16 - I SWEAR I LOVE YOU

I WILL PROTECT YOU

Shaendy’s POV

Aku menjadi pendamping pengantin perempuan untuk Tiffany bersama dengan seorang perempuan yang paling terakhir ingin kulihat wajahnya. “So, kamu yang namanya Shaendy. Jadi kita akan bersaudara.” Ujarnya ceria. Aku menatap uluran tangannya dengan pandangan dingin, “Bahkan aku belum mengatakan aku menyetujui rencana pernikahanmu dengan oppaku.” Ujarku. Jessica tersenyum kecil lalu menarik tangannya kembali, “Kita tidak memerlukan persetujuanmu, anyway.” Katanya ringan.

“Lagipula kedua oppamu tidak khawatir tuh saat kau kabur dan tidak kembali.” Tambahnya lagi. Aku terdiam karena kalimatnya. Kedua oppaku memang tidak menghubungiku. Aku tahu mereka tengah marah besar saat ini dan mendiamkanku karena ulahku kali ini mungkin tidak bisa ditolerir. Jangan pikir aku tidak bertanya-tanya mengapa mereka tidak mengkhawatirkanku. Kalau dihitung mungkin sudah 20 hari aku pergi meninggalkan rumah. Yahhhh, who’s counting? Karena Oppaku juga tidak terlihat mencariku.

“Shaendy-ah, kau sudah siap belum?” ujar Tiffany ceria. Aku mengangguk, “Hei cantik, harusnya aku yang bertanya padamu.” Ujarku membalasnya, “Anyway, apakah Jessica selalu dingin kesemua orang?” tanyaku. Tiffany mengangguk, “Semuanya. Itulah kenapa banyak lelaki yang menyukainya.” Ujarnya. Yeah, termasuk Choojae oppaku. “Anyway, mari kita melaksanakan pernikahanmu.” Ujarku sambil mengangkat ujung gaunnya agar mempermudanya berjalan.

***

Kris’s POV

tumblr_msytd0QmEA1routtto1_500.jpg

Pintu terbuka dan pengantin masuk kedalam ruangan. Dibelakangnya diikuti dua pengiring, tunggu, itu kan… “Jessica dan Shaendy ya dibelakang Tiffy. Nice view for today.” Ujar Luhan sambil membisiki Lay, yang yahhhh tentu saja bisikannya sengaja agar aku mendengarnya. Aku menarik gelas didepanku dan menenggak habis wine yang disediakan. Tiffany tampak cantik namun aku lebih tertarik pada pendamping dibelakangnya.

“Jadi siapa yang focus kau lihat Kris? Shaendy atau Jessica?” Tanya Lay menginterupsi permainan dikepalaku. Aku menoleh padanya. Lay hanya mengangkat gelas winenya. Aku tahu baik Lay maupun Luhan punya kekuatan magis membaca pikiran, mempengaruhi pikiran sampai menyembuhkan. Entahlah, mereka punya kekuatan itu dari mana aku tak peduli. Biasanya aku merasa tidak terganggu akan keduanya, tapi hari ini mereka sangat menganggu.

***

Shaendy’s POV

Dari deretan tamu aku menangkap bayangan Kris. Lalu aku berusaha mengenyahkan pandanganku dan mencari-cari bayangan Woohyun. Karena bagaimanapun Kris sedang menatap Jessica-nya bukan aku. Fine. Aku mengibaskan rambutku dengan angkuh. Semoga kau melihat betapa aku tidak meperdulikanmu. Aku berjalan menuju altar mengiringi Tiffany yang tampak bahagia. Pernikahan berjalan khidmat dan resmi sudah sahabatku menikah dengan pria pilihannya. Kalau aku? Akankah aku menikah dengan orang pilihanku?

***

Kris’s POV

Aku melihat dengan jelas betapa cantiknya perempuan yang aku cintai dan yang pernah aku cintai. Aku hanya mampu meneguk wine ditanganku sambil tetap mengawasi gerak geriknya yang mulai kikuk, lalu perlahan Jessica menghampirinya. Mengucapkan sesuatu yang entah apa. Aku menyenggol Luhan yang menatap mereka dengan tersenyum aneh.

“Apa yang mereka bicarakan?” tanyaku penasaran. Luhan meneguk pelan champagnenya, “Lihat saja apa yang akan terjadi Wu Yifan.” Ujarnya sambil mengerlingku. Ah, aku hampir saja frustasi kalau tidak melihat…

***

Shaendy’s POV

Aku mengguyur kepala perempuan yang bernama Jessica dengan champagne ditanganku. Senyumku mengembang penuh kemenangan. Aku tidak peduli aku terlihat jahat atau apapun hanya saja itu yang perlu aku lakukan.

