Chapter 17

Midget Bodyguard (SNSD Ver.)

Setelah  berkunjung ke kamar adiknya kini Bora menghampiri Taeyeon yang saat ini sedang duduk manis sembari melamun. Senyuman pun muncul di wajah Bora karena dia tau apa yang sedang di pikirkan sahabatnya saat ini.

“Woy!” Taeyeon langsung menoleh dan Bora duduk di sampingnya sembari tersenyum idiot.

“Kau kenapa Bora?”

“Sebentar lagi kau akan menjadi adik iparku.” Taeyeon terkekeh.

“Jinja? Meresmikan hubungan dengan adikmu saja belum.”

“Tapi tidak lama lagi aku yakin kau akan mendapatkannya. Aku menyaksikan pertempuran cinta kalian tadi, aku bahkan ingin tertawa keras saat melihat Yoona mengusir gadis itu. Sangat menyenangkan melihat kalian seperti itu dan bagaimana rasanya berciuman dengan Yoona?”

“Hahahahaha berani sekali kau menonton kami. Ya rasanya sangat lembut dan enak. Menurutmu Yoona bersikap seperti itu karena apa ya? Dia bahkan bersikap seolah takut aku di rebut orang lain.”

“Dia memiliki perasaan padamu tapi dia belum menyadarinya. Dia pasti merasa cemburu, wajar dia bersikap seperti itu.”

“Cinta buta ya?”

“Maybe.”

“Aku jadi ingin menggodanya. Bora, kapan kau kembali ke Busan?”

“Besok malam dan aku merasa sedih karena harus berpisah dengan kekasihku. Aku pasti akan sangat merindukannya.”

“Merindukan sesi kamar bersamanya begitu?” Taeyeon menggodanya hingga membuat wajah Bora merona merah. Tidak jauh dari mereka Yoona muncul sembari bersembunyi di balik tembok karena penasaran dengan pembicaraan mereka.

“Hehehehe kau tau saja.”

“Memangnya selama di sini kalian sering melakukannya?”

“Setiap hari malah.” Taeyeon pun bergidik ngeri.

“Dasar mesum, kau memang lebih parah dariku.”

“Hahahaha ini untukmu.” Bora menyodorkan sebuah amplop uang.

“Untuk apa ini?”

“Gajimu bodoh!” Taeyeon menyodorkannya kembali.

“Aku tidak mau di bayar dengan uang. Kau bisa membayarku dengan Yoona dan uang ini kau berikan saja kepada Sulli.” Yoona yang mendengarnya seketika merasa tersipu.

“Woah kau memang wanita sejati.” Taeyeon tersipu.

“Taeyeon jika kau merindukan kantor kau bisa membagi waktumu dan tidak perlu fokus menjaga Yoona. Aku sudah melihat perubahannya semenjak bersamamu. Kau merindukan pekerjaanmu kan? Mulai sekarang kau bebas membagi waktu jika ingin kembali bekerja di kantor. Aku sempat mengobrol dengan komandan, dia memerlukanmu untuk membantu operasi kecil-kecilan yang akan di laksanakan beberapa hari lagi.”

Ottoke? Jika dia kembali bekerja di kantornya itu berarti waktu kebersamaan kami singkat nantinya?

Yoona menggigit jemarinya dan kembali menguping .

“Jinja? Aku akan melakukannya karena aku sangat merindukan duniaku.”

“Dan satu lagi, jika Yoona benar-benar berubah seratus persen dan dia lulus dari sekolah maka pekerjaanmu selesai. Mianhae jika aku merepotkanmu selama ini.” Yoona menyentuh dadanya.

M-mwo? Setelah aku lulus pekerjaannya selesai? Itu berarti dia akan pergi meninggalkanku? A-andwae, dia tidak boleh pergi meninggalkanku.

Yoona kembali menggigit jemarinya dengan perasaan takutnya.

“Jelas aku sangat kerepotan hahaha! Baiklah, lagi pula masa bebas tugasku hanya tinggal dua bulan lagi dan itu tepat setelah ujian adikmu selesai.” Mendengar respon Taeyeon membuat Yoona semakin takut dan berlari menuju kamarnya.

“Baiklah semuanya sudah jelas dan aku harus pergi berkencan sekarang.”

“Aish kau membuatku iri saja.”

