Chapter 9

Midget Bodyguard (SNSD Ver.)

"OMMO!" Yoona melebarkan matanya dengan panik dan mengangkat kedua tangannya ke atas.

"CEPAT SERAHKAN ATAU KAMI AKAN MENYAKITIMU!"

"C-chakkaman, aku tidak punya kuncinya dan ini bukan mobilku."

"Alah alasan! Cepat serahkan kunci mobilnya sebelum pisau ini menancap di perutmu."

"Andwae, a-aku bersumpah ini bukan mobilku." Yoona mulai ketakutan dengan tubuhnya yang bergetar hebat sekarang sementara kedua penjahat saling bertatapan.

"Sepertinya gadis ini memang bukan pemiliknya."

"Jangan percaya, siapa tau dia berbohong." Kedua penjahat itu pun kembali menatap Yoona. Dari jauh Taeyeon yang baru saja kembali melebarkan matanya ketika melihat Yoona dalam sanderaan penjahat. Dengan menahan kepanikannya dia berjalan menendap-endap menghampiri mereka dan Yoona yang tidak sengaja melihatnya mendapat isyarat darinya agar tetap diam. 

"Kau pasti berbohong. Cepat serahkan kuncinya atau pisau ini akan segera menancap di tubuhmu."

"Jinja?" Yoona kini bersikap santai dan tidak lama dari belakang Taeyeon menepuk punggung kedua penjahat itu. Dengan melompat kaget kedua penjahat itu berbalik ke belakang dan terkejut setelah melihat siapa yang mereka lihat.

"Kalian!"

"T-taeyeon-ssi!" Dengan panik buru-buru kedua penjahat itu berlutut dan Yoona yang menyaksikannya merasa bingung sekarang.

"Kalian lagi dan kalian lagi. Apa kalian tidak bosan masuk penjara hah?"

"J-jeongmal mianhae. Ka-ka-kami tidak bermaksud melakukan k-kejahatan lagi."

"Tidak bermaksud bagaimana? Kalian baru saja menodong majikanku aish! Sepertinya aku harus menghubungi rekanku untuk membawa kalian ke kantor polisi." Buru-buru keduanya memeluk kaki Taeyeon.

"Andwae jebal, kami bersumpah kami tidak akan mengulanginya lagi. Kami terpaksa melakukannya karena kami membutuhkan uang untuk membayar hutang, sungguh."

"Jinja? Aku catat ucapan kalian. Sekali lagi berulah tidak ada ampun lagi untuk kalian dan aku akan mempenjarakan kalian secara permanent. Sana pergi dan cari pekerjaan yang halal."

"Ne Taeyeon-ssi, kamsahamnida." Keduanya pun berlari dengan terbirit-birit. Dengan senyuman kemenangan Taeyeon pun menghampiri Yoona dan di kejutkan dengan pelukan tiba-tiba.

"Ommo!"

"Gomawo!" Yoona memeluknya dengan kuat hingga membuat Taeyeon kesulitan bernapas.

"Y-yoongie, aku kesulitan bernapas!"

"Mianhae." Yoona segera melepas pelukannya lalu merangkul tangan Taeyeon dan menyenderkan kepalanya di bahunya. Sentuhan itu membuat Taeyeon merasa gugup sekarang.

"Aigoo tadi itu jantungku hampir copot. Untung kau datang dan terimakasih atas pertolongannya."

"Sama-sama. Tempat ini cukup sepi, wajar mereka bisa beraksi di sini." Yoona kemudian menatap Taeyeon karena teringat dengan sesuatu.

"Chakkaman, tadi itu mengapa mereka terlihat sangat takut padamu? Kau juga malah membiarkan mereka pergi?" Sebuah tawa pun keluar dari mulut Taeyeon.

"Itu mengapa kakakmu mempercayai aku untuk menjaga dan melindungimu. Kau lihat barusan kan? Aku orang yang mereka takuti karena aku sering menghajar dan menangkap mereka setiap kali mereka berulah."

