Chapter 20

Midget Bodyguard (SNSD Ver.)

Masih di pulau jeju Taeyeon membawa Yoona berjalan-jalan di sekitar pulau. Setelah menemukan tempat yang pas untuk berduaan dia mengajak Yoona untuk duduk di kursi yang tersedia di sana.

"Duduklah di sebelahku." Yoona menyeringhai. Dengan polosnya dia malah duduk di pangkuan Taeyeon.

"Kau berat tau."

"I don’t care." Taeyeon terkekeh lalu memeluknya dari belakang sembari mencium bahunya.

"Kau terlihat manja sekarang."

"Itu karena pengawalku yang bernama Kim Taeyeon hehehe." Taeyeon meresponnya dengan menggigit bahunya.

"Yah sakit!"

"Hahaha habis aku gemas. Ada yang ingin aku bicarakan padamu." 

"Apa?"

"Tubuhmu menghalangi pandanganku. Aku sedikit kesulitan untuk melihat ke depan." 

"Hahaha kasihan sekali cebol tersayangku ini." Yoona bangkit dari pangkuannya.

"Kita gantian." Mereka bertukar posisi dan kini Taeyeon yang duduk di pangkuan Yoona.

"Nah posisi ini lebih baik Yoona. Aku sudah pasti tidak menghalangi wajahmu hehehe." Yoona hanya tersenyum lalu memeluk tubuhnya dan mencium pipinya dengan manisnya.

"Owhhh romantisnya!"

"Hahaha kau belum tau aku ini orang yang romatis." 

"Yayaya aku percaya." Yoona kembali mencium pipinya dan Taeyeon membalasnya dengan mencium punggung tangannya.

"Taengoo?"

"Apa?"

"Bagaimana dengan Tiffany?"

"Aish kau merusak suasana romantis kita saja."

"Habis aku penasaran. Tiffany waktu itu menembakmu dan aku tidak tau apa kau menerima cintanya atau tidak."

"Hahahahaha!"

"Aish kau malah tertawa." Yoona langsung menggigit bahunya seperti yang di lakukan Taeyeon sebelumnya.

"Sakit bodoh. Aku tertawa karena diam-diam kau menyaksikan kami berdua di taman kan?"

"D-dari mana kau tau?"

"Sunny yang memberitahuku."

"Aku jadi malu. Lalu apa kau menolaknya?"

"Itu dia masalahnya, aku belum menjawab permintaannya."

"Kau harus segera menolaknya aku tidak mau tau." Yoona cemberut.

"Aku akan melakukannya sayang."

DRRRTTT!

"Chakkaman." Taeyeon meraih ponselnya.

"Panjang umur, ini Tiffany."

"Angkat dan keraskan suaranya." Taeyeon mematuhi perintah Yoona.

"Ada apa Fany-ah?"

"Kita harus bertemu sekarang juga."

"Untuk apa?"

"Menyelesaikan persoalan kita yang tertunda. Besok aku harus kembali ke Amerika dan sebelum pergi aku ingin mendapatkan jawaban yang pasti darimu." 

"Sayang sekali aku sedang sibuk. Kita selesaikan melalui telephone saja ya?"

"Terserah. Jadi apa jawabanmu? Kau mau menerima cintaku kan?" Taeyeon menengok ke arah Yoona.

"Mianhae aku tidak bisa Fany-ah. Aku sudah menjalin ikatan cinta dengan orang lain dan aku sangat mencintainya. Aku bahkan duduk di pangkuannya sekarang." Hening sesaat.

"Fany-ah gwenchana?" Tidak ada respon Yoona langsung merebut ponselnya.

"Hoi kau sehat? Atau mungkin kau demam setelah mendengar penolakan dari istriku huh?" Taeyeon cekikikan.

"Siapa kau?"

"Kau pasti sudah tau siapa aku."

"Ah kau pasti gadis sialan yang sudah merebut Taeyeon dariku."

