BAB 25

Spring in London
Please Subscribe to read the full chapter

BAB 25

 

Ketika melihat Yunho berdiri di ambang pintu, napas Changmin langsung tercekat. Ia hanya bisa mematung menatap Yunho. Ia bahkan tidak sadar dirinya memanggil nama Yunho.  

Yunho masih terlihat seperti dulu, walaupun gaya rambutnya kini agak berbeda dan wajahnya terlihat pucat dan lelah. Changmin tidak tahu apa yang sedang dipikirkan Yunho karena ia tidak bisa membaca apa yang tersirat di balik mata gelap yang menatapnya dengan tajam itu.  

“Yunho,” sapa Yoonhae ceria. “Lihatlah siapa di sini. Kau masih ingat pada Changmin, bukan?”  

Suara Yoonhae seolah-olah menyadarkan Yunho. Ia tersenyum samar dan bergumam, “Ya, aku ingat.”  

“Menurutku kita harus minum-minum bersama. Untuk mengenang masa lalu dan merayakan pertemuan kita kembali. Mungkin setelah sesi pemotretan ini? Bagaimana menurut kalian?” tanya Yoonhae penuh semangat.  

Baik Yunho maupun Changmin tidak menjawab. Mereka hanya bertatapan.

Lalu Yunho menoleh ke arah Yoonhae dan berkata, “Nuna, maafkan aku, tapi bisakah Nuna meninggalkan kami berdua sebentar?”  

“Oh.” Yoonhae mengerjap bingung. Ia menatap Yunho, lalu beralih kepada Changmin.  

“Tidak apa-apa, Nuna,” gumam Changmin.  

Sebelah alis Yunho terangkat mendengar Changmin berbicara dalam bahasa Korea.  

Setelah Yoonhae keluar, ruang rias itu pun diselimuti keheningan yang menegangkan. Setidaknya  menurut Changmin. Selama beberapa detik—yang terasa seperti beberapa menit—tidak ada yang bersuara. Sampai sekarang Changmin sama sekali tidak tahu apa yang akan dikatakannya kalau ia sudah bertemu dengan Yunho. Otaknya sama sekali tidak bisa berpikir.  

“Jadi kau bisa berbahasa Korea,” kata Yunho tiba-tiba. Dan ia mengatakannya dalam bahasa Korea.  

Changmin tersentak dan mengangkat wajah. “Ya.”  

Hening lagi.  

“Jadi bagaimana kabarmu?”  

“Bagaimana kabarmu, Hyung?”  

Mereka berdua mengatakannya bersamaan dan rasanya aneh. Changmin tidak tahu kenapa mereka berubah menjadi seperti ini. Sejak kapan mereka saling bersikap canggung? Kenapa Yunho berubah pendiam seperti ini? Apakah dua tahun memang sudah terlalu lama? Apakah segalanya memang sudah berubah?  

“Aku baik-baik saja,”  kata Changmin, menjawab pertanyaan Yunho lebih dulu. “Dan Hyung sendiri?”  

Yunho menghela napas dalam-dalam dan menunduk sejenak. Lalu ia mengangkat wajah dan menatap Changmin. “Aku... aku senang kau baik-baik saja,” katanya singkat, tidak menjawab pertanyaan Changmin. “Kurasa sebaiknya aku membiarkanmu bersiap-siap. Aku juga harus bersiap-siap. Kita harus bekerja.”  

Changmin mengerjap kaget ketika Yunho langsung berbalik dan berjalan ke arah pintu yang ditutup ketika Yoonhae keluar tadi.

Begitu saja? Setelah dua tahun berlalu hanya itu yang ingin dikatakan Yunho kepadanya?  

Yunho membuka pintu dengan gerakan cepat, mengagetkan dua orang yang sedang berdiri di balik pintu. Yoonhae dan Jung BoA melompat mundur dan terlihat salah tingkah. Jelas sekali mereka baru tertangkap basah karena menguping.  

Yunho benar-benar akan pergi tanpa berkata apa-apa. Tidak, Changmin tidak bisa membiarkannya. Kalau tidak sekarang, tidak akan ada lagi kesempatan lain. Dan sebelum Changmin sempat berpikir lebih jauh, ia langsung berseru, “Apakah hanya itu yang ingin Hyung katakan padaku?” Ia tidak bisa membiarkan Yunho pergi begitu saja. Ia tidak tahu kenapa Yunho bersikap seperti itu, tetapi ia tidak akan membiarkannya. “Hanya itu?”  

Sejenak Yunho masih berdiri di ambang pintu, memunggungi Changmin, menghadap BoA dan Yoonhae yang masih berdiri di tempat walaupun mereka berdua tidak berani memandang wajah Yunho. Lalu dengan satu gerakan Yunho menutup pintu kembali dan berbalik menghadap Changmin.  

“Tentu saja tidak,” cetus Yunho. Ia berjalan menjauhi pintu dan menghampiri Changmin. “Terlalu banyak yang ingin kukatakan padamu sampai aku tidak tahu harus memulai dari mana.”  