"Jinja? Lalu mengapa kau membiarkan mereka pergi?"

"Karena mereka itu dulunya adik kelasku. Mereka bergabung dengan gangster dan menjadi kriminal. Aku sengaja membiarkan mereka pergi, siapa tau mereka mau berubah karena terlalu sering masuk penjara."

"Aigoo kau terlalu baik. Tapi ngomong-ngomong, setelah melihat langsung aku jadi percaya kau bisa melindungiku hehehe!" Jitakan kecil pun melayang.

"Jadi kau memujiku sekarang?"

"Begitulah." Taeyeon hanya menggelengkan kepalanya lalu melepas rangkulan Yoona dan mengelus pangkal kepalanya.

"Tadi itu aku sangat takut kau kenapa-napa." Yoona menatapnya dengan memperlihatkan senyumannya.

Manisnya!

Taeyeon kemudian menyilanglan kedua tangannya.

"Tapi aku heran, katanya kau anak taekwondo. Seharusnya kau bisa menangani mereka bukan? Payah!" Senyuman Yoona pun pudar.

"I hate you!" Yoona langsung meninju tangannya.

"Yah!" Taeyeon membalasnya dengan menendang pantatnya. Tidak terima Yoona membalasnya lagi dengan menjitak keras kepalanya.

"HRRRRRR!" 

"Bleee!" Taeyeon hanya mendesah.

"Anak manis, apa kau bisa bersikap sopan dengan orang yang lebih tua darimu hah?" 

"Memangnya usiamu berapa?"

"Dua puluh lima tahun!"

"Ommo! Itu berarti aku harus memanggilmu eonnie? Taeyeon eonnie hahahaha!" Seketika Taeyeon juga ikut tertawa.

"Dasar anak kecil. Kau ini polos sekali. Kaja, kita pergi belanja sekarang."

"Shiro.” Taeyeon mengangkat alisnya.

“Wae?”

“Aku lapar, kita pergi makan saja.” Yoona kembali merangkul tangannya dan menyeretnya menuju restoran kecil. 

Di dalam restoran Yoona hanya di perbolehkan memesan satu hidangan. Sembari menahan tawanya Taeyeon memperhatikan Yoona yang tidak puas menyantap makanannya dengan cemberut. 

"Ah majikanku lucu sekali."

"Apanya yang lucu? Kau puas melihat aku tidak bisa makan banyak huh?" Taeyeon hanya meresponnya dengan tawa kemudian Yoona mengambil kesempatan dengan mencuri sebagian makanan Taeyeon dan langsung melahapnya.

"Yah kau ini rakus sekali. Apa makanan yang kau makan tidak cukup?"

"Cukup dari hongkong! Aku hanya memakan satu piring, mana cukup untukku."

"Ya ampun!" Taeyeon menepuk dahinya kemudian menyodorkan piringnya.

"Habiskan."

"Boleh memang?" Taeyeon mengangguk kemudian Yoona langsung menyantapnya sampai habis. 

"Ah lezatnya!" Yoona kemudian meneguk jusnya.

"Kaja, kita pulang sekarang." Keduanya bangkit dari tempat duduk lalu Yoona menggenggam tangan Taeyeon tanpa canggung. Sikap tiba-tiba yang di perlihatkan Yoona pun membuat Taeyeon merasa ingin tertawa sementara Yoona merasa aman dan nyaman dengan posisi itu. Tiba di tempat parkir Taeyeon menatap Yoona dengan berdehem dan dia hanya membalas dehemannya dengan kerutan. Taeyeon melihat ke bawah lalu mata Yoona mengikutinya.

“Kau tidak mau melepas tanganku ya?” Buru-buru Yoona melepas genggamannya dengan wajah yang memerah. 

"Hih amit-amit!" Yoona bergidik ngeri karena baru menyadari dengan apa yang baru saja terjadi dengannya.

"Baru saja kau bersikap romantis dan sekarang kau bersikap seperti alergi padaku."