"Hahaha terima saja kenyataannya Tiffany-ssi, istriku tidak menginginkanmu lagi dan dia hanya mencintaiku bye!" Yoona menutup panggilannya.

"Hahaha kau seperti seorang suami yang takut istrinya di rebut orang lain."

"Aku memang suamimu." Taeyeon terkekeh.

"Kau ini perempuan Yoongie."

"Tapi aku cukup tampan di kalangan perempuan hehehe."

"Hahaha kalau soal itu aku sangat setuju." Yoona kembali mengecup pipinya. 

"Aigoo dari tadi kau enak sekali menciumku. Aku ingin melakukannya juga." Taeyeon mengubah posisi duduknya dengan menghadap Yoona lalu kedua tangannya melilit sempurna di leher Yoona.

"Bagian mana yang ingin kau cium?" Taeyeon tersenyum nakal.

"Tentu saja bibirmu yang manis seperti strawberry." 

"Mph!" Taeyeon melumat bibirnya dengan lincah dan Yoona membalasnya dengan sama lincahnya.

***

 

Beberapa hari kemudian setelah mendapat bantuan belajar dari kakak iparnya Yoona akhirnya menjalani try out di sekolahnya selama empat hari. Selang dua hari kemudian semua nilai akhirnya keluar hari ini dan Yoona mendapatkan nilai terbaik kedua di antara semua murid. Dengan perasaan tidak percayanya dia sampai menjerit histeris dan memutuskan untuk segera pulang. Di samping itu Taeyeon selalu memanfaatkan waktu luangnya dengan kembali bekerja di kantornya. Seperti hari ini, dia tengah duduk santai di ruangannya sembari melihat cincin couple yang dia beli beberapa saat lalu.

"Setelah lulus aku akan melamarmu Yoona hihihi." Taeyeon tersenyum-senyum idiot.

DRRRTTT... DRRRTTT...

"Ini pasti dia." Taeyeon mengeluarkan ponselnya dan membuka pesannya.

Yoongie: Istriku sayang bisa jemput aku sekarang? Aku sudah pulang.

Taeyeon tidak bisa menyembunyikan senyuman idiotnya. 

To Yoongie: Wait me there!

Taeyeon langsung berlari menuju tempat parkir. Sekitar setengah jam dia akhirnya sampai di sekolah dan Yoona langsung masuk ke dalam mobilnya.

"TAENGOO!" Yoona memberinya ciuman di bibirnya tanpa permisi.

"Yah kita di tempat umum." Taeyeon langsung melihat sekeliling.

"Tidak ada orang makanya aku berani melakukannya hehe."

"Tetap saja ini tempat umum. Kau tampak gembira. Apa nilai try outnya sudah keluar?"

"Ne."

"Berapa peringkat nilainya?" Yoona memperlihatkan wajah idiotnya.

"Ini luar biasa. Aku tidak percaya aku mendapatkan nilai tertinggi di peringkat kedua."

"Jinjayo?"

"Hmm kau bisa bertanya kepada Hyorin eonnie jika tidak percaya."

"Kyaaa... Muach muach muach!" Taeyeon menghujani ciuman di bibirnya hingga membuat Yoona segera mendorong tubuhnya.

"Ini bukan tempat yang tepat."

"Hahaha kita lanjutkan di rumah kalau begitu."

"Ommo aku jadi berpikiran nakal hahaha!" Taeyeon hanya tertawa lalu melajukan mobilnya.

***

 

Three weeks later~

Taeyeon menghentikan mobilnya di depan gerbang sekolah. Hari ini adalah hari di mana Yoona harus berhadapan dengan ujian nasional.

“Aku gugup Taengoo.”

“Santai, kau pasti bisa melewatinya.” 

"I hope so. Sebelum turun aku ingin kau menciumku." Taeyeon tertawa kecil dan melihat sekeliling. Setelah memastikan tidak ada orang dia mencium bibir Yoona dengan singkat.

