BAB 16
Spring in LondonBAB 16
Changmin sudah lebih tenang ketika mereka masuk taksi. Wajahnya masih pucat pasi, tubuhnya masih gemetar, namun ia sudah berhenti menangis. Ia sama sekali tidak bersuara selama perjalanan pulang, tetapi ia tidak menarik diri dari pelukan Yunho. Jadi Yunho tidak memaksanya bicara, hanya terus merangkulnya.
Ketika mereka sudah masuk ke dalam flat Changmin, Yunho menyalakan lampu dan menuntun Changmin ke sofa di ruang duduk. “Tunggu sebentar di sini. Aku akan membuatkan teh untukmu.”
Changmin tersentak dan mendongak menatap Yunho, seolah-olah baru ingat bahwa Yunho ada di sana bersamanya. Lalu ia mengangguk kecil, melepaskan diri dari pelukan Yunho dan duduk di sofa. Ia memeluk tubuhnya sendiri dan menggigil. Matanya yang sembap memandang ke sekeliling flatnya dengan waswas, seakan takut ada pria tak dikenal yang akan melompat keluar dan menyerangnya lagi. Melihat sikap Changmin yang seperti kelinci ketakutan itu membuat hati Yunho serasa ditusuk-tusuk.
Yunho berbalik dan pergi ke dapur. di sana ia berhenti melangkah dan menarik napas dalam-dalam sambil berkacak pinggang. Sialan, ia sangat kacau. Amarah dan perasaan tak berdaya bercampur aduk dalam dirinya. Ia harus menuntut penjelasan dari Park Donghyun, walaupun saat ini Yunho hanya ingin menghajarnya habis-habisan. Bayangan mengerikan dari apa yang dilihatnya pertama kali di bilik penyimpanan jaket tadi membuat gelombang amarah kembali menerjang diri Yunho. Yunho memejamkan mata dan berusaha mengatur napas. Ia ingin meninju sesuatu. Apa saja. Tetapi tidak mungkin di sini. Changmin ada di ruang duduk dan Yunho tidak mungkin menimbulkan kehebohan di sini sementara pemuda itu masih ketakutan.
Dengan susah payah Yunho memaksa dirinya bergerak dan beberapa saat kemudian ia kembali ke ruang duduk dengan membawa secangkir teh panas untuk Changmin. Ia duduk di samping Changmin dan mengamati pemuda itu menyesap tehnya dengan pelan. Yunho memperhatikan tangan Changmin sudah tidak terlalu gemetar, namun ketakutan masih jelas terlihat di dalam matanya.
Kalau saja ada cara untuk memutar kembali waktu, Yunho akan melakukannya tanpa ragu. Apa pun risikonya, apa pun yang harus dikorbankannya, walaupun apabila itu berarti ia harus menyerahkan jiwanya sendiri, Yunho pasti akan melakukannya. Ia akan melakukan apa saja untuk menghapus sinar ketakutan dari mata Changmin, menjauhkannya dari rasa sakit, melindunginya supaya tidak terluka. Ia bersedia melakukan apa saja. Demi Changmin.
Tetapi kenyataannya semua sudah terjadi dan Yunho tidak bisa melakukan apa pun untuk mengubah kenyataan. Itulah yang membuatnya tertekan dan frustrasi. Ia merasa ia tidak bisa melakukan apa pun untuk Changmin. Seumur hidupnya belum perna
Comments