“Aku memang alergi karena menyentuh tanganmu, hih!" Dengan berdecak kesal Taeyeon menepuk pantat Yoona yang hendak masuk ke dalam mobil.

"YAH KIM TAEYEON!" Buru-buru Taeyeon masuk ke dalam mobilnya sebelum Yoona menghajarnya.”

“Aish selain menyebalkan kau juga byun.” Yoona pun masuk ke dalam mobil.

***

 

 

Yoona's House~

 

Saat ini Yoona sedang menatap buku pelajarannya dengan sedikit bingung karena tidak biasanya dia mau belajar. Saat membuka-buka halaman bukunya, bulu kuduknya tiba-tiba merinding dan teringat dengan hantu yang di lihatnya malam itu.

Glup!

Merasakan kehadiran seseorang yang semakin membuatnya merinding dia langsung berlari menuju kamar Taeyeon.

“Taeyeon eonnie!” Mendengar kata eonnie Taeyeon tidak bisa menahan tawanya.

“What?” Yoona langsung mendekat.

“Aku takut dan apa boleh aku tidur di sini?” Taeyeon kembali tertawa.

“Takut hantu? Kemarilah.” Dia menepuk tempat tidur di sampingnya lalu Yoona langsung merebahkan tubuhnya di sampingnya.

“Kau sudah belajar?”

“Baru saja selesai.”

“Anak pintar.” Taeyeon bangkit untuk mematikan lampu kemudian kembali dan merebahkan tubuhnya di samping Yoona.

"Aku harap kau selalu memanggil aku eonnie."

"Jangan harap, tadi itu hanya refleks."

"You lying!"

"Terserah. Goodnight Taengoo!" Taeyeon mengangkat alisnya.

"Kau memanggil aku apa barusan?" Yoona mencoba mengingat-ngingat.

"Taengoo jika aku tidak salah." Senyuman konyol pun muncul di wajah Taeyeon.

"I like it!"

"Jangan senang, aku menyebutnya dengan tidak sengaja."

"I don't care. Aku suka jika kau memanggilku dengan sebutan Taengoo. Nama itu terdengar lucu di telingaku seperti aku memanggilmu Yoongie." Kini Yoona yang tersenyum idiot.

"Terserah, aku ngantuk." 

“Goodnight Yoongie.”

“Goodnight cebol!”

"YAH!"

"Hahahahaha!"

***

 

Cahaya matahari yang menyengat masuk melalui celah jendela, menyambut Yoona dengan membangunkannya dari tidur nyenyaknya.

"Enghhh!" Perlahan dia membuka matanya dan sedikit terkejut karena di suguhi dengan wajah tidur yang imut dari pengawalnya. Taeyeon adalah orang pertama yang menyambut paginya dengan tangannya yang melilit di lehernya. Menatap wajah tidurnya yang tenang juga membuat Yoona tidak keberatan dengan posisi Taeyeon saat ini. Dia kemudian menatap tiap sisi wajah pengawalnya itu dengan kagum. 

"Ku akui kau sangat imut! Dan aku baru sadar ternyata kau juga cantik!" Gumamnya. Tangan Yoona bergerak untuk menyentuh pipinya kemudian mencolek-coleknya.

Aigoo mengapa aku merasa gemas padamu?

Yoona tersenyum konyol dan begitu matanya menatap bibirnya, dia teringat ketika menciumnya di sekolah dan tanpa sadar dia kembali tersenyum konyol.

Bibirmu sangat enak dan lembut seperti jelly!

Matanya kemudian melebar menyadari apa yang baru saja di pikirkannya.

Chakkaman! Aku menyukai ciuman itu?  No no no... Amit-amit aku menyukainya, hih!

Yoona mencoba membuang jauh-jauh pikirkan itu akan tetapi setelah menatap kembali bibir merah Taeyeon dia malah tergoda.

Tapi aku tidak bisa bohong. Bibirnya memang enak.