“Hahaha maka cepat kencani Yoona sebelum kau pergi. Aku pamit dulu ya, bye!” Bora mencubit gemas pipi sahabatnya kemudian berlari meninggalkannya.

“Aku harap aku memang bisa mengencaninya sebelum pekerjaan ini selesai.” Taeyeon pun pergi menuju kamarnya. Sementara itu Yoona yang merasa cemas saat ini duduk di tepi ranjang sembari terus memikirkan Teayeon. Percakapan yang baru saja dia dengar membuatnya takut dan sangat gelisah.

“Taengoo aku benar-benar tidak ingin kau pergi dari rumah ini. Aku pasti merasa kesepian dan aku yakin aku tidak akan bisa hidup tenang tanpamu.” Yoona menggigit bibirnya lalu dia memutuskan untuk menemui Taeyeon.

Apa dia ada di kamarnya sekarang?

Dengan perasaan gugupnya dia perlahan membuka pintu kamarnya dan melihat Taeyeon sedang duduk di tepi ranjang.

“T-taengoo boleh aku masuk?”

“Masuklah.” Yoona pun berjalan menghampirinya lalu duduk di sebelahnya.

“Ada apa?”

Kau harus membujuknya Yoona, kau bisa melakukannya.

Dengan malu-malu dia menyentuh tangan Taeyeon sembari mencengkramnya.

“Tetaplah bersamaku dan berjanjilah kau tidak akan pernah pergi meninggalkanku?” Taeyeon mengerutkan keningnya.

“Memangnya kau tau aku akan pergi begitu?”

“N-ne dan aku mohon kau tetap tinggal bersamaku. A-aku takut kehilanganmu dan aku juga tidak akan hidup tenang tanpa kehadiranmu. Atau begini saja, walau pun pekerjaan ini selesai dan kau kembali bekerja di kantor tetaplah pulang kemari. Aku tidak peduli jika kau pulang malam atau waktumu sangat singkat asalkan kau tetap tinggal di sini bersamaku. Kau mau melakukannya kan?” Taeyeon pun tersenyum idiot menatapnya.

“Apa kau sangat senang aku tinggal di sini?”

“Ne.”

“Apa kau benar-benar takut aku pergi meninggalkanmu?”

“Ne aku sangat takut.”  Taeyeon pun memeluk tubunya.

“Aku tidak berjanji sepenuhnya tapi aku akan mencobanya. Yang terpenting sekarang aku masih ada di sini bersamamu dan kau tidak usah khawatir.”

“Arasseyo, gomawo.” Taeyeon pun melepas pelukannya lalu mencium pangkal kepala Yoona dengan mesra.

“Aku sangat menyayangimu Yoongie.” Wajah Yoona pun mendadak merona dan Taeyeon sangat senang melihatnya.

Sepertinya kau memang mencintaiku. Selain buta mungkin perasaan gengsimu membuatmu tidak mau mengakuinya. Sepertinya aku yang harus mengungkapkan perasaanku dan aku harus menunggu waktu yang tepat.

Taeyeon meraih tangannya kemudian menariknya untuk berdiri.

“Kaja kita pergi ke kamarmu.”

“Untuk apa?”

“Aku akan membantumu belajar, try out kan sebentar lagi.“

“Ah ne.” Keduanya meninggalkan kamar dengan bergandengan tangan.

***

 

Beberapa jam kemudian dengan iseng Yoona masuk ke kamar kakanya untuk membicarakan sesuatu. Tidak menemukan sosoknya Yoona sedikit cemberut dan matanya tidak sengaja menangkap sesuatu di dalam laci yang terbuka. Dia mendekatinya dan seketika berbinar melihat apa yang ada di dalamnya.

"Woah film dewasa. Dari mana si idiot mendapatkan semua ini?" Tanpa pikir panjang Yoona langsung meraih semua CD itu lalu berlari ke kamarnya untuk menontonnya. Yoona langsung menyalakan laptopnya dan membuka kasetnya. Hendak memasukan kasetnya dia merasa ingin membuang air kecil dan pergi ke kamar mandi sebentar. Di waktu yang bersamaan Taeyeon masuk ke kamarnya dengan kerutan melihat sesuatu di atas mejanya. Dia mendekati mejanya lalu melebarkan matanya melihat beberapa CD film dewasa yang tergeletak di sana. Merasa geram dia mengambil semua nya dan membawanya ke belakang rumah. Tidak lama kemudian Yoona keluar dari kamar mandinya dengan sedikit melompat kaget karena semua CDnya sudah tidak ada di tempat.

