Chapter 1

Midget Bodyguard (SNSD Ver.)

09:00PM


Di kediamannya seorang gadis muda sibuk berdandan dan mempersiapkan dirinya untuk pergi berjudi dengan teman-temannya. Setelah selesai mempersiapkan diri, ia membuka pintu kamarnya sejenak sembari mengintip ke kanan kiri takut-takut jika ada seseorang yang hendak masuk ke kamarnya. Aman ia menutup kembali pintunya lalu meraih tasnya dan berjalan menuju jendela kamarnya. Gadis itu berencana kabur untuk berjudi dengan menyelinap. Dia kembali menengok ke kiri kanan memastikan bahwa tidak ada orang di sekitar sana kemudian ia turun dari jendela kamarnya dengan merayap ke tombok dengan sangat hati-hati. Beruntung tembok kamarnya di hiasi beberapa pagar kecil sehingga ia dengan mudahnya bisa naik dan turun dari jendela seperti spiderman. Sukses menyentuh tembok terakhir ia melihat ke bawah sejenak lalu melompat ke tanah.

“Berhasil!” Serunya.

Dia mulai berjalan dengan mengendap-endap lalu keluar melalui pintu kecil yang terletak di belakang rumahnya dengan memanjatnya karena pintu sudah terkunci.

"Akhirnya aku bisa keluar lagi, piuh!" Gadis itu pun berjalan dengan santai sembari mengirim pesan kepada teman-temannya. Rasa bosan yang setiap hari di rasakannya membuat dirinya selalu melakukan hal ini di tengah malam. Kakaknya yang bekerja sebagai polisi selalu melarangnya untuk pergi keluar sendiri entah itu pagi, siang atau malam dan harus selalu berdiam diri di rumah untuk belajar. Tidak hanya itu, gadis itu juga selalu dia awasi dengan ketat oleh orang-orang kepercayaan kakaknya karena dia anak yang sangat nakal dan sulit di atur. Hal itu benar-benar membuatnya sangat kesal dan selalu memiliki cara untuk bisa kabur dari rumahnya hanya untuk bersenang-senang dengan menghambur-hamburkan uangnya di meja judi. Di rumahnya ia selalu berbuat seenaknya dengan menyiksa orang-orang yang bekerja di rumahnya dan hal itu membuat kakaknya kewalahan menghadapinya. Setiap kali berbuat onar kakaknya selalu memarahinya dan menghukumnya. Bahkan karena pekerjaannya sebagai polisi kakaknya hampir menjebloskan adiknya sendiri ke dalam penjara. Sayangnya kakaknya terlalu baik dan semua itu tidak membuatnya kapok sama sekali.

 

Setengah jam kemudian, dia tiba di rumah temannya dan langsung masuk ke dalam mobilnya.

“Let’s go!”

“Aku pikir kau tidak akan berhasil kabur hahaha!” Celetuk teman yang ada di sampingnya.

“Bukan Yoona namanya jika aku tidak berhasil kabur Sooyoung.” Katanya percaya diri.

“Aku tau, tapi setelah kembali ke rumahmu pantatmu selalu berakhir dengan di pukuli kakakmu hahaha!”

"Tidak selalu bodoh, hanya sesekali saat nasibku tidak beruntung saja. ” Gadis yang bernama Yoona itu pun cemberut dan Sooyoung yang melihatnya hanya cekikikan kemudian mulai melajukan mobilnya. Sekitar setengah jam menempuh perjalanan, mereka akhirnya sampai di depan pintu perjudian lalu turun dan berlarian untuk duduk dan bergabung dengan para ahjumma yang hadir di sana.

"Party time... Yeah!"
***

 

Seoul Metropolitan Police Office

Berkali-kali salah satu anggota kepolisian mendesah karena mengurus berkas-berkas di atas mejanya yang belum di tanganinya. Dia melirik jam tangannya dan kembali mendesah karena ini sudah larut malam. Dia memijat pelipisnya karena rasa sakit di kepalanya. Dia mendapat surat perintah pemindahan sementara dan harus pergi ke luar kota selama beberapa bulan. Belum lagi di tambah dengan mengurus adiknya yang nakal dan sulit di atur. Memikirkan hal itu membuat kepalanya semakin terasa sakit.

DRRRT!

Dering ponsel menghentikan aktifitasnya sejenak.

“Yeoboseyo?”

“Yeoboseyo agassi. Aku baru saja memeriksa kamar Yoona-ssi dan dia tidak ada di kamarnya. Dia mungkin pergi lagi dari rumah tanpa sepengetahuan kami.”