(flashback – ke beberapa menit sebelumnya)

Jessica menghampiriku dengan gaya angelicnya. Senyumnya merekah, hidungnya memerah, kutebak dia sudah mabuk rupanya. Dia menyenggolku sehingga anggur merah digelasnya sedikit terpercik kearah bagian dadaku. Aku terkejut, dan tanpa mengucapkan maaf dia hanya berdiri angkuh didepanku, “Kau tahu kenapa Kris menginginkanmu? Karena dia tahu aku akan segera menikah dengan Choonjae oppamu yang super bodoh itu. Kris hanya menjalankan rencana untuk membuatku cemburu. Sayangnya aku tidak cemburu tuh. And you are totally loser Park Shaendy.” Katanya.

Aku menggerakkan tanganku kearah kepalanya, kemudian mengguyur champagneku. “Tidak ada yang boleh mengatai keluargu bodoh atau loser. Kau bermain api dengan orang yang salah.”

(flashback end)

Nam Woohyun menurunkan tanganku yang masih menggantung diudara tepat diatas kepala Jessica. Aku menoleh, dan dia tersenyum, “Kau tahu, semua orang kini menganggapmu gila, sayang.” Ujarnya. Aku mengangguk, “Dan infotaintment akan segera menyadari ini, mari kita pergi sebelum tambah ramai.” Tambah Woohyun. Aku mengangguk dan ikut berlari bersamanya.

***

Kris’s POV

tumblr_mt6lcoig4L1rbyg2oo1_500.jpg

Aku berdiri menghadang Shaendy dan Woohyun yang bergegas menuinggalkan ruangan pesta. Shaendy tersenyum aneh menatapku, lalu membentak seketika, “Minggir!”. Aku bergeming menatapnya, “Apa yang dia katakan sampai kau marah begitu huh?” tanyaku. “Bukan urusanmu Kris.” Ujarnya. Woohyun melepas pegangan tangannya dan mendorong pelan Shaendy kearahku.

“Bawa dia Kris. Shaendy, jangan marah, pergilah dengan Kris. Aku akan mengurus semuanya disini dulu.” Ujar Woohyun. Aku terpengarah mendengar keputusannya. Aku meraih tangan Shaendy cepat dan membawanya berlari. Shaendy meronta minta dilepaskan, “Lepaskan aku Wu Yifan!” teriaknya panik. Dia menatap Woohyun kemudian menangis setelah Woohyun melambaikan tangan berusaha menenangkannya.

Jujur aku terluka saat ini. Bagaimana mungkin gadis ini terang-terangan kini membenciku dan berbalik mencintai orang yang dulu dia benci.

***

Shaendy’s POV

Pandanganku kosong, kini aku sudah tidak tahu Kris membawaku berlari kearah mana dan kini kami sedang berada dimana. Kami sudah tidak mampu berlari. Tepatnya aku sudah tidak sanggup berlari lagi mengingat aku menggunakan baju pengiring pengantin selutut dipadu sepatu setinggi 9 cm. Kami berdua hanya berjalan pelan menyusuri taman entah daerah apa. Kris membawaku duduk disalah satu tempat duduk berwarna hijau disebelah air mancur tengah taman. Aku lemas dan membisu. Kris duduk disebelahku dan terdiam menatap kosong air mancur didepan kami. Aku menghela nafas kuat-kuat.

tumblr_mt6189Qb8p1srqpkco1_500.jpg

10 Menit.

30 Menit.

1 Jam.

Dan entahlah aku sudah tidak menghitung berapa lama kami terduduk saling diam. Yang jelas terasa waktu ini terlalu lambat.

Kris kemudian mengambil inisiatif berjongkok didepanku tiba-tiba. Aku menatapnya diantara baying-bayang air mataku.

***

Kris’s POV

Hatiku nelangsa menatap matanya yang tergenang air mata disana. Dia tidak menangis, hanya saja air matanya menggenang begitu saja. Dia menatapku dengan pandangan yang tidak bisa diartikan. Entah itu marah, benci, muak atau sekalipun cinta tentu tak bisa kubedakan. Aku begitu merindukannya. Tapi dia menolak berada didekatku sejak kemarin itu.

“Park Shaendy, I swear I love you.” Dari sekian banyak kalimat rindu atau kalimat apapun yang ingin kuucapkan untuk memenangkan hatinya termasuk untuk membuatnya tenang saat ini, hanya 7 kata itulah yang keluar dari bibirku.

Shaendy menatapku. Dia menyeringai, menyeramkan sekali. “If you dare to love me, you will die because of it.” Ujarnya. Aku tak kuasa menahan sepasang lenganku untuk tidak memeluknya. Aku benci fakta dia membenciku saat ini, yang kuinginkan dia kembali tersenyum untukku.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
riezaimar #1
Chapter 28: bayangin kris pake kemeja putih tangan panjang yg digulung sampe siku trus sambil gendong anak. aackk.. suami idaman. nice story sil. can’t wait to read your another ff " i am your fans" ;D
ilabya2 #2
interesting