 

“K-kemana semua filmnya? Ommo, jangan-jangan?” Dia langsung berlari mencari Taeyeon. Setelah menemukannya di belakang rumah dia melebarkan matanya ketika melihat Taeyeon menyalakan api dan siap untuk membakar semua yang ada di tangannya.

“ANDWAE!” Yoona langsung berlari untuk mencegahnya namun terlambat karena Taeyeon sudah membakarnya.

“Tamatlah aku.” Yoona menjatuhkan lututnya ke tanah kemudian Taeyeon mendekatinya.

“Menonton film kotor itu tidak baik dan sudah seharusnya aku memusnahkannya.”

“Itu punya Bora eonnie Kim Taeyeon, aku akan mati jika dia tau aku akan menontonnya apalagi kau sudah memusnahkannya. “

“Aku tidak peduli. Baru saja bersikap baik dan sekarang kau kembali bersikap nakal.” Taeyeon melangkahkan kakinya.

“KIM TAEYEON KAU HARUS BERTANGGUNG JAWAB!” Taeyeon mengabaikannya dan dengan perasaan kesalnya dia bangkit menyusulnya. Matanya kemudian tidak sengaja melihat acara televisi dari jendela luar. Dia melihat banteng yang siap menghantam bendera merah dari tangan pawangnya. Detik selanjutnya dia mencoba menirunya sembari menatap punggung Taeyeon dengan seringhainya.

“HIAAAAAAAA!” Dia berlari dan menghantam tubuh mungilnya.

BRUK!

“AKH!” Tubuh Taeyeon terpental dan kepalanya membentur pohon kecil. Yoona yang merasa puas mengeluarkan tawa kerasanya tapi kemudian tawanya terhenti ketika melihat pengawalnya yang terlihat oleng. Taeyeon menyentuh kepalanya sembari menatap Yoona dengan pandangan kaburnya.

“Hehehe lihatlah ulahmu, k-kau telah m-membuatku... Ahhh.” Semua pandangannya hitam lalu dia pingsan di tempat.

***

 

Dengan perasaan cemasnya Yoona sibuk mondar-mandir dengan sesekali mengguncang-guncangkan tubuh pengawalnya yang tidak sadarkan diri di atas tempat tidur. Dia mengigit jemarinya dengan gemetaran lalu duduk di sampingnya dan kembali mengguncang-guncang tubuhnya.

“Taengoo ayo bangun!” Yoona kemudian menempelkan telinganya di dadanya.

“Dia bernapas tapi mengapa dia belum bangun juga?” Yoona mencoba membangunkannya dengan menggigit tangannya namun itu sia-sia. Merasa bersalah dia mengusap pipinya dengan cemas.

“Mianhae sikapku ini sudah sangat keterlaluan. Kau jadi begini karenaku dan aku sangat menyesalinya. Aku mohon bangun Taengoo, aku tidak tega melihatmu seperti ini." Yoona kembali mengguncang tubuhnya.

"Aku mencintaimu jadi tolong bangunlah.”

“Kau bilang apa barusan?” Yoona langsung menjatuhkan tubuhnya ke lantai.

“K-kau sudah sadar? Sejak kapan? A-apa kau hanya berpura-pura pingsan?”

“Aniyo.”

“Bohong!”

“Aku serius aku baru sadar setelah mendengar sesuatu dari mulutmu. Sepertinya aku mendengar kau mengatakan bahwa kau mencintaiku, apa itu benar?” Yoona langsung menelan ludahnya.

Ottoke?

“Yah jawab aku?” Taeyeon merayap mendekatinya.

“K-kau salah dengar.”

“Bohong!”

“Aku mengatakan yang sebenarnya.”

“Aku tau kau bohong.”

“Aish!” Yoona bangkit meraih bantal kemudian memukul kepalanya.

“I hate you!” Dia langsung berjalan pergi meninggalkan Taeyeon yang saat ini cekikikan.

Pabo, seberapa keras kau mengelak aku sudah mendengarnya dengan jelas.

***

 

7:00PM

TING TONG!

Taeyeon langsung berlari setelah mendengar suara bel. Dia membukakan pintu lalu sedikit terkejut melihat siapa yang ada di hadapannya.

 “Surprise!”

“Krystal!” Mereka langsung berpelukan.