“Mwo? Bukan kah aku sudah menyuruh kalian untuk mengawasinya lebih ketat?”

“Mianhae agassi, kami sudah mengawasinya sedari tadi namun kami tidak mengerti mengapa dia bisa pergi tanpa kami ketahui.” Gadis itu kembali memijat pelipisnya.

“Ne arraseyo, sebentar lagi aku akan pulang.” Dia menutup telephone dengan mendesah.

“Im Yoona!” Dia kembali memijat pelipisnya kemudian memutuskan untuk pulang dan membereskan berkas-berkasnya. Setelah memasukan semua berkasnya matanya melihat sejenak sebuah foto yang ada di atas mejanya dan itu adalah foto kedua orang tuanya yang sudah tiada.

“Andai kalian masih ada mungkin aku tidak akan merasa kesulitan seperti sekarang.” Dia tersenyum tipis lalu meninggalkan ruangannya dan berjalan menuju ruanganan sahabatnya. Beberapa waktu lalu sahabatnya di pastikan tidak memiliki tugas penting selama beberapa bulan ke depan. Kesempatan itu membuatnya memutuskan untuk mempekerjakan sahabatnya di luar pekerjaanya sebagai bodyguard untuk adiknya. Dia memintanya dengan memohon padanya hingga sahabatnya itu menyetujuinya. Setelah memasuki ruangannya ia melihat sahabatnya sedang bersiap-siap untuk pulang. Secepatnya ia menghampirinya dengan memperlihatkan senyuman matanya.

"Taeyeon!"

“Bora, ku kira kau sudah pulang.”

“Pekerjaanku menumpuk jadi aku pulang terlambat. Emh kawan, sepertinya aku harus mempekerjakanmu secepatnya.”

“Kapan? Besok?”

“Ne dan mau bagaimana lagi? Sebentar lagi aku akan pergi ke luar kota dan aku benar-benar bergantung padamu teman.”

“Ne jika itu maumu aku siap-siap saja.”

“Thank you Taeyeon!” Bora melompat dan memeluknya kemudian mereka pulang bersama.
 

 

01:00AM

Setelah menghabiskan sepanjang malam di tempat perjudian, Yoona pulang dengan cemberut karena kalah telak dari beberapa ahjumma yang melawannya. Dia masuk ke halaman rumah dengan mengendap-endap dan sesampainya di dekat jendela kamarnya ia melepas sepatunya kemudian melompat meraih tiang pagar lalu mulai memanjat dengan hati-hati. 

“AGASSI! “ Yoona berhenti memanjat lalu ia menengok ke belakang. 

“Ah sial!” Pengawalnya memergokinya dan terpaksa ia kembali melompat turun ke bawah.

“Agassi anda dari mana?”

“Ikut aku!" Yoona berjalan menuju pintu gerbang diikuti oleh pengawalnya. Tangannya kemudian membuka pintu gerbangnya sembari menatap pengawalnya dengan tatapan mengusir.

“A-apa maksudnya agassi?” Pengawal itu tampak kebingungan dan dengan wajah polosnya Yoona mendorong tubuh pengawalnya kemudian menendang pantatnya hingga ia jatuh tersungkur.

"Mulai sekarang kau berhenti bekerja, pergi sana!" Yoona mengusirnya tanpa penjelasan apa pun dan cepat menutup pintu gerbangnya. Setelah itu ia memasuki rumahnya sembari mengamati di sekitarnya.

"Aku rasa semua orang sudah tidur." Yoona akhirnya berjalan santai menuju pintu kamarnya

"IM YOONA!"

GLUP!

Yoona menelan ludah ketika mendengar suara yang berasal dari mulut kakaknya itu. Perlahan ia berbalik dan melihat Bora sedang menatap tajam dirinya dengan membawa tongkat kecil di tangannya.

"KAU TAU JAM BERAPA SEKARANG?”

“Hehehe n-ne Eonnie, h-hallo.” Jawabnya dengan gemetar.

“DARI MANA SAJA KAU? PERGI BERJUDI LAGI DENGAN TANTE-TANTE?” Yoona mengangguk sembari menunduk dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Bora kemudian berjalan mendekatinya dan Yoona sudah tau apa yang akan terjadi padanya selanjutnya.

“Baiklah anak manis, kau pasti tau apa yang akan ku lakukan bukan?” Yoona mengangguk lalu berbalik menghadap tembok. Dia memejamkan matanya dan menarik nafas dalam-dalam, menunggu sesuatu yang keras menyentuh pantatnya hingga beberapa detik berlalu, sesuatu yang keras itu belum juga mendarat di pantatnya. Dia merasa bingung lalu membuka matanya dan berbalik untuk melihat kakaknya yang kini malah terdiam.