“Good luck, i love you!" Yoona tersenyum manis lalu turun dan berjalan menuju ruangan ujiannya. Setibanya di kelas Yoona menyentuh bibirnya karena ciuman yang di berikan Taeyeon beberapa saat lalu membuat rasa gugupnya langsung menghilang begitu saja.

KRING!

Bel pun berbunyi lalu pengawas masuk dan mulai membagikan soal ujiannya. Dua jam kemudian ujian pun selesai dan Taeyeon langsung menjemput Yoona tepat pada waktunya.

“Ujian pertama berjalan dengan lancar?”

“Sangat lancar, aku tidak kesulitan sama sekali mengerjakannya."

"Itu karena kau pintar." Yoona hanya tersenyum lalu mereka meninggalkan sekolah.

 

Beberapa hari kemudian, setelah menyelesaikan ujian nasional Yoona memiliki waktu bebas selama dua minggu. Sembari menunggu kelulusannya Taeyeon selalu membawa Yoona ke kantornya untuk memperlihatkan apa yang di lakukannya saat bertugas. Karena sering berkunjung dan melihat aktifitas kepolisian Yoona mulai tertarik untuk mengikuti jejak Taeyeon di kemudian hari.

"Aku pasti akan mengikuti jejaknya." Yoona tersenyum manis sembari melihat Taeyeon yang sibuk dengan operasi lalu lintas. Tidak lama Taeyeon menghentikan aktifitasnya dan menghampiri Yoona yang duduk tidak jauh darinya.

"Minumlah." Yoona menyodorkan sebotol air minum.

"Gomawo."

"Setelah ini ikut aku ya?"

"Kemana?"

"Ke cafe SooSun couple. Kita akan bersantai di ruangan pribadi mereka."

"Tumben sekali, ada apa ya?"

"Aku hanya ingin menghabiskan waktu bersamamu. Sudah lama juga aku tidak berkunjung kesana."

"Baiklah kita berangkat sekarang. Aku sudah selesai bertugas."

"Asik!" Keduanya langsung pergi menuju cafe. Setibanya di sana mereka di persilahkan masuk ke ruangan khusus dan duduk bawah tikar.

“Ini winenya." Sooyoung menyimpan sebotol wine dia atas meja mereka kemudian Taeyeon menatap Yoona dengan kerutan di keningnya.

“Ige mwoya? Kau mengajaku untuk mabuk hah?” Yoona hanya tertawa.

"Hati-hati Taeyeon-ssi, dia bilang dia akan menghabisimu dengan membiarkanmu mabuk terlebih dahulu. Aku permisi." Sooyoung meninggalkan keduanya dengan tawa kerasnya. 

"Apa yang Sooyoung katakan itu benar Yoona?"

"Dia hanya menggodamu. Sudah lama aku tidak minum dan ini terakhir kalinya aku ingin minum. Boleh kan?” Taeyeon menggelengkan kepalanya. 

“Terserah, asal jangan pulang dengan keadaan mabuk. Aku tidak sanggup untuk menggendongmu.” Yoona memukulnya.

“Payah!” Dia mulai menuangkan winenya ke dalam gelas.

“Ini untuk pengawalku.”

“Untukku? Kau saja yang minum, aku tidak suka minum.” Yoona cemberut.

“Ayolah untuk kali ini saja ne?” Yoona memohon dengan kedipan matanya.

“Baiklah." Taeyeon meraih gelasnya kemudian bersulang dan meneguknya sekaligus. Walau hanya satu tegukan itu membuat kepala Taeyeon mulai pusing. Yoona yang belum puas kembali menuangkan winenya dan meneguknya. Dia juga menuangkan winenya ke dalam gelas Taeyeon dan dengan senang hati Taeyeon meminumnya kembali.

“Taengoo?"

“Hmm?"

