11 – FATE

I WILL PROTECT YOU

Kris’s POV

Yeah, this is it. Setelah kembali kerumah selama 3 hari kemudian ke Vancouver mengurus peringatan kematian Crystal, aku harus kembali kerumah. Dan Ibu tentu saja menginginkanku menghadiri sebuah Gala mewakili beliau dan Ayah. Kondisi ayah sudah jauh lebih baik, tapi ibu masih saja tidak bisa meninggalkan beliau. Semua urusan bisnis dikelola ibu dirumah. Aku? Jangan ditanya, aku sibuk dipersiapkan menjadi pangeran pewaris dua tahta sekaligus. Kenapa dua tahta, karena pamanku, ayah Crystal tidak memiliki penerus selain aku. Jadilah aku sibuk mempelajari semua grafik perteumbuhan dan laporan-laporan yang mebosankan.

Aku keluar mobil setelah pintu dibuka oleh sopirku. Bahkan kini aku harus menggunakan sopir kemana-mana, karena ibu tidak mau aku pergi tanpa arah lagi. Yah, selama aku tidak berkesempatan bertemu dengan Shaendy, kemungkinannya kecil sekali untuk kabur. Aku merapikan pakaianku yang tentu saja dipilihkan ibu.

Seorang reporter menghampiriku, “Maaf tuan muda Wu, bisa anda jelaskan mala mini anda menggunakan setelan dari siapa.” Aku hanya memandangnya tersenyum. Enggan menjawab. Setelan Oscar de la Rentaku ini tentu cukup pantas kusebutkan, hanya saja menyebutkan apa yang aku pakai bukanlah kebiasaanku. Aku melambaikan tanganku sekedarnya. Kemudian memasuki ballroom dimana gala diadakan.

Terpampang besar dengan hiasan bunga bittersweet sebuah tulisan “LAVA GALA”

***

Shaendy’s POV

Tangan woohyun yang tiak memegang kemudi Maseratinya masih menggenggam tangaku. Aku membiarkan apa yang dia lakukan belakangan. Sesungguhnya aku tidak peduli. Pertunangan kami akan segera diumumkan dalam waktu dekat dan semakin hari Woohyun Nampak semakin baik dan tidak lagi dingin terhadapku.

“Kau tau kenapa aku bisa jatuh cinta padamu?” tanyanya padaku. Aku menggeleng lemah. Karena aku memang tidak ingin tau. Ujarku dalam hati. Dia tersenyum kemudian mengecup punggung tanganku. “Sejak pertama kau menolakku dipertemuan pertama kita, saat kau dengan diammu menolak keputusan dua kakakmu didepan kedua orang tuaku, sejak kau membawa laki-laki itu datang, aku jatuh cinta karena keinginanmu untuk bebas. Jika aku bersikap kasar dan dingin tak lebih karena aku ingin membatalkan pertunangan bodoh ini. Aku benci hidupku diatur oleh ibu. Dan saat melihatmu ingin terbang bebas malam into, aku jatuh cinta padamu. Aku ingin menemanimu bebas.” Ujarnya panjang lebar.

Aku menoleh menatapnya tak percaya. Senyuman hangatnya merekah. Tepat saat pintu dikananku terbuka aku baru menyadari bahwa kamu sudah sampai di Lava Gala. Dia dengan gentlemennya mengulurkan tangannya padaku. Membantuku turun dari Maseratinya. Karena sepatu hak 9 cmku membuatku sulit mengendalikan gaun Prada biruku.

***

Kris’s POV

Saat ini di layar-layar televisi datar terpamapang sepasang laki-laki dan perempuan yang Nampak serasi. Perempuannya mengenakan gaun berwarna biru dan laki-lakinya menggunakan jas putih beraksen biru. Mereka Nampak seperti telah terkonsep.

Aku mendengus membuang muka saat menyadari siapa perempuan itu. Park Shaendy. Kita dipertemukan lagi ternyata. Jadi benar takdir itu ada.

***

Shaendy’s POV

Sebenarnya otakku masih belum berjalan sempurna sejak terakhir kali Woohyun memberikan pengakuan alasannya mencintaiku, alasannya kenapa memintaku untuk menikahinya, aku masih seperti terbang karena bingung kenapa tiba-tiba dia bersikap seperti ini. Kami memang baru seminggu memulai ini semua secara resmi diantara kami berdua. Tapi ini terlalu cepat bukan? Hidup kami memang seperti jetset, tapi tidak untuk urusan cinta.