“Eonnie, kau tidak jadi memukulku?”

“Kali ini kau selamat.” Yoona tersenyum senang.

"Akhirnya pantat seksiku ini selamat dari ancaman!"

“Jangan senang dulu! Dengar, seharusnya kau mengerti dengan pekerjaan dan jabatanku. Aku sudah sangat lelah mengurusmu dan kau tau aku sangat malu dengan orang-orang kantor karena memiliki adik yang memalukan sepertimu. Aku mendapat surat pemindahan sementara untuk menggantikan rekanku dan mulai besok aku akan pergi ke luar kota selama beberapa bulan.”

“Pergi ke luar kota? Kau akan meninggalkanku sendiri di rumah? Cih, mengapa begitu mendadak.”

“Ini tugas dari kantor aku tidak bisa menolaknya. Tentunya aku tidak mungkin meninggalkanmu juga tanpa ada yang menjagamu. Aku sudah menyiapkan pengawal baru untukmu dan besok aku akan memanggilnya.”

“Lagi? Hahaha terus saja memanggil pengawal baru, setelah itu mereka akan kabur karena takut padaku.”

“Kau memang evil! Mungkin kau akan takut dengan yang kali ini. Dia juga akan pergi dari rumah ini jika aku sendiri yang menyuruhnya.” Yoona menatap kakaknya dengan kerutan dan Bora juga menatapnya dengan seringhainya.

“M-maksudmu?”

“Aku mempekerjakan temanku dan dia seorang polisi juga. Dia sosok yang cukup kuat dan pantas untuk menjaga dan menangani anak nakal sepertimu.”

“MWO? PO-POLISI KATAMU?” Bora tertawa mendengar reaksinya.

“Why? Are you scare? Tenang sayang, dia tidak akan menjebloskanmu ke dalam penjara seperti yang pernah akan aku lakukan. Dan berhati-hatilah jika berbuat nakal padanya.” Bora memberinya kedipan mata lalu pergi dengan menjitak kepalanya.

“Aku mulai merasa cemas tapi ah sudahlah!” Yoona pun memasuki kamarnya.

***

 

Seoul Metropolitan Police Office

07:30AM

Taeyeon sedang berjalan menuju ruangannya dan sesampainya di sana ia langsung menjatuhkan tubuhnya di atas kursi. Dia merasa sangat lelah karena pagi-pagi begini ia baru saja menangkap pencopet. Dia melihat meja kerjanya lalu sebuah desahan keluar dari mulutnya ketika melihat berkas profil yang ada di sana sembari meraihnya.

“Im Yoona huh?“ Katanya sembari memandang foto yang terpajang di sana.

“Dia cantik juga.” Taeyeon tersenyum tipis lalu menyenderkan kepalanya ke punggung kursi dan menutup matanya sejenak.

“Ekhem, sepertinya seseorang akan kembali menjadi pengawal lagi!" Taeyeon membuka matanya lalu menoleh ke arah rekan kerjanya.

“Begitulah Key.”

“Something Wrong? Kau tampak tidak bersemangat?” Pria yang bernama Key itu memijat bahunya.

“Ne, kau lihat ini.” Taeyeon menyerahkan berkas profil itu padanya.

“Im Yoona, jadi ini adik Bora? Woah kau menjadi pengawal untuk gadis secantik ini? Aku sangat iri tapi tunggu, usianya sekarang dua puluh tahun tapi statusnya masih pelajar SMA? Aku tidak mengerti sama sekali.” Taeyeon mendadak tertawa mendengarnya.

“Aku lupa bahwa kau tidak tau tentang hal ini. Itu kenapa aku tidak bersemangat, adik Bora sampai sekarang belum lulus dari SMA karena dia itu sangat nakal dan berkali-kali pindah sekolah, bahkan dia tidak naik kelas. Bora bahkan memintaku membantu adiknya agar mau belajar hingga ia lulus. Hah aku tidak yakin apa aku bisa menanganinya.”

“Kau sangat cerdas, kuat dan pernah menjadi pengawal kepercayaan untuk kalangan anak nakal bukan? Aku yakin kau bisa menanganinya.”

“Hmm aku harap begitu.”

“Lalu atasan mengijinkanmu untuk bekerja di luar pekerjaanmu lagi?”

“Demi membantu memperbaiki kehidupan masyarakat yang lebih baik tentu atasan mengijinkanku. Lagi pula aku sedang bebas dari tugas selama beberapa bulan ke depan. Bora juga sudah terlebih dahulu membicarakan hal ini kepada atasan." Key mengangguk mengerti.

