12 - ESCAPE

I WILL PROTECT YOU

Shaendy’s POV

Tanganku gementar merasakan ciuman yang dingin dari orang didepanku. Rasanya menyakitkan meskipun jujur aku menginginkannya. Perlahan air mataku luruh. Sepertinya Kris menyadari aku menangis, dia menarik bibirnya dan menatapku. “Maaf.” Ujarnya pelan. Aku bergeming, kemudian sepasang lengan kokoh meraihku. Aku menoleh melihat siapa yang menyentuhku kali ini. Woohyun kini tengah memelukku.

“Usir dia!” perintahnya pada semua security disekitar kami. Secara serentak, Kris dikepung. Dan ajaibnya Kris tidak melakukan perlawanan. Aku benar-benar merasa menjadi sebuah tontonan. “Kau puas sekarang Kris?” ujarku cukup lantang dan cukup menghentikan aksi pengusiran Kris. Semua mata hadirin memandangku. Aku yang masih menangis tidak berniat menyeka air mataku. “Puas kau mempermalukan hidupku Kris?” tanyaku lagi. Tangan-tangan security yang memegang Kris kini melepaskannya.

Kris bergerak maju kearahku dan Woohyun bersikap lebih protektif. Meskipun sudah tidak memelukku tapi kini Woohyun menggenggam tanganku. “Katakan kau menginginkannya.” Ujar Kris. Aku bergeming, aku memahami maksud kalimat Kris. Aku hanya melemparkan pandangan minta tolong untuk menghentikan semua kebodohan ini. Kris kini sudah mencapaiku. Dia berdiri menjulang dihadapanku dan Woohyun.

“Katakan kau ingin pergi.” Pinta Kris. Aku masih bergeming. Semua orang bergeming. “Bisakah kau berhenti Kris?” kali ini aku bertanya dengan putus asa.

***

Kris’s POV

Aku menatapnya saat dia memintaku untuk berhenti. Aku tahu dia menatapku dengan marah dan juga aku paham kini dia mencintaiku. Tapi diamnya begitu menyakitkan. “Katakan kau ingin pergi.” Pintaku sekali lagi dengan kalimat yang sama. Ada jeda yang lama antara kalimatku dan jawabannya. Baik aku maupun Woohyun menunggu jawaban finalnya.

“Kesalahankulah Kris membuatmu seperti ini maaf.” Dia berkata kemudian beranjak pergi sendirian.

***

Shaendy’s POV

Tidak ada acara Gala apapun. Tidak juga pertunangan bodoh. Yang ada adalah peristiwa terbodoh yang akan membuat semua orang tau betapa bodohnya kelakuan pewaris perusahaan kami sekarang. Aku berjalan menyeruak kerumunan. Entahlah sepertinya semua orang memberiku jalan. Woohyun tidak mengikutiku. Tidak juga kedua oppaku. Apalagi Kris. Aku benar-benar sendirian. Kuhentikan sebuah taksi yang berhenti lewat didepanku.

“Mau kemana nona?” Tanya supir taksi. Aku menyebutkan sebuah alamat. Aku ingin melarikan diri dari Negara ini untuk sementara.

***

Kris’s POV

Aku tidak tahu apa yang telah kuperbuat malam ini. Aku menunduk dan berjalan meninggalkan kerumunan orang yang menatapku aneh. Lalu sebuah tangan menahanku.

“Kalau benar kau mencintainya, seharusnya kau buktikan padanya. Rebut dia dariku secara fair.” Ujar woohyun dingin. Kemudian dia mengibaskan tanganku dan bergegas keluar.

Kau memang bodoh Wu Yifan.

***

Shaendy’s POV

Ini hari ke 5 dimana aku melarikan diri sejak Lava Gala yang kemudian berubah menjadi pertunjukan terbodoh sejagat. Aku mereguk soju tradisional buatan nenek dari temanku. Daegu menjadi tempat pelarian terbaikku sekarang. Tidak akan ada yang menyangka aku akan ke Daegu.