“Setelah aku lulus nanti apa kau akan berhenti menjadi pengawalku dan meninggalkan rumahku?”

“Soal itu yang pasti aku tidak akan meninggalkanmu. Tapi soal tinggal dan pekerjaan tergantung Bora. Kami sudah memiliki kesepakatan, setelah kau lulus ya pekerjaanku selesai." Yoona mendesah.

“Aku tidak mau kau pergi dari rumahku. Aku sudah terbiasa hidup bersamamu jadi tolong tetap tinggal bersamaku ya?” 

"Lalu bagaimana dengan rumahku? Aku kan punya rumah sendiri."

"Ya kita tinggal bersama saja di rumahmu. Setelah lulus kau milikku seutuhnya dan kita harus tinggal bersama. Kau mau kan?"

“Aku tidak bisa menolak permintaanmu.” Yoona tersenyum manis kemudian memeluknya dengan erat. Taeyeon mengelus punggungnya dan tidak lama Yoona melepas pelukannya dengan menatap langsung mata Taeyeon. Tidak ingin menyia-nyiakan momen ini Taeyeon segera menarik leher Yoona dan melumat bibirnya dengan lembut. 

“WOAAAAAH!" Sunny yang kebetulan lewat langsung menutup mulutnya melihat adegan tersebut. Taeyeon yang mendengar suaranya langsung melepas ciumannya lalu menatap Sunny dengan ekspresi terkejutnya. Yoona yang tampak tidak peduli malah menarik wajah Taeyeon dan melumat bibirnya dengan bergairah. Hal itu membuat Taeyeon tampak terkejut pada awalnya namun dia mulai tenang dengan membalas aksi Yoona sampai erangan mulai keluar dari mulut mereka. Sunny yang masih menyaksikan adegan tersebut langsung menutup pintunya rapat-rapat.

"Ada apa bunny? Mengapa kau menutup pintunya?

"Pasangan YoonTae sedang berciuman panas Soo, aku tidak mau mengganggu mereka."

"Jinja? Jangan bilang mereka sudah jadian?"

"Aku rasa begitu. Aku yakin setelah ini akan berujung ke level sentuh menyentuh."

"Hahaha aku tau maksudmu."

"Yayaya... Kaja kita kembali ke depan, biarkan saja mereka menikmati moment mereka." SooSun couple pun meninggalkan tempat dengan tawa konyol mereka.

 

TBC

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
kidleader_tae #1
Chapter 21: YoonTae 😍😘
deer_yoongie_
#2
Chapter 22: Waahhhhh..... :'( dan cerita ini pun berakhir.. terima kasih author yang telah menemani jiwa yoontae saya selama beberapa waktu. Cerita author-nim bagaikan oase di tengah gurun... hehe Sekali lagi terima kasih. Akan tetap setia menanti update cerita yoontae yang sedang berjalan, atau pun yang baru *ngarep hihi
Yoongie02
#3
Chapter 22: Ommo udah ending aja T_T
Coba di akhir bad scenenya lanjut thor *otak mesum dasar haha..
Yoongie02
#4
Chapter 21: My favorite part pas Yoona narik cd Taeyeon pake giginya.. kebayang wajah menggodanya kaya apa haha
deer_yoongie_
#5
Chapter 21: Menunggu sesi kedua.. HAHAHA
yy_101
#6
Chapter 21: THATS SO HOOOOOTTT!!!!
Yoongie02
#7
Chapter 20: Chapter ni byk kissnya >_< Iya thor adegan itu dong haha
taetae_sone
#8
Chapter 20: Everytime kiss hoihoi dong thor *kabur :v
deer_yoongie_
#9
Chapter 20: yeeaayyy akhirnya... umm setelah yoona lulus........ lanjutkan dengan kehidupan mereka di rumah taeng, OK author-nim? hehehe woahhh terima kasih atas update-annya. author jjang!! :D