“Aku bisa menunggu sementara Hyung berpikir,” kata Changmin.  

Yunho mengacak-acak rambut dengan tangan, lalu berkacak pinggang, menunduk sebentar untuk mengendalikan diri. “Selama ini aku menunggu karena kupikir kau butuh waktu,” kata Yunho dengan suara rendah. “Kukira aku sudah membuat keputusan yang benar. Tidak, aku yakin aku sudah membuat keputusan yang benar dengan membiarkanmu pergi. Kau memang butuh waktu untuk berpikir. Dan kupikir pada saatnya nanti, kalau kau tidak bisa datang padaku, aku yang akan pergi mencarimu. Tapi sekarang aku bertanya-tanya apakah aku sudah menunggu terlalu lama. Apakah seharusnya aku tidak menunggu sampai dua tahun baru pergi mencarimu?”  

Changmin tidak berkata apa-apa. Ia sama sekali tidak mengerti apa yang sedang Yunho bicarakan.  

Yunho mengembuskan napas dengan keras. “Katakan padaku, apa yang dimilikinya yang tidak kumiliki?”  

Alis Changmin berkerut bingung. “Apa? Siapa?”  

“Laki-laki itu, Shim Changmin,” cetus Yunho sambil mengibaskan sebelah tangan dengan tidak sabar. “Kenapa kau memilih dia? Dia... oh, sialan. Lupakan saja kata-kataku tadi. Aku hanya bicara sembarangan.”  

Yunho berbalik dan berjalan dengan langkah lebar ke pintu. Dan ketika kali ini ia membuka pintu dengan satu gerakan cepat, bukan hanya kakaknya dan Yoonhae yang ada di balik pintu, tetapi juga beberapa staf lain. Mereka semua serentak terkesiap dan melompat mundur ketika Yunho tiba-tiba muncul di hadapan mereka dengan wajah menakutkan.  

Changmin sama sekali tidak mengerti apa yang dibicarakan Yunho tadi. Laki-laki mana? Siapa? Apa Yunho sudah gila? Kekesalan Changmin pun terbit.  

“Kenapa Hyung marah-marah?” serunya kepada Yunho. “Sebenarnya apa yang sedang kau bicarakan? Laki-laki  mana yang kau maksud? Aku benar-benar tidak mengerti. Bicaralah yang jelas.”  

Sekali lagi Yunho membanting pintu di hadapan semua orang yang berusaha menguping itu dan berbalik menghadap Changmin. “Jangan pura-pura tidak mengerti, Changmin. Kau tahu jelas siapa yang kumaksud. Aku melihat kalian berdua dengan mata kepalaku sendiri. Apakah kau ingin aku menjelaskan setiap detailnya?”  

Changmin membalas tatapan Yunho de

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
vitachami
#1
Chapter 25: Sorry crys, saya baru baca ceritanya..
Cerita ini benar2 bagus dan membuat saya berbunga2..
Walaupun ini remake dari novel, tapi klo di edot jadi homin rasanya lebih wow, terima kasih karena sudah mengupload dsini..
Semoga terus berkarya yaa n sukses buat kmu
Dilian
#2
Chapter 25: yeeeeeiii, gk bs berkata ap2, hnya makasih udah buat novel ilana tan jdi ff homin,
Dilian
#3
Chapter 19: selalu bagian ini jdi favku,aaaah, sekarang tmbah jdi fav ku krna homin...
Dilian
#4
Chapter 15: Baca novelny udah bertahun2 yg lalu, dan baca lagi tpi dg versi homin, ngerasa seneng aja,hahaha, aku suka bget ff ini d buat homin version, udah baca smpe chapter ini dan ttep gk bs ilangin rasa deg2an,sma puas ngebaca yunho sm changmin, rasanya mau meledak saking happy ny, hehe
Dilian
#5
Chapter 2: tanpa sengaja ketemu FF ini, dan berhubung udah pernah baca novel ny Ilana Tan ini, jdi ny tambah penasaran gimana novel ny d buat versi homin uggggh, gk bs berhenti senyum2 sendiri ngebayangi si changmin as naomi, hahaha bru baca satu chapter aja udah penasaran bgeeet, like it so far,
MaxRen13 #6
Chapter 25: Loading...

End??? Serius??? Gantung bgt kek pilem jpang
MaxRen13 #7
Chapter 24: Oh my! Scene tbc-nya sinetron abis T.T
Hhahahahahha
MaxRen13 #8
Chapter 23: Yaaa.. Yun lo cembukur ma kmbarannya changmin T. T
MaxRen13 #9
Chapter 22: Maaf aku bru smpet baca..
Aku lnjut..
Bigeast88 #10
Chapter 25: Thor, bakal ad side storynya gaa??? :'3 ya mungkin potosyutnya pake kostum pengantin *plak
Ato mungkin encehnya *ngarep *oy