Malam itu, aku kembali ke apartemenku, mengepak semua pakaianku yang tersedia disana. Menarik uang tunai sebanyak limit yang aku bisa bawa. Memesan tiket ke Taipei dan dilanjutkan dengan connecting flight ke Jeju. Semua orang yang berusaha mentrackingku tentu aku akan mengira aku akan berdiam diri di Jeju.

Padahal sebenarnya, setelah mengurus urusan imigrasi di jeju aku langsung menggunakan kapal ferry menuju Daegu, memakan perjalanan lebih dari sehari. Dan disinilah aku, terdampar disebuah perkampungan kecil dimana menjadi kampung halaman sahabat penaku, Tiffany.

“Shaendy-ah… yuk kita makan malam dulu.” Ujar Tiffany ramah. Kemudian tangannya meraih gelas sojuku, “Peraturannya disini jangan minum soju sebelum makan malam.” Tambahnya. Aku terbahak merespon kalimatnya. “Maaf Tiffy, kau jadi menghentikan semua schedule menyanyimu untukku.” Ujarku. Tiffany mengibaskan tangannya, “Aniya… perusahaan memang belum memberiku cuti. Tidak seperti Jessica yang sering dapat cuti ke Canada.” Tukasnya.

“Makanlah…” ujar nenek pada kami. “Ne..” ujar kami bersamaan. Saat aku mengambil nasi dan tumis kacang merah dihadapanku terdengar sebuah suara dari arah pintu utama, “Annyeong haseyo.” Tiffany menghentikan makannya lalu bergegas membuka pintu utama, “Neon nuguya??” ujar Tiffany kaget. Aku yang mendengar suara Tiffany langsung bergegas menyusulnya bersama nenek. Saat aku mencapai pintu utama, aku melihat Tiffany menatap pria didepannya.

Aku hampir saja teriak marah melihat pria itu. Namun dengan cepat aku mengendalikan diri. “Woohyun-ssi!” ujarku. Woohyun menatapku tersenyum. “Aku tidak bermaksud menjemputmu, aku hanya ingin mengajakmu berbicara. Bisakah?” tanyanya. Tiffany memandangku, melemparkan pandangan penuh pertanyaan. “Aku pergi dulu Tiffy, makanlah dengan nenek. Aku akan kembali.” Ujarku.

Kemudian aku bergegas keluar dan diikuti Woohyun. “Bagaimana kau tahu aku disini.” Tanyaku. Dia berjalan mendahuluiku. “Aku punya pabrik pertanian disekitar sini. Salah seorang manajer yang baru tiba dari Canada hari ini melihatmu membeli soju di supermarket tadi siang. Karena aku berada di Jeju untuk mencarimu, manajer itu langsung memberitahuku kau disini.” Jelasnya. Aku terdiam sebentar lalu berjalan kembali. “Apa yang ingin kau katakan? Kau tahu aku tidak akan pulang.” Tanyaku.

Woohyun menghentikan langkahnya, lalu membalikkan badannya dan tersenyum padaku. Tangannya memegang bauku dengan mantap dan anehnya terasa hangat. “Every single day, you ask me; ‘Do you really like me that much? Why do you like me? What’s the reason for you liking me?’… And up until now, you still don’t know the answer to that? I like you just because you’re you.” Ujarnya.

Aku diam menatapnya. Dia tersenyum padaku lebih banyak lagi. Kemudian perlahan dia memelukku. Dan entahlah aku membalas pelukannya. Dia mempererat pelukannya manakala menyadari aku menangis. “Aku tidak mau kehilangan cinta pertamaku.” Ujarnya disela-sela pelukan kami.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
riezaimar #1
Chapter 28: bayangin kris pake kemeja putih tangan panjang yg digulung sampe siku trus sambil gendong anak. aackk.. suami idaman. nice story sil. can’t wait to read your another ff " i am your fans" ;D
ilabya2 #2
interesting