Hell yeah, siapa yang jatuh cinta pada Kris sejak pertama kali bertabrakan di mall itu kemarin huh? Hatiku menyindirku.

“Selamat malam Kris. Ternyata kau diundang juga.” Suara Woohyun terdengar ramah, entahlah benar-benar ramah atau hanya basa- basi.  Tunggu ydang dipanggil barusan Kris? Aku mengumpulkan kesadaranku dan menemukan pria terganteng seduniaku itu didepanku. Berdiri dengan anggun dan sedikit angkuh. Pakaiannya ini… emmm tunggu biar kuingat keluaran designer mana. Ah yaa.. “Oscar de la Renta..” aku bergumam.

Woohyun menoleh padaku. Aku tersentak mendapati kenyataan bahwa tanganku masih bertaut dilengan Woohyun. Mata Kris secara jelas menatap lingkaran lengan Woohyun. Woohyun dengan senyum bangga menepuk-nepuk genggaman tanganku dilengannya. “Kami akan segera menikah Kris.” Pamernya. Kris hanya menyeringai. Lakukan sesuatu Kris. Kumohon. Kali ini hatiku berteriak.

“Selamat kalau begitu.” Ujarnya sambil mengangkat gelas winenya. Lalu beranjak pergi. “Aku butuh minum, Woohyun-ssi.” Ujarku pelan. Woohyun mengangguk. Ambillah, aku akan menyapa kolegaku terlebih dahulu. Aku melepas pegangan tanganku padanya lalu meninggalkannya menuju meja wine kecil. Seorang pelayan mengulurkan anggur merah padaku. Aku menggeleng. “Ada Apple Martini?” tanyaku.

“Perempuan seharusnya tidak minum martini.” Ujar seseorang dibelakangku.

***

Kris’s POV

Dia menatapku terpaku. Apa yang kau lakukan Kris? Dia memintamu untuk tidak mencintainya, kau bodoh kalau menghampirinya. Hatiku berkata. Aku tetap melangkahkan kakiku mantap. Aku hanya ingin membaui tubuhnya sekali lagi, mengingatkanku wangi vanilla kesukaannya. Saat aku bergerak satu langkah dia mundur 3 langkah menjauhiku. Hati mencelos. Penolakan yang amat nyata.

***

Shaendy’s POV

Aku tidak tahu kenapa refleks kakiku begitu ekstrem saat Kris mendekatiku. Yang aku inginkan sebenarnya adalah memeluknya saat itu juga, tapi entahlah. Aku malah mundur tiga langkah saat dia maju.

“Dan hadirin sekalian kita sambut calon mempelai wanita, Park Shaendy.” Semua orang diruangan ini bertepuk tangan dan rasanya semua sedang memandangku. Tunggu, namaku disebut sebagai apa? Calon mempelai wanita. Baik aku maupun Kris kini menoleh kearah panggung dimana panggung kini sudah berganti menjadi “Pertunangan Shaendy dan Woohyun”. Apa???

Aku menoleh kesekelilingku, jangan-jangan aku hanya mimpi atau apa. Aku menepuk-nepuk pipiku. Kemudian sebuah lengan kokoh membimbingku naik keatas panggung. Aku menoleh dan mendapati Chanyeol oppa yang berada disampingku. Jadi ini???

***

Kris’s POV

Otakku menangkap kebodohan malam ini. Ini adalah pesta pertunangan yang diselimuti acara Gala. Oh tentu, si Woohyun ini ingin membuatku jatuh disini. Aku melempar gelas wine ke lantai marmer putih ballroom ini. Seketika semua hening. Termasuk Shaendy yang masih pucat menatap Chanyeol. Aku berjalan kearah Shaendy. Mendaratkan ciuman dibibirnya. Tepat didepan Chanyeol dan semua orang yang ada disitu.

Kau bodoh atau apa sih Kris?

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
riezaimar #1
Chapter 28: bayangin kris pake kemeja putih tangan panjang yg digulung sampe siku trus sambil gendong anak. aackk.. suami idaman. nice story sil. can’t wait to read your another ff " i am your fans" ;D
ilabya2 #2
interesting