tidak sadar hati Taeyeon berbunga-bunga setelah mendengar pengakuan Bora yang meninginkan dirinya mengencani Yoona. Dia kemudian berlari menuju kamarnya untuk membersihkan dirinya.

 

TBC

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
kidleader_tae #1
Chapter 21: YoonTae 😍😘
deer_yoongie_
#2
Chapter 22: Waahhhhh..... :'( dan cerita ini pun berakhir.. terima kasih author yang telah menemani jiwa yoontae saya selama beberapa waktu. Cerita author-nim bagaikan oase di tengah gurun... hehe Sekali lagi terima kasih. Akan tetap setia menanti update cerita yoontae yang sedang berjalan, atau pun yang baru *ngarep hihi
Yoongie02
#3
Chapter 22: Ommo udah ending aja T_T
Coba di akhir bad scenenya lanjut thor *otak mesum dasar haha..
Yoongie02
#4
Chapter 21: My favorite part pas Yoona narik cd Taeyeon pake giginya.. kebayang wajah menggodanya kaya apa haha
deer_yoongie_
#5
Chapter 21: Menunggu sesi kedua.. HAHAHA
yy_101
#6
Chapter 21: THATS SO HOOOOOTTT!!!!
Yoongie02
#7
Chapter 20: Chapter ni byk kissnya >_< Iya thor adegan itu dong haha
taetae_sone
#8
Chapter 20: Everytime kiss hoihoi dong thor *kabur :v
deer_yoongie_
#9
Chapter 20: yeeaayyy akhirnya... umm setelah yoona lulus........ lanjutkan dengan kehidupan mereka di rumah taeng, OK author-nim? hehehe woahhh terima kasih atas update-annya. author jjang!! :D