Entah kerasukan setan apa, Yoona tiba-tiba mencondongkan wajahnya hingga bibirnya hampir menyentuh bibir Taeyeon. Akan tetapi detik itu juga dia di kejutkan karena Taeyeon terbangun dari tidurnya.

Dek dek dek!

"HUAAA!"

PLAK!

Taeyeon menampar wajah Yoona hingga membuatnya mengguling-gulingkan tubuhnya karena kesakitan.

"Oh wajahku!" Taeyeon yang merasa panik melompat dari atas tempat tidur sembari menodongnya dengan menggunakan guling.

"Apa yang akan kau lakukan padaku hah?" Yoona pun bangkit sembari menatap silau sang pelaku penamparan. 

"Seharusnya aku yang bertanya mengapa kau menamparku?" Taeyeon menatapnya dengan tidak percaya.

"Malah balik bertanya. Jelas-jelas kau akan melakukan sesuatu padaku makanya aku refleks menamparmu. Jangan bilang barusan kau akan menciumku?" Yoona menelan ludahnya dalam-dalam. Tidak tau harus menjawab apa dia hanya meraih bantal dan melompat menghampiri Taeyeon.

"Yah berani menyerangku akan ku panggil hantu itu untuk menakutimu!"

"Aku tidak takut!" Yoona langsung memukuli tubuh mungilnya dengan menggunakan bantal itu. Taeyeon yang merasa jengkel meladeninya dengan menggunakan guling yang di pegangnya. 

Bak bik buk... Bak bik buk!

“Hiaaaa!”

Keduanya saling bertempur hingga tubuh mereka kehilangan keseimbangan dan terjatuh ke lantai. Detik selanjutnya keduanya melebarkan mata dengan tidak percaya bahwa saat ini mereka sedang berciuman dengan posisi Yoona yang menindih tubuh Taeyeon. 

I-ige mwoya?

Yoona yang segera tersadar buru-buru menarik diri dari ciuman.

"Aaaaaaaaaaaa!"

PLAK!

"AWCH!" Tamparan keras baru saja mendarat di pipi Taeyeon.

"Ini semua gara-gara kau cebol!" Dengan jengkel Yoona bangkit lalu memeberinya tendangan di perut dan pergi meninggalkannya dengan wajah yang memerah. Sementara di kamarnya Taeyeon masih terkapar dengan senyuman idiot mengetahui fakta bahwa dirinya baru saja berciuman dengan Yoona.

"Sambutan pagi yang luar biasa pemirsa!"

 

TBC

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
kidleader_tae #1
Chapter 21: YoonTae 😍😘
deer_yoongie_
#2
Chapter 22: Waahhhhh..... :'( dan cerita ini pun berakhir.. terima kasih author yang telah menemani jiwa yoontae saya selama beberapa waktu. Cerita author-nim bagaikan oase di tengah gurun... hehe Sekali lagi terima kasih. Akan tetap setia menanti update cerita yoontae yang sedang berjalan, atau pun yang baru *ngarep hihi
Yoongie02
#3
Chapter 22: Ommo udah ending aja T_T
Coba di akhir bad scenenya lanjut thor *otak mesum dasar haha..
Yoongie02
#4
Chapter 21: My favorite part pas Yoona narik cd Taeyeon pake giginya.. kebayang wajah menggodanya kaya apa haha
deer_yoongie_
#5
Chapter 21: Menunggu sesi kedua.. HAHAHA
yy_101
#6
Chapter 21: THATS SO HOOOOOTTT!!!!
Yoongie02
#7
Chapter 20: Chapter ni byk kissnya >_< Iya thor adegan itu dong haha
taetae_sone
#8
Chapter 20: Everytime kiss hoihoi dong thor *kabur :v
deer_yoongie_
#9
Chapter 20: yeeaayyy akhirnya... umm setelah yoona lulus........ lanjutkan dengan kehidupan mereka di rumah taeng, OK author-nim? hehehe woahhh terima kasih atas update-annya. author jjang!! :D