"Ngomong-ngomong aku baru ingat perutku sudah sangat lapar!” Taeyeon berdiri dan menyeret Key untuk mencari makanan keluar.

***

 

Satu jam sebelum kejadian pencopetan. Senang kini di rasakan Sooyoung karena sedang berolahraga pagi dengan kekasihnya, Sunny. Hari ini Sooyoung bangun sangat pagi demi dirinya dan matanya terasa sangat berat karena menghabiskan waktu semalaman di tempat perjudian. Mereka berlari dengan bergandengan tangan dan setelah merasa lelah mereka memutuskan untuk duduk dan beristirahat. Sunny meraih sapu tangan kecil dari saku celananya kemudian membersihkan keringat yang membanjiri wajah Sooyoung. Sooyoung pun tersenyum malu kemudian ia merebut sapu tangan itu dari tangan Sunny dan melakukan hal yang sama sepertinya. Sunny tersenyum kemudian mencium singkat bibirnya.

“Hoi kita sedang di tempat umum.”

“Tidak ada yang melihat juga. Emh apa kau haus?” Sooyoung mengangguk.

“Tunggu di sini, aku akan membeli air untukmu.” Hendak berjalan Sooyoung menahan tangannya.

"Biar aku yang membelinya sekalian aku akan membeli pulsa."

"Biar aku saja Soo." Sooyoung menarik Sunny untuk kembali duduk.

"Diam di sini Sunny bunny, aku tidak akan lama." Sunny hanya pasrah kemudian Sooyoung mencari mini market terdekat sampai akhirnya ia menemukanya. Dia meraih dompet kecil dari saku celananya namun tiba-tiba seseorang mendekat dan merampas dompetnya dengan cepat. Sooyoung merasa sangat panik kemudian berteriak dan mengejarnya hingga seseorang datang dan mengejar pencopet itu. Sooyoung berhenti berlari dengan terengah-engah kemudian melihat gadis pendek dengat berseragam polisi menangkap pencopet itu dengan menjungkir balikan tubuhnya. Tidak lama beberapa polisi berdatangan dan membawa pencopet itu masuk ke dalam mobil kemudian gadis pendek itu berjalan menghampiri Sooyoung.

“Gwenchana? Ini dompetmu dan lain kali berhati-hati.”

“Thank you so much dan lain kali aku akan berhati-hati. Hah aku tidak tau apa yang akan terjadi jika anda tidak datang.” Polisi itu tersenyum padanya.

“Baiklah, aku permisi.” Dia melambaikan tangannya kemudian Sooyoung kembali berjalan memasuki mini market setelah itu kembali ke tempat di mana Sunny menunggu.

"Mianhae kau pasti kau menunggu lama ya? Ada sedikit masalah tadi di jalan."

"Masalah apa? Kau baik-baik saja?"

"Bukan apa-apa. Ini aku membelikan air untukmu."

"Gomawo!"

"Setelah ini kita akan pergi ke mana Sunny?"

"Aku ingin pulang saja."

"Ok!" Sooyoung menggandeng tangannya kemudian mereka pergi meningalkan lokasi. 

 

TBC

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
kidleader_tae #1
Chapter 21: YoonTae 😍😘
deer_yoongie_
#2
Chapter 22: Waahhhhh..... :'( dan cerita ini pun berakhir.. terima kasih author yang telah menemani jiwa yoontae saya selama beberapa waktu. Cerita author-nim bagaikan oase di tengah gurun... hehe Sekali lagi terima kasih. Akan tetap setia menanti update cerita yoontae yang sedang berjalan, atau pun yang baru *ngarep hihi
Yoongie02
#3
Chapter 22: Ommo udah ending aja T_T
Coba di akhir bad scenenya lanjut thor *otak mesum dasar haha..
Yoongie02
#4
Chapter 21: My favorite part pas Yoona narik cd Taeyeon pake giginya.. kebayang wajah menggodanya kaya apa haha
deer_yoongie_
#5
Chapter 21: Menunggu sesi kedua.. HAHAHA
yy_101
#6
Chapter 21: THATS SO HOOOOOTTT!!!!
Yoongie02
#7
Chapter 20: Chapter ni byk kissnya >_< Iya thor adegan itu dong haha
taetae_sone
#8
Chapter 20: Everytime kiss hoihoi dong thor *kabur :v
deer_yoongie_
#9
Chapter 20: yeeaayyy akhirnya... umm setelah yoona lulus........ lanjutkan dengan kehidupan mereka di rumah taeng, OK author-nim? hehehe woahhh terima kasih atas update-annya. author jjang!! :D