“Woah lama tidak bertemu kau semakin tumbuh besar saja.”

“Sudah lama tidak bertemu tapi tinggi badanmu juga tetap sama saja hahaha!”

“Aish beraninya kau.” Taeyeon kembali memeluknya.

“Taengoo s-siapa dia?” Taeyeon melepas pelukannya lalu melihat Yoona menatapnya dengan terkejut.

“Menurutmu? Coba tebak?” Taeyeon mencoba menggodanya dengan merangkul sodaranya itu dengan seringhainya.

“A-apa dia... Pacarmu?” Dengan menahan tawanya Taeyeon menarik tangan Krystal menuju ke arahnya lalu mendaratkan jitakan kecil di kepalanya.

“Dia keponakanku Yoona. Kakakmu tinggal bersamanya di Busan.“

“J-jinja?” Taeyeon mengangguk dan Yoona pun mendesah lega.

“Krystal Jung imnida.”

“Im Yoona imnida.”

 “Benar yang di katakana Bora eonnie, dia sangat cantik.” Krystal menyenggol bibinya.

“Ne dia memang cantik tapi aslinya dia itu evil.” Yoona pun melotot ke arah pengawalnya.

“Aku sudah berubah sekarang.”

“Yeah aku percaya. Kaja kita duduk dulu.” Mereka pergi menuju ruang  tamu kemudian Yoona memerintahkan Sulli untuk membawa minum.

“Sejak kapan kau datang ke Seoul?”

“Kemarin, aku menghadiri acara ulang tahun temanku dan aku menginap di sana. Bora eonnie juga memberikan alamat rumahnya dan membiarkan aku untuk tinggal di sini untuk beberapa hari. Tidak apa-apa kan?”

“Tentu saja.”

 “Permisi.” Sulli muncul dan menyimpan air minumnya di atas meja.

“Sulli, tolong ambilkan cemilan juga ya?”

“Ah, baik.”

“Chakkaman!” Krystal menahan tangannya. Mereka saling menatap dengan terdiam kemudian Yoona menyenggol tangan Taeyeon.

“Mereka saling mengenal?” Bisiknya.

“Aku tidak tau.”

“Krystal.”

“Sulli.” Tidak lama keduanya berteriak dan langsung berpelukan dengan melompat-lompat.

“Kyaaaa… Aku sangat merindukanmu Sulli-ah!”

“Me too. Aku tidak menyangka kita bisa bertemu di sini.”

“Ekhem!” Keduanya melepas pelukan mereka.

“Mianhae, aku ingin mengobrol dengan Sulli sebentar.” Krystal langsung membawanya lari ke luar.

“Aku tidak habis pikir keponakanku kenal dengan Sulli.”

 “Aku juga. Sepertinya menyenangkan jika kita mengintip mereka. Kaja Ikut aku!” Yoona pun menyeret Taeyeon untuk mengikuti mereka.

 

TBC

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
kidleader_tae #1
Chapter 21: YoonTae 😍😘
deer_yoongie_
#2
Chapter 22: Waahhhhh..... :'( dan cerita ini pun berakhir.. terima kasih author yang telah menemani jiwa yoontae saya selama beberapa waktu. Cerita author-nim bagaikan oase di tengah gurun... hehe Sekali lagi terima kasih. Akan tetap setia menanti update cerita yoontae yang sedang berjalan, atau pun yang baru *ngarep hihi
Yoongie02
#3
Chapter 22: Ommo udah ending aja T_T
Coba di akhir bad scenenya lanjut thor *otak mesum dasar haha..
Yoongie02
#4
Chapter 21: My favorite part pas Yoona narik cd Taeyeon pake giginya.. kebayang wajah menggodanya kaya apa haha
deer_yoongie_
#5
Chapter 21: Menunggu sesi kedua.. HAHAHA
yy_101
#6
Chapter 21: THATS SO HOOOOOTTT!!!!
Yoongie02
#7
Chapter 20: Chapter ni byk kissnya >_< Iya thor adegan itu dong haha
taetae_sone
#8
Chapter 20: Everytime kiss hoihoi dong thor *kabur :v
deer_yoongie_
#9
Chapter 20: yeeaayyy akhirnya... umm setelah yoona lulus........ lanjutkan dengan kehidupan mereka di rumah taeng, OK author-nim? hehehe woahhh terima kasih atas update-annya. author jjang!! :D