Shaendy's POV

Aku berlari sekuat tenaga, karena bagaimanapun aku tak ingin bertemu dengan laki-laki menyebalkan itu lagi. Aku benci Park Choonjae!!!

Bruk!!!

Aku jatuh terduduk diantara banyak orang di lantai Mall terbesar di kota ini. Sepasang kaki panjang berdiri didepanku. Seseorang berkulit putih dengan rambut coklat keemasan memandangiku dengan aneh. Bukannya dia yang menabrakku? Kuulurkan tanganku meminta bantuannya untuk berdiri. Tentu saja aku tidak bisa berdiri dengan menggunakan sepatu berhak 12cm dikakiku. Dia mengernyit namun tangannya terulur padaku.

"Sorry and thank you." ujarku sembari merapikan rok Chanelku yang agak sedikit kusut. Kuraih tas Birkin hitamku yang diulurkan lelaki yang membantuku. Aku tersenyum seklias, dan pergi meninggalkannya. Berlari kembali.

***

Kris's POV

Perempuan yang menabrakku tadi kembali berlari setelah meraih handbagnya dari tanganku. Gadis yang aneh. Padahal aku bermaksud meminta maaf karena menabraknya. Aku memutuskan kembali berjalan mencari oleh-oleh buat ibuku tersayang, disini, di Mall terbesar kota ini.

"Welcome to Ottawa." aku tersenyum membaca pesan dari ibuku.

"Mister!! I am sorry. You forgot your wallet." ujar seseorang sembari menepuk bahuku. Dia mengulurkan dompet Gucci coklat kearahku. Aku memandangnya. "This is not mine." ujarku kalem. Orang itu tampak bingung. "This wallet left where you standing before." ujarnya lagi. Ah kini aku mengerti, milik perempuan tadi.

"I will keep this and looking for the owner. I am owed her an my apologize." ujarku. Lelaki didepanku mengangguk dan menyerahkan dompet itu padaku. Aku meraihnya dan mengeceknya dengan segera identitas pemiliknya.

Kuraih ID cardnya, kubaca sebuah nama, Shaendy Park. Disitu tertera kewarganegaraan dan alamt rumahnya. Mansion? dia bahkan tinggal di sebuah mansion? ah yaaa tentu saja dia anak orang kaya. Kalau tidak bagaimana mungkin dia memiliki Setelan Chanel dan sepasang Loubutins serta Birkin Bag dan Dompet Gucii yang asli. Aku tersenyum. Saat aku hendak menutup dompetnya, aku sekilas melihat bendera korea terselip diantara kartu kreditnya. Kutarik kartu itu dan kubaca perlahan.

Aku ajtuh terduduk dengan mataku terbelalak sempurna. Sebuah nama tertera disitu. Fotonya masih foto perempuan yang tadi, tapi namanya....

Name : Park Soojung.

DOB : Seoul, 8 April 1987

Aku tidak perlu membaca datanya yang lain. Cukup dua baris itu saja aku sudah sesak nafas dibuatnya. Bagaimana mungkin dia memiliki nama dan tanggal lahir yang sama persis dengan Jung Soojungku? Oke-oke aku tahu, dia bukan lagi kekasihku jadi aku tidak bisa menggunakan kepemilikan lagi dengannya.

Aku masih terbengong sampai seseorang berdiri didepanku dengan nafas terengah-engah.

***

Shaendy's POV

"hah.. hah..hah.." nafasku putus-putus. Rasanya sesak. Didepanku, pria yang menabrakku tadi terduduk dilantai mall dengan wajah pucat dan kebingungan. Seperti anak hilang. Aku terkikik dalam hati.

"Sorry. This is my wallet. Thank you for keeping this for me." ujarku sambil meraih dompetku. Tapi tangan laki-laki itu tidak melepaskan. Dia mengulurkan tangannya, meminta bantuan berdiri. Aku mengernyit lalu membantunya berdiri.

"Annyeong haseyo. Choneun Kris Imnida." ujarnya. Astaga, dia bisa hangeul?? Aku surprise karena hal ini. "Hanguk saram?" tanyaku. Dia menggeleng, "Hanya tinggal disana tujuh tahunan." jawabnya.

***

Kris's POV

Perempuan didepanku terlihat ceria karena aku menyapanya dengan bahasa korea. "Ahhh... aku sudah lama belum pulang ke korea." ujarnya. Aku tersenyum, "Namamu?" tanyaku. Dia menatapku, "Bukannya kau sudah melihat kartu identitasku?" tanyanya. kemudian dia menarik dompetnya dari tanganku. Aku tersenyum.

"Kau mau kemana? Kenapa berlari-lari?" tanyaku. DIa menyelidik kearahku. "Kau bukan suruhan dari Choonjae ataupun Chanyeol Oppa kan?" tanyanya. Aku kaget dan tidak mengerti siapa dua nama itu. "Bahkan aku tak mengenal siapa mereka." jawabku. Baguslah, kalau begitu kau bisa menemaniku pergi sebentar." katanya sambil mengamit lenganku.

Entah kenapa aku bisa mengikutinya. Aku penasaran siapa dia.